Anda di halaman 1dari 25

KEBUTUHAN

ISTIRAHAT DAN
TIDUR
Tetra Saktika Adinugraha, M.Kep., Ns.Sp.Kep.M.B
SUB POKOK BAHASAN
DEFINISI
KARAKTERISTIK ISTIRAHAT
FUNGSI TIDUR
FISIOLOGI TIDUR
POLA TIDUR
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIDUR
GANGGUAN TIDUR
PROSES KEPERAWATAN
DEFINISI
ISTIRAHAT MERUPAKAN SUATU
KONDISI DIMANA TUBUH MENURUKAN
KEADAAAN BERAKTIVITAS UNTUK
MENDAPATKAN PERASAAN SEGAR
KEMBALI

(TAYLOR, LILLIES, LEMONE, & LYNN, 2008)


DEFINISI

TIDUR MERUPAKAN SUATU KONDISI


ISTIRAHAT YANG DISERTAI OLEH KEADAAN
PENUNURUAN KESADARAN DAN TIDAK
MELAKUKAN AKTIVITAS

(TAYLOR, LILLIES, LEMONE, & LYNN, 2008)


KARAKTERISTIK ISTIRAHAT
SANTAI SECARA FISIK
BEBAS DARI KECEMASAN
TENANG SECARA FISIK
BERTUJUAN MERASAKAN KESEGARAN
(POTTER & PERRY, 2009)
FUNGSI TIDUR
(POTTER & PERRY, 2009)

 Membantu perbaikan jaringan tubuh dalam tahap NREM. Fungsi biologis menurun: denyut
jantung, pernafasan, tekanan darah otot. (McCance & Huether, 2006 )
 Pelepasan hormon pertumbuhan utk perbaikan dan pembaharuan sel epitel dan sel-sel
otak (Jones, 2005)
 Menurunkan laju metabolisme basal, sehingga menghemat energi tubuh (Izac, 2006)

 Busye (2005 memulihkan kognitif. Perubahan aliran darah ke otak, peningkatan oksigen ke
sel otak, pelepasan epinefrin  penyimpanan memori dan proses belajar (McCance &
Huether, 2006)
 Terganggunya perilaku serta emosional seperti suasana hati, memori, perasaan bingung
dan curiga.
FISIOLOGI TIDUR
(TAYLOR, LILLIES, LEMONE, & LYNN, 2008)
Neurotransmitter
Fasilitas reflek dan Reticular Dopamin : Penenang
Pengatur Bulbar
gerakan disengaja sbg Activating Serotonin: Pengatur tidur
Tidur Syncrhonizing
bentuk kewaspadaan. System (RAS) Melatonin : Pendukung
Region (BSR)
Kortek Cerebral - Perifer tidur
Terjaga Tidur
Neurotransmitter
Noipeneprin
Hipotalamus
Pusat kontrol gerakan Asetilkolin
tidak disengaja pada Sifat : Penjagaan
Injury
tubuh salah satunya
tidur dan berjalan
Tidur
abnormal
periode
lama
Faktor Pengaruh:
Cahaya
Ritme Sirkadian / Jam Biologis /Fisiologis
Temperatur
Biologis 24 jam Kebiasaan
Aktivitas sosial
Aktivitas kerja
GELOMBANG OTAK
TAHAPAN TIDUR
 Nonrapid eye movement (NREM)
 Tahap I ( NREM 1)
 Terjaga dan tidur, relaks namun sadar akan sekitar, ketegangan otot dan hentakannnya masih dapat terasa, dapat
terbangun dengan mudah rangsangan minimal, derajat ketidaksadaran hanya sekitar 5% dari total tidur
 Tahap II ( NREM 2)
 Fase tidur, terbangun dengan mudah, derajat ketidaksadaran sekitar 50% – 55%
 Tahap III ( NREM 3)
 Tidur dalam , tidak mudah dibangunkan, dan derajat kesadaran hingga 10%
 Tahap IV ( NREM 4)
 Derajat tidur dalam, gelombang delta, sangat tidak mudah dibangunkan, perubahan fisiologis mencakup
penurunan nadi, pernafasan, tekanan darah, metabolisme, derajat kesadaran hingga 10%

 Rapid eye movement (REM)


 Pergerakan bola mata, otot melemah, respirasi irreguler, peningkatan sekresi lambung, metabolisme
meningkat
1 Siklus 90 – 100 menit
PERBANDINGAN POLA TIDUR ANAK – LANSIA

TAHAPAN KETERANGAN
Neonatus (0 – 3 bulan) 16 jam, siklus 40-50, hmp sehari tdr
Bayi (3 bulan – 2 tahun) 15 jam, siang tidur malam tidur
Balita (2 tahun – 5 tahun) 12 jam, setelah 3 th sering tidak
tidur siang
Prasekolah 12 jam, tidur siang tidak pasti,
bingung tengah malam kmudian
tertidur lagi.
Sekolah Beberapa anak menolak untuk tidur
Remaja 7 ½ jam /hari, aktivitas bertambah
Dewasa muda 6 – 8 ½ jam/hari , REM ,
Dewasa menengah Waktu tidur makin menurun, stress
 insomnia
Lansia REM singkat, gangguan tidur
meningkat, tahap 3 dan 4 menurun
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIDUR

Tahap
Kembang

Lingkungan Motivasi

Stress
Psikologi
Sakit Budaya

Gaya
Hidup
 Motivasi
 Motivasi untuk bangun

 Budaya
 Aktivitas yang secara rutin dilakukan sebelum tidur yang dipercayai akan meningkatkan tidur

 Gaya hidup dan kebiasaan (Aktivitas fisik, kebiasaan makan)


 Perubahan shift kerja,
 Latihan fisik akan menyebabkan kelelahan dan mendukung untuk tidur namun jika dilakukan 2
jam/lebih sebelum waktu tidur  mendinginkan, mnurunkan kelelahan, meningkatkan
relaksasi sehingga akan menghalangi waktu tidur atau tidur terganggu
 Kebiasaan makan seperti asam amino l-trytophan dapat membantu tidur, diet protein
sedangkan yang mengganggu tidur adalah alkohol, kafein (kopi, teh, cola, coklat), nikotin
 Lingkungan
 Lingkungan yang mendukung untuk tidur seperti cahaya, suara dll

 Stress psikologi
 Pengamalan depresi, kecemasan mengalami penundaan tidur, REM lebih awal, sering
terbangun, perasaan tidur buruk dan bangun lebih awal.

 Sakit
 Penyakit baik fisiologi dan psikologi
 Pengobatan
 Diuretik : terbangun di malam hari untuk berkemih,
 Antidepressan dan Stimulan : menekan REM dan mengurangi waktu tidur
 Kafein : mencegah tidur, terbangun di malam hari, mengganggu REM
 Beta-adregenik bloker : penyebab mimpi buruk, insomnia, terbangun dari tidur
 Benzodiazepin : ubah tidur REM, meningkatkan waktu tidur, rasa kantuk siang hari
meningkat
 Narkotik : menekan REM, menyebabkan ngantuk siang hari
 Antikonvulsan : penurunan waktu tidur REM , pusing di siang hari
GANGGUAN TIDUR
 Insomnia
 Kesulitan tidur, tidur terbangun dengan waktu tidur sebentar, diakibatkan perubahan
lingkungan atau stress dan depresi, imsomnia kronik terjadi 3-4 minggu
 Tindakan : farmakologi dng sedative , nonfarmakologi dng stimulus kontrol (pembatasan di
tempat tidur), pembatasan tidur (pembatasan waktu di tempat tidur), kebersihan tidur
(kebiasaan sebelum tidur), terapi kognitif, terapi multikomponen, terapi relaksasi

 Hipersomnia
 Terlalu banyak tidur, disebabkan oleh gangguan tidur seperti sleep apneu, obat dan
alkohol, depresi, obesitas, trauma kepala, genetik
 Tindakan : farmakologi dng antidepresi, hindari kafein dan alkohol, hindari kerja malam,
dan aktivitas sosial di sore dan malam hari
 Narkolepsi
 Suatu kondisi dimana tiba-tiba dapat tertidur tampa memperhatikan waktu dan
lingkungan.
 Tindakan : obat, menghindari faktor ngantuk, latihan rutin untuk tidur

 Apnea tidur
 Kesulitan nafas pada waktu tidur. Obstructive Sleep Apnea (OSA)= otot dan struktur rongga
mult dan tenggorokan relaksasi dan menyumbat aliran udara. Terjadi 10-20 detik . Hindari
alkohol, nikotin dan obat tidur, mengangkat tonsil, pembedahan jaringan lunak disekitar
mulut

 Kurang tidur
 Parasomnia
 Perubahan tingkah laku selama tidur
PROSES KEPERAWATAN :
 PENGKAJIAN
 Riwayat Tidur dan Kebiasaan tidur
 Pengkajian fisik : Kelemahan, keletihan, lemas, tidak bersemangat , perubahan pada kantung
mata, mata sayup, sering menguap, bicara pelan.

 DIAGNOSIS
 Imsomnia : gangguan kualitas dan kuantitas tidur yang menghambat fungsi
 Deprivasi tidur : periode panjang tanpa tidur (“tidur ayam” yang periodik dan alami secara terus
menerus)
 Kesiapan meningkatkan tidur : Pola “tidur ayam” yang periodik dan alami, memberi istirahat
adekuat, mempertahankan gaya hidup yang diinginkan dan dapat ditingkatkan.
 Gangguan pola tidur : gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal
 TUJUAN
 Mempertahankan tidur dengan kecukupan energi
 Menunjukkan perilaku tidur dan aktivitas yang seimbang
 Tidak melaporkan adanya gangguan kebutuhan tidur
 Tidak muncul tanda adanya ganggu an kebutuhan tidur
 INTERVENSI
 Menyiapkan lingkungan yang membuat tidur (Linen, tempat tidur, bantal guling, cahaya,
suara, suhu)
 Membantu pasien dalam kebiasaan sebelum tidur
 Memberikan makanan ringan sebelum tidur dalam jenis karbohidrat dan protein . Hindari
untuk jenis kafein dan alkohol
 Memberikan relaksasi seperti musik, aromaterapi, pijat
 Memberikan rasa nyaman tergantung penyebab tidak nyaman
 Ajarkan tentang kebutuhan istirahat dan tidur serta tindakan yang bisa dilakukan
 Pemberian obat
 Kasus

 Jack Harrison is a 36-year-old police officer assigned to a high crime police


precinct. One week ago he received a surface bullet wound to his arm. Today
he arrives at the outpatient clinic to have the wound redressed. While
speaking with the nurse, Mr. Harrison mentions that he has recently been
promoted to the rank of detective and has assumed new responsibilities. He
states that since his promotion, he has experienced increasing difficulty falling
asleep and sometimes staying asleep. He expresses concern over the danger
of his occupation and his desire to do well in his new position. He complains
of waking up feeling tired and irritable
REFERENCE
 Potter, P. A., & Perry, A. G. (2009). Fundamental of Nursing. Missouri: Mosby
Elseiver .
 Taylor, C. R., Lillis, C., LeMone, P., & Lynn, P. (2008). Fundamentals of Nursing:
The Art and Science of Nursing Care . Philadelphia : Lippincott Williams &
Witkins.
THANK YOU
tetrasakti@gmail.com
08122926419

Anda mungkin juga menyukai