Anda di halaman 1dari 24

KONSEP KEBIJAKAN/POLITIK EKONOMI

PERTANIAN DAN DILEMA KEBIJAKAN


PERTANIAN
URAIAN MATERI

 Konsep Politik/Kebijakan Pertanian

 Kebijakan Dasar Pembangunan Pertanian

 Hubungan Politik Pertanian dan Politik Ekonomi

 Kebijakan/Politik Pertanian (Agricultural Policy)


KONSEP POLITIK/KEBIJAKAN
PERTANIAN

Kebijakan pertanian adalah


serangkaian tindakan yang telah,
Pengertian Kebijakan sedang dan akan dilaksanakan oleh
Pertanian
pemerintah untuk mencapai tujuan
tertentu.

Adapun tujuan umum kebijakan pertanian kita adalah


memajukan pertanian, mengusahakan agar pertanian menjadi
lebih produktif, produksi dan efisiensi produksi naik dan
akibatnya tingkat penghidupan dan kesejahteraan petani
meningkat.
Selanjutnya dikemukakan bahwa tujuan umum
politik pertanian di Indonesia adalah untuk
memajukan sektor pertanian, yang dalam
pengertian lebih lanjut meliputi:
1. Peningkatan produktivitas dan efesiensi sektor
pertanian
2. Peningkatan produksi pertanian
3. Peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan
petani, serta pemerataan tingkat pendapatan.
Ruang Lingkup Politik Pertanian
Meliputi :

Kebijakan produksi (production


Kebijakan harga (price policy)
policy)

Kebijakan pemasaran (marketing


Kebijakan subsidi (subsidy policy) policy)

Kebijakan investasi (investment Kebijakan konsumsi (consumption


policy) policy)
Kebijakan pertanian dibagi menjadi
3 kebijakan dasar, antara lain:

1. Kebijakan komoditi yang meliputi kebijakan harga komoditi, distorsi harga


komoditi, subsidi harga komoditi, dan kebijakan ekspor.

2. Kebijakan faktor produksi yang meliputi kebijkan upah minimum, pajak dan
subsidi faktor produksi, kebijakan harga faktor produksi, dan perbaikan
kualiatas faktor produksi.

3. Kebijakan makro ekonomi yang dibedakan menjadi kebijakan anggaran


belanja, kebijakan fiscal, dan perbaikan nilai tukar.
KEBIJAKAN DASAR PEMBANGUNAN
PERTANIAN

1. Kebijakan Produksi (Production Policy)


Kedudukan pangan di Indonesia adalah salah satu
sektor yang sangat strategis karena:
 Banyaknya pihak yang terlibat dalam bidang produksi,
pengolahan, dan distribusi

 Meskipun terlihat ada kecenderungan menurunnya


total pengeluaran rumah tangga yang dibelanjakan
untuk konsumsi bahan pangan, namun masih
merupakan bagian terbesar dari seluruh
pengeluarannya, terutma untuk pangan beras.
Permasalahan pangan di Indonesia karna adanya ciri-ciri di
bidang konsumsi dan produksi. Ciri produksi pangan di Indonesia
antara lain:
 Adanya ketimpangan antara tempat yang berkaitan dengan
kerumitan dalam pemasaran dan distribusinya.
 Selain produksi pangan tidak merata menurut tempat, juga tidak
merata menurut waktu yang pada akhirnya akan menimbulkan
kendala tambahan dalam struktur distribusi, serta secara
langsung akan berpengaruh terhadap harga yng akan diterima
petani dan yang harus dibayarkan oleh konsumen
 Produksi pertanian, khususnya padi-padian setiap tahun selalu
berfluktuasi, dipengaruhi oleh kondisi cuaca, serangan hama
dan penyakit tanaman, banjir, bencana alam dan lain-lain.
 Produksi berada ditangan jutaan petani kecil yang tersebar tidak
merata dan umumnya mereka hanya mengusahakan lahan
relative sempit kurang daro 0,5 Ha, sehingga menyulitkan
pengumpulan untuk didistribusikan kedaerah laen yang
memerlukannya.
Konsumsi pangan di Indonesia mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
 Adanya perbedaaan dalam pola konsumi antar tempat.
Secara umum, pola konsumsi pangan di Indonesia
digolongkan menjadi dua yaitu daerah yang
masyarakatnya merupakan konsumen beras utama atau
mengarah ke beras dan daerah yang masyarakatnya di
samping mengkonsumsi beras juga mengkonsumsi bahan
bukan beras sebagai bahan pokoknya
 Tingkat konsumsi yang berbeda antar tempat lebih
mempersulit keadaan dalam alokasi dan distribusi pangan.
 Konsumsi pangan meningkat terus, khususnya beras.
 Jumlah penduduk yang cukup besar dan meningkat terus
membawa konsekuensi untuk terus meningkatkan
penyeediaan kebutuhan pangan.
 Tidak meratanya penyebaran penduduk antar daerah
membawa dampak terhadap masalah distribusi pangan .
Kebijakan Peningkatan Produksi untuk
Mencapai SwasembadaPangan

Dampak peningkatan produksi pangan

Peningkatan produksi pangan akan mempunyai dampak


yang sangat luas terhadap laju pertumbuhan di Indonesia.
Selain untuk mancapai swasembada, pembangunan,
pertanian, tanaman pangan juga dibutuhkan untuk
meningkatkan pendapatan masyarakat tani.
Diversifikasi Komoditi

Di bidang produksi, pengertian diversifikasi menyangkut 2 hal, antara


lain:
 Diversifikasi horizontal, yaitu diversifikasi yang berkaitan dengan
produksi, yang dalam hal ini harus ditumbuhkan kesediaan petani
produsen untuk menanam berbagai tanaman di lahan yang
dikuasainya dengan tetap memperhatikan prinsip keuntungan
komparatif terhadap penggunaan sumberdaya alam dan sosial
ekonomi setempat.
 Diversifikasi vertikal, yaitu yang berhubungan dengan sisi
permintaan, yang lebih menekankan pada masalah penanganan lepas
panen sejak dari tahap proses perdagangan sampai pada tahap
konsumsinya.
KEBIJAKAN DASAR PEMBANGUNAN
PERTANIAN

2. Kebijakan Subsidi (Subsidy Policy)

Subsidi diartikan sebagai pembayaran


sebagian harga oleh pemerintah sehingga
harga dalam negeri lebih rendah
daripada biaya rata-rata pembuatan
suatu komoditi atau harga
internasionalnya
Ada 2 macam subsidi, yaitu subsidi harga
produksi dan subsidi harga faktor produksi.

Subsidi harga produksi melindungi konsumen dalam negeri, artinya


konsumen dala negeri dapat membeli barang yang harganya lebih rendah
daripada biaya rata-rata pembuatannya atau harga internasionalnya.

Subsidi harga faktor produksi bertujuan untuk melindungi produsen


dalam negeri dan dilakukan untuk meningkatkan produksi dalam negeri.

Bentuk subsidi harga faktor produksi dapat berupa biaya angkut


faktor produksi ke pelosok atau perbedaan tingkat bunga bank dalam
pengambilan kredit. Disamping itu bertujuan untuk melindungi
produsen dan konsumen, kebijakan subsidi juga bertujuan untuk
memperluas lapangan kerja dan meningkatkan produksi komoditas
tertentu untuk mengurangi ketergantungan pada impor.
KEBIJAKAN DASAR PEMBANGUNAN
PERTANIAN

3. Kebijakan Investasi (Investment


Policy)

Kebijakan investasi di Indonesia


dikeluarkan oleh badan koordinasi
penanaman modal (BKPM) dengan
dukungan dari departemen-departemen
teknis terkait.
KEBIJAKAN DASAR PEMBANGUNAN
PERTANIAN

