Anda di halaman 1dari 35

METODOLOGI PENELITIAN, DESAIN

STUDI, DAN STUDI ANALITIK

Oleh:
AL AAQHIDUL FADHLI
1920322023
Overview
1. Studi Epidemiologi Observasional
2. Studi Epidemiologi Deskriptif Vs Analitik
3. Desain Studi Observasional dan jenisnya
4. Desain Studi Eksperimen dan jenisnya
5. Teknik Pengambilan Sampel dan Pengumpulan Data Dalam
Epidemiologi
6. Metodologi Survei Epidemiologi Kesehatan Nasional
7. Studi Ketahanan Hidup Dalam Epidemiologi
8. Etika Penelitian Epidemiologi
1. Studi Epidemiologi Observasional

 Menggunakan pendekatan alamiah, mengamati


perjalanan alamiah peristiwa
 Membuat catatan siapa terpapar dan tidak
terpapar faktor penelitian
 Meneliti Siapa yang mengalami dan tidak
mengalami penyakit
2. Studi Epidemiologi Deskriptif
Vs Studi Epidemiologi Analitik

Studi Deskriptif : pengetahuan, data, dan informasi


tentang perjalanan/ pola penyakit, kondisi, cedera,
ketidakmampuan, kematian dalam klpk atau
populasi

Studi Analitik : menguji hubungan sebab akibat dan


berpegang pada pengembangan data baru.
Studi Epidemiologi Deskriptif
 Tujuan: mendeskripsikan distribusi, pola,
kecenderungan, perjalanan, dan dampak penyakit
menurut karateristuik populasi, letak geografis dan
waktu
 Mempelajari penyebaran penyakit menurut:
◦ Orang (person)
◦ Tempat (place)
◦ Waktu (time)
Manfaat Epidemiologi deskriptif
1. Memberikan masukan untuk perencanaan dan alokasi
sumberdaya kesehatan tentang penyebaran dan
kecenderungan penyakit di suatu populasi tertentu
2. Memberikan petunjuk awal untuk perumusan
hipotesis bahwa suatu paparan adalah faktor risiko
penyakit
3. Membuktikan hubungan kausal
Kategori epidemiologi deskriptif berdasarkan unit
pengamatan atau analisis
• Populasi:
• Studi ekologis
• Time series
• Individu:
• Laporan kasus
• case series
• surveilans
Studi Epidemiologi Analitik
 Tujuan:
1. Menjelaskan faktor-faktor risiko dan
kausa penyakit
2. Memprediksi kejadian penyakit
3. Memberikan saran strategi intervensi
yang efektif untuk pengendalian penyakit
3. Desain Studi Epidemiologi
Observasional dan Jenisnya
Kriteria Memilihi Desain Studi
1.Masalah penelitian atau hipotesis
2.Waktu yang tersedia untuk penelitian
3.Sumberdaya yang tersedia untuk penelitian
4.Penyakit umum atau langka
5.Jenis variabel hasil yang diteliti
6.Kualitas data yang akan diperoleh dari berbagai sumber

Jenis studi epidemiologi observasional


Studi potong lintang (cross sectional studi)
Studi kasus kontrol
Studi kohort
Studi Observasi
A. Studi cross sectional (potong-lintang)
• Studi cross sectional: studi epidemiologi yang
mempelajari prevalensi, distribusi, maupun hubungan
penyakit dan paparan (faktor peneliti) dengan cara
mengamati status paparan, penyakit atau karateristik
terkait kesehatan lainnya secara serentak pd individu-
individu dari suatu populasi pada satu saat
Jenis studi cross sectional
 Studi cross sectinal deskriptif: mempelajari prevalensi
penyakit atau paparan, atau kedua duanya pada suatu populasi
tertentu
 Prevalensi adalah kasus /populasi total
 Kasus = individu berpenyakit

 Studi cross sectinal analitik:


 Mengumpulkan data prevalensi paparan dan penyakit untuk tujuan
perbandingan perbedaan-perbedaan penyakit antara kelompok
terpapar dengan tidak terpapar
Keuntungan studi cross sectional

