Anda di halaman 1dari 19

INFLAMMATORY

BOWEL DISEASE

Disusun oleh: Angelina Claudia / 2018-0601-0138


Dibimbing oleh: dr. Mario Steffanus, Sp.PD
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Tujuan
3. Manfaat
Latar Belakang
◦ IBD: Crohn’s disease dan kolitis ulseratif
◦ Dipengaruhi olej geneit, kegagalan imun, flora usus
◦ Terdapat penyakit ekstraintestinal dan mengakibatkan obstruksi, perforasi
Tujuan
Tujuan Umum:
◦ Mengetahui konsep penyakit inflammatory bowel disease secara komprehensif.

Tujuan Khusus:
◦ Mengetahui definisi inflammatory bowel disease.
◦ Mengetahui jenis inflammatory bowel disease.
◦ Mengetahui berbagai penyebab inflammatory bowel disease.
◦ Mengetahui tatalaksana untuk mengatasi inflammatory bowel disease.
Manfaat
Bidang Akademik:
◦ Menambah pengetahuan mahasiswa kedokteran mengenai konsep dan tatalaksana
inflammatory bowel disease

Masyarakat:
◦ Menambah pengetahuan masyarakat mengenai gejala klinis inflammatory bowel
disease.
◦ Meningkatkan pengetahuan dalam pencegahan dan pengobatan inflammatory
bowel disease.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Epidemiologi 4. Manifestasi Klinis
2. Etiologi dan 5. Proktitis
Patogenesis
3. Patologi
Epidemiologi
◦ Onset usia UC dan DC adalah antara 15 hingga 30 tahun, juga dapat terjadi pada
usia 60 hingga 80 tahun.
◦ Laki-laki:perempuan adalah 1:1 untuk UC dan 1.1-1.8:1 pada CD.
◦ Perokok memiliki efek 40% lebih tinggi untuk dapat terkena UC dibandingkan orang
yang tidak merokok.
◦ Penggunaan kontrasepsi oral meningkatkan terjadinya CD sebanyak 1.4 kali.
◦ Apendektomi memberikan proteksi terhadap terjadinya UC tetapi berhubungan
terhadap meningkatnya angka kejadian CD.
◦ IBD merupakan penyakit familial yang terjadi pada 5-10% pasien.
◦ Sebanyak hampir setengah pasien dengan proktitis atau proktosigmoiditis akan
berkembang menjadi kolitis ekstensif.
Etiologi dan Patogenesis
◦ Faktor eksogen : komposisi normal mikrobiotaintestinal dan faktor host
◦ Faktor endogen: fungsi barrier sel epitel intestinal, fungsi imun innate dan adaptif,
merokok
◦ Saat terjadi infeksi atau stimulus lain yang terjadi pada host normal, aktivasi dari
jaringan limfoid di usus terjadi, namun digantikan oleh respon imun dan perbaikan
jaringan, pada IBD hal tsb tidak diregulasi secara normal
◦ Perbedaan mikrobiota komensal individu sehat dan individu normal
Patologi UC
◦ Penyakit mukosa yang biasanya melibatkan rektum dan menyebar secara proksimal
sehingga melibatkan sebagian atau seluruh dari kolon
◦ Dengan inflamasi ringan, mukosa terlihat eritem dan memiliki permukaan granular
halus yang mirip dengan kertas pasir, pada inflamasi yang parah mukosa mengalami
perdarahan, edema dan ulkus
◦ Mukosa terlihat normal pada fase remisi, namun pasien yang telah mengalami
penyakit ini bertahun-tahun dapat terlihat atrofi dan seluruh kolon menyempit
Patologi CD
◦ CD dapat mengenai bagian dari traktus GIT mulai muut hingga annus
◦ Sering tidak mengenai rektum
◦ Terdapat gambaran cobblestone yang merupakan karakteristik dari CD yang terlihat
dari endoskopi maupun radiografi barium
◦ Dinding usus menebal emnjadi sempit dan fibrotik, menjadikan obstruksi usus yang
rekuren dan kronis
Manifestasi klinis UC
◦ Diare, perdarahan rektum, tenesmus, adanya mukus pada feses dan keram abdomen
◦ Diare ringan, intermiten hingga sering diabaikan
