Anda di halaman 1dari 16

 Disentri berasal dari bahasa yunani , yaitu dys =

gangguan dan enteron = usus, yang berarti radang


usus yang menimbulkan gejala meluas dengan
gejala buang air besar dengan tinja berdarah, diare
encer dengan volume
Disentri Shigella,s p
Basiller

Disentri
Disentri Entamoeba
Amoeba hystolitica
 Yang tersering adalah Shigella, khususnyaS.flexneri dan
S.dysentriae tipe 1. Penyebab lain seperti Campylobacter
jejuni terutama pada bayi dan lebih jarang adalah
Salmonella .Infeksi yang berat adalah oleh Eschereciacoli
enterovasif, namun jarang terjadi. Entamoeba hystolitica
menyebabkan disentri pada anak yang lebih besar , tetapi
jarang pada balita.
Bakteri Protozoa Virus Cacing

Entamoeba Schistosoma sp
Cytomegalovirus
Shigella sp histolytica

Balantidium coli
Salmonela sp

Helicobacter
jejuni

Enteroinvasive
e.coli (EIEC)

M.tuberculosis
Semua orang bisa terjangkit penyakit disentri. Namun sebagian besar
(55%) terjadi pada usia balita yang disebabkan karena:
Tidak diberi ASI
Gizi buruk

Sedangkan pada usia dewasa disebabkan karena :


Faktor lingkungan (sarana air bersih dan pembuangan tinja)
Perilaku (makanan yang tidak sehat).
 Di dunia sekurangnya 200 juta kasus dan 650.000 kematian
terjadi akibat disentri basiler pada anak-anak dibawah
umur 5 tahun.
 Hasil penelitian yang dilakukan dibeberapa rumah sakit di
Indonesia dari Juni 1998 sampai dengan November 1999,
dari 3848 orang penderita diare berat, ditemukan 5%
Mikroorganisme → kolonisasi di ileumterminalis/kolon,
terutama kolon distal →invasi ke sel epitel mukosa usus
→multiplikasi → penyebaran intrasel danintersel →
produksi enterotoksin → ↑cAMP → hipersekresi usus (diare
cair,diare sekresi) → produksi eksotoksin(Shiga toxin) →
sitotoksik → infiltrasi selradang → nekrosis sel epitel
mukosa →ulkus-ulkus kecil → eritrosit dan plasma
 A. Disentri Basiler
Diare mendadak yang disertai darah dan lendir dalam
tinja. Pada disentri shigellosis, pada permulaan sakit, bisa
terdapat diare encer tanpa darah dalam 6-24 jam pertama,
dan setelah 12-72 jam sesudah permulaan sakit,
didapatkan darah dan lendir dalam tinja.
Panas tinggi (39,5 - 40,0oC)
Muntah-muntah.
Anoreksia
B. Disentri Amoeba
Diare disertai darah dan lendir dalam tinja.
Frekuensi BAB umumnya lebih sedikit daripada disentri
basiler (≤10x/hari)
Sakit perut hebat (kolik)
Gejala konstitusional biasanya tidak ada (panas hanya
ditemukan pada 1/3 kasus).
 Diagnosis klinis dapat ditegakkan semata-mata dengan
menemukan tinja bercampur darah. Diagnosis etiologi
biasanya sukar ditegakkan secara gambaran klinis ,
sedangkan pemeriksaan biakan tinja untuk mengetahui
agen penyebab serin gkali tidak perlu dilakukan karena
memakan waktu lama (minimal 2 hari) dan umumnya
gejala membaik
 Pemeriksaan tinja secara langsung terhadap kuman
penyebab juga untuk ameba dan kista ameba serta biakan
hapusan ( rectal swab).
 Pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction) yang
spesifik dan sensitif.
 Pemeriksaan Enzin Immunoassay untuk mendeteksi toksin
di tinja pada sebagian besar penderita yang terinfeksi S.
dsyentriae tipe 1 atau toksin E. coli.
 Pengerokan daerah sigmoid untuk
 Memperbaiki keadaan umum
 Koreksi dan maintenance cairan dan elektrolit
 Diet : diet lunak tinggi kalori dan protein untuk mencegah
malnutrisi
 Pemberian antibiotika : Kotrimoksazol, Ampisilin, Cefixime,
Ceftriaxo ne
 Sanitasi : untuk mencegah autoinfeksi
 Belum ada rekomendasi pemakaian vaksin untuk shigella.
Penularan disentri basiler, dapat dicegah dengan
lingkungan dan diri yang bersih, seperti membersihkan
tangan dengan sabun dan suplay air yang bersih
 Dehidrasi
 Megakolon toksik
 Gangguan elektrolit,
 Perforasi local
 Kejang
 Peritonitis
 Sepsis dan DIC
 Sindroma Hemolitik
 Malnutrisi/malabsorpsi Uremik
 Hipoglikemia
 Pada bentuk yang berat, angka kematian tinggi kecuali,
bila mendapatkan pengobatan dini.
 Pada bentuk yang sedang, biasanya angka kematian
rendah.

Anda mungkin juga menyukai