Anda di halaman 1dari 32

Pengelolaan air bersih di daerah

darurat bencana
• Menyusun strategi pemilihan sarana
penyediaan air bersih akibat bencana.
• Teknik pengolahan dan penyediaan air bersih
pada kondisi darurat dan bencana
• Melakukan pengawasan kualitas air bersih.
Area Prioritas Intervensi
1. Wilayah risiko tinggi kesehatan : kepadatan
penduduk tinggi n pelayanan mengalami
kerusakan parah
2. Wilayah risiko sedang: kepadatan penduduk
tinggi dan kerusakan pelayanan menengah
atau kedapatan penduduk sedang dan
kerusakan pelayanan parah.
3. Wilayah risiko rendah: daerah dg kepadatan
penduduk rendah dan kerusakan layanan
rendah.
Bencana Alam
Daerah dengan kepadatan penduduk
tinggi
• Wilayah kota
• Wilayan pinggiran kota
• Kamp untuk pengungsi dan penduduk yg
pindah.
• Penampungan sementara.
• Rumah sakit dan klinik kesehatan
membutuhkan prioritas pelayanan kesehatan
lingkungan.
Kamp penampungan
• Akomodasi jangka
pendek tempat populasi
yg terpengaruh dpt
tinggal hingga bencana
berlalu dan kembali ke
rumah mereka sesegera
mungkin.
Kamp penampungan sementara
• Tidak dirancang untuk menyediakan layanan
kebutuhan dasar bagi ratusan orang dlm
periode lama.
• Sering menciptakan daerah2 dg kepadatn
penduduk tinggi sementara layanan yg sesuai
kemungkinan tidak ada.
• Penyakit endemik daerah asal, daerah
persinggahan dan daerah penampungan
penduduk berpindah– permasalahan khusus.
Layanan Kesehatan Lingkungan
Prioritas
1. Memastikan terdapat kecukupan jumlah air
minum yg aman, kecukupan fasilitas sanitasi
dasar, pembuangan ekskreta, limbah cair, dan
limbah padat.
2. Melaksanakan upaya perlindungan makanan,
membentuk atau melanjutkan upaya
pengendalingan vektor dan mempromosikan
higene personal
Menyusun strategi pemilihan sarana
penyediaan air bersih akibat bencana
Survey thd semua persediaan air masyarakat.
a. Sumber air
b. Sistem distribusi
c. Keutuhan komponen fisik sistem
d. Kapasitas yg tersisa.
e. Mutu bakteriologi serta kimia air.
Sumber air alternatif
Berdasarkan urutan pilihan yg umum, pertimbngan
pada sumber air alternatif yaitu:
1. Air tanah dalam
2. Air tanah dangkal dan air dari mata air
3. Air hujan
4. Air permukaan.
5. Sumber persediaan air swasta
6. Sumber yg berlokasi dekat dan atau dilokasi hilir
pembuangan air kotor, pabrik kimia, tambang
aktif atau terbengkalai.
Sistem Distribusi
• Air Permukaan (sungai dan danau) :
a. Diperlukan pompa untuk memompa air ke tempat
pengolahan air dan kemudian ke tangki
penampungan air di tempat penampungan
pengungsi
b. Area disekitar sumber dibebaskan dari kegiatan
manusia dan hewan
• Sumur gali :
a. Lantai sumur harus dibuat kedap air dan dilengkapi
dengan SPAL (saluran pembuangan air limbah)
b. Bilamana mungkin dipasang pompa untuk
menyalurkan air ke tangki tangki penampungan air
Sistem Distribusi
• Sumur Pompa Tangan (SPT):
a. Lantai sumur harus dibuat kedap air dan
dilengkapi dengan SPAL (saluran pembuangan
air limbah)
b. Bila lokasinya agak jauh dari tempat
penampungan pengungsi harus disediakan alat
pengangkut seperti gerobak air dan sebagainya
• Mata Air
a. Perlu dibuat bak penampungan air untuk
kemudian disalurkan dengan pompa ke tangki air.
b. Bebaskan area sekitar mata air dari kemungkinan
pencemaran
Langkah perlindugan sumber air yang
ada dan yg baru:
1. Batasi akses untuk manusia dan hewan
2. Pastikan lokasi pembuangan ekskreta jaraknya cukup
aman dari sumber air.