 Mudah dilakukan dan relatif murah


 Dapat memberikan informasi tentang frekuensi dan
distribusi penyakit yang terjadi pada masyarakat,
serta informasi ttg faktor risiko atau karateristik lain
yang mungkin menyebabkan terjadinya kesakitan pada
masyarakat
 Dapat dipakai untuk mengetahui stadium dini atau
kasus subklinik dari suatu penyakit. Seperti
pemeriksaan pap-smear pada kanker leher rahim
Kerugian studi cross sectional studi:
• Tidak bisa dipakai untuk penelitian terhadap penyakit
yang terjadi secara akut dan cepat sembuh
• Tidak menjelaskan mana yg lebih dulu terjadi antara
penyakit dengan variabel yang sedang diteliti
• Sering terjadi bias observasi dan bias respon
B. Studi kasus kontrol
 studi epidemiologi analitik untuk mengetahui faktor risiko dan
masalah kesehatan yang diduga mempunyai hubungan erat
dengan penyakit yang terjadi di masyarakat, terutama untuk
penyakit yang jarang dijumpai dan berkembang secara laten
dimasyarakat
 Sifat studi retrospektif: yaitu menelusuri ke belakang penyebab-
penyebab yang dapat menimbulkan suatu penyakit di
masyarakat
 Studi kasus kontrol adalah studi epidemiologi analitik yang
dalam menganalisis hubungan kausal menggunakan logika
terbalik, yaitu menentukan penyakit terlebih dulu baru kemudian
mengidentifikasi penyebabnya.

 Ex : Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya Penyakit


jantung koroner .
Desain studi kasus kontrol
Populasi
sumber

Kontrol
Kasus (tdk
(berpenyakit) berpenyakit)

Tidak Tidak
terpapar terpapar
terpapar terpapar
Keuntungan studi kasus kontrol
• Dapat dilakukan dalam waktu yang relatif
singkat
• Relatif murah dibandingkan dengan desain
analitik lainnya
• Cocok untuk meneliti penyakit langka
• Cocok untuk meneliti penyakit-penyakit
yang memeliki periode laten/panjang
• Dapat meneliti berbagai kemungkinan
faktor etiologis sebuah penyakit
Kerugian studi kasus kontrol
 Tidak efisien untuk mengevaluasi paparan
langka
 Tidak bisa menghitung laju insiden penyakit
secara langsung pada kel. Terpapar dan tidak
terpapar, kecuali jk studi berbasis populasi
 Kadang-kadang sulit memastikan hubungan
temporal antara paparan dengan penyakit
 Lebih rawan bias dibandingkan studi analitik
lainnya terutama bias seleksi, informasi
 Sulit menentukan kontrol yang tepat
C. Studi Kohort
 Merupakan studi epidemiologi analitik
observasional yang mempelajari hubungan
antara paparan dan penyakit, dengan
memilih dua atau lebih kelompok studi
berdasarkan perbedaan status paparan,
kemudian diikuti sepanjang periode waktu
tertentu untuk melihat berapa banyak
subyek dalam masing-masing kelompok
yang mengalami penyakit

