Anda di halaman 1dari 19

Chapter 4

CONCEPTS AND
PRINCIPLES
Oleh
Melda Fajra
Konsep dan Prinsip (Aturan)

Konsep adalah klasifikasi stimuli yang memiliki karakteristik-


karakteristik yang sama/umum.

Konsep didapat melalui sebuah pengalaman dan belajar. Konsep


merupakan sebuah abstraksi dari suatu Ide, yang dinyatakan dalam
suatu kata atau simbol-simbol.

Konsep juga dinyatakan sebagai bagian dari ilmu pengetahuan yang


dibangun dari berbagai macam karakteristik.

Konsep memiliki fungsi untuk memberikan gambaran besar atau


penjelasan mengenai sesuatu.
Secara hirarkhi, pemahaman tentang konsep mendahului
pemahaman prinsip, dan pengertian prinsip mendahului
penyelesaian masalah. Sebuah prinsip adalah beberapa konsep yang
saling berkaitan satu dengan yang lain.
Prinsip atau aturan berasal dari hubungan antara konsep.

Contoh:
Prinsip perkalian dari dua bentuk aljabar dalam tanda kurung
(x + 3) (2x + 6)

Tentunya dalam menyelesaikan atau menyederhanakan bentuk


tersebut, kita harus memahami konsep tentang apa itu variabel,
koefisien dan konstanta.
Miskonsepsi dalam Pemahaman Konsep

Pemahaman konsep yang benar merupakan landasan yang


memungkinkan terbentuknya pemahaman yang benar terhadap
konsep-konsep lain yang berhubungan atau konsep yang lebih
kompleks, fakta, hukum, prinsip dan teori-teori.

Miskonsepsi merupakan suatu konsepsi seseorang yang tidak sesuai


dengan konsepsi ilmiah yang diakui oleh para ahli (Suparno, 2005).

Adapun bentuk miskonsepsi dapat berupa kesalahan konsep awal,


kesalahan dalam menghubungkan berbagai konsep, dan gagasan
yang salah.

Siswa yang mengalami miskonsepsi ini cenderung salah dalam


menjawab banyak soal berbeda konteksnya tetapi dasar
kontekstualnya sama (Berg, 1991).
Strategi Membelajarkan Konsep

Salah satu strategi yang direkomendasikan untuk mengatasi masalah


dalam pembelajaran adalah Discovery Learning. Menurut Hosnan
(2014:282), discovery learning adalah suatu model untuk
mengembangkan cara belajar aktif dengan menemukan sendiri,
menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan
lama dalam ingatan.

Melalui belajar penemuan, siswa juga bisa belajar berpikir analisis dan
mencoba memecahkan sendiri masalah yang dihadapi.

Menurut Hosnan (2014), ciri atau karakteristik Discovery Learning


adalah (1) mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk
menciptakan, mengabungkan, dan menggeneralisasi pengetahuan; (2)
berpusat pada siswa; (3) kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan
baru dan pengetahuan yang sudah ada.
Seorang guru dalam menerapkan metode Discovery
Learning harus dapat menempatkan siswa pada
kesempatan-kesempatan dalam belajar lebih mandiri.

Bruner mengatakan bahwa proses belajar akan berjalan


dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori,
aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia
jumpai dalam kehidupannya (Budiningsih, 2005:41).
Mengajar dengan Kartun Konsep (concept cartoon)

Concept cartoon adalah media visual yang mengungkapkan


masalah ilmiah tentang kehidupan sehari-hari melalui gaya
karakter kartun dan menyajikan pandangan yang berbeda terkait
dengan masalah yang diungkapkan (Keogh dan Naylor 1999).

Kartun konsep telah terbukti menjadi pendekatan yang populer


untuk pengajaran dan pembelajaran dalam fisika salah satunya.