◦ Proktitis: BAB berdarah atau feses bercampur mukus/darah
◦ Tenesmus, urgensi
Manifestasi klinis CD
◦ Intraintestinal: diare persisten, perdarahan anus, urgensi untuk BAB, keram abdomen,
perasaan abdomen belum seselai, konstipasi  obstruksi, menurunnya napsu makan
dan BB, fatigue
◦ Ekstraintestinal: kemerahan mata, nyeri sendi, keringat malam, terganggunya siklus
menstruasi
Tatalaksana UC
◦ 5-ASA 4.8 gram/hari
◦ Tiopurin
◦ Kortikosteroid & prednisolon
◦ Imunosupresan: azathioprine, takrolimus. Membutuhkan waktu 2-3 bulan
◦ Siklosporin drip IV kontinu 7 hari, 2-4 mg/kgBB
◦ Infliximab IV 1-2 jam pada UC moderate/severe, KI pada pasien dengan TB, Hepatitis B
Tatalaksana UC
◦ Operasi pada pasien diindikasikan ketika penyakit sudah tidak merespon denngan
obat atau perdarahan berat, toxic megakolon, perforasi
◦ Toxic megakolon (gambaran radiografi distensi kolon, demam, takikardia, leukositosis
dan anemia): kolektomi subtotoal, ileostomi
◦ Ileal pouch anal anastomosis
Tatalaksana CD
◦ 5-ASA
◦ Loperamid, difenoksilat untuk memperlambat salluran cerna
◦ Metronidazol 2x400 mg untuk manajemen post-op setelah reseksi ilocecal atau
abses/fistula pada CD
◦ Kortikosteroid 40-60 mg/hari atau 1 mg/kg perhari PO
DIET
◦ Specific carbohydrate diet: teori bahwa disakarida dan polisakarida tidak dalam
keadaan tercerna saat melewati kolon sehingga menyebabkan pertumbuhan bakteri
dan ragi yang berlebih, seihingga overproduksi mukus
◦ Probiotik: Makanan dengan bakteri hidup di dalamnya seperti yogurt, kefir, sayur
fermentasi
◦ Prebiotik: makanan yang memelihara bakteri usus yang baik, terutama serat larut yang
dapat meningkatkan asam lemmak rantai pendek dan emmberi zat konsistensi gel
untuk memperbaiki konsistensi feses
Diet
◦ Diet rendah residu dan rendah serat
◦ Porsi kecil dan frekuensi sering, 4-6 kali sehari
◦ Hidrasi yang cukup dengan air putih, tidak menggunakan sedotan karena
menyebabkan udaratertelan
◦ Vitamin dan suplemen
◦ Hindari makanan berlemak: mentega, margarin, gorengan, produk susu, makanan
serat  kembung, diare
Penutup
◦ IBD merupakan penyakit inflamasi kronik dengan sifat remisi dan karakteristik diare
kronik yang berlangsung lama, dengan atau tanpa darah
◦ Crohn’s disease melibatkan GIT dari mulut hingga anus. Rektum sellau terlibat pada
UC, dan terutama melibatkab lesi yang berkesinambungan dari mukosa dan
submukosa
◦ Diet yang baik juga dipelrukan dalam tatalaksana IBD
Referensi
◦ Lamb, C. Kennedy, N. Raine, T. 2019. British society of Gatroenterology consensus guidelines
on the management of inflammamtory bowel disease in Adults. 2019. doi.org/
◦ Kuhbacher T. Folsch, UR. 2007. Practical guidelines for the treatment of inflammatory bowel
disease 2007.
◦ The regents of University of California. 2019. Nutrition Tips for Inflammatory Bowel Disease
◦ Kais, S.. Santaolalla, R. Diet and inflammatory Bowel Disease. Gastroenterol Hepatol ( NY).
2015 Aug: 11(8):511-520
◦ Crohn’s and Colitis foundation. 2019. Sign and Symptoms of Crohn’s disease.
◦ Infliximab, adalimumab and golimumab for treating oderately yo severely active ulcerativ
colitis after the failure of conventional therapy. Februaru 2019. National Institute for Health
an Care Excellence.
◦ Ulcerative Colitis. National Helath Service. January 2019.

Anda mungkin juga menyukai