Selat Karimata terletak di Indonesia Bagian Barat, terletak di antara Pulau Kalimantan dan
Pulau Belitung. Selat ini juga menghubungkan Laut Natuna dan Laut Jawa sehingga memiliki
peran penting dalam distribusi barang dan jasa. Selat Karimata diperkirakan memiliki panjang
150 km dengan kedalaman 30 meter.
Pasang Surut
Pasang surut berperan mengubah media perambatan
gelombang dari yang asalnya dispersive menjadi tak
dispesif.
01
Gelombang
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari pengamatan lapangan pada bulan februari
2017 hingga Maret 2017 di Pantai Pasir Mayang, Desa Pampang Harapan, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan
Barat. Pantai Pasir Mayang terletak di sisi timur Selat Karimata.
Pengukuran tinggi gelombang adalah dilakukan dengan Pengamatan kecepatan saat ini dan arah saat
Pemasangan tidal palm dilakukan menggunakan tidal palm dengan lambang dan palung ini dilakukan untuk 1 × 24 jam. Drifter
di lokasi yang relative aman. membaca sebanyak 51 kali lambang dan palung pengukuran. digunakan untuk mengukur arus kecepatan.
Aangka nol dari skala sawit harus Pengukuran periode gelombang dilakukan dengan Arus kecepatan pengukuran dilakukan untuk
selalu terendam saat air surut menggunakan stopwatch, yang menghitung jumlah waktu menghitung waktu perjalanan drifter sampai
yang dibutuhkan selama pengukuran 51 data puncak dan 51 jarak yang telah ditentukan. Arah saat
palung data. Arah gelombang yang tiba adalah ditentukan iniditentukan dengan mengarahkan geologis
dengan menggunakan kompas. kompas ke arah drifter.
Gelombang
Hs adalah tinggi gelombang yang Tidal
signifikan. Untuk memperoleh Hs , data Arus
tinggi gelombang harus diurutkan dari Analisis pasut dilakukan menggunakan
nilai tertinggi ke nilai terendah, maka Least Metode Kuadrat. Metode Least
rata-rata 33% dari nilai tertinggi disebut Square adalah digunakan untuk
melakukan analisis harmonik. Harmonis v = s/t
tinggi gelombang yang signifikan. Analisis dilakukan untuk mendapatkan dimana:
T = t/n nilai dari setiap pasang surut komponen
v = kecepatan saat ini (m / s)
dimana: yaitu O 1 , K 1 , M 2 , dan S 2 . Ini
analisis menggunakan perangkat lunak s = jarak (m)
T = periode gelombang (dtk)
T_Tide dengan Bahasa pemrograman t = waktu (detik)
t = waktu (detik) Matlab
n = jumlah gelombang
HASIL
Hasil elevasi muka air pengukuran, pada 25
Februari hingga 12 Maret 2017, ditunjukkan
sebagai garis merah.
Hasil dari model ketinggian air diambil
sebagai garis biru pada gambar di samping.
Perbedaan data yang diamati dan hasil
model adalah ditarik sebagai garis hitam,
Nilai indeks korelasi hasil model untuk data
yang diamati adalah 0,90, artinya amplitudo
dan fase analisis harmonic hasilnya telah
mewakili kondisi pasang surut di lokasi
penelitian. Berarti permukaan laut di situs ini
Gambar 1. Hasil Pengukuran Permukaan Laut (Garis Merah) selama 15 Hari 1,18 meter.
Dibandingkan dengan Data Model (Biru Baris). Perbedaan dalam Hasil Pengukuran
dengan Model diilustrasikan oleh Garis Hitam
Analisis harmonic dari beberapa komponen gelombang
pasang telah dilakukan untuk mendapatkan amplitude dan
fase masing-masing komponen seperti yang ditunjukkan pada
Tabel 1. Komponen utama yang dominan di situs ini adalah
komponen diurnal seperti K 1 dan O 1 . Sementara
komponen semi-diurnal seperti M2 dan S2 tidak
berpengaruh signifikan. Amplitudo dan fase masing-masing
pasang surut komponen kemudian digunakan untuk
memodel ulang pola ketinggian air pada tanggal yang sama.