Anda di halaman 1dari 9

ATRIBUT DAN KODE ETIK

AKUNTAN FORENSIK SERTA


STANDAR AUDIT
INVESTIGATIF
Atribut Seorang Akuntan Forensik

Atribut seorang akuntan forensik adalah bagaimana seorag auditor memahami suatu
entitas dengan kaitannya entitas lain, menurut penjelasan (tuanakotta,2010:285)
mengememukakan ada lima hal yang harus dimiliki oleh seorang auditor, yaitu:
1. Pertama menghindari pengumpulan fakta dan data yang berlebihan secara
prematur. Identifikasi lebih dahulu siapa pelakunya.
2. Kedua fraud auditor harus mampu membuktikan “niat pelaku melakukan
kecurangan”.
3. Ketiga, seorang auditor harus kreatif,berpikir seperti pelaku fraud, jangan dapat
ditebak.
4. Keempat, auditor harus tahu bahwa banyak kecurangan dilakukan dengan
persekongkolan.
5. Kelima, dalam memilih strategi untuk menemukan kecurangan dalam investigasi
proaktif.
Karakteristik Seorang Pemeriksa Fraud

Adapun karakteristik sebagai pemeriksa fraud dalam


pelaksanaan audit investigatif berdasarkan
(BPKP,2007), yakni:
1. Pemeriksa fraud harus memiliki kemampuan yang
unik. Kemampuan untuk memastikan kebenaran dari
fakta yang dikumpulkan dan kemudian melaporkan
fakta-fakta itu secara akurat dan tepat.
2. Memiliki kepribadian yang menarik dan mampu
memotivasi orang lain untuk membantunya.
3. Memiliki kemampuan teknis untuk mengerti konsep-
konsep keuangan dan mampu untuk menarik
kesimpulan.
Kualitas Akuntan Forensik

Pembahasan selanjutnya bagaimana kualitas


akuntan forensic dapat digambarkan dalam
pelaksanaan audit investigatif berdasarkan
(BPKP,2007), yakni:
1. Kreatif
2. Rasa ingin tahu
3. Tak mudah menyerah
4. Memiliki akal sehat
5. Business sense
6. Percaya diri.
Independen, Objektif, Dan Skeptis

Menurut (BPKP,2007) Sikap tersebut merupakan


sikap yang harus melekat pada diri seorang
auditor. Ketiganya juga tidak dapat dipisahkan
dari pekerjaan akuntan forensik.
Kode Etik Akuntan Forensik

Berdasarkan (BPKP,2007) mengememukakan


bahwa:
Kode etik ini berisi nilai-nilai luhur yang amat
penting bagi eksistensi profesi. Profesi bias
eksis karena ada integritas (sikap jujur),rasa
hormat dan kehormatan,dan nilai-nilai luhur
lainnya yang menciptakan rasa percaya dari
pengguna dan stakeholders lainnya.
Standar Audit Investigatif

Adapun kaitannya mengenai standar maupun perihal yang


menjadi acuan dalam pelaksanaan audit investigatif , yakni:
1. Standart 1
Seluruh investigasi harus di landasi praktek - praktek terbaik
yang diakui ( accepted best practise). Istilah best practise
sering dipakai dalam penetapan standart dalam istilah ini
tersirat 2 hal yaitu:
a. Adanya upaya membandingkan antara praktek - praktek
yang ada dengan merujuk kepada yang terbaik pada saat
itu.
b. Upaya benchmarking dilakukan terus menerus untuk
mencari solusi terbaik.
2. Standart 2
Mengumpulkan bukti - bukti dengan prinsip - prinsip kehati - hatian ( due care)
sehingga bukti-bukti tadi dapat diterima di Pengadilan.
3. Standart 3
Memastikan bahwa seluruh doumentasi dalam keadaan aman, terlindungi, dan di index;
dan jejak audit tersedia. Dokumentasi ini diperlukan sebagai referensi apabila ada
penyelidikan dikemudian hari untuk memastikan bahwa investigasi sudah
dilakukan dengan benar. Referensi ini juga membantu perusahaan dalam upaya
perbaikan cara-cara investigasi sehingga acccepted best practices yang dijelaskan
diatas dapat dilaksanakan.
4. Standart 4
Memperhatikan bahwa para investigator mengerti akan hak asasi pegawai dan
senantiasa menghormatinya. Kalau investigasi dilakukan dengan cara yang
melanggar hak asasi pegawai, yang bersangkutan dapat menuntut perusahaan dan
investigatornya. Bukti-bukti yang sudah dikumpulkan dengan waktu dan biaya
yang banyak, menjadi sia-sia.
5. Standart 5
Mengingat bahwa beban pembuktian ada pada perusahaan yang “
menduga “ pegawainya melakukan kecurangan, dan pada penuntut
umum yang mendakwah pegawai terssebut, baik dalam kasus
hukum administrative and pidana.
6. Standart 6
Mencakup seluruh substansi investigasi dan “kuasai” seluruh target
yang sangat kritis ditinjau dari segi waktu.
7. Standart 7
Meliputi selurh tahapan kunci dalam proses investigasi, termasuk
perencaaan, pengumpulan bukti, dan barang bukti, wawancara,
kontak dengan pihak ke tiga , pengamanan yang bersifat rahasia

Anda mungkin juga menyukai