ANTIEPILEPTIK
Afifah
Kejang parsial
Patogenesis
Kejang disebabkan karena ada
ketidakseimbangan antara
pengaruh inhibisi dan eksitatori
pada otak
Ketidakseimbangan bisa terjadi
karena :
• Kurangnya transmisi inhibitori
– Contoh: setelah pemberian
antagonis GABA, atau selama
penghentian pemberian agonis
GABA (alkohol, benzodiazepin)
• Meningkatnya aksi eksitatori
meningkatnya aksi glutamat atau
aspartat
Major inhibitory Such plays a key role in
neurotransmitter in the CNS modulating neuronal activity
GABA
Dysfunction of GABA-
mediated synaptic
Mediates its action via distinct transmission various
receptor systems nervous system disorder
(hypoactive -> epilepsy, anxiety;
hiperactivity -> schizophrenia)
Sasaran Terapi
Mengontrol supaya tidak terjadi kejang dan
meminimalisasi adverse effect of drug
Strategi Terapi
mencegah atau menurunkan lepasnya muatan listrik
syaraf yang berlebihan melalui perubahan pada
kanal ion atau mengatur ketersediaan
neurotransmitter
Prinsip umum terapi epilepsi:
– monoterapi lebih baik mengurangi potensi
adverse effect, meningkatkan kepatuhan pasien,
tidak terbukti bahwa politerapi lebih baik dari
monoterapi dan biasanya kurang efektif karena
interaksi antar obat justru akan mengganggu
efektivitasnya dan akumulasi efek samping dg
politerapi
– hindari atau minimalkan penggunaan antiepilepsi
sedatif toleransi, efek pada intelegensia, memori,
kemampuan motorik bisa menetap selama
pengobatan
– jika mungkin, mulai terapi dgn satu antiepilepsi non-
sedatif, jika gagal baru diberi sedatif atau politerapi
– berikan terapi sesuai dgn jenis epilepsinya
– Memperhatikan risk-benefit ratio terapi
– Penggunaan obat harus sehemat mungkin dan
sedapat mungkin dalam jangka waktu pendek
– mulai dengan dosis terkecil dan dapat ditingkatkan
sesuai dg kondisi klinis pasien penting :
kepatuhan pasien
– ada variasi individual terhadap respon obat
antiepilepsi perlu pemantauan ketat dan
penyesuaian dosis
– jika suatu obat gagal mencapai terapi yang
diharapkan pelan-pelan dihentikan dan diganti
dengan obat lain (jgn politerapi)
– lakukan monitoring kadar obat dalam darah jika
mungkin, lakukan penyesuaian dosis dgn melihat
juga kondisi klinis pasien
Mekanisme Kerja Obat Anti Epilepsi
• GABA agonists
• GABA antagonists
• Barbiturates
• Benzodiazepines
• GABA uptake inhibitors
Na+
A. Resting State
B. Arrival of Action
Potential causes
Na+
depolarization and
channel opens allowing
sodium to flow in.
Na+
Sustain channel in
C. Refractory State, this conformation
Inactivation
Farmakokinetika
• bekerja
terhadap kanal :
memperpanjang
durasi
pembukaan
kanal Cl
lanjutan
Fenobarbital
• Anti kejang terkuat, harga murah, cukup
efektif
• Dosis efektif relatif rendah dengan
margin of safety luas
• Indikasi : Grand mal, epilepsi partial dan
fokal
3. Golongan Oksazolidindion : Trimetadion
1. Diazepam
• Untuk pengobatan kejang yang rekuren
• Bermanfaat untuk bangkitan klonik fokal,
bangkitan lena
• Dosis u/ status epileptikus dan kejang
demam : 5-20 mg iv atau 0,5-1 mg/kgBB,
diulang 15-20 menit
lanjutan
2. Klonazepam
• Long acting, bisa dipakai tunggal atau
kombinasi
• Indikasi : mioklonik,akinetik, spasme
infantil, alternatif utk bangkitan lena,
pilihan kedua untuk mengatasi status
epileptikus
• Dosis : dws : 1,5 mg/hari dalam dosis
terbagi
anak : 0,01-0,03 mg/kgBB/hari
lanjutan
3. Nitrazepam
• Indikasi : mioklonik
• Dosis : 1,5 mg/kgBB/hari
7. Golongan Asam valproat