Anda di halaman 1dari 32

Pendahuluan

Hellp Syndrome
Sindroma HELLP (Hemolysis, Elevated Liver
Enzyme, Low Platelets Count) merupakan suatu
variasi dari preeklamsi berat yang disertai
trombositopenia,hemolisis dan gangguan fungsi
hepar.
Epidemiologi
•Sindrom HELLP terjadi pada 0,5-0,9% kehamilan
dan 10-20% terjadi pada kasus preeklamsia berat
(Kjell, 2009).
•paling sering terjadi pada umur kehamilan 27 – 35
minggu (70%)
•Sindroma HELLP telah terbukti terjadi pada
kelompok usia ibu yang lebih tua, dengan usia rata-
rata 25 tahun.
• Sebaliknya, preeklamsia paling sering terjadi pada
pasien yang lebih muda(usia rata-rata, 19 tahun)
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. y
No.CM : 021180
Umur : 34 tahun
Jenis kelamin : wanita
Alamat : Bener Meriah
Pekerjaan : IRT
Perkawainan : Kawin
TGL Masuk : 08/02-2020
ANAMNESIS
KU: kejang

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien wanita usia 33 tahun Datang diantar oleh suami Dengan Keluhan
kejang beberapa menit SMRS. Kejang kelonjotan seluruh tubuh. Awalnya
pasien mengeluhkan kepala terasa berat dan sempat dibawa kepuskesmas.
Kaki bengkak sejak beberapa hari ini. Pandangan terasa kabur disangkal.
Keluhan nyeri perut hilang timbul disangkal. Keluhan nyeri kepala dan nyeri
ulu hati disangkal. Gerakan janin masih aktif. Pasien hamil anak ke 2. HPHT
pasien tidak ingat. TD pasien Sebelumnya sering tinggi.
Riwayat Penyakit Dahulu
hipertensi dalam kehamilan
Riwayat Penyakit Keluarga
Riw penyakit keluarga (-)
Riwayat persalinan
1. laki-laki, Aterm, partus normal, ditolong
bidan, BBL 3400 (5 th)
Riwayat haid
menarche : 12 th
Lama haid : 5 hari
Siklus 28 hari
Gangguan haid : (-)
Hpht: ?
Berdasarkan USG: TTP;16-04-2020
Uk : 30-32 mgg

Riwayat kontrasepsi
KB suntik tiap bulan
Status Internus
Keadaan Umum : lemah
Kesadaran : Compos Mentis
Vital sign
Tekanan Darah : 200/100 mmHg
Frekuensi Nadi : 88 kali /menit
Frekuensi Nafas : 26 kali /menit
Suhu Axilla : 36,70C
TB: 152 CM
BB: 96 KG
Pemeriksaan fisik
Mata: edema palpebra (-/-), mata ikterik (+/+)
T/H/M : Dalam batas Normal
Leher : KGB (-) Tyroid (-).
Torak ( Paru ) :
I: Simetris
P: Sf Kanan= Sf Kiri melemah.
P: Sonor (+/+)
A: Rh(-/-) Wh (-/-) Ves (-/-)
Lanjutan
Abdomen
I: simetris
P: Nyeri tekan (-), organomegali (-)
P: Timpani (+)
Ekstramitas:
Superior : pucat (-/-) Edema(-/-)
Inferior : Pucat (-/-) Edema (+/+) Minimal
STATUS OBSTETRI
TFU: 20
TBJ: 1395
DJJ : 143
Pembukaan (-)
Presentasi : kapala
Letak :
ketuban : (-)
PEMERIKSAAN LAB (7-2-2020)
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

