Anda di halaman 1dari 27

Penyebab Kematian matian Pada Balita

Disusun oleh:
Kelompok 3
Mulia Mustika Ningsih
Nadia Isabilah
Nanda Maharani
Nikita Falery
Nova Hermadayanti
Nurlaili Chaerunisa
Rahmatul Ulya Putri
Restu Tri Rahayu
Reza Japira
Risma Sekar Ati

Dosen Pembimbing : Bunda Else Sri Rahayu, SST, M. Tr.Keb

JURUSAN DIII KEBIDANAN


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
TAHUN AJARAN 2019/2020
Penyebab Kematian pada Balita

1. Pneumonia
2. Diare
3. Meningitis
4. Demam berdarah dengue
5. Campak
6. Tubercolosis (TBC)
7. Malaria
1. Pneumonia
PNEUMONIA masih menjadi
penyebab tertinggi kematian pada bayi
di bawah usia lima tahun (balita)
maupun bayi baru lahir. Data dari riset
kesehatan dasar (Riskesdas) 2018
menunjukan prevalensi pneumonia
naik dari 1,6% pada 2013 menjadi 2%
dari populasi balita yang ada di
Indonesia pada 2018.
Pneumonia

Pneumonia merupakan bagian dari infeksi


saluran pernafasan akut. Pneumonia merupakan
infeksi pada jaringan paru atau lebih spesifiknya
(alveoli) disebabkan oleh kuman. Adapun
alveoli adalah kantong-kantong kecil di jaringan
paru-paru tempat pertukaran udara terjadi. Balita
yang mengalami pneumonia akan kesulitan
bernafas dan menyebabkan kematian.
Cara Mengatasi Pneumonia

Pengobatan utama Pneumonia pada balita Yaitu


dengan diberikan oksigen untuk mengurangi sesak
nafas, Serta asupan cairan dan nutrisi harus tercukupI.
Antibiotik biasanya juga akan diberikan pada pasien.
Memang, cara efektif dan tidak maha mengobati
pneumonia pada anak adalah melalui penggunaan
antibiotik. Tetapi, studi di 14 negara menyebutkan
hanya 27 persen anak yang diduga mengalami gejala
pneumonia yang mendapatkan antibiotik.
2. Diare

Salah satu ancaman kematian balita yakni diare. Diare


merupakan kondisi kekurangan cairan elektrolit yang
disebabkan oleh gangguan pencernaan yang disebabkan
oleh virus. Sehingga terjadi aktifitas keluarnya cairan
termasuk mikronutrien yang sangat penting bagi tubuh.
Virus penyebab diare antara lain infeksi Rotavirus,
infeksi bakteri-bakteri jahat lain dari benda-benda kotor
di sekitar, alergi, susu formula yang tidak diolah dengan
tepat, keracunan makanan, flu, atau konsumsi antibiotik.
Diare
Penyakit yang sering dianggap remeh tersebut
kenyataanya menjadi pembunuh balita nomor dua
setelah Pneumonia.Dokter Spesialis Anak Konsultan
Gastrohepatologi, Ariani Dewi Widodo menuturkan
Indonesia sebagai negara tropis sangat rentan terserang
diare pada balita yang belum memiliki kematangan
saluran cerna dan daya tahan tubuh yang kuat. Setiap
tahunnya terjadi seribu sampai lima ribu kematian
akibat diare.
Diare

Riset nasional menunjukkan, 31.4% dari


kematian bayi dan 25.2% dari kematian
balita di Indonesia disebabkan oleh diare.
Diare dapat membunuh bayi dan balita bila
menyebabkan dehidrasi tingkat berat dan
terlambat mendapatkan penanganan.
Cara Mengobati Diare
Salah satu cara yang direkomendasi ahli kesehatan untuk
mengobati diare bagi bayi dan balita adalah dengan
memberikan suplemen probiotik. Suplemen tersebut
mengandung bakteri baik yang efektivitas dan keamanannya
sudah terbukti secara klinis dan diakui oleh Badan
Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).BPOM Indonesia
mengkategorikan probiotik sebagai suplemen makanan,
bukan obat. WHO mendefinisikan probiotik sebagai bakteri
baik yang dapat hidup di saluran cerna dan bila dikonsumsi
dalam jumlah yang cukup, dapat memberikan manfaat
kesehatan signifikan bagi penggunanya.
3. Meningitis

Meningitis adalah istilah medis yang


digunakan untuk menggambarkan infeksi
atau radang pada meninges, yaitu selaput
pelindung di sekitar otak dan sumsum tulang
belakang. Tidak hanya pada orang dewasa,
meningitis pada anak kemungkinan dapat
menimbulkan efek samping berbahaya
jangka panjang, jika tidak segera diatasi
3. Meningitis

