Anda di halaman 1dari 7

1.

Kegiatan utama
Kesehatan ibu dan anak (KIA)
1) Pelayanan untuk ibu hamil
a) Penimbangan berat badan.
b) Pengukuran tinggi badan.
c) Pengukuran tekanan darah.
d) Pemantauan nilai status gizi (pengukuran lingkar
lengan atas).
e) Pemberian tablet besi.
f) Pemberian imunisasi Tetanus Toksoid (TT).
g) Pemeriksaan fundus uteri.
h) Penyuluhan termasuk perencanaan persalinan dan
pencegahan komplikasi (P4K), pentingnya IMD, dan ASI
eksklusif.
i) KB pasca-persalinan.
2) Pelayanan untuk ibu nifas dan menyusui
a) Penyuluhan/konseling kesehatan.
b) KB pasca-persalinan.
c) ASI eksklusif.
d) Gizi untuk ibu nifas dan menyusui.
e) Pemberian kapsul vitamin A.
f) Perawatan payudara.
g) Pemeriksaan kesehatan umum.
3) Pelayanan untuk bayi dan balita
a) Penimbangan berat badan.
b) Penentuan status pertumbuhan.
c) Penyuluhan dan konseling.
d) Pemeriksaan kesehatan (dilakukan bila ada tenaga
kesehatan).
2. Kegiatan pengembangan Posyandu
Dalam keadaan tertentu masyarakat dapat menambah
kegiatan Posyandu dengan kegiatan baru, di samping 5
(lima) kegiatan utama yang telah ditetapkan. Kegiatan
baru tersebut misalnya: perbaikan kesehatan lingkungan,
pengendalian penyakit menular, dan berbagai program
pembangunan masyarakat desa lainnya. Posyandu yang
seperti ini disebut dengan nama Posyandu Terintegrasi.
Penambahan kegiatan baru sebaiknya dilakukan apabila 5
kegiatan utama telah dilaksanakan dengan baik dalam arti
cakupannya di atas 50%, serta tersedia sumber daya yang
mendukung. Penetapan kegiatan baru harus mendapat
dukungan dari seluruh masyarakat yang tercermin dari
hasil Survei Mawas Diri (SMD) dan disepakati bersama
melalui forum Musyawarah Masyarakat Desa (MMD). Pada
saat ini telah dikenal beberapa kegiatan tambahan
Posyandu yang telah diselenggarakan antara lain:
1. Jenis layanan pembinaan gizi dan kesehatan ibu
dan anak meliputi:
a. Suplementasi gizi mikro;
b. Penyuluhan gizi seimbang, konseling makanan bayi dan balita;
c. Pelayanan gizi meliputi pemantauan pertumbuhan, pemberian
vitamin, pemberian makanan tambahan, penyuluhan ,
komunikasi informasi dan edukasi gizi;
d. Pemeriksaan tinggi badan dan berat badan, ukur lingkar
lengan atas, tekanan darah, tinggi fundus uteri, pemberian
tablet tambah darah, bila diperlukan imunisasi toxoid tetanus,
konseling, pemeriksaan kehamilan bagi ibu hamil;
e. Layanan Keluarga Berencana berupa suntik, pil dan kondom;
f. Sosialiasi program perencanaan persalinan dan pencegahan
komplikasi;
g. Pemberian Imunisasi dasar 0 – 9 bulan
h. Pemantauan stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh
kembang pada usia 3, 6, 9 dan 12 bulan dan anak usia kurang
dari 1 tahun minimal 2 kali dalam setahun; dan
i. Konseling dan penyuluhan mengenai perawatan bayi baru lahir,
tanda-tanda bahaya pada bayi dan balita.
2.Bina keluarga balita (BKB).
Penyuluhan kepada keluarga/orang tua tentang kesehatan, gizi,
perawatan, pengasuhan; stimulasi aspek-aspek perkembangan
anak menggunakan alat permainan edukatif; danrujukan bila anak
mengalami gangguan tumbuh kembang.
3. Kelas ibu hamil dan balita.
4.Penemuan dini dan pengamatan penyakit potensial
kejadian luar biasa (KLB), misalnya:infeksi saluran pernapasan
atas (ISPA), demam berdarah dengue (DBD), gizi buruk, polio,
campak, difteri, pertusis, dan tetanus neonatorum.
5. Pos pendidikan anak usia dini (PAUD).
6. Usaha kesehatan gigi masyarakat desa (UKGMD).
7.Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan
pemukiman (PAB – PLP).
a. Imunisasi;
b. Lingkungan bersih sehat; dan
c. Penanggulangan HIV/AIDS, Malaria, TB, DBD.
7. Program diversifikasi pertanian tanaman pangan dan
pemanfaatan pekarangan, melalui tanaman obat keluarga
(TOGA).
8. Kegiatan ekonomi produktif, seperti: usaha peningkatan
pendapatan keluarga (UP2K), usaha simpan pinjam.
9. Tabungan ibu bersalin ( Tabulin ), tabungan masyarakat
(Tabumas).
10. Kesehatan lanjut usia melalui bina keluarga lansia (BKL).
11. Jenis layanan kesehatan reproduksi remaja meliputi
penyuluhan, konseling, informasi, dan advokasi
kesehatan reproduksi remaja.
12. Pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil, dan
penyandang masalah kesejahteraan sosial.
13.Jenis layanan percepatan penganekaragaman konsumsi
pangan meliputi sosialisasi konsumsi pangan beragam,
bergizi berimbang dan aman berbasis sumber daya lokal,
penempelan poster, leaflet serta pemutaran VCD.

Anda mungkin juga menyukai