Anda di halaman 1dari 64

PERUSAKAN DAN PENCEMARAN

LINGKUNGAN, SERTA UPAYA KONSERVASI,


BIOREMEDIASI, EUTROFIKASI, ORGANISME
SEBAGAI BIOINDIKATOR PERAIRAN

Oleh

ARLEN H.J.

STAF PENGAJAR BIOLOGI FMIPA USU


INDONESIA DENGAN LAJU PERTAMBAHAN
PENDUDUK SEKITAR 1,9 % PER TAHUN, PADA TAHUN
2004 MEMILIKI PENDUDUK ± 238 JUTA JIWA DAN
DIPERKIRAKAN JUMLAH PENDUDUK AKAN MENCAPAI
293 JUTA JIWA PADA TAHUN 2020

PERTAMBAHAN PENDUDUK MENINGKATKAN TEKANAN


TERHADAP DARATAN, DAERAH PESISIR DAN
LAUTAN, YANG MERUPAKAN ALTERNATIF GUNA
MENGATASI KETERBATASAN SUMBERDAYA
DARATAN.

INDONESIA TERDIRI DARI KEPULAUAN YANG DUA


PERTIGA WILAYAHNYA TERDIRI DARI LAUTAN DAN
MEMILIKI GARIS PANTAI SEPANJANG 81.000 KM
ATAU SEKITAR 14 % GARIS PANTAI DUNIA.
DI BERBAGAI DAERAH DI INDONESIA TERLIHAT
AKTIVITAS MANUSIA DALAM BERBAGAI BIDANG
PEMBANGUNAN SEMAKIN MENINGKAT

SECARA BERANGSUR-ANGSUR MANUSIA MULAI


MENDOMINASI EKOSISTEM DAN MEMBENTUK
LINGKUNGAN HIDUP SOSIAL, SEKALIGUS
MENCIPTAKAN LINGKUNGAN HIDUP BUATAN.

LINGKUNGAN HIDUP BUATAN BERKEMBANG SESUAI


DENGAN PERKEMBANGAN PENGUASAAN ILMU
PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI OLEH MANUSIA
ITU SENDIRI, BAIK SECARA TRADISIONAL MAUPUN
MENGGUNAKAN KEMAMPUAN PERKEMBANGAN
ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI CANGGIH.
Keanekaragaman yang luar biasa ini sedang dalam
proses kepunahan dengan kecepatan yang sangat
mengkhawatirkan. Hal ini disebabkan oleh :
 Laju peningkatan populasi manusia dan konsumsi
sumberdaya alam yang tidak berkelanjutan.
 Penyempitan spektrum produk yang diperdagangkan dalam
bidang pertanian, perkebunan, kehutanan, dan perikanan.
 Sistem dan kebijaksanaan ekonomi yang gagal dalam
memberi penghargaan kepada lingkungan dan
sumberdayanya.
 Ketidakadilan dalam kepemilikan, pengelolaan dan
penyaluran keuntungan dari penggunaan dan pelestarian
sumberdaya hayati.
 Kurangnya pengetahuan dan penerapannya Sistem hukum
dan kelembagaan yang mendorong eksploitasi.
UU RI No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup :
• Perusakan lingkungan hidup adalah tindakan
orang yang menimbulkan perubahan langsung
atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia,
dan/atau hayati lingkungan hidup sehingga
melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan
hidup (BAB I, Psl !, ayat 16).
• Kerusakan lingkungan hidup adalah perubahan
langsung dan/atau tidak langsung terhadap sifat
fisik, kimia, dan/atau hayati lingkungan hidup yang
melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan
hidup (BAB I, Psl !, ayat 17).
(Bab I, pasal 1, ayat 1)

• Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang


dengan semua benda, daya, keadaan,
dan makhluk hidup, termasuk manusia
dan perilakunya, yang mempengaruhi
alam itu sendiri, kelangsungan peri-
kehidupan, dan kesejahteraan manusia
serta makhluk hidup lain.
Ayat 2

• Perlindungan dan pengelolaan lingkungan


hidup adalah upaya sistematis dan
terpadu yang dilakukan untuk
melestarikan fungsi lingkungan hidup dan
mencegah terjadinya pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan hidup
yang meliputi perencanaan, pemanfaatan,
pengendalian, pemeliharaan,pengawasan,
dan penegakan hukum.
Ayat 3
• Pembangunan berkelanjutan adalah
upaya sadar dan terencana yang
memadukan aspek lingkungan hidup,
sosial, dan ekonomi ke dalam strategi
pembangunan untuk menjamin keutuhan
lingkungan hidup serta keselamatan,
kemampuan, kesejahteraan, dan mutu
hidup generasi masa kini dan generasi
masa depan.
Predator
PERUSAKAN : Pembukaan hutan
PENGGUNAAN SPESIES YANG BERLEBIHAN
PERUSAKAN : Kegiatan Pertambangan
PERUSAKAN HABITAT (PENGGUNDULAN HUTAN,
PEMBUKAAN DAN PERUBAHAN FUNGSI LAHAN)
C.Perubahan Fungsi Lahan, Deforestasi
(LULUCF), dan Kebakaran Hutan dan Lahan
Contoh di Kalimantan :
Laju Deforestasi
(2003-2005):
2.8 juta Ha/tahun

Kebakaran hutan
(Kalbar,2006):
kerugian US$ 91 juta
(sumber:
www.beritabumi.or.id)

Terjadi apabila
Tidak dilakukan
upaya pengendalian
Secara serius

Sources: Radday, M. 2007. 'Borneo Maps'.


PERUSAKAN : Kegiatan Pertanian & Sampah
Banjir di Jakarta, Feb 2007.

Kerugian diperkirakan US$ 8.000.000.000


• Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau
komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh
kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu
lingkungan hidup yang telah ditetapkan.
• Baku mutu lingkungan hidup adalah ukuran batas
atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen
yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar
yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber
daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup.
• Kriteria baku kerusakan lingkungan hidup adalah
ukuran batas perubahan sifat fisik, kimia, dan/atau
hayati lingkungan hidup yang dapat ditenggang oleh
lingkungan hidup untuk dapat tetap melestarikan
fungsinya.
GANGGUAN PADA HABITAT (TERMASUK
POLUSI DAN DEGRADASI)
• POLUSI PESTISIDA  BAHAYA BAGI ORGANISME
YANG BUKAN SASARAN

• POLUSI AIR  PENURUNAN KEANEKARA-


GAMAN HAYATI PERAIRAN,
TERJADINYA EUTROFIKASI
 BLOOMING.
• POLUSI UDARA  HUJAN ASAM
 PRODUKSI OZON DAN
DEPOSISI NITROGEN
 SENYAWA ANORGANIK
YANG MEMATIKAN
 PERUBAHAN IKLIM GLOBAL
PENCEMARAN AIR :
• Pencemaran air dapat diketahui dari perubahan warna,
bau, serta adanya kematian dari biota air, baik sebagian
atau seluruhnya.
• Bahan polutan yang dapat menyebabkan polusi air
antara lain limbah pabrik, detergen, pestisida, minyak,
dan bahan organik yang berupa sisa-sisa organisme
yang mengalami pembusukan.
• Untuk mengetahui tingkat pencemaran air dapat dilihat
melalui besarnya kandungan O2 yang terlarut. Ada 2
cara yang digunakan untuk menentukan kadar oksigen
dalam air, yaitu secara kimia dengan COD (Chemical
Oxygen Demand) dan BOD (Biochemical Oxygen
Demand). Makin besar harga BOD makin tinggi pula
tingkat pencemarannya.
PENCEMARAN AIR :
POLUSI AIR :
• Polusi air yang berat dapat menyebabkan polutan meresap
ke dalam air tanah yang menjadi sumber air untuk
kehidupan sehari-hari seperti mencuci, mandi, memasak,
dan untuk air minum. Air tanah yang sudah tercemar akan
sulit sekali untuk dikembalikan menjadi air bersih.
Pengenceran dan penguraian polutan pada air tanah sulit
sekali karena airnya tidak mengalir dan tidak mengandung
bakteri pengurai yang aerob. Penggunaan pupuk dan
pestisida yang berlebihan merupakan salah satu sumber
pencemaran air.
Pupuk dan pestisida yang larut di air akan
menyebabkan eutrofikasi yang mengakibatkan
ledakan (blooming) tumbuhan air, misalnya alga dan
ganggang. Cara pencegahan dan penanggulangan
pencemaran air dapat dilakukan sebagai berikut:
1) Cara pemakaian pestisida sesuai aturan yang ada.
2) Sisa air buangan pabrik dinetralkan lebih dahulu
sebelum dibuang ke sungai
3) Pembuangan air limbah pabrik tidak boleh melalui
daerah pemukiman penduduk. Hal ini bertujuan
untuk menghindari keracunan yang mungkin
terjadi karena penggunaan air sungai oleh
penduduk.
4) Setiap rumah hendaknya membuat septi tank yang
baik.
INTRODUKSI SPESIES-SPESIES EKSOTIK
BIOINDIKATOR PENCEMARAN AIR
Indikator biologis pencemaran perairan harus memenuhi
kriteria sebagai berikut :
a. Mudah diidentifikasi
b. Mudah dijadikan sampel, artinya tidak perlu bantuan
operator khusus, maupun peralatan yang mahal dan dapat
dilakukan secara kuantitatif.
c. Mempunyai distribusi yang kosmopolit.
d. Kelimpahan suatu spesies dapat digunakan untuk
menganalisa indeks keanekaragaman.
e. Mempunyai arti ekonomi sebagai sumber penghasilan
(seperti ikan), atau hama/organisme penggangu (contoh :
algae)
f. Mudah menghimpun/menimbun bahan pencemar.
g. Mudah dibudidayakan di laboratorium.
h. Mempunyai keragaman jenis yang sedikit.
Yang perlu diperhatikan dalam memilih indikator biologi adalah
tiap spesies mempunyai respon terhadap pencemaran yang
spesifik.
• Ikan sulit digunakan sebagai indikator populasi. Lebih mudah
menggunakan spesies air lain yang tidak lincah geraknya.
• hewan bentos makro dan spesies Tubitex Sp dan Malainoides
tuberculate merupakan spesies indikator adanya oksigen
terlarut (DO) yang rendah dan partikel tersuspensi yang tinggi
pada ekosistem perairan sungai.
• Alga hijau biru (Microytis sp) meningkat bila perairan banyak
dicemari pupuk Nitogen (N). Pencemaran phosphat (PO4)
meningkat dapat dilihat dengan meningkatnya kehadiran Alga
Hijau Biru (Anabaena sp).
• Eceng gondok (Eichornia crassoper) merupakan indikator
pencemaran organik. Kekeruhan dan padatan tersuspensi
meningkat dapat dilihat dengan menurunnya indikator
bentosialter feeders Hydrosyche dan simulium.
PENCEMARAN TANAH :
BIOREMEDIASI :
• Bioremediasi merupakan proses
pembersihan pencemaran tanah dengan
menggunakan mikroorganisme (jamur,
bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk
memecah atau mendegradasi zat pencemar
menjadi bahan yang kurang beracun atau
tidak beracun (karbon dioksida dan air).
Proses bioremediasi harus memperhatikan
temperatur tanah, ketersediaan air, nutrien
(N, P, K), perbandingan C : N kurang dari 30
: 1, dan ketersediaan oksigen.
Ada 4 teknik dasar yang biasa digunakan dalam
bioremediasi:
a) Stimulasi aktivitas mikroorganisme asli (di
lokasi tercemar) dengan penambahan nutrien,
pengaturan kondisi redoks, optimasi pH, dan
sebagainya.
b) Inokulasi (penanaman) mikroorganisme di
lokasi tercemar, yaitu mikroorganisme yang
memiliki kemampuan biotransformasi khusus.
c) Penerapan immobilized enzymes.
d) Penggunaan tanaman (phytoremediation) untuk
menghilangkan atau mengubah pencemar.
Beberapa tingkat pencemaran bahan organik dalam air tawar dan
fauna makroinvertebrata sebagai indikator bilogi :
• Limbah organik yang sangat pekat (DO pada taraf nol) fauna
invertebrata hanya golongan cacing dari golongan Tubifex dan
Limnodrillus.
• Kalau kondisi air lebih baik, maka hewan golongan cacing
tersebut akan diikuti oleh larva Chrinomous (cacing darah).
• Pada zona air yang sudah pulih spesies yang khas adalah
Asellus aquaticus di samping Chironomus, tetapi ada pula
makroinvertebrata seperti Lintah dan Moluska.
Hewan bentos hidup relatif menetap, sehingga baik digunakan
sebagai petunjuk kualitas lingkungan, karena selalu kontak
dengan limbah yang masuk ke habitatnya. Kelompok hewan
tersebut dapat lebih mencerminkan adanya perubahan faktor-
faktor lingkungan dari waktu ke waktu. karena hewan bentos terus
menerus terdedah oleh air yang kualitasnya berubah-ubah
PENCEMARAN UDARA
PENCEMARAN UDARA
Pencemaran udara dapat bersumber dari
manusia atau dapat berasal dari alam.
Pencemaran oleh alam, misalnya letusan
gunung berapi yang mengeluarkan debu, gas
CO, SO2, dan H2S. Partikel-partikel zat padat
yang mencemari udara di antaranya berupa
debu, jelaga, dan partikel logam. Partikel
logam yang paling banyak menyebabkan
pencemaran adalah Pb yang berasal dari
pembakaran bensin yang mengandung TEL
(tetraethyl timbel).
Adanya pencemaran udara ditunjukkan oleh adanya gangguan pada makhluk
hidup yang berupa kesukaran bernapas, batuk, sakit tenggorokan, mata pedih,
serta daun-daun yang menguning pada tanaman. Zat-zat lain yang umumnya
mencemari lingkungan, antara lain:
1) Oksida karbon (CO dan CO2) dapat mengganggu pernapasan, tekanan
darah, saraf, dan mengikat Hb sehingga sel kekurangan O2.
2) Oksida sulfur (SO2 dan SO3) dapat merusak selaput lendir hidung dan
tenggorokan.
3) Oksida nitrogen (NO dan NO2) dapat menimbulkan kanker.
4) Hidrokarbon (CH4 dan C4H10), menyebabkan kerusakan saraf pusat.
5) Ozon (O3) menyebabkan bronkithis dan dapat mengoksidasi lipida.
Cara pencegahan dan penanggulangan terhadap pencemaran udara, antara
lain sebagai berikut. :
a) Perlu dibatasi penggunaan bahan bakar yang menghasilkan CO.
b) Menerapkan program penghijauan di kota-kota untuk mengurangi tingkat
pencemaran.
c) Memilih lokasi pabrik dan industri yang jauh dari keramaian dan pada tanah yang
kurang produktif.
d) Gas-gas buangan pabrik perlu dibersihkan dahulu sebelum dikeluarkan ke udara
bebas. Pembersihan dapat menggunakan alat tertentu, misalnya cottrell yang
berfungsi untuk menyerap debu. Meningkatnya kadar karbon dioksida di atmosfer
juga dapat membahayakan kelangsungan hidup makhluk hidup yang ada di bumi ini.
Sumber - sumber Gas Karbondioksida
Pembangkit Listrik ,
Pabrik dan
Perumahan

Mobil, Truk , Bis


Dampak Negatif Perubahan Iklim
Kenaikan air laut 60 cm di Subang,
Karawang, Bekasi telah kehilangan lahan
+/- 124,5 Ha & gagal panen 150 rb ton
Studi: ITB & KLH

Hal tersebut menimbulkan bencana lingkungan antara lain : banjir, longsor,


kekeringan dan atau kebakaran hutan dan angin puting beliung (badai topan)
Konsentrasi karbon dioksida yang berasal dari
sisa pembakaran, asap kendaraan, dan asap
pabrik dapat menimbulkan efek rumah kaca
(green house effect). Efek rumah kaca dapat
mengakibatkan:
1) Adanya pemanasan global yang
mengakibatkan naiknya suhu di bumi.
2) Mencairnya es yang ada di kutub, sehingga
mengakibatkan naiknya permukaan air
laut.
3) Tenggelamnya daratan (pulau) sebagai
akibat dari mencairnya es di kutub.
Isu Pemanasan Global

• Pembakaran Bahan Bakar Fosil


• Perusakan Vegetasi Hutan

• Peningkatan Konsentrasi Gas Rumah Kaca


(terutama CO2)

Efek Rumah Kaca (Green House Effect)


Efek Rumah Kaca
Peningkatan Gas Rumah Kaca

No. Gas Konsentrasi di Udara

Pra - industri 1989

1. Karbondioksida (CO2) 274 ppm 354 ppm

2. Metana (CH4) 0,7 ppm 1,7 ppm

3. Nitrogen Oksida (NOx) 280 ppb 306 ppb

4. Klorofluorokarbon 0 ppb 0,3 ppb


(CFC)-11
5. Klorofluorokarbon 0 ppb 0,5 ppb
(CFC)-12
Penipisan Lapisan Ozon
• Penggunaan bahan-bahan kimia sebagai bahan
perusak lapisan ozon (ozone depleting substance,
seperti CFCs) dan gas NOx yang dapat berasal dari
hasil proses aktivitas alam seperti aktivitas vulkanik
dan kegiatan manusia seperti pembakaran dalam
kendaraan bermotor dan industri.

Lapisan Ozon di atmosfer berlubang


Penipisan Ozon

Pertumbuhan lubang ozon Biru tua menunjukkan daerah dengan


Antartika selama 20 tahun, penipisan lapisan ozon maksimum.
sebagaimana pengamatan
satelit

Sumber: UNEP
Dampak Berlubangnya Lapisan Ozon
• MENINGKATNYA INTENSITAS SINAR ULTRA VIOLET
YANG MENCAPAI PERMUKAAN BUMI, SEHINGGA
DAPAT MENYEBABKAN GANGGUAN TERHADAP
KESEHATAN, SEPERTI KANKER KULIT, KATARAK,
DAN PENURUNAN DAYA TAHAN TUBUH, DAN
BAHKAN TERJADINYA MUTASI GENETIK.
• MENGAKIBATKAN TERJADINYA DEGRADASI
LINGKUNGAN, KETERBATASAN SUMBER AIR
BERSIH, KERUSAKAN RANTAI MAKANAN DI LAUT,
MUSNAHNYA EKOSISTEM TERUMBU KARANG DAN
SUMBER DAYA LAUT LAINNYA, MENURUNNYA
HASIL PRODUKSI PERTANIAN YANG DAPAT
MENGGANGGU KETAHANAN PANGAN, DAN
BENCANA ALAM LAINNYA.
• MATA RANTAI DAMPAK PENIPISAN LAPISAN OZON
BERIKUTNYA ADALAH TERJADINYA PEMANASAN
GLOBAL (GLOBAL WARMING).
FAKTA PERUBAHAN LAPISAN ES
GREENLAND KARENA PEMANASAN GLOBAL

???

1992 2002 2005 2010


Runtuhnya Gunung Es Karena Pemanasan
Global
Perito Moreno Glacier at Patagonia, Argentina
A glacier is a large, slow-moving mass of ice, formed from compacted layers of snow,
that slowly deforms and flows in response to gravity and high pressure
Argentina's Upsala Glacier was once the biggest glacier, the location is at
Los Glaciares National Park, South America, Argentina.
Kebijakan pembangunan nasional yang melestarikan fungsi dan
kemampuan ekosistem disebut sebagai pembangunan yang
berkelanjutan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

 Memberi kemungkinan kepada kelangsungan hidup dengan jalan


melestarikan fungsi dan kemampuan ekosistem yang
mendukungnya, baik secara langsung maupun tidak langsung.
 Memanfaatkan sumberdaya alam sebanyak alam atau teknologi
pengelolaan mampu menghasilkan secara lestari.
 Memberikan kesempatan kepada sektor dan kegiatan lainnya untuk
berkembang bersama-sama, baik diderah atau kurun waktu yang
sama ataupun didaerah dan kurun waktu berbeda secara sambung
menyambung.
 Meningkatkan dan melestarikan kemampuan dan fungsi ekosistem
untuk memasok sumberdaya alam dan melindungi serta mendukung
penghidupan secara terus menerus.
 Menggunakan prosedur dan tata cara yang memprihatinkan
kelestarian fungsi dan kemampuan ekosistem untuk mendukung peri
kehidupan, baik masa kini maupun masa mendatang (Repelita).
• Konservasi sumber daya alam adalah
pengelolaan sumber daya alam untuk
menjamin pemanfaatannya secara
bijaksana serta kesinambungan
ketersediaannya dengan tetap memelihara
dan meningkatkan kualitas nilai serta
keanekaragamannya (BAB I, Psl !, ayat
17).
• Konservasi sumber daya alam adalah
penghematan penggunaan sumber daya alam dan
memperlakukannya berdasarkan hukum alam.
• Pengertian konservasi adalah suatu paya atau
tindakan untuk menjaga keberadaan sesuatu
secara terus menerus berkesinambungan baik
mutu maupun jumlah.
• Titik tolak konservasi sumberdaya alam hayati
bersumber dari strategi konservasi dunia yang
pada tahun 1980 diumumkan di Indonesia
(bersama 30 negara lain) oleh empat orang
menteri: Menteri Pertanian, Menteri Penerangan,
Menteri RISTEK dan Menteri PPLH yang
mengandung tiga aspek yaitu :
Perlindungan sistem penyangga kehidupan
• Perlindungan proses ekologis sebagai sistem penyangga
kehidupan, karena sistem penyangga kehidupan harus
dalam keadaan yang seimbang. Lingkungan asli/alam
(sudah dalam keseimbangan yang stabil) dan lingkungan
buatan (dalam keadaan tidak stabil).

Pengawetan/pelestarian aneka ragam genetik yang ada


• Kegunaan pelestarian genetik adalah untuk kesinambungan
pembangunan.

Pelestarian manfaat
• Pemanfaatan spesies flora dan fauna sudah banyak
dilakukan. Pemanfaatan spesies-spesies yang tidak
dilindungi dapat terjamin dalam keseimbangan alam.
Sedangkan pemanfaatan spesies-spesies yang dilindungi
diperlukan peraturan perundang-undangan.

Anda mungkin juga menyukai