Anda di halaman 1dari 28

Adsorption & Absorption

Kelompok IV
Achmad Gussagi Cassaeranto
Al-Ichsan Aqiflah A
Bil Habibi
Falda Rijal S
Pendahuluan
Absorpsi dan Adsorpsi Keduanya merupakan
proses penyerapan fisio-kimia di mana jumlah yang relatif
kecil dari satu jenis dilarutkan ke dalam jenis lain dari
jumlah yang relatif lebih tinggi. Dan tentunya antara
absorpsi dan adsorpsi memiliki perbedaan, seperti yang
akan dipaparkan berikut ini.
Perbedaan Adsorpsi & Absorpsi
~Dalam absorpsi, suatu zat (materi atau energi) dibawa
ke zat lain. Namun dalam adsorpsi interaksi terjadi
hanya pada tingkat permukaan yang sedang
berlangsung.

~Kedua zat yang terlibat dalam absorpsi dikenal sebagai


absorbat dan absorben; sedangkan, dalam adsorpsi, dua
zat yang dikenal sebagai adsorbat dan adsorben.
Adsorpsi
Adsorpsi adalah merupakan suatu proses yang terjadi ketika
suatu fluida (cairan maupun gas) terikat pada padatan dan akhirnya
membentuk suatu lapisan tipis pada permukaan tersebut. Contohnya:
pembersihan air dengan karbon aktif, dll
Dalam adsorpsi digunakan istilah adsorbat dan adsorban,
dimana adsorbat adalah substansi yang terjerap atau substansi yang
akan dipisahkan dari pelarutnya, sedangkan adsorban adalah
merupakan suatu media penyerap yang dalam hal ini berupa senyawa
karbon (Webar, 1972).
Adsorpsi banyak dijumpai dalam keidupan sehari-
hari. Adapun contoh dan peristiwa adsorpsi seperti pada
penjernihan air, pemulihan gula, kromatografi, dan dalam
bentuk kosmetik, seperti ammonium klorida yang
digunakan untuk bahan deodorant yang berfungsi
mengadsorpsi protein dalam keringat sehingga
menghambat produk dari kelenjar keringat.

Ditinjau dari bahan yang teradsorpsi dan bahan


pengadsorben adalah dua fasa yang berbeda, oleh sebab
itu dalam peristiwa adsorbsi, materi teradsorpsi hanya
akan terkumpul dan menempel di permukaan adsorben.
Menurut prosesnya adsorpsi ada 2 macam:
Adsorpsi fisika
Adsorpsi fisika terjadi apabila gaya intermolekuler lebih besar dari gaya
tarik antar molekul atau gaya tarik menarik yang relative lemah antara
adsorbat dengan permukaan adsorben. Gaya ini disebut gaya Van Der
Waals, sehingga adsorbat dapat bergerak dari satu bagian permukaan ke
bagian permukaan lain dari adsorben. Panas adsorpsi rendah, berlangsung
cepat, dan kesetimbangan adsorpsi bersifat reversible (dapat bereaksi balik),
dan dapat membentuk lapisan jamak (multilayer). Contoh : adsorpsi gas
pada choncosl.