 Ex : merokok dan Ca Paru, dilihat diantara


kelompok terpapar dan terpapar  berapa
kasus yang menderita Ca Paru
Keuntungan studi kohort
• Cocok untuk memilih paparan langka
• Dapat meneliti berbagai pengaruh sebuah
paparan
• Dapat memastikan sekuens temporal
antara paparan dan penyakit
• Jika prospektif, meminimalkan bias dalam
menentukan status paparan
• Memungkinkan perhitungan langsung laju
insiden penyakit pada kelompok terpapar
dan tidak terpapar
kerugiannya
 Tidak efisien untuk mengevaluasi
penyakit langka
 Jika prospektif, sangat mahal dan
memerlukan waktu lama
 Jika restrospektif, membutuhkan
ketersediaan catatan lengkap dan
akurat
 Validitas bisa terancam oleh subyek2
yang hilang waktui follow up
5. Desain Studi Eksperimental
dan Jenisnya
 Merupakan studi non observasional
dimana peneliti dapat melakukan
manipulasi atau mengontrol faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi hasil penelitian
 Studi yang paling baik untuk menentukan
cause effect relationship serta test
hipotesis yang berhubungan dengan
etiologi, kontrol terhadap penyakit
Jenis studi eksperimental
A. Clinical trial
 Therapeutic trial: uji coba cara pengobatan
atau prosedur klinik pada pasien/penderita
penyakit tertentu untuk mengurangi gejala
penyakit dan mempertahankan kehidupan
penderita
 Contoh: simple mastectomy pada kanker payudara
 Intervention trial: uji coba pemberian obat
tertentu untuk mencegah terjadinya
komplikasi dan berkembangnya penyakit
menjadi parah pada orang yang mempunyai
risiko tinggi
 Contoh: pemberian obat hipertensi pada orang dengan tekanan
darah tinggi untuk mencegah terjadinya stroke
 Preventive trial: uji coba pemberian obat atau
prosedur klinik pada orang yang tidak mempunyai
risiko dan belum menderita suatu penyakit
◦ Contoh: pemberian Tetanus Toxoid pada ibu
hamil untuk menurunkan frekuensi Tetanus
Neonatorum
Con’t

 B. Community Trial
 Studi eksperimental yang ditujukan pada
sekelompok masyarakat untuk
mengetahui effisiensi suatu obat atau
prosedur dalam menurunkan frekuensi
penyakit yang terjadi di masyarakat
 Contoh: studi pemberian yodium pada
garam
Kelebihan dan kelemahan studi
eksperimental
 Kelebihan
 Test/studi yang paling baik untuk menentukan
hubungan asosiasi antara faktor risiko dan penyakit
 Dapat menentukan etiologi penyakit
 Kelemahan
 Menyangkut masalah yang berhubungan dengan
etika, kompleks, mahal dan terkadang kurang praktis
5.Teknik Pengambilan Sampel
dan Pengumpulan Data
Tujuan :
1. Menghemat biaya
2. Mempercepat pelaksanaan penelitian
3. Menghemat tenaga
4. Memperluas ruang lingkup penelitian
5. Memperoleh hasil yang lebih akurat

Teknik Pengumpulan data :


1. Kuisioner Tatap Muka
2. Kuisioner Titipan
3. Kuisioner Diposkan
4. Wawancara Telepon
5. Survei Surat Kabar atau Majalah
TEKNIK SAMPLING
A. Sampel Secara Kebetulan
 Generalisasi ditarik berdasarkan temuan dan diterapkan pada
populasi besar
 Berfungsi dgn baik jika jumlah sampel banyak
 Biasnya melibatkan penerima layanan
 Dapat menimbulkan bias dan kritik dari peneliti ilmu perilaku

B. Sampel Acak
1. Acak sederhana (simple random sampling)
2. Acak dengan stratifikasi (stratified random sampling)
3. Acak bertahap (multistage random sampling)
4. Acak sistematik (systematic random sampling)
5. Acak kelompok (cluster random sampling)
PENGAMBILAN SAMPEL SECARA ACAK
(RANDOM SAMPLING)
 Simple random sampling: dengan mengundi anggota populasi (lottery
technique), dan atau dengan tabel bilangan angka acak (random
number)
 stratified random sampling: untuk populasi dengan karakterisitik
heterogen, misal: stratanya atas dasar tingkat sosial ekonomi pasien,
tingkat keparahan penyakit, umur penderita, dll.
 Multistage random sampling: apabila populasi terdiri dari bermacam
tingkat wilayah contoh; kabupaten… kecamatan… kelurahan…desa…
RW… RT
 systematic random sampling: sampel diambil dengan mebuat daftar
anggota populasi secara acak 1 sampai n hasilnya adalah interval sampel.
Contoh jumlah populasi 200, sampel yang diinginkan 50. Intervalnya
200/50 = 4, semua anggota yang mempunyai nomor kelipatan 4 dipilih
sebagai sampel yaitu… 4, 8, 12,… sampai jumlah sampel 50.
 cluster random sampling: Sampel bukan individu tetapi gugusan
(cluster). unit geografis (kab, kec, desa..); unit organisasi (LKMD, PKK,
Posyandu, Puskesmas). Misal penelitian ttg kesinambungan imunisasi
anak balita dgn sampel 20% di kec.X dengan 15 kelurahan diambil
secara gugus 3 kelurahan.
Bias Sampel
 Bias visibilitas : hanya mereka yg dpt
diidentifikasi / yg ditangani/ dilibatkan, sebaliknya yg
tdk mudah diidentifikasi/dijangkau akan di
keluarkan. (kriteria input-ouput)
 Bias urutan : ketika seseorang dipilih
berdasarkan abjad / urutan angka
 Bias Aksesibilitas :pemilihan sampel cendrung
pada kelompok yg terjangkau saja.
 Bias klaster : trjd jk klaster subjek berdekatan,
memungkinkan saling interaksi dan bertukar
informasi
 Bias afinitas : saat peneliti mewawancarai sampel
yg dipilih secara purposif.
6. Metodologi Survei Epidemiologi
Kesehatan Nasional
 Surveilans Epidemiologi yaitu sebuah rangkaian kegiatan
mengumpulkan berbagai data atau informasi dari kejadian
penyakit secara teratur dan terus menerus untuk menentukan
beberapa tindakan yang diambil oleh petugas / pengambil
kebijakan dalam kesehatan.
 Surveilans memantau terus-menerus kejadian dan
kecenderungan penyakit, mendeteksi dan memprediksi
outbreak pada populasi, mengamati faktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian penyakit, seperti perubahan-
perubahan biologis pada agen, vektor, dan reservoir.
 Selanjutnya surveilans menghubungkan informasi tersebut
kepada pembuat keputusan agar dapat dilakukan langkah-
langkah pencegahan dan pengendalian penyakit
Metode survei epidemiologi kesehatan
nasional
 Seleksi sampel pada Survei Epidemiologi Kesehatan Nasional
◦ Di wilayah Amerika populasi sampel adalah peduduk sipil yang tidak
dilembagakan
◦ Kemudian dilakukan prosedur yang cermat untuk memastikan kualitas data
 Focus group sebagai alat pengambil sampel dalam penelitian
◦ Focus group merupakan bagian dari studi cross sectional
 Bias sampel
◦ Bias sampel penting untuk dihindari
◦ Bias visibilitas merupakan cara dimana sampel yang sulit dijangkau akan
diabaikan atau dikeluarkan
◦ Bias urutan dimana sampel dipilih sesuai urutan.
◦ Bias aksesibilitas dimana cenderung mengambil sampel yang mudah
dijangkau
◦ Bias klaster dimana pengambilan sampel cenderung atas dasar kedekatan
◦ Bias afinitas yaitu saat peneiti mewawancarai sampel yang dipilih sebagai
sampel oleh peneliti
7. Studi ketahanan hidup dalam
epidemiologi
 Ditetapkan pada penyakit kronis dan
menggunakan tabel kematian
 Tabel kematian pada penelitian kohort
menunjukkan pengkajian ketahanan hidup
dapat menunjukkan peluang terjadinya
suatu kematian.
 Tabel interval digunakan pada mereka
yang masih mampu bertahan hidup dalam
periode waktu tertentu
 Biasanya digunakan pada penyakit kanker.
Etika penelitian dalam
epidemiologi
Etik merupakan seperangkat prinsip yang harus dipatuhi agar
pelaksanaan suatu kegiatan oleh seseorang atau profesi dapat
berjalan secara benar (the right conduct), atau suatu filosofi yang
mendasari prinsip tersebut
Pada penelitian eksperimental harus menerapkan:
 Kebijaksanaan & etika profesiinalitas
 Mereka yg berpartisipasi dlm eksperimen tdk terancam bahaya
 Melakukan tindakan pencegahan untuk melndungi kesehatan &
keselamatan subjek
 Untuk semua jenis penelitian, hasil penelitian harus dibuat dg jujur
 Menggunakan metodologi penelitian dan metode kontrol yang baik
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai