Anda di halaman 1dari 25

Leadership

YUDIT AYU RESPATI C1K010062


Pengertian Leadership
• leadership means using power to influence the
thoughts and actions of others in such a way that
achieve high performance”

Anderson (1988)
• suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk
mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok
untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang
untuk memberikan manfaat individu dan organisasi

Sarros dan Butchatsky


(1996)
• kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang-orang
agar bekerja bersama-sama menuju suatu tujuan
tertentu yang mereka inginkan bersama.

Siagian (1999)
• kepemimpinan adalah kemampuan untuk
mempengaruhi suatu kelompok kearah tercapainya
tujuan.

Robbins (2008)
Being leader Being Manager
• Motivating, influencing, • Practicing stewardship,
and changing behavior directing and being held
accountable for resources
• Inspiring and articulating • Executing plans,
a vision implementing and
• Being charismatic delivering goods and
service
• Acting decisively • Planning, organizing,
• Using power and directing, and controlling
influence • Acting responsibly
• Using authorithy and
responsibility

Leader vs Manager
Teori Kepemimpinan
• Disebut juga dengan Great Man Theory
• Dikemukakan oleh Thomas Carlyle (1849)
• Teori ini merupakan pendekatan awal dalam menjelaskan
tentang teori kepemimpinan yaitu pendekatan dalam
mempelajari kepemimpinan yang dipusatkan pada sifat
dan perilaku pemimpin itu sendiri.
• Teori ini lebih memfokuskan pada identifikasi sifat
seseorang yang membedakan antara pemimpin dan
pengikutnya.

Trait Theory
• Fase penelitian tentang kepemimpinan ini telah dimulai
sejak perang dunia II (1939) sampai awal tahun 1950-an
sebagai bagian untuk mengembangkan pemimpin-
pemimpin militer yang lebih baik.
• Fokus pembahasan teori kepemimpinan pada periode ini
beralih dari siapa yang memiliki kemampuan memimpin
ke bagaimana perilaku seseorang untuk memimpin secara
efektif.

Behavioral Theory
Studi berkaitan dengan
pendekatan perilaku
• Hasil penelitian Michigan menyatakan bahwa terdapat dua
bentuk dasar perilaku pemimpin, yaitu :
a. Job-centered leader behavior ( perilaku yang berpusat
kepada pekerjaan )
Perilaku pemimpin jenis ini memberikan perhatian
lebih kepada pekerjaan karyawan, prosedur
pekerjaan, dan sangat tertarik terhadap pekerjaan.
b. Employee – centerd leader behavior ( perialku yang
berpusat pada karyawan )
Perilaku pemimpin jenis ini memberiakn perhatian lebih
pada membangun tim yang kompak, dan memastikan
bahwa kepuasan karywan, dimana kepedulian utamanya
adalah kesejahteraan karyawan.

Studi Michigan: Rensis Likert


(1940-an)
• Studi Ohio State mengunakan metode survei dengan alat bantu
kuesioner.
• Hasil riset menyatakan bahwa terdapat dua perilaku atau gaya
kepemimpinan dasar, yaitu:
a. Initiating – structure behavior ( berorientasi pada struktur)
Tipe pemimpin ini akan mencoba mendefinisikan secara
jelas peran pemimpin dan karyawan sehingga masing –
masing memaham, serta membentuk mekanisme
komunikasi formal.
b. Consideration – behavior ( perilaku perhatian atau
berorientasi pada karyawan )
Tipe pemimpin ini lebih memperlihatkan kepedulian
terhadap karyawan, serta berupaya menciptakan suasana
kerja yang ramah dan kondusif.

Studi Ohio State: Ralph M. Stogdill


dan Alvin E. Coons (1940-an)
• Pendekatan situasional berpendapat bahwa perilaku
pemimpin yang tepat adalah bervariasi tergantung situasi
yang dihadapi.
• Menurut teori ini, perilaku pemimpin yang efektif
bergantung pada tingkat kesiapan dari pengikut
pemimpin. Kesiapan itu sendiri didefenisikan
sebagai tingkat dimana para pengikut memiliki
kemampuan dan kemauan untuk menyelesaikan tugas
yang diberikan.

Situational Theories: Paul Hersey and


Ken Blanchard (late 1970s/early 1980s)
• Ada empat perilaku pemimpin yang spesifik yaitu:
a. Telling (Orientasi tugas tinggi-hubungan rendah)
b. Selling (Orientasi tugas tinggi – hubungan tinggi).
c. Participating (Orientasi tugas rendah – hubungan
tinggi)
d. Delegating (Orientasi tugas rendah – hubungan
rendah)

Situational Theories: Paul Hersey and


Ken Blanchard (late 1970s/early 1980s)
• Model Friedler ini dikenal sebagai teori kepemimpinan
situasi yang paling tua.
• Penjelasan mengenai teori Friedler ini didasarkan pada
suatu premis bahwa pemimpin memiliki suatu gaya
kepemimpinan yang dominan dan tidak dapat diubah dan
menganjurkan pemimpin harus mempelajari bagaimana
mencocokan gaya kepemimpinan mereka pada kuantitas
pengendalian pada situasi kepemimpinan.

