God created humans with two gender, male and female.
Each of them has advantages and
disadvantages. Gender mengacu pada atribut, harapan, dan norma sosial, perilaku, dan budaya yang terkait dengan menjadi perempuan atau laki-laki (UN Women dalam World Bank, 2012). Sourced from the Central Statistics Agency, gender is the differentiation of roles, positions, responsibilities and division of work between men and women determined by the community based on the nature of women and men deemed appropriate according to norms, customs, beliefs or habits of the community. There are three indices used to determine the success rate of human development, namely the Gender Development Index (IPG), the Gender Empowerment Index (IDG) and the (IPM). Revolusi industry keempat ke arah ekonomi digital dan teknologi membuat industry Science, Technology, Engineering and Mathematics (STEM) memiliki prospek yang menjanjikan. President of Indonesia Business Caolition for Women Empowerment (IBCWE), mengatakan bahwa meskiupun prospek indutsri STEM menjanjikan di masa depan, masih ada sejumlah tantangan dalam menarik tenaga kerja professional perempuan. Industri STEM dinggap memiliki lingkungan yang tidak ramah untuk perempuan. Menurut studi dari UNESCO pada 2015, rendahnya tingkat partisipasi pekerja perempuan di bidang teknik dan geoscience terutama disebabkan oleh persepsi lingkungan kerja di industri STEM merupakan domain pekerja laki-laki yang melibatkan pekerjaan fisik dan kemampuan perempuan dianggap lebih rendah daripada laki- laki. Kurangnya keterwakilan perempuan di industry STEM juga disebabkan oleh rendahnya partisipasi perempuan di pasar tenaga kerja. Bahkan, lulusan perempuan yang memperoleh gelar terkait STEM memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk mengejar karis di industry STEM dibandingkan laki-laki, meskipun mereka memiliki nilai akademis yang relative sangat baik. Studi dari UNESCO pada 2015 menunjukkan bahwa sebagian besar peneliti perempuan memilih untuk bekerja di bidang administrasi dan manajemen yang tidak terkait langsung dengan bidang keahlian mereka. Data terakhir per februari 2017 dari Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa ada sekitar 131,55 juta pekerja yang tersedia di pasar tenaga kerja dalam negeri. Berdasarkan perbandingan gender, tingkat partisipasi perempuan sekitar 55% atau lebih rendah dari laki-laki yaitu 83,1%. Khusus untuk industry STEM tercatat hanya 30% pekerja perempuan, angka tersebut lebih tinggi dari rata-rata negara di Asia Tenggara yaitu 23%. Menurut saya, perempuan memiliki potensi yang belum tergali di industri STEM, jika peran perempuan semakin meningkat maka akan dapat dilihat perusahaan teknologi dengan konstruksi yang lebih ramah dan hangat. Jika dilihat dari kondisi Indonesia sekarang, perempuan yang mengambil pendidikan sciencedan teknik terus meningkat (Menristekdikti). Kaum perempuan harus mengubah mindset bahwa STEM industri ini sangat bermanfaat dan mereka memiliki kedudukan serta kemampuan yang sama dengan laki-laki.