Anda di halaman 1dari 5

5.

Pelaksanaan Gugatan Perwakilan


Gugatan perwakilan adalah gugatan yang berkaitan dengan
penyelenggaraan bangunan gedung yang diajukan oleh 1 orang/lebih yang mewakili
kelompok dalam mengajukan gugatan untuk kepentingan mereka sendiri sekaligus
mewakili pihak yang dirugikan yang memiliki kesamaan fakta atau dasar hukum antara
wakil kelompok dan anggota kelompok yang dimaksud. Masyarakat yang dapat
mengajukan gugatan perwakilan adalah :
a. Perorangan/kelompok orang yang dirugikan, mewakili para pihak yang dirugikan
akibat adanya penyelenggaraan bangunan gedung yang mengganggu, merugikan,
atau membahayakan kepentingan umum; atau
b. Perorangan/kelompok orang atau organisasi kemasyarakatan yang mewakili para
pihak yang dirugikan akibat adanya penyelenggaraan bangunan gedung yang
mengganggu, merugikan, atau membahayakan kepentingan umum.
B. PEMBINAAN
1. Pembinaan Penyelenggaraan Bangunan Gedung
Pembinaan penyelenggaraan bangunan gedung adalah kegiatan pengaturan,
pemberdayaan, dan pengawasan dalam rangka mewujudkan tata pemerintahan yang
baik sehingga penyelenggaraan bangunan gedung dapat berlangsung tertib dan
tercapai keandalan bangunan gedung yang ssuai fungsi serta terwujudnya kepastian
hukum. Pembinaan penyelenggaraan bangunan gedung dilakukan oleh pemerintah
pusat dan atau pemerintah daerah.
2. Pembinaan oleh Pemerintah Pusat
Pemerintah pusat menyelenggarakan pembinaan bangunan gedung secara
nasional untuk meningkatkan pemenuhan persyaratan dan tertib penyelenggaraan
bangunan gedung.
a. Pengaturan
Pengaturan adalah penyusunan dan pelembagaan peraturan perundang-undangan,
pedoman, petunjuk, dan standar teknis bangunan gedung sampai dengan di daerah
dan operasionalisasinya di masyarakat.
b. Pemberdayaan
Pemberdayaan adalah kegiatan untuk menumbuhkembangkan kesadaran akan hak,
kewajiban, dan peran para penyelenggara bangunan gedung dan aparat pemerintah
daerah dalam penyelenggaraan bangunan gedung.
c. Pengawasan
Pengawasan adalah pemantauan terhadap pelaksanaan penerapan peraturan
perundang-undangan bidang bangunan gedung dan upaya penegakan hukum dengan
cara melakukan evaluasi terhadap substansi peraturan daerah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
3. Pembinaan oleh Pemerintah Daerah
Pemerintah daerah melaksanakan pembinaan penyelengaraan bangunan
gedung di daerah berpedoman pada peraturan perundang-undangan tentang
pembinaan dan pengawasan atas pemerintah daerah.
a. Pengaturan
Pengaturan agar penyelenggaraan bangunan gedung dapat berlangsung tertib
dilakukan dengan penyusunan peraturan daerah berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang lebih tinggi dengan memerhatikan kondisi kabupaten/kota serta
penyebarluasan peraturan perundang-undangan, pedoman, petunjuk, dan standar
teknis bangunan gedung dan opersionalisasinya di masyarakat.
b. Pemberdayaan
Pemberdayaan agar penyelenggaraan bangunan gedung dapat berlangsung tertib
dilakukan kepada penyelenggara. Pemberdayaan berupa peningkatan kesadaran akan
hak, kewajiban, dan peran dalam penyelenggaraan bangunan gedung melalui
pendataan, sosialisasi, diseminasi, dan pelatihan.
c. Pengawasan
Pemerintah daerah melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan di bidang
bangunan gedung melalui mekanisme penerbitan IMB gedung dan sertifikasi fungsi
bangunan gedung, serta surat persetujuan dan penetapan pembongkaran bangunan
gedung.
4. Peran Serta Masyarakat dalam Pembinaan Penyelenggaraan
Bangunan Gedung
Masyarakat yang terkait dengan bangunan gedung seperti masyarakat ahli,
asosiasi profesi, asosiasi perusahaan , masyarakat pemilik, dan pengguna bangunan
gedung serta aparat pemerintah. Pemerintah pusat dan masyarakat melakukan
pemberdayaan masyarakat yang belum mampu untuk memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksudkan untuk menumbuhkan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan melalui upaya internalisasi, sosialisasi, dan pelembagaan di
tingkat masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat tersebut dilakukan bersama-sama dengan masyarakar yang
terkait dengan bangunan gedung melalui :
a. Pendampingan pembangunan bangunan gedung secara bertahap
b. Pemberian bantuan percontohan rumah tinggal yang memenuhi persyaratan
teknis
c. Bantuan penataan bangunan dan lingkungan yang sehat dan serasi
C. SANKSI dalam UU BANGUNAN GEDUNG dan
ATURAN PELAKSANAANNYA
1. Sanksi
Setiap pemilik atau pengguna yang tidak memenuhi kewajiban pemenuhan
fungsi, persyaratan, penyelenggaraan sebagaimana dalam undang-undang dikenai
sanksi administratif atau sanksi pidana.
2. Sanksi Administratif
Sanksi administratfi adalah sanksi yang diberikan oleh administrator
(pemerintah) kepada pemilik atau pengguna bangunan gedung tanpa melalui proses
peradilan karena tidak terpenuhinya ketentuan UU Nomor 28 Tahun 2002. Sanksi
administratif meliputi beberapa jenis, yang pengenaannya tergantung tingkat
keslahan yang dilakukan. Sanksi administratif bersifat alternatif berupa :
a. Peringatan tertulis;
b. Pembatasan kegiatan pembangunan;
c. Penghentian sementara atau tetap pada pekerjaan pelaksanaan pembangunan;
d. Penghentian sementara atau tetap pada pemanfaatan bangunan gedung;
e. Pembekuan IMB gedung;
f. Pencabutan IMB gedung;
g. Pembekuan sertifikat laik fungsi bangunan gedung;
h. Pencabutan sertifikat laik fungsi bangunan gedung;
i. Perintah pembongkaran bangunan gedung.

Anda mungkin juga menyukai