3. Tetapkan larangan mandi, mencuci dan beternak
hewan di daerah hulu sebelum lokasi pengambilan
sediaan air.
4. Perbaiki sumur untuk memastikan keterlindungannya
dari kontaminasi.
5. Estimasi volume maksimum air sumur, penyedotan yg
berlebihan –intrusi air laut/sumur kering. Jika perlu
persediaan air dijatah.
Standar minimum kebutuhan air
bersih
• Prioritas pada hari pertama atau awal terjadinya
bencana/pengungsian, kebutuhan air bersih yang harus
disediakan bagi pengungsi adalah 5 liter/orang/hari.
• Pada hari kedua dan seterusnya harus segera
diupayakan untuk meningkatkan volume air sampai
sekurang kurangnya 15–20 liter/orang/ hari.
• Hari berikutnya: 20 liter/org/hari
• Bagi fasilitas pelayanan kesehatan dalam rangka
melayani korban bencana dan pengungsian, volume sir
bersih yang perlu disediakan di Puskesmas atau rumah
sakit: 50 liter/org/hari.
Tangki penampungan air bersih di
tempat pengungsian
• Tempat penampungan air di lokasi pengungsi dapat
berupa tangki air yang dilengkapi dengan kran air.
Untuk mencegah terjadinya antrian yang panjang dari
pengungsi yang akan mengambil air, perlu diperhatikan
jarak tangki air dari tenda pengungsi minimum 30
meter dan maksimum 500 meter.
• Untuk keperluan penampungan air bagi kepentingan
sehari hari keluarga pengungsi, sebaiknya setiap
keluarga pengungsi disediakan tempat penampungan
air keluarga dalam bentuk ember atau jerigen volume
20 liter.
Tangki penampungan air bersih
• Rekomendasi kadar klor tinggi pada residu klorin
tujuan : mengedalikan kontaminasi pada tangki
penyimpanan terbuka sementara (penyimpanan
dari karet).
• Risiko kontaminasi tangki dpt dikurangi dg
memasang sebuah kran atau penyedot yg
memungkinkan pengambilan air scr langsung dari
penampungan bukan dg “menciduk”
(memungkinkan kontaminasi).
• Wadah dpt ditutup plastik jika dipasang
kran/penyedot. penampungan air berpenutup
prioritas memesanan wadah air
Teknik pengolahan dan penyediaan air
bersih pada kondisi darurat dan bencana
• Melakukan penjernihan air secara cepat
apabila tingkat kekeruhan air yang ada cukup
tinggi.
• Melakukan desinfeksi terhadap air yang ada
dengan menggunakan bahan bahan
desinfektan
• Melakukan pemeriksaan kadar sisa klor jika air
dikirim dari PDAM
• Melakukan pemeriksaan kualitas air secara
berkala pada titik-titik distribusi
Perbaikan Kualitas Air
• Jika air yang tersedia tidak memenuhi syarat,
dapat dilakukan upaya perbaikan mutu air yaitu:
a. Penjernihan Air Cepat, dengan menggunakan
Alumunium Sulfat (Tawas).
b. Penjernihan Air Cepat, dengan menggunakan
Poly Alumunium Chlorida (PAC) terdiri dari: 1).
Cairan yaitu koagulan yang berfungsi untuk
menggumpalkan kotoran/ lumpur yang ada di
dalam air. 2). Bubuk putih yaitu kapur yang
berfungsi untuk menetralisir pH.