Adsorpsi kimia
Adsorpsi kimia terjadi karena adanya reaksi antara molekul-molekul
adsorbat dengan adsorben, dimana terbentuk ikatan kovalen dengan
ion. Adsorbsi ini bersifat tidak reversible dan hanya membentuk
lapisan (monolayer). Umumnya terjadi pada temperatur tinggi,
sehingga panas adsorpsi tinggi. Adsorpsi ini terjadi dengan
pembentukan senyawa kimia, hingga ikatannya lebih kuat. Contoh :
adsorpsi O2 pada Hg, HCl, Pt, C.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Adsorpsi:
a. Adsorben
Tiap jenis adsorben punya karakteristik tersendiri, artinya sifat
dasar dari adsorben yang berperan penting.
Kriteria adsorben yang baik :
1. Adsorben-adsorben digunakan biasanya dalam wujud butir
berbentuk bola, belakang dan depan, papan hias tembok, atau
monolit-monolit dengan garis tengah yang hidrodinamik antara 05
dan 10 juta.
2. Harus mempunyai hambatan abrasi tinggi.
3. Kemantapan termal tinggi.
4. Diameter pori kecil, yang mengakibatkan luas permukaan yang
diunjukkan yang lebih tinggi dan kapasitas permukaan tinggi
karenanya untuk adsorbsi.
5. Adsorben-adsorben itu harus pula mempunyai suatu struktur pori
yang terpisah jelas yang memungkinkan dengan cepat pengangkutan
dari uap air yang berupa gas.
b. Adsorbat
Dapat berupa zat padat elektrolit maupun non-elektrolit. Untuk zat
elektrolit adsorpsinya besar,karena mudah mengion, sehingga antara
molekul-molekulnya saling tarik menarik, untuk zat non-elektrolit
adsorpsinya sangat kecil.

c. Konsentrasi
Makin tinggi konsentrasi larutan, kontak antara adsorben dan adsorbat
akan makin besar, sehingga adsorpsinya juga makin besar.

d. Luas Permukaan
Semakin luas permukaan adsorben, gaya adsorpsi akan besar sebab
kemungkinan zat untuk diadsorpsi juga makin luas. Jadi, semakin halus
suatu adsorben, maka adsorpsinya makin besar.

e. Temperatur
Temperatur tinggi, molekul adsorbat bergerak cepat, sehingga
kemungkinan menangkap atau mengadsorpsi molekul-molekul semakin
sulit.
APLIKASI ADSORPSI
1. Pemutihan gula tebu
Gula yg masih berwarna dilarutkan dalam air kemudian
dialirkan melalaui tanah diatomae dan arang tulang. Zat-zat
warna dalam gula akan diadsorpsi sehinga diperoleh gula
yang putih bersih.
2. Norit
tablet yg terbuat dari karbon aktif norit. Di dalam usus norit
membentuk sistem koloid yg dapat mengadsorpsi gas/zat
racun.
3. Penjernihan air
dengan menambahkan tawas/ Aluminium sulfat (akan
terhidrolisis membentuk Al(OH)3 yang berupa koloid).
Koloid ini dapat mengadsorpsi zat-zat warna / zat pencemar
dalam air.
Proses adsorpsi dibedakan menjadi 3 tahap :
1. Tahap Adsorpsi
Tahap dimana terjadi proses adsorpsi
Ø Adsorbate tertahan pada permukaan adsorbent (tertahannya gas atau uap atau
molekul pada permukaan padatan).
Ø Pada proses adsorpsi umumnya dilakukan untuk senyawa organic dengan berat
molekul (BM) lebih besar dari 46 dan dengan konsentrasi yang kecil.. Semakin
besar BM maka proses adsorpsi akan semakin baik.

2. Tahap Desorpsi
Ø Tahap ini merupakan kebalikan pada tahap adsorpsi, dimana adsorbate
dilepaskan dari adsorbent (lepasnya gas atau uap atau molekul pada permukaan
padatan). Desorpsi dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantarnya adalah :
Ø Menaikkan temperature adsorbent di atas temperature didih adsorbent, dengan
cara mengalirkan uap panas/ udara panas atau dengan pemansan
Ø Menambahkan bahan kimia atau secara kimia
Ø Menurunkan tekanan

3. Tahap Recovery
Tahap ini merupakan tahap pengolahan dari gas, uap atau molekul yang telah di
desorpsi, dimana reconvery dapat di lakukan dengan :
Ø Kondensasi
Ø Dibakar
Ø Solidifikasi
ABSORPSI
Absorpsi adalah proses pemisahan bahan dari suatu
campuran gas dengan cara pengikatan bahan tersebut pada
permukaan absorben cair yang diikuti dengan pelarutan atau
Absorpsi adalah proses pemisahan bahan dari suatu campuran
gas dengan cara pengikatan bahan tersebut pada permukaan
absorben cair yang diikuti dengan pelarutan

