Anda di halaman 1dari 29

TUTORIAL

KARSINOMA KOLON

+ Pembimbing:
dr. Winoto Hardjolukito, Sp.B

Disusun oleh:
Fatma Mulia Irawan
M Rizky Setiawan
Rosita Hamdiah
+
Kasus

 Seorang wanita 60 tahun datang dengan keluhan tidak bisa BAB sejak 3 hari
sebelum masuk rumah sakit. Keluhan disertai juga dengan perut kembung,
tidak bisa flatus, dan muntah setiap diisi makanan sejak 3 hari SMRS. Pasien
mengatakan bahwa sudah 3 bulan ini sulit untuk BAB, BAB kadang-kadang
berdarah merah segar keluar bersamaan dengan feses, BAB juga kadang-
kadang cair dan kadang- kadang berlendir. Terdapat nyeri pada seluruh lapang
perut yang dirasakan hilang timbul.

 Pemeriksaan fisik didapatkan :

 I : Tampak distensi

 A : Bising usus +

 Pal : Nyeri tekan +, Benjolan -

 Per : Timpani

 RT : Benjolan -, Tonus sfinter ani baik, Darah +, Lendir +, Nyeri tekan ampula
rekti +
+
Anatomi

 Kolon mempunyai
panjang ± 1,5 meter dan
terbentang dari sekum
sampai dengan rektum.

 Diameter terbesarnya ±
8,5 cm dalam sekum,
berkurang menjadi ± 2,5
cm dalam kolon
sigmoideum dan menjadi
sedikit lebih berdilatasi
dalam rektum.
+

4 lapisan dinding kolon;

 mukosa,

 submukosa,

 lapisan otot sirkular, dan

 lapisan otot longitudinal


+
Perdarahan

Kolon dipersarafi oleh serabut simpatis yang berasal dari nervus


splanknikus dan pleksus presakralis serta serabut parasimpatis yang berasal
dari nervus vagus.
+
Definisi

 Kanker kolon adalah suatu penyakit neoplasma ganas yang


berasal atau tumbuh di dalam struktur saluran usus besar
(kolon).

 Jenis keganasan yang terbanyak adalah adenokarsinoma.

 Lokasi tersering di rektum, sigmoid, kolon asenden, dan


kolon desenden. metastasis dapat terjadi secara limfogen,
hematogen, dan per kontinuitatum
+
Epidemiologi

 Kanker kolon berada pada urutan ketiga sebagai kanker


paling banyak dan urutan ketiga sebagai penyebab kematian
terkait kanker di Amerika Serikat.

 Di Indonesia jumlah penderita kanker kolon menempati


urutan ke- 10 (2,75%) setelah kanker lain (leher rahim,
payudara, kelenjar getah bening, kulit, nasofaring, ovarium,
jaringan lunak, dan tiroid).
+
+
Etiologi dan Faktor Resiko

 Faktor genetik
 Riwayat keluarga

 Kelompok yang diturunkan (inherited) -> FAP & HNPCC

 Usia, resiko meningkat rentang usia diatas 50 tahun (90%)

 Polip adenoma

 Faktor lingkungan dan makanan

 Kolitis ulserasi
+
• Tipe polipoid atau
vegetatif
• Tipe skirus atau
Histologi
infiltratif
• Tipe ulserasi

• A
Klasifikasi Dukes
• B
• C
Tumor • D

TNM system
(American •T
Cancer •N
Society •M
2013)
+
Secara makroskopis terdapat tiga tipe karsinoma kolon, yaitu:

Tipe polipoid atau vegetatif


Pada tipe ini tumor tumbuh menonjol ke dalam lumen usus,
berbentuk bunga kol dan ditemukan terutama di sekum dan
kolon ascendens.
Tipe skirus atau infiltratif
Pada tipe ini biasanya mengakibatkan penyempitan sehingga
terjadi stenosis dan gejala obstruksi, terutama ditemukan pada
kolon descendens, sigmoid dan rektum.
Tahap ulserasi
Pada tipe ini terjadi karena nekrosis di bagian sentral dan
terletak di daerah rektum. Pada tahap lanjut, sebagian besar
tumor kolon akan mengalami ulcerasi menjadi tukak yang
maligna.
+
Klasifikasi karsinoma kolon menurut Dukes:

 Tahap A: Infiltrasi karsinoma terbatas pada dinding usus


(survive for 5 years 97 %)

 Tahap B: Infiltrasi karsinoma sudah menembus lapisan


muskularis mukosa (80 %)

 Tahap C: Terdapat metastasis ke dalam kelenjar limfe

C1: Beberapa kelenjar limfe dekat tumor primer (65 %)