Perbaikan Kualitas Air
• Proses disinfeksi air dapat menggunakan Kaporit
(Ca(OCl)2) atau Aquatabs (Aqua tablet):
Desinfeksi dengan Kaporit (Ca(OCl)2)
• Air yang telah dijernihkan dengan tawas atau PAC perlu
dilakukan desinfeksi agar tidak mengandung kuman
patogen. Bahan desinfektan untuk air yang umum
digunakan adalah kaporit (70% klor aktif).
• Kaporit adalah bahan kimia yang banyak digunakan
untuk desinfeksi air karena murah, mudah didapat dan
mudah dalam penggunaanya.
• Banyaknya kaporit yang dibutuhkan untuk desinfeksi
100 liter air untuk 1 KK (5 orang) dengan sisa klor 0,2
mg/liter adalah sebesar 71,43 mg/hari (72 mg/hari).
Densinfeksi dan
penjernihan
• aquatabs berbentuk tablet,
setiap tablet aquatabs (8,5
mg) digunakan untuk
mendesinfeksi 20 liter air
bersih, dengan sisa klor
yang dihasilkan 0,1 – 0,15
mg/liter.
• Setiap 1 KK (5 jiwa)
dibutuhkan 5 tablet
aquatabs per hari untuk
mendesinfeksi 100 liter air
bersih.
Cara Penggunaan Alumium Sulfat
a. Sediakan air baku yg akan di jernihkan dlm
ember 20 L
b. Tuangkan tawas yg sudah digerus sebanyak ½
sendok the dan langsung diaduk perlahan
selama 5 menit hingga larutan merata
c. Diamkan selama 10-20 menit hingga terbentuk
gumpalan dari kotoran/lumpur dan biarkan
mengendap. Gunakan bagian air yg jernih yg
berada dibagian atas endapan.
d. Jika digunakan untuk minum, rebus dahulu
hingga mendidih atau didesinfeksi dg aquatabs
Poly Aluminium Clorida
Kegunaan sebagai penjernihan air sebagai pengganti
aluminium sulfat.
a. Sediakan air baku yg akan dijernihkan pada ember
sebanyak 100 L
b. Jika pH air rendah tuangkan kapur (kantung bubuk
putih) hingga pH netral
c. Tuangkan PAC (kantung a) ke dalam ember berisi air
lalu aduk perlahan selam 5 menit hingga larutan
merata
d. Setelah diaduk biarkan selama 5-10 menit hingga
terbentuk gumpalan dan mengendap.
e. Pisahkan air dari endapan
Kaporit
a. Air yg dijernihkan dg tawas/PAC perlu
dilakukan desinfeksi agar tidak mengandung
kuman. Bahan desinfektan yg umum
digunakan adl kaporit (70% klor aktif)
b. Banyaknya kaporit yg dibutuhkan u/
densinfeksi 100 L untuk 1 KK (5 orang) dg
kadar sisa klor 0.2 mg/ Liter adalah sebesar
71,43 mg/hari
Distribusi massal disinfektaan
• Distribusi massal disinfektan tablet, bubuk, atau
disinfektan cair dipertimbangkan dlm kondisi berikut:
1. Orang yg terkena bencana telah pengalaman
menggunakan disenfektan tsb.
2. Orang yg terkena bencana dpt menerima pelatihan
penggunaan disinfektan tsb segera pasca bencana .
3. Nakes umum atau kesmas membantu memastikan
ketepatan dan kelanjutan penggunaan tablet
desinfektan.
4. Jaringan distribusi siap ditempatnya u/ memastikan
penyediaan yg benar dan berkelanjutan sesuai
kebutuhan.
Pengawasan Kualitas Air
1. Pada awal distribusi air:
a). Air yang tidak dilakukan pengolahan awal, perlu
dilakukan pengawasan mikrobiologi, tetapi untuk
melihat secara visual tempatnya, cukup menilai ada
tidaknya bahan pencemar disekitar sumber air yang
digunakan
b). Perlu dilakukan test kekeruhan air untuk
menentukan perlu tidaknya dilakukan pengolahan
awal
c). Perlu dilakukan test pH air, karena untuk desinfeksi
air memerlukan proses lebih lanjut bilamana pH air
sangat tinggi (pH >5).
d). Kadar klor harus tetap dipertahankan agar tetap 2
kali pada kadar klor di kran terakhir (rantai akhir),
yaitu 0,6 – 1 mg/liter air.
