Anda di halaman 1dari 11

Pelaksanaan Intensifikasi

Penemuan Kasus Kusta dan Frambusia


Hasil yang diharapkan
dari pertemuan ini

• Seluruh pihak ikut menyukseskan dan mendukung kegiatan


intensifikasi penemuan kasus kusta dan frambusia

• Seluruh pihak ikut melakukan pengawasan terhadap hasil


kegiatan ini

• Adanya komitmen politis, ditindaklanjuti dalam tindakan


politis dan teknis – APBD, instruksi dan peran aktif sesuai
tupoksi masing-masing.

• Terbentuknya tim Kabupaten, Puskesmas dan tim Desa


yang akan melaksanakan kegiatan ini
Peran Lintas program

YANKES/RS Rehabilitasi Medis dan rujukan


komplikasi
PROMKES Penyuluhan dan Pengadaan bahan
KIE
BAPELKES Training petugas kesehatan di
Puskesmas dan RS
Pusat Penelitian sesuai dengan masalah
penelitian yang ada
Peran Lintas Sektor
(secara umum)
• Ikut melakukan penyuluhan / memberi
kesempatan untuk penyuluhan kusta & frambusia
dalam kegiatan2 di masing-masing institusi

• Ikut memerangi stigma

• Ikut menemukan penderita yang berada di


lingkungan masing-masing (misal. Sekolah,
asrama TNI, perkebunan, dll) dengan bekerja
sama dengan Puskesmas

• Ikut mengawasi pengobatan


Peran Lintas Sektor
PEMERINTAH DAERAH Mengatur/menetapkan kebijakan dan
dukungan anggaran
KESRA Koordinasi Program-Kegiatan

DINAS SOSIAL Rehabilitasi Sosial-Ekonomi

DINAS KOM – INFO Kontribusi dalam penyebarluasan


informasi
DINAS TENAGA Mengatur kebijakan dalam kesamaan
KERJA kesempatan mendapatkan pekerjaan

KOPERASI & UKM Memberikan bantuan modal ekonomi


untuk penderita/mantan penderita
kusta
Peran PROFESI-LSM
PERDOSKI/IDI/ Memberikan masukan sesuai
Profesi terkait dengan keahliannya
lainnya
PKK/Org Membantu dalam penyuluhan dan
kemasyaraktan – penemuan dini penderita
Agama dll
Lembaga Swadaya Advokasi ke pemerintah untuk
Masyarakat mendapatkan kesetaraan dan
kesamaan hak
DONOR AGENCY Memberikan bantuan berupa
dana dan bimbingan teknis
PERUSAHAAN Corporate Social Responsibility
Peran Pemda – Camat -Kades
• Otonomi – urusan RT daerah dalam bidang Kesehatan –
konsekuensi penyediaan sumber daya.

• Koordinasi – utk memudahkan kegiatan lapangan -


pengerahan penduduk untuk diperiksa (survey),
mengumpulkan masyarakat, ikut berkampanye utk periksa
dan pengobatan

• Adanya instruksi wajib diperiksa dan pengobatan untuk


penderita kusta dan keluarganya TERMASUK YANG SUDAH
SEMBUH, dan wajib disuntik bagi penderita frambusia dan
seluruh kontaknya.

• Integrasi dalam berbagai program – UKS dan kegiatan


pembangunan lainnya

• Peran kepamongprajaan.
Peran Tim Teknis
(Tim Puskesmas & Tim Desa)
• Pendataan penduduk per RW / desa

• Penyebaran informasi kusta & frambusia (melalui


penyuluhan di berbagai tempat & acara, penyebaran
leaflet, dll)

• Pencarian kasus tersangka kusta & frambusia oleh kader /


Toma

• Pemeriksaan kasus tersangka, kontak penderita, penduduk


(di balai desa, sekolah, dll)

• Pengobatan penderita kusta, pengobatan penderita


frambusia dan kontaknya oleh petugas Puskesmas

• Pengawasan pengobatan dan kesinambungan penyebaran


informasi kusta & frambusia
Tindak Lanjut di Puskesmas
• Koordinasi intern tingkat puskesmas 
Pembentukan Tim Puskesmas

• Koordinasi dgn Camat utk memulai pendataan,


dan jadwal pemeriksaan penduduk  instruksi
tertulis untuk Kades/Lurah

• Pembentukan tim per desa / RW – melibatkan


Kades, Bidan di desa, Kader

• Pembagian tugas dalam tim


Akhirnya…
• Kusta & Frambusia ada obatnya dan bisa
disembuhkan

• Mari bersama kita sukseskan intensifikasi


penemuan kasus kusta frambusia

Anda mungkin juga menyukai