Askep Ansietas
Askep Ansietas
KEPERAWATAN PADA
KLIEN DG ANSIETAS
Cemas / Ansietas
Cemas / Ansietas saat dirawat
Latar Belakang
Menurut Riskesdas 2013 Prevalensi penduduk Indonesia dengan disabilitas ringan sebesar
8,4 persen, sedangkan WHO melaporkan 42,4. Prevalensi penduduk Indonesia dengan
disabilitas sedang sampai sangat berat sebesar 11 persen. Lampung pada angka 5,0 persen.
Prevalensi penduduk yang mengalami gangguan mental emosional secara nasional adalah
6,0 persen, Lampung pada angka 1,2 persen.
Benyamin (1994) “Memperkirakan bahwa antara 20% - 40% dari seluruh klien yang dirawat
di rumah sakit umum akan mengalami gangguan mental di samping gangguan fisik”.Storer
(2000), 20% - 30% klien yang masuk unit gawat darurat akan mengalami gangguan mental
selain gangguan fisik “.
Aspek fisik dan mental saling mempengaruhi terhadap gangguan mental emosional
seseorang, ansietas dapat menyertai beberapa gangguan fisik seperti gangguan
kardiovaskuler, gangguan pernafasan, gangguan endokrin, gangguan karena keracunan dan
sindrom putus zat (Stuart, 2009).
Latar belakang lanj......
Aspek fisik dan mental akan saling mempengaruhi terhadap
gangguan mental emosional seseorang, ansietas dapat
menyertai beberapa gangguan fisik seperti gangguan
kardiovaskuler, gangguan pernafasan, gangguan endokrin,
gangguan karena keracunan (Stuart, 2013).
I-----------------I--------------I---------------I-----------I
Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik
Tingkat Ansietas
1. Ansietas ringan. Pd kehidupan sehari-hari. Individu sadar.
Lapang persepsi meningkat (mendengar, melihat, meraba
lebih dari sebelumnya). ........ Perlu untuk memotivasi belajar,
pertumbuhan, dan kreativitas.
2. Ansietas sedang: Lapang persepsi menyempit (melihat,
mendengar, meraba menurun dr kondisi sblmnya). ..........
Fokus pd perhatian.
3. Ansietas berat: Lapang persepsi sangat sempit, hanya bisa
memusatkan perhatian pd yg detil/fokus, tdk yg lain.
4. Panik: hilang kontrol, hanya bisa menurut perintah
Patopsikologi terjadi ansietas
Faktor predisposisi:
• Biologi
• Psikologis
• Sosial Budaya
1. Biologi
Model biologis menjelaskan bahwa ekpresi emosi melibatkan
struktur anatomi di dalam otak (Fortinash, 2006). Aspek
biologis yang menjelaskan gangguan ansietas adalah adanya
pengaruh neurotransmiter. Tiga neurotransmiter utama yang
berhubungan dengan ansietas adalah norepineprin, serotonin
Faktor Predisposisi
2. Psikologis / Prilaku
Stuart dan Laraia (2005) menjelaskan bahwa aspek psikologis
memandang ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara dua
elemen kepribadian yaitu id dan superego.
RENCANA KEPERAWATAN
Tujuan umum : klien akan menunjukkan mekanisme koping yg adaptif dlm
mengatasi stres.
Tujuan khusus:
•Pasien mampu mengenal ansietas
•Pasien mampu mengatasi ansietas melalui tehnik relaksasi
•Pasien mampu memperagakan dan menggunakan tehnik relaksasi untuk
mengatasi ansietas
TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Bina hubungan saling percaya
Ciptakan rasa aman dan nyaman saat berinteraksi.
Tindakannya adalah:
Mengucapkan salam terapeutik
Berjabat tangan
Menjelaskan tujuan interaksi
Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali
bertemu pasien
2. Bantu pasien mengenal ansietas:
Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan
perasaannya.
TINDAKAN KEPERAWATAN
3. Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa
percaya diri:
Latihan relaksasi: Tarik Napas Dalam
Pengalihan situasi/distraksi: Hipnotis diri sendiri (latihan 5 jari)
2. TERAPI KELUARGA
Family psikoedukasi (FPE)
3. TERAPI KELOMPOK
Gambaran kasus
Tuan H. usia 43 tahun, bekerja sebagai tenaga pengajar (guru) di
sebuah STM di Bogor, telah menikah dengan Ny. E dan dikaruniai
1 orang putra usia remaja akhir (16 tahun), bertempat tinggal di
RT 03 RW 02 Kelurahan Ciomas Bogor.
Klien dan keluarga (istri) mengatakan selama 5 tahun ini oleh
dokter didiagnosa mengalami penyakit Diabetes Melitus (DM).
Tidak ada riwayat penyakit DM pada keluarga/orang tua Tn H,
kemungkinan penyakit DM pada Tn. H terjadi karena pola
aktivitas olah raga yang berlebih sebelum 5 tahun terdiagnosa
DM. Kebiasaan klien melakukan aktivitas fisik olah raga:
badmington/bulu tangkis yang dilakukan 3 kali seminggu dan
Gambaran kasus
Selama ini jika muncul keluhan; badan terasa lemas padahal
makan banyak hanya berobat ke dokter umum, setelah mendapat
obat diminum dan gejala berkurang klien tidak berobat lagi.
Sebelum kejadian saat ini, klien sering mengalami luka-luka kecil
dikaki tetapi akan sembuh dengan sendirinya.
Pada saat ini, berawal dari adanya bisul-bisul kecil didaerah atas
paha kiri yang menimbulkan reaksi gatal sehingga klien garuk
dan diberi larutan antiseptik. Setelah digaruk tampak kemerahan
menyebar, dalam satu minggu kemudian tampak adanya
abses/bengkak kemerahan didaerah garukan dengan diameter 5
centi meter, dari abses tersebut mengeluarkan pus/nanah ketika
Gambaran kasus
Di RSMM klien didiagnosa mengalami Abses di daerah femur e.c DM,
harus menjalani rawat inap untuk penyembuhan luka dan mengontrol
kadar gula darah (kadar GDS saat datang 415 mg/dl). Karena belum
pernah menjalani rawat inap di RS dan informasi yang klien miliki terkait
penyakit DM yaitu luka yang susah sembuh, cenderung bertambah
parah dan kejadian amputasi yang harus dilakukan untuk mencegah
pelebaran luka DM. Klien banyak diam, susah untuk tidur, keluarga
(istri) tampak cemas dengan respon gelisah, menangis saat menelpon
keluarga yang lain untuk mendapat dukungan.
Diagnosa keperawatan dan intervensi:
Diagnosa keperawatan: Ansietas Sedang
Intervensi :
1. Generalis
Mengajarkan teknik relaksasi: nafas dalam
Mengajarkan teknik hipnotis 5 jari
Penkes tentang DM
TERIMA KASIH