Anda di halaman 1dari 21

EPISTAKSIS

• Perdarahan dari hidung dan nasofaring


• 10 – 20% populasi : 1 x episode epistaksis per tahun (10%  dokter  1% :
THT)
• 90 - 95% epistaksis anterior (Pl. Kiesselbach / Little’s area)
• 5 – 10% epsitaksis posterior (Woodruff’s plexus)
• Bukan penyakit, melainkan GEJALA dari suatu kelainan
• Diagnosis : mudah  95 % dari anterior rongga hidung
• Penatalaksanaan bergantung lokasi & berat ringannya
NASAL VASCULATURE
• Kesselbach’s Plexus/ Little’s Area:
• Anterior Ethmoid A
• Superior Labial A
• Sphenopalatine A
• Greater Palatine

• Woodruff’s Plexus (posterior nasal


cavity)
• Posterior Nasal of Sphenopalatine A
• Ascending Pharyngeal A
ETIOLOGI
• LOKAL :
• Vaskular : aneurisma
• Infeksi / inflamasi : alergi, rinitis / rinosinusitis
• Trauma : “nose picking / blowing”, fraktur nasal, trauma hidung / wajah
• Iatrogenik : post op / rekonstruksi hidung
• Neoplasma : juvenile nasopharyngeal angiofibroma, hemangioma
• Cold / dry air, kelainan anatomi hidung
• Benda asing
• SISTEMIK :
• Vaskular : hipertensi / arteriosklerosis, hereditary hemorrhagic telangiectasia
• Infeksi / inflamasi : SLE, demam tifoid, DHF
• Koagulopati : trombositopenia (hemofilia, leukimia)
• Gangguan hormonal : hamil, menarche, menopause
• Obat – obatan : antikoagulan  aspirin, warfarin
• Idiopatik
GAMBARAN KLINIK

ANTERIOR POSTERIOR (susah dilokalisasi)


• Usia muda • Usia tua
• Paling banyak ( 90% ) • Sekitar 5 – 10%
• Biasanya berasal dari Pleksus • Biasanya berasal dari Pleksus
Kiesselbach Woodruff
• Etiologi trauma • spontan
• “Less severe” • Darah bisa masuk ke faring
• “More serious”
TATA LAKSANA

1. Anamnesis
2. Menghentikan perdarahan
3. Mencegah komplikasi
4. Mencegah berulangnya epistaksis
ANAMNESIS
• Penanganan epistaksis yang tepat akan bergantung pada suatu anamnesis
yang cermat. Hal-hal penting adalah sebagai berikut:
1. Riwayat perdarahan sebelumnya
2. Lokasi perdarahan
3. Apakah darah terutama mengalir ke dalam tenggorokan (ke posterior) atau keluar
dari hidung depan (anterior) bila pasien duduk tegak?
4. Lama perdarahan dan frekuensinya
5. Kecenderungan perdarahan
6. Riwayat gangguan perdarahan dalam keluarga
7. Hipertensi
8. Diabetes melitus
9. Penyakit hati
10. Penggunaan antikoagulan
11. Trauma hidung yang belum lama
12. Obat-obatan, mis., aspirin, fenilbutazon (Butazolidin)
I. MENGHENTIKAN PERDARAHAN
a. Bersihkan hidung dari darah / bekuan darah dengan alat pengisap ( suction ) 
posisi pasien duduk
b. Cari sumber perdarahan
c. Tampon hidung : kapas + adrenalin
1. KAUTERISASI

Ada dua cara :


a. Kauterisasi kimia :
 AgNO3 20 - 30 %
 Trichlor acetic acid 10 %
b. Kauterisasi listrik ( electrocauter )

Catatan :
Kauterisasi hanya efektif untuk
epistaksis anterior dan volume darah yang sedikit
2. TAMPON ANTERIOR

• Pada perdarahan yang minimal


• kasa vaseline + salap antibiotika
• selama 3 – 4 hari
3. TAMPON POSTERIOR

• Tampon Bellocq
 utk perdarahan posterior
 sumber perdarahan sulit dicari
/ diatasi
• Prinsip : menutup koana dan
mencegah darah dari hidung ke
nasofaring
• Tampon dikeluarkan 2 - 3 hari
4. BALON HIDUNG

• Disebut juga Balon Epistaksis


• Dirancang untuk menekan daerah arteri sfenopalatina di posterior, regio septum anterior atau
daerah etmoid
5. SPONS PENEKAN

• Sangat efektif untuk epistaksis anterior dan posterior


• Prinsip :
• penyerapan cairan  pengembangan dari busa
• busa ini tidak dikeluarkan lagi  diserap oleh mukosa rongga hidung
6. OPERASI

• Prinsip : Jika dalam 4 - 5 hari perdarahan tidak berhenti atau


perdarahan hebat
• Teknik:
a. Ligasi pembuluh darah
b. Angiografi dan embolisasi
c. Reseksi submukosa
d. Kauterisasi endoskopi dan ligasi
a. Ligasi pembuluh darah
• Bila epistaksis berat dan berulang serta tidak dapat diatasi dengan tampon
anterior maupun posterior
• Ligasi arteri etmoid anterior / posterior
• Ligasi arteri maksilaris interna
• Ligasi arteri karotis eksterna
b. ANGIOGRAFI DAN EMBOLISASI
 arteri karotis eksterna
II. MENCEGAH KOMPLIKASI
• Perdarahan hebat  shock, anemia, tensi  mendadak
• iskemia serebri, insufisiensi koroner, infark miokard
• kematian
• Terapi : IVFD / transfusi secepatnya
• Pemasangan tampon  infeksi  antibiotika
• Komplikasi lain :
- hemotimpanum : darah masuk melalui saluran eustachius
- bloody tears : darah masuk melalui duktus nasolakrimalis
- laserasi palatum mole / sudut bibir  tampon terlalu kencang
III. MENCEGAH BERULANGNYA EPISTAKSIS
• Epistaksis bukan penyakit, tapi gejala suatu penyakit. Oleh karena itu
perlu dicari penyebabnya dan dilakukan pengobatan yang sesuai
• Sering ditemukan anemia def. Fe

Anda mungkin juga menyukai