C2: Dalam kelenjar limfe jauh (35 %)

 Tahap D: Metastasis jauh (< 5 %)


+
T – Tumor primer
Tx - Tumor primer tidak dapat dinilai
T0 - Tidak ada tumor primer
T1 - Invasi tumor di lapisan sub mukosa
T2 - Invasi tumor di lapisan otot propria
T3 - Invasi tumor melewati otot propria ke subserosa atau masuk ke perikolik yang
tidak dilapisi peritoneum atau perirektal
T4 - Invasi tumor terhadap organ atau struktur sekitarnya atau peritoneum viseral

N – Kelenjar limfe regional


Nx - Kelenjar limfe regional tidak dapat dinilai
N1 - Metastasis di 1-3 kelenjar limfe perikolik atau perirektal
N2 - Metastasis di ≥ 4 kelenjar limfe perikolik atau perirektal
N3 - Metastasis pada kelenjar limfe sesuai nama pembuluh darah atau pada kelenjar
apikal

M – Metastasis jauh
Mx - Metastasis jauh tidak dapat dinilai
M0 - Tidak ada metastasis jauh
M1 - Terdapat metastasis jauh
+
+
Manifestasi Klinis

Kolon kanan :  Kolon kiri :

 Kelemahan yang tidak dapat  Gangguan pola buang


dijelaskan / anemia air besar

 Tes darah samar pada feses  Darah makro pada feses

 Gejala dispepsia  Gejala obstruksi

 Ketidaknyamanan abdomen kanan  Tenesmi


persisten

 Teraba massa abdominal


+
+
Patofisiologi

Tiga kelompok utama gen yang terlibat dalam regulasi


pertumbuhan sel yaitu

1. Proto-onkogen,

2. Gen penekan tumor (Tumor Suppresor Gene : TSG),

3. Gen gatekeeper
+ Mutasi

Aktivasi Inaktivasi dari


onkogen k-ras gen supresi
tumor; APC,
DCC, & p53
Menghasilkan G
protein transduksi
signal intraceluler AP
Adenoma C

GTP GDP
Karsinoma p53
G protein aktif
permanen

Pemecahan sel tidak


terkontrol
+ 19

DIAGNOSIS

Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis
fisik penunjang
+
Pemeriksaan Penunjang

 Fecal Occult Blood Testing

 Flexible Sigmoidoscopy

 Colon in loop

 Colonoscopy

 CT scan abdomen

 Rontgen Thorax

 CEA
+
+
Tatalaksana

Satu-satunya kemungkinan terapi kuratif adalah tindakan


operatif.

Tujuan utama tindakan operatif ialah memperlancar saluran


cerna, baik bersifat kuratif maupun non kuratif dengan
mengangkat karsinoma dan kemudian memulihkan
kesinambungan usus

Kemoterapi dan radiasi bersifat paliatif dan tidak memberikan


manfaat kuratif.
+

 Pembedahan

Bedah kuratif dilakukan bila tidak ditemukan gejala


penyebaran lokal maupun jauh. Penatalaksanaan objektif dari
karsinoma kolon adalah dengan membuang tumor primer
bersama dengan suplai limfovaskularnya
+

 Hemikolectomi kanan  untuk tumor di caecum, kolon


assending, fleksura hepatic, dan kolon transversum
 Hemikolektomi kiri  untuk tumor di fleksura lienalis dan
kolon desenden
 Kolektomi sigmoid atau sigmoidectomy  untuk tumor di
kolon sigmoid
+
+

Pengangkatan
seluruh rektum dan
anus mengharuskan
penderita menjalani
kolostomi menetap
(pembuatan
hubungan antara
dinding perut dengan
kolon).
+

 Kemoterapi

Diberikan apabila ada metastasis ke kelenjar regional (Dukes


C), tumor telah menembus muskularis propria (Dukes B), atau
tumor setelah dioperasi kemudian residif kembali.

Kemoterapi ajuvan dimaksudkan untuk menurunkan tingkat


rekurensi setelah operasi.
+
Prognosis

Lebih dari 90% pasien dengan keganasan kolon yang


dilakukan operasi reseksi secara kuratif atau paliatif, angka
kematiannya sekitar 3-6%. Persentase jangka hidup 5 tahun
sesudah reseksi tergantung dari stadium lesi.

Diperlukan tindakan lanjut (follow up) yang lama agar dapat


mengetahui apakah kanker itu rekuren; sigmoidoskopi,
pemeriksaan feses untuk mengetahui adanya darah, barium
enema, kolonoskopi fiiber optik dan serangkaian nilai CEA
sebagai marker untuk deteksi dari kekambuhan tumor
+

Anda mungkin juga menyukai