Gugatan perwakilan adalah gugatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan bangunan gedung yang diajukan oleh 1 orang/lebih yang mewakili kelompok dalam mengajukan gugatan untuk kepentingan mereka sendiri sekaligus mewakili pihak yang dirugikan yang memiliki kesamaan fakta atau dasar hukum antara wakil kelompok dan anggota kelompok yang dimaksud. Masyarakat yang dapat mengajukan gugatan perwakilan adalah : a. Perorangan/kelompok orang yang dirugikan, mewakili para pihak yang dirugikan akibat adanya penyelenggaraan bangunan gedung yang mengganggu, merugikan, atau membahayakan kepentingan umum; atau b. Perorangan/kelompok orang atau organisasi kemasyarakatan yang mewakili para pihak yang dirugikan akibat adanya penyelenggaraan bangunan gedung yang mengganggu, merugikan, atau membahayakan kepentingan umum. B. PEMBINAAN 1. Pembinaan Penyelenggaraan Bangunan Gedung Pembinaan penyelenggaraan bangunan gedung adalah kegiatan pengaturan, pemberdayaan, dan pengawasan dalam rangka mewujudkan tata pemerintahan yang baik sehingga penyelenggaraan bangunan gedung dapat berlangsung tertib dan tercapai keandalan bangunan gedung yang ssuai fungsi serta terwujudnya kepastian hukum. Pembinaan penyelenggaraan bangunan gedung dilakukan oleh pemerintah pusat dan atau pemerintah daerah. 2. Pembinaan oleh Pemerintah Pusat Pemerintah pusat menyelenggarakan pembinaan bangunan gedung secara nasional untuk meningkatkan pemenuhan persyaratan dan tertib penyelenggaraan bangunan gedung. a. Pengaturan Pengaturan adalah penyusunan dan pelembagaan peraturan perundang-undangan, pedoman, petunjuk, dan standar teknis bangunan gedung sampai dengan di daerah dan operasionalisasinya di masyarakat. b. Pemberdayaan Pemberdayaan adalah kegiatan untuk menumbuhkembangkan kesadaran akan hak, kewajiban, dan peran para penyelenggara bangunan gedung dan aparat pemerintah daerah dalam penyelenggaraan bangunan gedung. c. Pengawasan Pengawasan adalah pemantauan terhadap pelaksanaan penerapan peraturan perundang-undangan bidang bangunan gedung dan upaya penegakan hukum dengan cara melakukan evaluasi terhadap substansi peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 3. Pembinaan oleh Pemerintah Daerah Pemerintah daerah melaksanakan pembinaan penyelengaraan bangunan gedung di daerah berpedoman pada peraturan perundang-undangan tentang pembinaan dan pengawasan atas pemerintah daerah. a. Pengaturan Pengaturan agar penyelenggaraan bangunan gedung dapat berlangsung tertib dilakukan dengan penyusunan peraturan daerah berdasarkan peraturan perundang- undangan yang lebih tinggi dengan memerhatikan kondisi kabupaten/kota serta penyebarluasan peraturan perundang-undangan, pedoman, petunjuk, dan standar teknis bangunan gedung dan opersionalisasinya di masyarakat. b. Pemberdayaan Pemberdayaan agar penyelenggaraan bangunan gedung dapat berlangsung tertib dilakukan kepada penyelenggara. Pemberdayaan berupa peningkatan kesadaran akan hak, kewajiban, dan peran dalam penyelenggaraan bangunan gedung melalui pendataan, sosialisasi, diseminasi, dan pelatihan. c. Pengawasan Pemerintah daerah melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan di bidang bangunan gedung melalui mekanisme penerbitan IMB gedung dan sertifikasi fungsi bangunan gedung, serta surat persetujuan dan penetapan pembongkaran bangunan gedung. 4. Peran Serta Masyarakat dalam Pembinaan Penyelenggaraan Bangunan Gedung Masyarakat yang terkait dengan bangunan gedung seperti masyarakat ahli, asosiasi profesi, asosiasi perusahaan , masyarakat pemilik, dan pengguna bangunan gedung serta aparat pemerintah. Pemerintah pusat dan masyarakat melakukan pemberdayaan masyarakat yang belum mampu untuk memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksudkan untuk menumbuhkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan melalui upaya internalisasi, sosialisasi, dan pelembagaan di tingkat masyarakat. Pemberdayaan masyarakat tersebut dilakukan bersama-sama dengan masyarakar yang terkait dengan bangunan gedung melalui : a. Pendampingan pembangunan bangunan gedung secara bertahap b. Pemberian bantuan percontohan rumah tinggal yang memenuhi persyaratan teknis c. Bantuan penataan bangunan dan lingkungan yang sehat dan serasi C. SANKSI dalam UU BANGUNAN GEDUNG dan ATURAN PELAKSANAANNYA 1. Sanksi Setiap pemilik atau pengguna yang tidak memenuhi kewajiban pemenuhan fungsi, persyaratan, penyelenggaraan sebagaimana dalam undang-undang dikenai sanksi administratif atau sanksi pidana. 2. Sanksi Administratif Sanksi administratfi adalah sanksi yang diberikan oleh administrator (pemerintah) kepada pemilik atau pengguna bangunan gedung tanpa melalui proses peradilan karena tidak terpenuhinya ketentuan UU Nomor 28 Tahun 2002. Sanksi administratif meliputi beberapa jenis, yang pengenaannya tergantung tingkat keslahan yang dilakukan. Sanksi administratif bersifat alternatif berupa : a. Peringatan tertulis; b. Pembatasan kegiatan pembangunan; c. Penghentian sementara atau tetap pada pekerjaan pelaksanaan pembangunan; d. Penghentian sementara atau tetap pada pemanfaatan bangunan gedung; e. Pembekuan IMB gedung; f. Pencabutan IMB gedung; g. Pembekuan sertifikat laik fungsi bangunan gedung; h. Pencabutan sertifikat laik fungsi bangunan gedung; i. Perintah pembongkaran bangunan gedung.