Beberapa penelitian terakhir juga menunjukkan bahwa concept


cartoon dapat digunakan untuk meremediasi miskonsepsi (Keogh
dan Naylor, 2013).
Menurut Keogh dan Naylor (1999) concept cartoon adalah media visual
yang mengungkapkan masalah ilmiah tentang kehidupan sehari-hari
melalui gaya karakter kartun dan menyajikan pandangan yang berbeda
terkait dengan masalah yang diungkapkan.

Umumnya concept cartoon di bidang pendidikan sains dapat digunakan


antara lain untuk: 1) Memecahkan dan menentukan miskonsepsi siswa;
2) Memberikan partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran; 3)
Menciptakan lingkungan diskusi; 4) Mengingatkan siswa pada
pengetahuan awal yang dimiliki; 5) Memungkinkan siswa untuk
mengekspresikan ide mereka.

Menurut Kabapinar (2005) tahapan pembelajaran berbasis concept


cartoon yaitu pengenalan kartun, diskusi tentang kartun, penyelidikan
ide dalam kartun, dan reinterpretasi dari ide dalam kartun. Pengenalan
kartun di sini ialah memperlihatkan concept cartoon di kelas dan
dijelaskan pada siswa mengenai isi dari kartun tersebut. Diskusi tentang
kartun, yaitu mendiskusikan apa saja yang terdapat dalam concept
Mengajar dengan animasi
(Teaching with Animation)

Penelitian menyebutkan, anak-anak atau orang dewasa


cenderung lebih dapat belajar dengan alat-alat yang menarik
atau interaktif. Nah, animasi punya kualitas ajaib yang dapat
meningkatkan kemampuan belajar secara signifikan. Animasi
merupakan gerakan objek maupun teks yang diatur
sedemikian rupa sehingga kelihatan menarik dan kelihatan
lebih hidup. Menurut Utami (2007), animasi adalah rangkaian
gambar yang membentuk sebuah gerakan. Salah satu
keunggulan animasi adalah kemampuannya untuk
menjelaskan suatu kejadian secara sistematis dalam tiap
waktu perubahan. Hal ini sangat membantu dalam
menjelaskan prosedur dan urutan kejadian.
Prinsip dari animasi adalah mewujudkan ilusi bagi
pergerakan dengan memaparkan atau menampilkan
satu urutan gambar yang berubah sedikit demi sedikit
pada kecepatan yang tinggi atau dapat disimpulkan
animasi merupakan objek diam yang diproyeksikan
menjadi bergerak sehingga kelihatan hidup. Animasi
merupakan salah satu media pembelajaran yang
berbasis komputer yang bertujuan untuk
memaksimalkan efek visual dan memberikan interaksi
berkelanjutan sehingga pemahaman bahan ajar
meningkat.
Konsep pembelajaran dan desain kurikulum

Konsep dari desain Desain dapat diartikan sebagai


kurikulum berfokus pada sebuah rancangan yang
cara kurikulum tersebut konseptual. Desai kurikulum
dapat digambarkan sebagai
dibentuk, terutama
berikut:
penyusunan yang aktual dari
bagian rencana kurikulum.
Istilah disain kurikulum
(beberapa menyebutnya
organisasi kurikulum)
menunjuk pada penyusunan
bagian-bagian kurikulum
kedalam pokok persoalan
yang sesungguhnya.
Sebuah desain kurikulum harus mengacu pada
tujuan pendidikan. Dalam hal ini ada tiga hal
penting yang perlu dipahami:

 Aims
 Goals
 Objectives
Konsep Kunci (Key Concept)
List Konsep Kunci
Concepts Mapping
Novak and Gowin (1985)
menyatakan bahwa peta konsep
adalah alat atau cara yang dapat
digunakan guru untuk mengetahui
apa yang telah diketahui oleh siswa.
Gagasan Novak ini didasarkan pada
teori belajar Ausabel. Ausubel
sangat menekankan agar guru
mengetahui konsep-konsep yang
telah dimiliki oleh siswa supaya
belajar bermakna dapat
berlangsung. Dalam belajar
bermakna pengetahuan baru harus
dikaitkan dengan konsep-konsep
relevan yang sudah ada dalam
struktur kognitif (otak) siswa.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai