Ilmu Kesehatan Anak Rev
Ilmu Kesehatan Anak Rev
Perawatan Rutin
- Cukup bulan? Ya :
- Amnion jernih dari mekonium? - Berikan kehangatan
- Bernapas/menangis? - Bersihkan/buka
30 detik
jalan napas
- Tonus baik?
- Keringkan
Tidak - Nilai warna
- Berikan kehangatan
- Posisikan; bersihkan/ buka jalan
napas (kalau perlu)*
- Keringkan, stimulasi, reposisi
Bernapas Perawatan
Evaluasi pernapasan,
FJ > 100 & Observasi
FJ, dan warna
kemerahan
Apnea Sianosis
/ FJ < kemerahan
100 Beri oksigen
Ventilasi efektif
Berikan Ventilasi Tekanan Perawatan
Positip* Pasca
FJ > 100 & Resusitasi
kemerahan
30 detik
FJ < 60 FJ < 60
- Berikan Ventilasi
Tekanan
Positip*
- Lakukan Kompresi Dada*
30 detik
FJ < 60
Berikan Epinefrin*
18
Perinatologi
Trauma Lahir
Berbagai Faktor Predisposisi
21
Sefalhematoma
• Perdarahan sub periostea
• Benturan kepala janin
dengan pelvis
• Tidak ada perluasan
melintasi garis sutura Komplikasi
• Paling umum terlihat di • Ikterus, anemia
parietal tetapi kadang- • Infeksi: aspirasi diagnostik
kadang terjadi pada • Sembuh dalam waktu 2-8
tulang occipital minggu
• Ukurannya bertambah • Kalsifikasi mungkin
sejalan dengan bertahan selama > 1 tahun
bertambahnya waktu
• Forsep atau vakum 22
23
Perdarahan Subgaleal
• Darah di bawah galea apneurosis
• Mid-forceps dan vakum
• Pembengkakan kulit kepala,
ekimosis
• Seringkali berkaitan dengan
trauma kepala (40%)
–Perdarahan intrakranial atau
–Fraktur tengkorak
–Terjadinya gambaran ini tidak
berkorelasi dengan keparahan
perdarahan
• Anemia/hipovolemia/syok
24
Diagnosis umumnya secara klinis:
• Massa padat berfluktuasi yang timbul di
kepala
• Berkembang secara bertahap dalam
waktu 12-72 jam
• Hematoma menyebar di seluruh
kalvarium
• Pembengkakan melintasi garis sutura
Tengkorak
Duramater
26
Infeksi TORCH
• Toxoplasmosis Tetra Sabin:
1. Hidrosefalus
2. Korioretinitis
3. Kalsifikasi intrakranial
4. Retardasi mental
• Rubella
Katarak kongenital
Tuli Kongenital
Kelainan jantung kongenital
• Cytomegalovirus
Mikrosefali
Perinatologi
Diagnosis Neonatus
Perinatologi
Diagnosis Neonatus
Penulisan
• Berdasarkan Usia
NKB : kurang 36 minggu
NCB : 36-42 minggu
NLB : > 42 minggu
• Berdasarkan BBL
KMK : < persentil 10
SMK : persentil 10-90
BMK : > persentil 90
36 w : 2250 – 3500 gr
34 w : 1800 – 3250 gr
32 w : 1400 – 3000 gr
Imunisasi
BCG
• Bacille Calmette Guerin LIVE ATTENUATED Isinya M. Bovis.
• Jika > 3 bulan Mantoux test dulu (-) kasi BCG, (+) kasi OAT.
• Dosis 0,05 cc Intra kutan di Insertio M. Deltoid kanan. Jika umur > 1 thn, dosis
0,1 cc.
• Kalau ibu (+) TB Anak beri profilaksis INH dulu 3 bulan. Setelah itu mantoux
test (+) beri OAT, (-) lanjut INH sampai 6 bulan.
Kontra Indikasi
• Steroid jangka panjang, kemotrapi
• Gizi buruk Tunggu sampai BB > 2 kg
• Mantoux (+), Indurasi > 10 mm
KIPI;
• Sikatrix
• Cold abces akibat penyuntikan terlalu dalam
• Limfadenitis.
HEPATITIS B
• Inactivated
• Diberikan pada umur 0, 1, 6 bulan
• Dosis 0,5 cc im, M. Femoris Vastus Lataralis < 12
jam setelah lahir
• Bayi lahir ibu HBsAg(+) Beri vaksin hepatitis B
pada paha kiri + HB Ig 0,5 cc paha kanan.
• Jika status HBV ibu tidak diketahui tetap beri
vaksin HBV, lalu periksa ibunya jika (+) beri HB
Ig 0,5 cc IM (sebelum umur bayi 7 hari).
POLIO
• Diberikan pada umur 0, 2, 4, 6, 18, 5 tahun. Dosis 2 gtt
oral, sebaiknya sub lingual.
• Sediaan ; OPV (Oral Polio Vaksin) Live Attenueted
Banyak di Indonesia
• IPV (Injected Polio Vaksin) Inactivated Banyak di Luar
Negeri.
• POLIO 0 bulan sebaiknya diberikan saat bayi mau pulang dari
RS, agar tidak menulari bayi yang lain karena bisa menular
dari feces.
KIPI ;
• VAPP ( Vaccine Associated Polio Paralitic ) Virus bermutasi
dalam tubuh yang sering menyebabkan AFP (Akut Flaksid
Paralisis).
• VDPV (Vaccine Derived Polio Virus) Melalui feces bisa
ditularkan pada orang lain wabah.
DPT
• Inactivated
• DTwP : Whole Pertusis sering demam
• DTaP : Acellular Pertusis tidak demam
• Jadwal 2, 4, 6, 18, 5 tahun. DT 12 tahun
• Pemberian DPT Primer (2,4,6 bln) imunitas bertahan 1 – 3
tahun
• 18 bulan bertahan 5 tahun
• 5 Tahun bertahan 10 Tahun
• 12 Tahun bertaha hinga 20 Tahun
• Dosis ; 0,5 cc im, vastus lateralis
• NB; Imunisasi tetanus pada ibu hamil Diberikan 2x. TT
pertama dapat diberikan sejak diketahui positif hamil dan TT
kedua minimal 4 minggu setelah TT pertama. Sedangkan batas
terakhir pemberian TT yang kedua adalah minimal 2 minggu
sebelum melahirkan.
CAMPAK
• Live attenuated
• Jadwal : 9 bulan & Boster 6 tahun, Dosis 0,5ml subcutan
dalam anterolateral paha.
• Kalau umur > 9 bulan tapi belum dapat campak, Contoh :
Umur 15 bulan , tapi belum dapat campak Beri MMR saja.
49
VIRAL DIARRHOEA
A B C
PLAN A. Tanpa Dehidrasi
1. ORALIT
• < 2 years = 50 - 100 mL / X loose stool
• ≥ 2 years = 100 - 200 mL / X loose stool
55
5 prinsip terapi GE
57
Antidiarrhoeal
1.UNABSORBED 3. ADSORBENT :
ANTIMICROBIAL : -Kaolin/pectin
-Streptomycin -Charcoal
-Neomycin -Atapulgit / smectite
-Hydroxyquinolin
-Unabsorbed Sulfa 4. ANTISECRETORY :
-Salicylate Acid
2. ANTIMOTILITY : -Chlorpromazine
-- Loperamide
-- Diphenoxylate 5. TRIAL:
-Lactobacillus,
-Fructooligo saccharida
NB : 1 to 4 NO RECOMMENDED
Gastroenterologi
Kolera, Disentri
ENTEROTOXIN
CHOLERA
Adenyl Cyclase
C - AMP
Secretion of Cl-
in Crypt Cells
V. CHOLERAE
JEJUNUM
- COPIOUS DIARRHOEA
- FISHY RICE WATER STOOLS
- FEVER (-)
- ABDOMINAL PAIN (-)
- RAPID DEHYDRATION & SHOCK
- BIOCHEMICAL (+)
- HISTOLOGY (-)
Tanda & Gejala :
Masa inkubasi : 24 -48 jam.
- Diare sangat cair dan banyak
- Warna tinja spt cucian beras
- Tanpa rasa sakit dan demam.
- Muntah.
- Haus, lemah
- Kramp otot ok kekurangan elektrolit.
- Kesadaran menurun
- Pernafasan Kussmaul
- Turgor jelek, oliguria
- Woman washer hand
- Dehidrasi --- syok hipovolemik ---
kematian. 62
Laboratorium:
Deteksi kuman :
- Mikroskop lapangan gelap.
- Kultur tinja.
Penatalaksanaan :
• Tetrasiklin 4 x 500 mg selama 3 hari
Sebaiknya jgn diberi pada anak <8 thn, atau
bumil >4bulan.
• Doksisiklin 300 mg SD anak < 2tahun
• Cotrimoksazole aman utk anak-anak
• Ampisilin
63
DISENTRI BASILER
• Etiologi : Shigella sonnei (paling sering)
Shigella flexneri
Shigella dysentriae (jarang, berat).
• Gejala klinik :
– Diare berlendir dan berdarah
– Frekuensi > 10 x/hari
– Demam tinggi
– Dehidrasi
– Keadaan umum relatif jelek
64
Laboratorium Tinja :
• Mengandung banyak lekosit & eritrosit.
• Kultur : Shigella (+) : 5 %
Pengobatan:
• Rehidrasi.
• Antibiotika :
– Kotrimoksazol 2 x 960 mg
– Siprofloksasin 2 x 500-750 mg
65
DISENTRI AMOEBA
• Def Adalah infeksi pada kolon disebabkan oleh
Entamoeba histolitika.
• Entamoeba histolitika.
– Lingk. Hidup : anaerob atau kadar O2 5%.
– Bentuk : tropoziod dan kista.
66
• Patogenesa :
– Kista tertelan pecah/menetas di usus halus
amuba berinti 4 keluar dari kista tjd
pembelahan sitoplasmik terbentuk 8
tropozoid.
67
Tanda & Gejala
• Asimtomatis : E.histolitika hidup scr komensal.
• Diare berlendir dan berdarah
• Frekuensi kurang dari 10 x/hari
• Suhu tubuh afebris atau demam subfebris
• Keadaan umum biasanya baik
69
Demam dengan
Ruam
CAMPAK
( Measles, Rubeola, Morbili)
• Gejala 3C ( Cough, Coryza, Conjunctivitis)
• Dapat muncul Koplik Spot di mukosa bukal
• Ruam muncul di saat demam mencapai titik
tertinggi
• Ruam exanthem, makulopapular
• Muncul dari belakang telinga kemudian
dengan cepat turun ke bawah
• Penatalaksanaan:
- Vit A selama 2 hari berturut-turut
- analgetik, antipiretik dan simptomatik lainnya
• Komplikasi:
- Bronchopneumonia
- Encephalitis
-Croup
Roseola Infantum
(Exanthema Subitum)
• Disebabkan oleh human herpes virus tipe 6
• Demam naik secara mendadak, dapat saja
disertai dengan gejala ISPA seperti 3C (cough,
coryza dan conjunctivitis), tonsilofaringitis
• Demam mereda, kemudian diikuti dengan
munculnya ruam
• Ruam exanthema (makulopapular merah muda)
• Muncul dari sumbu tubuh kemudian menyebar
ke kepala dan ekstremitas
Varicella
(Chicken Pox, Cacar Air)
• Disebabkan oleh virus Varicella Zoster (VZV)
• Didahului dengan gejala demam, malaise dan
mialgia, diikuti dengan munculnya ruam
• Ruam polimorfik (papul, vesikel, krusta)
• Menyebar dari tengah sumbu tubuh ke bagian
perifer
• Th/ simptomatik. Antiviral efektif hanya jika
masih dalam fase prodromal
Respirologi
Tuberkulosis
IDAI Pediatric TB scoring
system
Feature 0 1 2 3 Score
Contact not clear - reported, AFB(+)
AFB(-)
TST - - - positive
BW (KMS) - <red line, BW severe -
malnutrition
Fever - unexplained - -
Cough <3weeks >3weeks - -
Node - >1 node, >1cm, - -
enlargemnt painless
Bone,joint - swelling - -
CXR normal sugestive - -
Total score ≥6
Uji Tuberkulin
Mantoux 0.1 ml PPD intermediate strength
location : volar lower arm
reading time: 48-72 h post injection
measurement : palpation, marked,
measure
report : in millimeter, even ‘0 mm’
Induration diameter :
0 - 5 mm : negative
5 - 9 mm : doubt
> 10 mm : positive
3/1/2020 80
Mantoux
tuberculin
skin test
3/1/2020 81
Tuberculin positive
1. TB infection :
infection without disease / latent TB
infection
infection AND disease
disease, post therapy
2. BCG immunization
3. Infection of Mycobacterium atypic
3/1/2020 82
Tuberculin negative
1. No TB infection
2. Anergy
3. Incubation period
3/1/2020 83
THERAPY
2 RHZ + 4 RH
• Physical Examinations
tachypnea, tachycardia, retraction,
prolonged expiration, wheezing,
fever,pharyngitis, conjunctivitis, otitis
media, dehydration
• Radiologic examination
diffuse hyperinflation
– flat diaphragm,
– Intercostal space >
– retrosternal space >
peribronchial infiltrates / thickening
patchy atelectasis segmental collapse
Differential Diagnosis
• Asthma
• Pneumonia
• Acute Bronchitis
• Congestive Heart Failure
• Pulmonary Edema
• Obstruction in the lower respiratory tract
…Bronchiolitis
• Management
– Mild treated at home
– Moderate / severe disease hospitalization
support : oxygen
intra venous fluid drip
(antibiotics)
detect & treat possible complication
prevent the spread of inf.
– Controversial : bronchodilator
corticosteroid
antiviral
antibiotic
Pertusis
• TERAPI:
Azythromycin selama 5 hari, atau
Erythromycin selama 14 hari
Neurologi
Kejang Demam
Definisi
• Kejang yg terjadi krn kenaikan suhu tubuh
(suhu rektal >38oC) yang disebabkan proses
extrakranium.
• Sering terjadi pada anak usia 6 bulan – 6
tahun. Diluar usia ini pikirkan dulu krn infeksi
SSP, atau epilepsi yg kebetulan terjadi saat
demam.
• Anak yg pernah kejang tanpa demam,
kemudian kejang demam tidak termasuk
kejang demam.
• Kejang disertai demam pada bayi < 1 bulan
bukan kejang demam.
Gambaran Klinik
95
Klasifikasi KD
96
Kejang Demam Sederhana
97
Kejang Demam Kompleks
98
Terapi Berantas Kejang
Diberikan segera pada saat kejang
terjadi
Diberi larutan diazepam per rectal
Diazepam rektal sangat efektif, dan
dapat diberikan di rumah
Dosis 0,3-0,5mg/kg
Untuk memudahkan:
5 mg untuk BB < 10 kg
10 mg untuk BB > 10 kg
99
Profilaksis Intermitten
Antipiretik
Tidak ditemukan bukti bahwa
penggunaan antipiretik mengurangi
risiko terjadinya kejang demam,
Dosis Parasetamol yang digunakan
adalah 10 – 15 mg/kg/kali diberikan 4
kali sehari dan tidak lebih dari 5 kali.
Dosis Ibuprofen 5-10 mg/kg/kali, 3-4
kali sehari
100
Profilaksis Intermitten
Antikonvulsan
Pemakaian Diazepam oral dosis 0,3 mg/kg
setiap 8 jam pada saat demam menurunkan
risiko berulangnya kejang pada 30%-60%
kasus, begitu pula dengan diazepam rektal
dosis 0,5 mg/kg setiap 8 jam pada suhu
>38,5oC
Indikasi:
Kejang lama > 15 menit
Adanya kelainan neurologis yang nyata sebelum
atau sesudah kejang, misalnya hemiparesis,
paresis Todd, cerebral palsy, retardasi mental,
hidrosefalus
Kejang fokal
Kejang demam terjadi pada bayi kurang dari 12
bulan
Kejang demam ≥ 4 kali per tahun
102
Profilaksis Kontinu
Antikonvulsan
Pemberian obat Fenobarbital atau Asam
Valproat setiap hari efektif dalam
menurunkan risiko berulangnya kejang
.
103
Profilaksis Kontinu
Pemakaian Fenobarbital dapat menimbulkan
gangguan perilaku dan kesulitan belajar
pada 40-50% kasus
Terdapat 3 periode :
1. ASI eksklusif
2. ASI + MP-ASI
3. Makanan keluarga
Pemberian Makan Pada Bayi
Jadwal Pemberian MP-ASI
- makanan pokok 3x (pagi,siang ,malam)
- makanan selingan 2x ( 10.00 & 16.00 )
- ASI/PASI 3x ( bangun pagi, sebelum tidur
siang & malam )
BW / BL is below 70%
BW / BL is between 70 – 79% but
with edema presents
DIAGNOSIS
Based on Body weight according to Body
length
BW/BL
1. Marasmus
2. Khwarsiorkor
3. Marasmus - Khwarsiorkor
CLINICAL FINDINGS:
Marasmus
CLINICAL FINDINGS:
Marasmus
Marasmus:
- Old man face
- Extreme wasting
- Prominent ribs
- Baggy pants
- Muscle hypotrophy
- No edema
CLINICAL FINDINGS:
Khwarsiorkor
CLINICAL FINDINGS:
Khwarsiorkor
KHWARSIORKOR:
- Moon face
- Pale and sparse hair
- Enlarged liver
- Edema
- Peeling skin (crazy
pavement dermatosis)
Marasmus
CLINICAL FINDINGS:
Khwarsiorkor
MARASMUS
KHWARSIORKOR:
The patient appears like
a marasmus child,
combined with signs of
khwarsiorkor such
edema and enlarged
liver
3 Fase Penanggulangan Gizi Buruk
9 Stimulasi
10 Persiapan pulang
MODISCO
Fase I
• Protein : 1- 1,5 gr/kg/hari
• Energi : 100 kkal/kg/hari
• Cairan : 130 cc/kgBB/hari
Fase II
• Energi : 150 – 220 kkal/kg/hari
• Protein : 4 – 6 gr/kg/hari
• Cairan : Beri ASI
Fase III
• Energi : 130 kkal/kgBB/hari
• Protein : 3 gr/kgBB/hari
• Cairan : Beri ASI
Pediatri
Medications in Children
Pneumonia pada Anak
• Pneumonia ringan
Jika hanya tachypnea saja
• Kotrimoksasol (4 mg TMP/kg
BB/kali) 2 kali sehari selama 3 hari
• Atau Amoksisilin (25 mg/kg
BB/kali) 2 kali sehari selama 3 hari
Pneumonia pada Anak
• Pneumonia berat
Jika tachypnea + nafas cuping hidung
+ retraksi dada ataui sianosis
• Ampisilin/amoksisilin (25-50
mg/kgBB/kali IV atau IM setiap 6
jam) selama 72 jam pertama
• Jika tidak respons maka diberikan
Kombinasi Ampisillin+Gentamycin
atau Ampicillin+Kloramfenikol
Typhoid pada Anak
• Antibiotik:
• kloramfenikol (50-100 mg/kgBB/hari)
selama 10-14 hari
• amoksisilin 100 mg/kgBB/ hari atau
ampisilin intravena selama 10 hari
• kotrimoksazol 48 mg/kgBB/hari
selama 10 hari.
• Jika tidak ada perbaikan diberikan
golongan Sefalosporin
ISK pada Anak
• Antibiotik:
• kotrimoksazol oral (24 mg/kgBB
setiap 12 jam) selama 5 hari.
• Alternatif amoksisillin, ampisilin, atau
cefaleksim
• Selain pemberian antibiotik, pasien ISK
perlu mendapat asupan cairan yang
cukup, perawatan higiene daerah
perineum dan periuretra, pencegahan
konstipasi.
Otitis Media pada Anak
• OMA:
• Amoksisilin (15 mg/kgBB/kali 3 kali
sehari) atau Kotrimoksazol oral (24
mg/kgBB/kali dua kali
• OMSK
• Tetes telinga ofloxacin
• Mastoiditis
• Ampicillin 200 mg/kgBB/hari, selama
14 hari.
Meningitis pada Anak
• First line
• Ceftriakson / Cefotaksime
• Secondline
• Ampicillin / Amoxycillin +
Ceftriaxone/Cefotaxime atau
Kloramfenikol
Difteri pada Anak
• Anti Difteri Serum 40.000 IU im/iv
• Penicillin Prokain 50.000 IU / kgBB / im
• Tanda tarikan dinding dada bagian
bawah ke dalam yang berat dan gelisah
merupakan indikasi dilakukan
trakeostomi (atau intubasi)
Pediatri
Tumbuh Kembang
DENVER II
• Terdiri dari 125 tugas
• Dibagi 4 sektor sesuai fungsi :
– Personal Sosial – interaksi dengan orang lain
dan perhatian terhadap kebutuhan personal
– Motorik halus – koordinasi mata-tangan,
manipulasi obyek kecil dan ‘problem solving’
– Kemampuan berbahasa – mendengar-
mengerti-dan menggunakan bahasa
– Motorik kasar – duduk,jalan,lompat dan
gerakan otot-otot besar
Cara menghitung umur anak
• Rumus:
umur = tanggal saat tes - tanggal lahir
• Contoh:
tahun bulan hari
tanggal tes 2006 5 10
tanggal lahir 2005 3 2
umur 1 2 8
Jadi umur anak 1 tahun 2 bulan 8 hari.
Cara menghitung umur anak
• Penyesuaian prematuritas
– Untuk anak lahir > 2minggu dari taksiran
– Anak berumur < 2 tahun
contoh:
tahun bulan hari
tanggal tes 2006 4 20
tanggal lahir 2006 1 1
umur anak 3 19
prematur 6 minggu 1 15
umur anak yang disesuaikan 2 4