A
KORONER
AKUT
Pembimbing:
Dr. Mario Steffanus,
Sp.PD, M.Biomed
Anggota Kelompok
- Stephen Alexander 201806010153
PENDAHULUAN
1. Atherosklerosis
2. Jenis-jenis sindroma koroner akut
3. Definisi dan patofisiologi serta manifestasi klinis dari masing-masing
sindroma koroner akut
4. Alur diagnosis dari masing-masing sindroma koroner akut
5. Tatalaksana dari sindroma koroner akut.
PEMBAHASAN
ATHEROSKLEROSIS
● Kondisi kronis di mana arteri mengeras melalui penumpukan plak
● Faktor risiko utama:
○ Dislipoproteinemia
○ Diabetes
○ Merokok
○ Hipertensi
○ Kelainan genetik
PATOGENESIS
ATHEROSKLEROSIS
Hiperkolesterolemia
● Peningkatan kadar kolesterol plasma menghasilkan perubahan
permeabilitas endotel arteri yang memungkinkan terjadinya migrasi lipid,
khususnya partikel LDL-C ke dinding arteri
○ Erosi (30-35%)
○ Pasien dengan myokardial infark akut dengan elevasi ST segment (STEMI) pada
○ Ketidaknyamanan dada yang dirasakan parah (severe) dan merupakan onset baru
( dalam periode waktu 4-6 minggu)
○ Berlangsung dengan pola Crescendo (Lebih parah, berkepanjangan, dan semakin sering
daripada sebelumnya).
UAP/NSTEMI
● Diagnosis dari NSTEMI dapat ditegakkan jika pasien dengan karakteristik
klinis UAP memiliki tambahan temuan klinis nekrosis myokardial, yang
digambarkan dengan peningkatan biomarker kardiak.
PATOFISIOLOGI UAP/NSTEMI
● 4 proses perkembangan penyakit UAP/NSTEMI adalah:
○ Obstruksi dinamik [contoh: spasme koroner, seperti pada Prinzmetal’s Variant Angina
(PVA)]
○ Rales basilar
○ Hipotensi.
EKG pada UAP/NSTEMI
● Pada UAP, depresi ST-segmen daninversi gelombang T terjadi pada 30
hingga 50% pasien
● Pada pasien dengan gambaran klinis UAP, adanya deviasi segmen ST
baru, bahkan hanya 0,05 mV, merupakan prediktor penting dari hasil
yang merugikan
CARDIAC BIOMARKER PADA
UAP/NSTEMI
● Pasien dengan UA/NSTEMI yang mengalami peningkatan biomarker
akibat nekrosis, seperti CK-MB dan troponin ( marker dari nekrosis
myokardiak yang lebih spesifik dan sensitif, memiliki risiko kematian yang
lebih besar atau infark myokard berulang.
● Peningkatan level dari marker-marker tersebut membedakan pasien
NSTEMI dengan UAP.
ALUR DIAGNOSIS UAP/NSTEMI
● Terdapat 4 alat diagnostik utama dapat digunakan untuk mendiagnosis
UA/NSTEMI yaitu riwayat klinis, EKG, marker kardiak, dan uji stres
provokatif
● Tujuan dari keempat alat diagnostik tersebut adalah
○ EKG serial
○ Biomarker kardiak, biasanya diperoleh pada awal dan pada 4-6 jam dan 12 jam setelah
munculnya presentasi klinis.
● Jika terjadi peningkatan biomarker kardiak atau perubahan pada EKG,
pasien harus segera ke rumah sakit.
● Jika pasien tidak nyeri lagi dan hasil marker negatif, pasien perlu
dilakukan uji stres provokatif. CT angiografi dapat digunakan untuk
mengeksklusi CAD obstruktif
STRATIFIKASI RISIKO DAN
PROGNOSIS UAP/NSTEMI
● Pasien dengan riwayat UAP / NSTEMI memiliki risiko kematian dini (30
hari), mulai dari 1 hingga 105 orang pasien, dan risiko infark baru atau
berulang 3-5% atau ACS berulang (5-15%).
STRATIFIKASI RISIKO DAN
PROGNOSIS UAP/NSTEMI
● Penilaian risiko dapat dilakukan dengan sistem penilaian risiko klinis yang
dikembangkan oleh Uji Trombolisis dalam Infark Myokard (TIMI):
○ usia> 65 tahun
● CK naik dalam 4-8 jam dan umumnya kembali normal 48-27 jam
TERAPI SINDROMA KORONER
AKUT
● Antiiskemia
● Antitrombotik
● PCI
TERAPI UAP/NSTEMI
● Pasien dengan UAP / NSTEMI harus ditempatkan di tempat tidur dengan
pemantauan EKG terus menerus untuk memonitor deviasi segmen ST
dan aritmia jantung
● Ambulasi diizinkan jika pasien tidak menunjukkan kekambuhan iskemia
(ketidaknyamanan atau perubahan EKG) dan tidak ada peningkatan
biomarker selama 12-24 jam
● Terapi medis pada pasien UAP/NSTEMI terdiri dari pengobatan anti-
iskemik dan pengobatan antitrombotik
NITRAT
1. Awal pemberian nitrat diberikan secara sublingual atau dengan
semprotan bukal (0,3-0,6 mg) jika pasien mengalami nyeri iskemik
2. Jika rasa sakit berlanjut setelah 3 dosis diberikan 5 menit terpisah,
nitrogliserin intravena (5-10 gr/menit menggunakan tabung
nonabsorbing) direkomendasikan untuk diberikan ke pasien
3. Nitrat topikal atau oral dapat digunakan setelah rasa nyeri yang dirasakan
hilang atau setelah pemberian nitrogliserin intravena ketika pasien telah
bebas rasa sakit selama 12-24 jam.
4. Kontraindikasi absolut untuk penggunaan nitrat adalah hipotensi atau
penggunaan sildenafil atau obat lain dalam golongan tersebut dalam 24-
48 jam sebelumnya.
Beta Blocker
● Beta blocker adalah pengobatan anti iskemik utama lainnya. Beta blocker
oral ditargetkan untuk pasien dengan detak jantung 50-60 kali / menit
dan direkomendasikan sebagai pengobatan lini pertama
○ Gejala telah muncul selama 2-3 jam kemudian sehingga telah terjadi pembekuan darah
dan sulit dilisiskan dengan obat-obatan fibrinolitik
● Kerugian dari PCI adalah biaya yang cenderung mahal dan ketersediaan alat yang masih
kurang
KESIMPULAN
KESIMPULAN
● Dari referat ini kita dapat mengetahui atherosklerosis merupakan
penyebab utama terjadinya sindroma koroner akut. Atherosklerosis
sendiri merupakan kondisi kronis di mana arteri mengeras melalui
penumpukan plak yang biasanya disebabkan oleh dislipoproteinemia,
diabetes, merokok, hipertensi dan kelainan genetik.
● Sindroma koroner akut terdiri dari UAP, NSTEMI, dan STEMI. Masing-
masing penyakit tersebut memiliki gambaran klinis tersendiri meskipun
merupakan memiliki satu rangkaian patogenesis dilihat dari tingkat
keparahan oklusi pembuluh darah yang disebabkan oleh atherosklerosis.
KESIMPULAN
● Diagnosis dari sindroma koroner akut didapatkan dari gambaran klinis
yang ada pada pasien dengan sindroma akut yang diperoleh dari
anamnesis dan pemeriksaan fisik yang dilakukan, pemeriksaan
penunjang seperti EKG dan serum biomarker jantung.
● Tatalaksana dari sindroma koroner akut beragam, mulai dari penggunaan
obat-obatan anti iskemia, anti trombotik, serta intervensi berupa PCI.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sakakura K, Nakano M, Otsuka F, Ladich E, Kolodgie FD, Virmani R. Pathophysiology of
atherosclerosis plaque progression. Heart Lung Circ. 2013;22(6):399–411. doi:
10.1016/j.hlc.2013.03.001. [PubMed] [CrossRef] [Google Scholar]
2. Yla-Herttuala S, Bentzon JF, Daemen M, et al. Stabilization of atherosclerotic plaques: an
update. Eur Heart J. 2013;34(42):3251–3258. doi: 10.1093/eurheartj/eht301
3. Catapano AL, Graham I, De Backer G, et al. ESC/EAS Guidelines for the Management of
Dyslipidaemias: The Task Force for the Management of Dyslipidaemias of the European
Society of Cardiology (ESC) and European Atherosclerosis Society (EAS). Developed with the
special contribution of the European Assocciation for Cardiovascular Prevention &
Rehabilitation (EACPR) Eur Heart J. 2016;37(39):2999.
4. Harrison's Principles of Internal Medicine, 18e. New York, NY: McGraw-Hill; 2012
5. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular
Indonesia. 2015.
TERIMA KASIH