Anda di halaman 1dari 20

A randomized

clinical trial of
vitamin D3
(cholecalciferol) in
ulcerative colitis
patients with
hypovitaminosis D3

Penyusun: Angelina Claudia / 2018-060-


10138
Pembimbing: dr. Mario Steffanus, Sp.PD
Introduksi
Introduksi

– Ulcerative colitis adalah penyakit idiopatik, kronik dan dimediasi imun yang
mengenai traktus gastrointestinal.
– Beberapa hal yang memengaruhi respon imun dianggap akibat dari hubungan
kompleks antara genetik, lingkungan dan faktor mikroba.
– Salah satu faktor lingkungan yang diasosiasikan dengan IBD adalah Vitamin D
Vitamin D

– Vitamin D adalah vitamin larut lemak dan berperan dalam meningkatkan


absorpsi kalsium intestinal.
– Vitamin D dapat menurunkan regulasi kaskade inflamasi dengan mengurangi
proliferasi dari sel T (Th1), menginhibisi produksi sitokin IL-2 a INF-V dan
menginduksi proliferasi dari regulasi sel T.
– Vitamin D dapat menghambat diferensiasi dari monosit sel darah tepi menjadi
sel dendritik.
Tujuan dan Hipotesis
Tujuan Penelitian

– Melihat secara prospektif efek dari penggunaan dua dosis vitamin D3 yang
berbeda pada pasien UC dengan hipovitaminosis D untuk menentukan dosis
yang tepat pada populasi pasien ini.
– Menguji efek dari dua dosis vitamin D3 yang berbeda pada disease activity dan
kualitas hidup pada pasien UC dengan hipovitaminosis.
Hipotesis Penelitian

– Vitamin D3 dengan dosis oral 2000 IU dan 4000 IU dapat meningkatkan level
vitamin D pada kedua kelompok, namun perbedaan akan lebih terlihat pada
kelompok dengan dosis vitamin D 4000 IU, selain itu juga mengurangi disease
activity score dan meningkatkan kualitas hidup dari pasien UC dengan
hipovitaminosis D.
Metode Penelitian
Metode Penelitian

– Subjek : Pasien dengan UC dan serum 25(OH) vitamin D kurang dari 30 ng/ml
dalam satu tahun.
– Kriteria eksklusi : orang yang berusia kurang dari 18 tahun, wanita hamil dan
pasien yang mengonsumsi vitamin D 2000 IU/hari.
– Penelitian dilakukan dua kunjungan : pendaftaran pertama dan pada saat studi
berakhir pada hari ke – 90.
Metode Penelitian

– Data pada kunjungan pertama : usia, jenis kelamin, riwayat penyakit, durasi dan
lokasi UC, riwayat merokok, riwayat penggunaan obat, paparan matahari dan
penggunaan kortikosteroid terakhir.
– Dua kuesioner yang digunakan adalah Partial mayo Score (PMS) untuk
menentukan UC disease activity dan kuesioner singkat kualitas hidup IBD
(SIBDQ) untuk mengukur kualitas hidup pasien UC.
– Setiap peserta studi diberi vitamin D2 2000 IU/hari atau 4000 IU/hari secara
acak selama 90 hari dengan kemasan dan label yang berbeda sehingga tidak
diketahui oleh subjek dan peneliti hingga penelitian berakhir. (pengawasan
kemungkinan efek samping dengan follow up pada hari ke 45)
Metode Statistik Penelitian

– Subjek sebanyak 20 orang.


– Menggunakan two-sided confidence interval 95% pada 10 pasien di kelompok
4000 IU dan 10 pasien di kelompok 2000 IU.
– Partial Mayo Score untuk UC disease activity, skor SIBDQ dan serum
laboratorium dari 25(OH) vitamin D dan CRP sebelum dan sesudah penggunaan
vitamin D3 selama 90 hari dibandingkan.
– Korelasi perubahan antara 25(OH) vitamin D dan perubahan pada disease
activity dan kualitas hidup juga dibandingkan menggunakan koefisien korelasi
Pearson.
Metode Statistik Penelitian

– Korelasi perubahan antara 25(OH) vitamin D dan perubahan pada disease


activity dan kualitas hidup juga dibandingkan menggunakan koefisien korelasi
Pearson.
– Semua penelitian dilakukan dengan two-sided dengan p value dimana p<0.05
dianggap sebagai signifikan secara statistik.
– Variabel kontinu dibandingkan menggunakan Student's t-test dan variabel
kategorik dibandingkan dengan fisher exact test, yaitu dengan membandingkan
level vitamin D, CRP, UC disease activity score dan skor SIBDQ sebelum dan
sesudah suplementasi dengan D3 menggunakan SPSS versi 21.
Hasil Penelitian
Setelah 90 hari mengonsumsi vitamin D3 ditemukan hasil:

• UC disease activity menurun pada kedua kelompok,


namun tidak signifikan

• Penurunan partial mayo score untuk kelompok 2000


IU adalah -0.5 ± 1.5, sedangkan kelompok 4000 IU
adalah −1.3 ± 2.9

• Penurunan level CRPuntuk kelompok 2000 IU adalah


3.0 ± 9.4, sedangkan kelompok 4000 IU adalah 10.0 ±
35.0

• Meningkatnya skor kualitas hidup SIBDQ dengan


korelasi koefisien Pearson sebesar 0.52, p = 0.028,
dan peningkatan level vitamin D juga berkorelasi
dengan menurunnya angka aktivitas UC pada Partial
Mayo −0.58, p = 0.012

Uji dua sampel dengan t-test independen


digunakan dan diperoleh hasil sebagai berikut:

• Perubahan nilai rata-rata pada level vitamin


D antara 2 kelompok adalah signifikan
dengan p<0.003.

• Perubahan nilai rata-rata pada kualitas


hidup antara 2 kelompok tidak signifikan.

• Perubahan nilai rata-rata pada disease


activity score antara 2 kelompok tidak
signifikan.

• Perubahan nilai rata-rata pada level CRP


kedua kelompok tidak signifikan.
Hasil Penelitian

Setelah 90 hari mengonsumsi vitamin D3 ditemukan hasil:

• UC disease activity menurun pada kedua kelompok, namun tidak signifikan

• Penurunan partial mayo score untuk kelompok 2000 IU adalah -0.5 ± 1.5, sedangkan kelompok 4000
IU adalah −1.3 ± 2.9

• Penurunan level CRPuntuk kelompok 2000 IU adalah 3.0 ± 9.4, sedangkan kelompok 4000 IU adalah
10.0 ± 35.0

• Meningkatnya skor kualitas hidup SIBDQ dengan korelasi koefisien Pearson sebesar 0.52, p = 0.028,
dan peningkatan level vitamin D juga berkorelasi dengan menurunnya angka aktivitas UC pada Partial
Mayo −0.58, p = 0.012
Diskusi Terhadap Hasil
Penelitian
Diskusi
– subjek dengan UC menerima dosis vitamin D 4000 IU/hari memiliki kualitas
hidup yang lebih baik setelah 90 hari dibandingkan dengan 2000 IU/hari.
– Meningkatnya level vitamin D berhubungan dengan meningkatnya skor QOL dan
menurunkan skor UC disease activity pada pasien UC dengan penggunaan
vitamin D3 selama 90 hari. Studi lain menyebutkan bahwa level vitamin D yang
normal dapat menurunkan risiko insidensi IBD.
Keterbatasan Penelitian

– Belum ada konsensus atau dosis yang tepat dari vitamin D pada pasien dengan
UC yang menderita defisiensi vitamin D. Keterbatasan lain dari penelitian ini
adalahnya kurangnya kelompok kontrol plasebo, juga tidak ada evaluasi
endoskopi untuk melihat penyembuhan mukosa.
Referensi

– Mathur, J Naing S, Mills P, Limsui D. A randomized clinical trial of vitamin D3


(cholecalciferol) in ulerative colitis patients with hypovitaminosis D3, PeerJ,
2017;5:e3654

Anda mungkin juga menyukai