Kelarutan gas yang akan diserap dapat disebabkan hanya


oleh gaya-gaya fisik (pada absorpsi fisik) atau selain gaya tersebut
juga oleh ikatan kimia (pada absorpsi kimia). Misalnya ada kopi
tumpah, terus tumpahan itu dibersihkan dengan kertas tissue atau
kain. Kopi meresap ke kertas tissue/kain hingga tissue/kain
menjadi basah.
Komponen gas yang dapat mengadakan ikatan kimia
akan dilarutkan lebih dahulu dan juga dengan kecepatan
yang lebih tinggi. Karena itu absorpsi kimia mengungguli
absorpsi fisik. Dalam absorpsi, suatu zat (materi atau
energi) dibawa ke zat lain
contohnya : absorpsi gas CO, H2S dengan laurtan;
absorpsi asam dengan alkohol
Jenis-jenis Absorpsi
1. Absorbsi fisik
Absorbsi fisik merupakan absorbsi dimana gas terlarut dalam cairan
penyerap tidak disertai dengan reaksi kimia. Contoh absorbsi ini
adalah absorbsi gas H2S dengan air, metanol, propilen, dan karbonat.
Penyerapan terjadi karena adanya interaksi fisik, difusi gas ke dalam
air, atau pelarutan gas ke fase cair.
Reaksi : H2S + H2O →
2. Absorbsi kimia
Absorbsi kimia merupakan absorbsi dimana gas terlarut didalam
larutan penyerap disertai dengan adanya reaksi kimia. Contoh
absorbsi ini adalah absorbsi dengan adanya larutan MEA, NaOH,
K2CO3, dan sebagainya. Aplikasi dari absorbsi kimia dapat dijumpai
pada proses penyerapan gas CO2 pada pabrik amoniak.
Reaksi :CO2(g) + NaOH(aq) → NaHCO3(aq)
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH
PADA OPERASI ABSORPSI
1) Laju alir air. Semakin besar,penyerapan semakin
baik.
2) Komposisi dalam aliran air. Jika terdapat senyawa
yang mampu beraksi dengan CO2(misalnya NaOH) maka
penyerapan lebih baik.
3) Suhu operasi.Semakin rendah suhu
operasi,penyerapan semakin baik.
4) Tekanan operasi.Semakin tinggi tekanan operasi,
penyerapan semakin baik sampai pada batas tertentu.
Diatas tekanan maksimum (untuk hidrokarbon biasanya
4000-5000 kPa), penyerapan lebih buruk.
5) Laju alir gas. Semakin besar laju alir gas,penyerapan
semakin buruk.
Absorben
Absorben adalah cairan yang dapat melarutkan bahan yang akan diabsorpsi
pada permukaannya, baik secara fisik maupun secara reaksi kimia.Absorben
sering juga disebut sebagai cairan pencuci.
Persyaratan absorben :
1. Memiliki daya melarutkan bahan yang akan diabsorpsi yang sebesar mungkin
(kebutuhan akan cairan lebih sedikit, volume alat lebih kecil).
2. Selektif
3. Memiliki tekanan uap yang rendah
4. Tidak korosif.
5. Mempunyai viskositas yang rendah
6. Stabil secara termis.
7. Murah
Jenis-jenis bahan yang dapat digunakan sebagai absorben adalah air (untuk gas-
gas yang dapat larut, atau untuk pemisahan partikel debu dan tetesan cairan),
natrium hidroksida (untuk gas-gas yang dapat bereaksi seperti asam) dan asam
sulfat (untuk gas-gas yang dapat bereaksi seperti basa).
Sifat-Sifat Absorben
Absorber yang baik harus memiliki daya larut yang tinggi terhadap komponen
yang hendak ditransfer (solute) pelarutan yang tinggi dapat dicapai dengan
melibatkan reaksi kimia, namun jika digunakan reaksi kimia, reaksi tersebut harus
reversible pada suhu tinggi, sehingga solute dapat diambil lagi dari absorben.