4. Kebijakan Harga (Price Policy)

Kebijakan harga produk pertanian bertujuan untuk mencapai salah satu


atau kombinasi dari tujuan-tujuan berikut:
Kontribusi terhadap anggaran pemerintah.
Pertumbuhan devisa negara.
Mengurangi ketidakstabilan harga.
Memperbaiki distribusi pemasaran dan alokasi sumberdaya.
Memberikan arah produksi, serta meningkatkan taraf swasempada
pangan dan serat-seratan.
Meningkatkan pendapatan dan taraf kesejahteraan penduduk.
a. Mekanisme Kebijakan Harga Dasar (Floor Price)

Pada musim panen, pemerintah perlu menetapkan harga


dasar beras dengan tujuan untuk melindungi produsen beras.
Harga dasar ini akan berpengaruh efektif apabila ditetapkan
diatas harga ekuilibrium (harga pasar yang berlaku). Harga
dasar yang efektif mengakibatkan kelebihan penawaran
sehingga terdapat surplus beras yang tidak terjual.
b. Mekanisme Kebijakan Harga Tertinggi (Ceiling
Price)
Penetapan harga maksimum adalah untuk
melindungi konsumen. Artinya, membeli beras
pada waktu terjadi kelebihan penawaran dan
mengeluarkan stok beras pada waktu terjadi
kelebihan permintaan.
c. Harga Perangsang (Price Support)
Apabila tidak ada stok nasional dan terjadi kelebihan
permintaan (excess demand) di pasar domestic maka
pemerintah dapat memenuhi kebutuhan beras dengan 2
cara, yaitu mengimpor atau miningkatkan produksi
dalam negeri. Apabila pemerintah mengurangi
ketergantungan dari luar negeri dan memilih usaha
peningkatan produksi dalam negeri maka salah satu
caranya adalah dengan menerapkan harga
perangsang (price support).
KEBIJAKAN DASAR PEMBANGUNAN
PERTANIAN

5. Kebijakan Pemasaran (Market


Policy)

Kegiatan pemerintah untuk mengatur distribusi barang (terutama


beras) antar daerah dan atau antar waktu sehingga diantara harga
yang dibayarkan konsumen akhir dan harga yang diterima oleh
produsen terdapan marjin pemasaran dalam jumlah tertentu
sehingga dapat merangsang proses produksi dan proses pemasaran.
Untuk melancarkan pemasaran hasil-hasil pertanian, pemerintah menentukan
berbagai kebijakan, antara lain :
menetapkan rantai pemasaran yang sependek mungkin,
membentuk kantor pemasaran bersama atau menetapkan pola,
serta menunjuk distributor dan pengecer tertentu untuk komoditi yang tertentu
pula.
KEBIJAKAN DASAR PEMBANGUNAN
PERTANIAN

6. Kebijakan
Konsumsi (Consumption Policy)

Undang-undang RI No. 7 THN 1996 tentang pangan menyebutkan


bahwa yang dimaksud dengan pangan adalah segala sesuatu yang
berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak
diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi
konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan dan bahan
lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, serta
pembuatan makan atau minuman.
Perubahan orientasi pembangunan di bidang pangan
meliputi 5 aspek, antara lain:
 Dari orientasi swasembada beras menjadi swasembada
pangann.
 Orientasi pemenuhan kuantitas menjadi orientasi yang
menekankan kepada kualitas pangan.
 Orientasi yang berupaya untuk mengatasi situasi yang
berlebih melalui mekanisme pasar.
 Orientasi yang menekankan pada upaya mencukupi
kebutuhan pangan melalui peningkatan produksi,
menjadi orientasi untuk menghasilkan atau
memproduksi pangan yang sesuai dengan permintaan
pasar.
 Orientasi yang menitikberatkan kepada komoditas
tunggal menjadi orientasi kapada pangan yang
beranekaragam.
HUBUNGAN POLITIK PERTANIAN DAN POLITIK
EKONOMI
KEBIJAKAN/POLITIK PERTANIAN
(AGRICULTURAL POLICY)

Anda mungkin juga menyukai