Model Kontingensi Fred


Fiedler (1962)
• Mengenai pengendalian situasi yang menunjukan kuantitas
pengendalian dan pengaruh pemimpin dalam lingkungan
kerjanya, terdapat tiga dimensi yaitu :
• Hubungan pemimpin – karyawan : Hal ini menyangkut tingkat
keyakinan, kepercayaan, dan respek bawahan terhadap atasan.
• Struktur Tugas : Tingkat dimana penugasan pekerjaan
diprosedurkan, dalam hal ini adanya kuantitas struktur dari
tugas-tugas yang harus dilakukan oleh kelompok kerja.
• Kekuasaan jabatan : Tingkat pengaruh yang dimiliki seorang
pemimpin yang memiliki kekuasaan seperti memberikan
hukuman, mempromosikan,menaikan gaji dan lain-lain.

Situational Theories: Fred


Fiedler
• Teori ini didasarkan pada premis bahwa persepsi
karyawan tentang harapan antara usaha dan kinerja sangat
dipengaruhi oleh perilaku seorang pemimpin.
• Para pemimpin membantu bawahan terhadap pemenuhan
akan penghargaan dengan memperjelas tujuan dan
menghilangkan hambatan kinerja.
• Pemimpin melakukannya dengan memberikan informasi,
dukungan, dan sumber daya lainnya yang dibutuhkan
oleh karyawan untuk menyelesaikan tugas.

Situational Theories: Path Goal


Theory (Robert House, 1970)
• Teori ini mengidentifikasi adanya empat gaya kepemimpinan, yaitu :
• Directive Leadership : Memberitahukan kepada para bawahan apa
yang diharapkan dari mereka, memberi pedoman yang spesifik,
meminta para bawahan untuk mengikuti peraturan-peraturan dan
prosedur, mengatur waktu, dan mengkoordinasikan pekerjaan
mereka.
• Supportive Leadership : Memberi perhatian kepada kebutuhan para
bawahan, memperlihatkan perhatian terhadap kesejahteraan mereka,
dan menciptakan suasana yang bersahabat dalam lingkungan kerja
mereka.
• Partisipative Leadership : Berkonsultasi dengan para bawahan dan
mempertimbangkan opini dan saran mereka.
• Achievement oriented Leadership : Menetapkan tujuan-tujuan yang
menantang,mencari perbaikan dalam kinerja, menekankan kepada
keunggulan dalam kinerja, dan memperlihatkan kepercayaan bahwa
para bawahan akan mencapai standar kerja yang tinggi

Situational Theories: Path Goal


Theory (Robert House, 1970)
• Konsep awal mengenai kepemimpinan transaksional dan
transformasional dikemukakan oleh Burns pada tahun 1978
dan dikembangkan lebih lanjut oleh Bass pada tahun 1985
• Burns (1978) mendefinisikan kepemimpinan transaktional
sebagai kepemimpinan berdasarkan transaksi atau pertukaran
yang terjadi antara pemimpin dan bawahan. Pertukaran ini
didasarkan pada diskusi pemimpin dengan pihak-pihak terkait
untuk menentukan kebutuhan, spesifikasi serta kondisi imbalan
atau hadiah yang akan diberikan kepada bawahan jika
bawahan memenuhi atau mencapai syarat-syarat yang
ditentukan oleh pemimpin.
Teori kepemimpinan
Transaksional dan
Transformasional (1985)
• Bass pada tahun 1985 mendefinisikan kepemimpinan
transaksional berhubungan dengan kebutuhan bawahan
yang difokuskan pada perubahan, dimana pemimpin
memenuhi kebutuhan bawahan dalam perubahan untuk
meningkatkan kinerja.
• Hal ini menunjukkan bahwa pemimpin transaksional
bertindak dengan menghindari resiko dan membangun
kepercayaan diri bawahan agar bawahan mampu
mencapai tujuan.

Teori kepemimpinan
Transaksional dan
Transformasional (1985)
• Leader Member Exchange Theory menjelaskan bagaimana
para pemimpin mengembangkan hubungan pertukaran
dalam situasi yang berbeda dengan berbagai pengikut.
• berfokus pada hubungan dua arah (hubungan dyadic)
antara atasan dan bawahan. Teori ini mengasumsikan
bahwa para pemimpin mengembangkan pertukaran dengan
masing-masing bawahan mereka, dan bahwa kualitas
pertukaran pemimpin-anggota ini (LMX) mempengaruhi
tanggung jawab bawahan, mempengaruhi keputusan, akses
terhadap sumber daya dan kinerja.
• berfokus pada peningkatan keberhasilan organisasi dengan
menciptakan hubungan positif antara pemimpin dan
bawahan.

Model Kepemimpinan Leader-Member


Exchange (LMX) : George Graen (1970)
• Menurut Graen dan Uhl-Bien (1995) terdapat tiga domain
menjadi dasar dalam membangun hubungan pada LMX
yaitu respect, trust dan obligation. Hubungan antar atasan
dan bawahan tidak dapat terbentuk tanpa adanya saling
menghormati (respect) terhadap kemampuan orang lain,
tanpa adanya rasa percaya yang timbal balik dengan yang
lain, dan tidak memperkirakan bahwa pengaruh
kewajiban akan berkembang menjadi suatu hubungan
kerja.

Model Kepemimpinan Leader-


Member Exchange (LMX) : George
Graen (1970)
• Teori kepemimpinan yang melayani merupakan teori
yang menekankan pada peningkatan pelayanan kepada
orang lain
• Teori kepemimpinan yang melayani ini berorientasi pada
fleksibilitas pendelegasian struktur organisasi pada
bawahan dan berorientasi ke masa depan.

Servant – Leadership:
Robert Greenleaf (1970),
Thank you…

Anda mungkin juga menyukai