Absorben semestinya bersifat non-volatil, untuk mengurangi hilangnya


absorben bersama gas.

Absorben juga harus murah, karena hilangnya sejumlah absorben tidak


terhindarkan.

Absorben harus bersifat non-korosif, inert, kecuali terhadap solute.

memiliki viskositas yang rendah pada kondisi operasi,

memiliki titik beku rendah


Aplikasi Absorbsi
Formalin
Formalin Yang berfase cair berasal dari formaldehid yang
berfase gas dapat dihasilkan melalui proses absorbsi.Teknologi
proses pembuatan formalin Formaldehid sebagai gas input
dimasukkan ke dalam reaktor. Output dari reaktor yang berupa
gas yang mempunyai suhu 1820C didinginkan pada kondensor
hingga suhu 55 0C,dimasukkan ke dalam absorber.Keluaran
dari absorber pada tingkat I mengandung larutan formalin
dengan kadar formaldehid sekitar 37 – 40%. Bagian terbesar
dari metanol, air,dan formaldehid dikondensasi di bawah air
pendingin bagian dari menara, dan hampir semua removal dari
sisa metanol dan formaldehid dari gas terjadi dibagian atas
absorber dengan counter current contact dengan air proses.
Pembuatan asam nitrat
(absorpsi NO dan NO2).Proses pembuatan asam
nitrat Tahap akhir dari proses pembuatan asam nitrat
berlangsung dalam kolom absorpsi. Pada setiap tingkat
kolom terjadi reaksi oksidasi NO menjadi NO2 dan
reaksi absorpsi NO2 oleh air menjadi asam nitrat.
Kolom absorpsi mempunyai empat fluks masuk dan dua
fluks keluar. Empat fluks masuk yaitu air umpan
absorber, udara pemutih, gas proses, dan asam lemah.
Dua fluks keluar yaitu asam nitrat produk dan gas
buang. Kolom absorpsi dirancang untuk menghasilkan
asam nitrat dengan konsentrasi 60 % berat dan
kandungan NOx gas buang tidak lebih dari 200 ppm.
• Aplikasi absorbsi lainnya seperti proses
pembuatan urea,produksi ethanol,
minumanberkarbonasi, fire extinguisher,dry
ice,supercritical carbon dioxide dan masih banyak
lagi aplikasi absorbsi dalam industri.

• Selain itu absorbsi ini juga digunakan untuk


memurnikan gas yang dihasilkan dari fermentasi
kotoran sapi. Gas CO2 langsung bereaksi dengan
larutan NaOH sedangkan CH4 tidak. Dengan
berkurangmya konsentrasi CO2sebagai akibat
reaksi dengan NaOH, makaperbandingan
konsentrasi CH4 dengan CO2 menjadi lebih besar
untuk konsentrasi CH4. Absorbsi CO2 dari
campuran biogas ke dalam larutan
NaOH dapat dilukiskan sebagaiberikut:
CO2(g)+ NaOH(aq)→ NaHCO3(aq)

NaOH(aq)+ NaHCO3→Na2CO3(s)+ HO(l)+


CO2(g)+ 2NaOH(aq)→Na2CO3(s)+ H2O(l)

Dalam kondisi alkali atau basa, pembentukan


bikarbonat dapat diabaikan karena bikarbonat
bereaksi dengan OH–membentuk CO32-.
Kolom Absorbsi
Adalah suatu kolom atau tabung tempat terjadinya proses
pengabsorbsi (penyerapan/penggumpalan) dari zat yang
dilewatkan di kolom/tabung tersebut. Struktur yang
terdapat pada kolom absorber dibagi menjadi tiga bagian
yaitu:

-Bagian atas: Spray untuk megubah gas input menjadi fase


cair
-Bagian tengah: Packed tower untuk memperluas
permukaan sentuh sehingga mudah untuk diabsorbsi
-Bagian bawah: Input gas sebagai tempat masuknya gas ke
dalam reaktor.
-Bagian atas: Spray untuk megubah gas input menjadi fase
cair
-Bagian tengah: Packed tower untuk memperluas
permukaan sentuh sehingga mudah untuk diabsorbsi
-Bagian bawah: Input gas sebagai tempat masuknya gas ke
dalam reaktor.
Keterangan :
• (a) input gas
• (b) gas keluaran
• (c) pelarut
• (d) hasil absorbsi
• (e) disperser
• (f) packed column
Prinsip Kerja Kolom Absorpsi
• Kolom absorbsi adalah sebuah kolom, dimana ada zat yang berbeda
fase mengalir berlawanan arah yang dapat menyebabkan komponen
kimia ditransfer dari satu fase cairan ke fase lainnya, terjadi hampir
pada setiap reaktor kimia. Proses ini dapat berupa absorpsi gas,
destilasi, pelarutan yang terjadi pada semua reaksi kimia.

• Campuran gas yang merupakan keluaran dari reaktor diumpankan


kebawah menara absorber. Didalam absorber terjadi kontak antar dua
fasa yaitu fasa gas dan fasa cair mengakibatkan perpindahan massa
difusional dalam umpan gas dari bawah menara ke dalam pelarut air
sprayer yang diumpankan dari bagian atas menara. Peristiwa absorbsi
ini terjadi pada sebuah kolom yang berisi packing dengan dua tingkat.
Keluaran dari absorber pada tingkat I mengandung larutan dari gas
yang dimasukkan tadi.
Soal-Soal
1. Ada berapa jenis adsorpsi ?
A. 4 C. 6 E. 8
B. 2 D. 1
2. Yang manakah termasuk sifat-sifat adsorben ?
A. Adsorben semestinya bersifat non-volatil, untuk
mengurangi hilangnya absorben bersama gas.
B. memiliki titik beku tinggi
C. memiliki viskositas yang sedang pada kondisi operasi
D. Diameter pori kecil, yang mengakibatkan luas
permukaan yang diunjukkan yang lebih tinggi dan
kapasitas permukaan tinggi
E. Adsorben semestinya bersifat non-reversibel, untuk
mengurangi hilangnya absorben bersama cair.
3. Pengertian Adsorpsi adalah ?
A. Kelarutan gas yang akan diserap dapat disebabkan hanya
oleh gaya-gaya fisik
B. Komponen gas yang dapat mengadakan ikatan kimia
C. suatu kolom atau tabung tempat terjadinya proses
pengabsorbsi
D. proses pemisahan bahan dari suatu campuran gas
dengan cara pengikatan bahan tersebut pada permukaan
absorben cair yang diikuti dengan pelarutan
E. melarutkan bahan yang akan diabsorpsi pada
permukaannya
4. Dimanakah Proses pembuatan asam nitrat di Tahap akhir ?
A. Di absorben
B. Di sentrifugasi
C. Di tabung
D. Di jonggol
E. Di kolom absorpsi
5. Contoh absorbsi ini adalah absorbsi gas H2S dengan air, metanol,
propilen, dan karbonat. Penyerapan terjadi karena adanya interaksi
fisik, difusi gas ke dalam air, atau pelarutan gas ke fase cair.
Reaksi : H2S + H2O →
Merupakan contoh dari pengaplikasian jenis absorpsi dari ?
A. Absorpsi Kimia
B. Absorpsi Fisika
C. Absorpsi Biologis
D. Absorpsi Kimiawi
E. Absorpsi Fisik

Anda mungkin juga menyukai