2. Pada distribusi air (tahap penyaluran air),
seperti di mobil tangki air perlu dilakukan
pemeriksaan kadar sisa klor.
3. Pada akhir distribusi air, seperti di tangki
penampungan air, bila air tidak mengandung
sisa klor lagi perlu dilakukan pemeriksaan
bakteri Coliform.
Pemeriksaan kualitas air secara berkala
• Pemeriksaan Sisa klor. Pemeriksaan dilakukan
beberapa kali sehari pada setiap tahapan
distribusi untuk air yang melewati pengolahan
• Pemeriksaan Kekeruhan dan pH. Pemeriksaan
dilakukan mingguan atau bilamana terjadi
perubahan cuaca, misalkan hujan.
• Pemeriksaan Bakteri E. coli tinja. Pemeriksaan
dilakukan mingguan disaat KLB diare dan periode
emergency dan pemeriksaan dilakukan bulanan
pada situasi yang sudah stabil dan pada periode
paska bencana.
Menilai Kualitas Air Sumber
• Inspeksi sanitasi terhadap sistem penyediaan
air bersih dan air minum perlu dilakukan
secara reguler
• Kegiatan utama: uji laboratorium kualitas air
bersih dan air minum
• Hasilnya digunakan untuk menentukan
kontaminasi yang potensial atau sudah terjadi.
• Hasil inspeksi  dijadikan pedoman perbaikan
sarana sumber air
Pedoman Penentuan Kualitas Air
Tolok ukur kunci ketersediaan air
a. Persediaan air harus cukup untuk memberi
sedikit–dikitnya 15 liter per orang per hari.
b. Volume aliran air ditiap sumber sedikitnya 0,125
liter perdetik.
c. Jarak pemukiman terjauh dari sumber air tidak
lebih dari 500 meter
d. 1 (satu) kran air untuk 80 – 100 orang
e. Waktu antri disebuah sumber air tidak lebih dari
15 menit.
f. Untuk mengisi wadah 20 liter tidak lebih dari 3
menit
Tolok ukur kunci kualitas air
a. Sumber air yang tidak terdisinfektan (belum bebas kuman),
kandungan bakteri dari pencemaran kotoran manusia tidak
lebih dari 10 coliform per 100 mm/L
b. Air yang disalurkan melalui pipa–pipa kepada penduduk
yang jumlahnya lebih dari 10.000 orang, atau bagi semua
pasokan air pada waktu ada resiko atau sudah ada kejadian
perjangkitan penyakit diare, air harus didisinfektan lebih
dahulu sebelum digunakan sehingga mencapai standar yang
bisa diterima (yakni residu klorin pada kran air 0,2–0,5
miligram perliter dan kejenuhan dibawah 5 NTU)
c. Konduksi tidak lebih dari 2000 jS / cm dan airnya biasa
diminum tidak terdapat dampak negatif yang signifikan
terhadap kesehatan pengguna air.
Tolok ukur kunci prasarana dan
perlengkapan PAB
• Setiap keluarga mempunyai dua alat pengambil air
yang berkapasitas 10–20 liter, dan tempat penyimpan
air berkapasitas 20 liter. Alat–alat ini sebaiknya
berbentuk wadah yang berleher sempit dan/bertutup
• Setiap orang mendapat sabun ukuran 250 gram per
bulan.
• Bila kamar mandi umum harus disediakan, maka
prasarana ini harus cukup banyak untuk semua orang
yang mandi secara teratur setiap hari pada jam–jam
tertentu. Pisahkan petak–petak untuk perempuan dari
yang untuk laki–laki.
• Bila harus ada prasarana pencucian pakaian dan
peralatan rumah tangga untuk umum, satu bak air
paling banyak dipakai oleh 100 orang.

Anda mungkin juga menyukai