Hemoglobin 17,3 12-15

Hematokrit 49 37-47

Eritrosit 6,07 4,2-5,4

Leukosit 20,04 4,5-10,5

Trombosit 102 150-450

MCV 80,7 80-100

MCH 28,5 27-31

MCHC 35,3 32-36

RDW 13,1 11,5-14,5

CT/BT 6/3 1-6/1-3


GDS ? g/dl
SGOT 87 35-57 3-4,8U/L

SGPT 82 28-45 U/L


Urin lengkap :
•Warna : kuning keruh
•Glukosa : negatif
urinalisa •Bilirubin
•Keton
: negatif
: negatif
•Urobilin : negatif
•Berat jenis : 1.020
•Ph : 6,5
•Protein : +3
•Nitrit : negatif
•Leukosit : negatif
•Darah : +3
Sedimen :
• Eritrosit : 10-15
• Leukosit : 0-1
• Epitel : 2-3
• Cast : negatif
• Kristal : negatif
• Bakteri : negatif
• Yeast : negatif
Fungsi hati
08 februari 2020
SGOT : 39 U/L (35-57)
SGPT : 50U/L (28-45)

09 februari 2020
SGOT : 87 U/L (35-57)
SGPT : 82 U/L (28-45)
Albumin : 2,6 gr/dl (3-4,8)
Pemeriksaan Penunjang
USG
 FL : 5,59 cm
GA : 29w3d
 AC : 25,39 d
GA : 29w4d
 HC : 27,70 cm
GA : 30w2d
 BPD : 7,57 cm
GA : 30w2d
EFW : 1430 g
Range: 1221 g-1639 g
GA : 29w2d
Diagnosa Sementara
1. Gravida 30-32 minggu + severe PE + eclampsia + hellp syndrome +
preterm pregnancy
Penatalaksanaan
Pre-op
O2 NC 2-3 L
IVFD RL + MgSO4 40 % 25 cc -> 14 tpm
Inj. MgSo4 20% 20 cc/iv (bolus pelan)
inj. Dexamethasone 25 ml (im) -> ekstra
Nifedipin 3x1
Observasi V/S + DJJ
Terminasi kehamilan secara SC
Prognosis
Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad functionam : Dubia ad bonam
ANALISA MASALAH
Temuan kasus
Kejang dan edema pretibal
TD sangat tinggi 200/140
Hemolysis (-)
Elevated Liver Enzyme
Low Platelets Count
Urinalisa:
Protein +3
Darah + 3
Faktor Risiko
Berikut adalah beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko
terjadinya sindrom HELLP (Rahman, 2002) :
Usia ibu lebih dari 34 tahun
Multiparitas Temuan kasus:
Usia pasien 34 tahun
Ras putih
Riwayat obstetri yang jelek
Temuan kasus:
Kejang, nyeri kepala

Manifetasi klinis
•nyeri perut kuadran kanan atas atau nyeri epigastrik. Nyeri perut
biasanya fluktuatif atau nyeri kolik.
•Mual dan muntah Kebanyakan pasien melaporkan riwayat mual
beberapa hari sebelum gejala klinis yang lain
•30-60% mengeluhkan nyeri kepala
•sekitar 20% mengeluhkan gangguan penglihatan
•gejala yang tidak spesifik, atau gejala-gejala mirip preeklamsia, atau
gejala non spesifik lain yang menyerupai infeksi virus
• pada beberapa kasus dijumpai kejang
•Malaise. Muncul lebih awal sebelum gejala klinis lainnya.
Temuan kasus:
TD 160/100
Edema pretibial
Pemeriksaan fisik
•Hipertensi dapat tidak dijumpai pada sekitar 20% kasus, hipertensi
ringan pada sekitar 30%, dan hipertensi berat 50%.
• peningkatan BB karena edema anasarka
•Pada kasus yang jarang dijumpai hepatomegali, jaundice, perdarahan
gastrointestinal, dan perdarahan gusi dan Sangat jarang dijumpai koma,
gangguan mental,dan penurunan visus.
Pada kasus: HELLP syndrome kelas 2
Trombosit 102.000
SGOT 87
SGPT 82

Sindrom HELLP (Mississippi)


Parameter Kelas 1 (Berat) Kelas 2 (Sedang) Kelas 3 (Ringan)