Meningitis atau radang selaput otak disebabkan


oleh bakteri atau virus yang bergerak menuju
meninges melalui aliran darah. Meningitis pada
anak yang ditularkan melalui virus bisa melalui
perantara udara, yaitu dari orang yang batuk atau
bersin dekat anak, juga karena tidak menjaga
kebersihan. Sedangkan meningitis yang
disebabkan oleh bakteri dapat disebarkan jika si
anak tinggal bersama, disentuh atau dicium
penderita penderita meningitis
Gejala Meningitis
Gejala lain meningitis seperti:
1. Demam dengan kaki dan tangan dingin
2. Menangis, merintih atau mengerang tidak seperti biasa
3. Muncul bintik atau ruam di kulit
4. Sensitif pada cahaya
5. Napas menjadi cepat
6. Rewel atau mudah marah
7. Tidak mau makan, lesu, wajah memucat
8. Muncul benjolan lunak di kepala
9. Kaku pada leher atau tubuh
10. Kejang, muntah, mengantuk atau sulit bangun
Gejala Meningitis
Untuk mengatasi meningitis pada anak yang disebabkan oleh virus,
umumnya dokter akan meminta anak beristirahat, tanpa pemberian
antibiotik, sambil memberikan terapi suportif. Pada kasus yang
jarang terjadi, virus menyebabkan peradangan pada otak, dokter
bisa memberikan obat antivirus. Sementara, untuk meningitis pada
anak yang disebabkan oleh bakteri, dokter akan memberikan
antibiotik serta penanganan intensif. Kemungkinan anak juga akan
diberikan bantuan pernapasan dengan masker oksigen. Untuk pulih
dari kondisi ini, umumnya dibutuhkan waktu beberapa minggu atau
lebih.Untuk mencegah penularan meningitis pada anak, sebaiknya
hindari kontak dengan penderita meningitis atau yang sedang sakit.
Segera bawa anak ke dokter, jika timbul gejala-gejala seperti
dijelaskan di atas.
4. Demam berdarah dengue
• Diketahui bahwa Demam Berdarah Dengue
(DBD) merupakan penyebab kematian
terbanyak di Asia, khususnya di Negara kita
tercinta, Indonesia.
• Penyakit mematikan satu ini dibawa oleh
nyamuk betina Aedes Aegepty yang memiliki
virus. Jika anak digigit oleh nyamuk tersebut,
maka dalam 4-7 hari saja ia dapat dengan
mudah terserang penyakit DBD.
Tanda Dan Gejala Demam berdarah
dengue
• Demam tinggi hingga 40 derajat celcius,
nyeri pada bagian bagian belakang mata,
nyeri pada tulang, otot dan sendi, sakit
kepala, mual dan muntah, serta
pembengkakan kelenjar merupan beberapa
gejala yang dirasakan oleh penderita DBD.
Cara Mengatasi Demam berdarah
dengue

• Jika sudah begitu, lekas bawa balita ke dokter.


Jangan lupa juga untuk memberikannya
parasetamol dari dokter secara rutin,
mengompres dahinya untuk menurunkan
panas serta memberikannya banyak cairan
agar tidak mengalami dehidrasi.
5. Campak
• Masa balita dan anak-anak memang paling
rentan mengalami campak. Penyakit yang satu
ini dapat tertular dengan mudah melalui
udara yang dihirup saat penderita penyakit
campak sedang bersin ataupun batuk.
Gejala Campak
• Gejala awal yang akan dirasakan pada anak
yang mengalami campak adalah flu, batuk,
pilek, demam, dan dilanjutkan dengan
timbulnya bercak-bercak merah di sekujur
tubuhnya.
Cara Mengatasi Campak
• Anak yang mengalami penayakit campak
memerlukan asupan nutrisi yang cukup
melalui pola makan 4 sehat 5 sempurna. Selain
itu, hindari makanan yang digoreng dan
minuman dingin untuk sementara waktu.
• Hal penting lainnya yang perlu dilakukan
adalah dengan mengimunisasinya agar
penyakit tersebut tidak lagi menyerang
tubuhnya di kemudian hari.
6. Tubercolosis (TBC)

• Tuberculosis atau yang biasa disebut dengan


TBC adalah penyakit yang menyerang paru-
paru balita dan anak . Diperkirakan, anak
berusia 0-14 tahun terserang penyakit TB lebih
mudah.
Tanda Dan Gejala TBC
• Anak yang menderita TBC terlihat dari bobot
tubuhnya yang menurun secara drastis, lesu,
batuk selama 3 minggu atau lebih, demam,
dan keringat dingin di malam hari.
Cara Mengatasi
• Jika hal tersebut sudah terjadi pada anak,
jangan pernah tunda untuk berobat ke dokter.
Penyakit yang satu ini sangatlah mematikan,
maka dari itu berikanlah penanganan sebaik
mungkin pada balita jika ia mengalami
beberapa gejala diatas.
7. Malaria
• Penyakit terakhir yang paling
banyak memakan korban Balita
dan anak-anak adalah malaria.
Penyakit yang satu ini
disebabkan oleh parasit
Plasmodium Falciparum yang
menyerupai gejala keracunan
pada darah akibat gigitan
nyamuk.
Tanda dan Gejala Malaria
• Simtom alam yang anak alami saat menderita
penyakit malaria adalah badan lemas, sering
mengantuk, serta nafsu makan yang
berkurang. Setalah itu, anak juga akan
mengalami fase demam, nafas yang tidak
teratur, hingga mata dan tubuh yang
menguning.
Cara Mengatasi
• Bahaya jika hal tersebut dibiarkan terlalu
lama! Maka dari itu, segera larikan anak ke
rumah sakit untuk mendapatkan penanganan
yang optimal.

Anda mungkin juga menyukai