Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK 1

ADINDA
ADINDA MUTIARA PRIHATIN
AMELIA ELIZA PUTRI
ANGGI RIZKY PUTRI
CHI CHI BUNGA PUTRI
CITRA YURINDA
DEKA RATNA SARI
DELVI OKTAVIANI
DESI RATNA SARI

PANDANGAN AGAMA-AGAMA DI
INDONESIA TERHADAP INSEMINASI
PENGERTIAN
inseminasi (buatan) adalah proses penempatan
INSEMINASI sperma dalam organ reproduksi wanita dengan tujuan
untuk mendapatkan kehamilan. Ini harus dilakukan
pada masa paling subur dari seorang wanita, yakni
sekitar 24-48 jam sebelum ovulasi terjadi.
Inseminasi buatan merupakan terjemahan dari istilah
Inggris artificial insemination. Dalam bahasa Arab
disebut al-talqih al-shina’iy. Dalam bahasa Indonesia
ada yang menebutnya permainan buatan,
pembuahan buatan, atau penghamilan buatan.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
TERJADINYA INSEMINASI

·Faktor infertilitas ringan pada pria,


misalnya kondisi oligospermia
·Masalah ejakulasi
· Masalah pada mulut rahim wanita
·Gangguan ovulasi
·Endometriosis ringan
·Infertil yang tidak diketahui penyebabnya
JENIS-JENIS INSEMINASI

1. Intravaginal Insemination (IVI)


Yaitu jenis inseminasi yang paling
sederhana, dan melibatkan penempatan
sperma ke dalam vagina wanita.

2. Intracelvical Insemination (ICI)


Dengan proses ICI, sperma ditempatkan
secara langsung di dalam leher rahim.

3. Intratubal Insemination (ITI)


Proses ITI merupakan penempatan sperma
yang tidak dicuci langsung ke tuba fallopi
seorang wanita.
PANDANGAN AGAMA-AGAMA DI INDONESIA TERHADAP INSEMINASI

1. Pandangan Agama Islam

‫الحا جة تترل الضرورة والضرورة تبيح المحظورات‬


Artinya : ”Hajat (kebutuhan yang sangat penting itu) diperlakukan
seperti dalam keadaan terpaksa (Emergensy) padahal keadaan darurat
atau terpaksa itu membolehkan melakukan hal-hal yang terlarang.”
Dalil-dalil Syar’I yang dapat dijadikan sebagai landasan
hukumnya adalah :
1) Al-Qur’an Surat Al-Isra ayat 70

‫ض ْلنَا ُه ْم‬
َّ َ‫ت َوف‬ َّ َ‫َولَقَ ْد َك َّر ْمنَا بَنِي آ َد َم َو َح َم ْلنَا ُه ْم فِي ْالبَ ِ ِّر َوا ْلبَ ْح ِر َو َرزَ ْقنَا ُه ْم ِمن‬
ِ ‫الط ِيِّبَا‬
‫ضيل‬ ِ ‫ير ِم َّم ْن َخلَ ْقنَا ت َ ْف‬
ٍ ِ‫َعلَى َكث‬

Artinya: “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka
di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan
mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami
ciptakan.”

2) Surat At-Tin ayat 4


َ ‫سانَ ِفي أ َ ْح‬
)95:4( ‫س ِن ت َ ْق ِو ٍيم‬ ِ ْ ‫لَقَ ْد َخلَ ْقنَا‬
َ ‫اْل ْن‬

Artinya:“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-


baiknya .”
Hadits Nabi :

ُ‫ي َما َءه‬ َ ‫ق‬


ِ ‫س‬
ْ َ ‫ي‬ ْ
‫ن‬ َ ‫أ‬ ‫ر‬
ِ ‫خ‬
ِ َ ْ
‫اْل‬ ‫م‬
ِ ‫و‬
ْ َ ‫ي‬ ْ
‫ال‬‫هلل َو‬ ٍ ْْ ‫ََل يَ ِح ُّل َِل ِم‬
ِ ‫رئ يُؤْ ِم ُن ِبا‬
َ ‫ع‬
‫غي ِْر ِه‬ َ ‫زَ ْر‬
Artinya: “Tidak halal bagi seseorang yang beriman
kepada Alloh dan hari akhir menyiramkan airnya
(sperma) pada tanaman orang lain (vagina istri orang
lain). (Hadits Riwayat Abu Daud, Al-Tirmidzi, dan
hadits ini dipandang shahih oleh Ibnu Hibban)”.
2. Pandangan Agama Kristen

Menurut agama kristen inseminasi dan


bayi tabung di perbolehkan dengan syarat
sperma dan ovum berasal dari suami istri
agar tidak terjadi perzinahan dan suami
istri tersebut benar-benar membutuhkan
atau dalam keadaan terdesak untuk
menjaga keharmonisan rumah tangga.
3. Pandangan Agama Hindu Kaharingan
Menurut Ketut Wilamurti, S.Ag dari Parisada Hindu Dharma
Indonesia (PDHI) dan Bhikku Dhammasubho Mahathera dari
Konferensi Sangha Agung Indonesia (KASI).
"Embrio adalah mahluk hidup. Sejak bersatunya sel telur dan
sperma, ruh Brahman sudah ada didalamnya, tanda-tanda
kehidupan ini jelas terlihat. Karena itu, embrio yang
dihasilkan baik secara alarm" (hamil karena hubungan seks /
tanpa menggunakan teknologi fertilisasi), dan kehamilan non
alami (hamil karena menggunakan teknologi fertilisasi; Bayi
tabung) merupakan suatu hasil ciptaan Ranying Hatalla dan
hasil ciptaan manusia.
Menurut agama kaharingan program bayi tabung tidak
disetujui karena sudah melanggar ketentuan. Maksudnya
sudah melanggar kewajaran Tuhan (Ranying Hatalla) untuk
menciptakan manusia. Inseminasi atau pembuahan secara
suntik bagi umat hindu dipandang tidak sesuai dengan tata
kehidupan agama hindu, karena tidak melalui ciptaan Tuhan.
4. Menurut Agama Katholik
Gereja katolik tidak mengijinkan bayi tabung. Sebab bayi tabung
merupakan teknologi fertilisasi atau Konsepsi yang dilakukan
oleh para ahli. Jika manusia mengolah bayi tabung, artinya
manusia itu sudah melampaui kewajaran atau melebihi kuasa
Allah Bapa yang sudah menciptakan manusia.
Karena menurut gereja katolik pernikahan bukanlah tujuan untuk
mendapatkan anak, tetapi ada tujuan lain, yaitu untuk
menyatukan seorang laki-laki dan seorang wanita yang sudah
direncanakan Tuhan. Dengan melihat janji pernikahan menurut
agama katolik, yaitu:
1. Tidak boleh diceraikan, kecuali oleh maut.
2. Suka
3. Duka
4. Miskin
5. Kaya.

Pernikahan bukanlah untuk mendapatkan anak. Seorang anak akan


diberikan Tuhan jika calon orang tua sudah siap. Karena apa yang
diberikan Tuhan, itu semua adalah rencana-Nya, dan itu baik
buat manusia.
5. Menurut Agama Budha
Dalam pandangan Agama Buddha, perkawinan adalah suatu
pilihan dan bukan kewajiban. Artinya, seseorang dalam
menjalani kehidupan ini boleh memilih hidup berumah tangga
ataupun hidup sendiri. Hidup sendiri dapat menjadi pertapa
di vihara – sebagai Bhikkhu, samanera, anagarini, silacarini –
ataupun tinggal di rumah sebagai anggota masyarakat biasa.
Sesungguhnya dalam Agama Buddha, hidup berumah tangga
ataupun tidak adalah sama saja. Masalah terpenting di sini
adalah kualitas kehidupannya. Apabila seseorang berniat
berumah tangga, maka hendaknya ia konsekuen dan setia
dengan pilihannya, melaksanakan segala tugas dan
kewajibannya dengan sebaik-baiknya. Orang yang demikian
ini sesungguhnya adalah seperti seorang pertapa tetapi
hidup dalam rumah tangga. Sikap ini pula yang dipuji oleh
Sang Buddha. Dengan demikian, inseminasi dan bayi tabung
diperbolehkan dalam agama budha.

Anda mungkin juga menyukai