Trombosit < 50.000 /µL 50.000 – 100.000 /µL 100.000 – 150.000 /µL

AST atau ALT > 70 IU/L > 70 IU/L > 40 IU/L

LDH > 600 IU/L > 600 IU/L > 600 IU/L

Perdarahan 13% 8% -
Klasifikasi Sindrom HELLP
menurut Tennessee :
Complete sindrom HELLP
Temuan kasus
•Trombosit < 100.000/µL
Hemolysis (-)
•AST atau ALT > 70 IU/L Elevated Liver Enzyme
•LDH > 600 IU/L atau bilirubin >0,2 mg/dL Low Platelets Count
Partial sindrom HELLP
•ELLP : peningkatan enzim hati, trombositopenia, tidak terdapat
hemolisis
•EL : peningkatan enzim hati, tidak terdapat trombositopenia, tidak
terdapat hemolisis
•LP : trombositopenia, tidak terdapat hemolisis, tidak terdapat
peningkatan enzim hati
•HEL : hemolisis, disfungsi hati, tidak terdapat trombositopenia
Etiopatogenesis
Patogenesis sindrom HELLP
sampai sekarang belum jelas.
Yang ditemukan pada penyakit
multisistem ini adalah kelainan
tonus vaskuler, vasospasme, dan
kelainan koagulasi. Sampai
sekarang tidak ditemukan faktor
pencetusnya. Sindrom ini
kelihatannya merupakan akhir
dari kelainan yang menyebabkan
kerusakan endotel mikrovaskuler
dan aktivasi trombosit
intravaskuler; akibatnya terjadi
vasospasme, aglutinasi dan
agregasi trombosit.
Hemolisis terjadi karena anemia hemolitik mikroangiopati. Fragmentasi
sel darah merah (SDM) disebabkan kerusakan SDM yang melewati
endotel pembuluh darah yang rusak dengan kecepatan tinggi. Terjadi
penyempitan pembuluh darah karena kerusakan lapisan intima,
disfungsi endotel, dan deposit fibrin. Destruksi sel darah merah karena
hemolisis meningkatkan konsentrasi lactate dehydrogenase (LDH) dan
menurunkan konsentrasi hemoglobin
Peningkatan kadar enzim hati diperkirakan sekunder akibat obstruksi
aliran darah hati oleh deposit fibrin di sinusoid. Obstruksi ini
menyebabkan nekrosis periportal dan pada kasus yang berat dapat
terjadi perdarahan intrahepatik, hematom subkapsular atau ruptur hati
Penurunan trombosit pada sindrom HELLP berhubungan dengan
peningkatan konsumsi. Trombosit banyak digunakan karena banyakanya
kerusakan sel endotel pembuluh darah, sehingga berakibat
meningkatnya pengeluaran trombosit dengan masa hidup yang singkat
Komplikasi HELLP Syndrom
Jenis komplikasi sindrom HELLP antara lain:
Solusio plasentae
Gagal ginjal
Asites
Kemungkinan ruptura dari liver
Komplikasi yang terlambat didiagnosis dan terlambat mencapai tingkat pelayanan
lanjut dapat menimbulkan kematian. Kematian perinatal dapat disebabkan oleh :
Solusio plasentae.
Asfiksia intrauterine yang berat.
Intrauterine growth retardation.
Persalinan prematuritas.
Prognosis
Pasien dengan sindrom HELLP memiliki kemungkinan 2-27% untuk
mengalami sindrom HELLP pada kehamilan berikutnya. Mortalitas ibu
bekisar antara 1-3%. Morbiditas pada ibu yang paling sering terjadi
adalah DIC (20%), abrupsio plasenta (16%), gagal ginjal akut (7%), edem
pulmo (6%) (Barton, 2004). Morbiditas dan mortalitas janin antara 9-
24% disebabkan oleh abrupsio plasenta, asfiksia intrauterin, atau
prematuritas (Rath, 2000).

Anda mungkin juga menyukai