Impor Sampah Indonesia, Celah Hukum hingga Kirim Balik Limbah
Asing Kelompok 4 1. M Surya Fadhlurrohman (H34170031) 2. Radja Panutan (H34170033) 3. Rahmadani Safitri (H34170054) 4. M Rizqi Febriyantoro (H34170058) 5. Ayu Puspita D (H34170069) Kontainer berisi sampah impor Sampah adalah masalah darurat bagi Indonesia, yang tidak saja memiliki masalah pengelolaan sampah dalam negeri, tapi juga menjadi tempat “pembuangan” bagi sampah negara-negara maju. Impor sampah plastik ke Indonesia yang semula bertujuan sebagai bahan baku industri terbukti menimbulkan masalah baru, yang menambah timbunan kotoran tak terpakai. Get a modern Untuk itu, PowerPoint Indonesia telah berupaya mengambil tindakan yang lebih nyata, salah satunya mulai mengirim balik sampah negara maju ke negeri asalnya. Impor sampah yang berlimpah ke Indonesia baru-baru ini telah menjadi sorotan mengkhawatirkan. Meski penanganan limbah dalam negeri masih belum bisa Get a modern PowerPoint dilakukan dengan baik, impor sampah dari luar negeri terus berdatangan. Tak hanya menjadikan Indonesia sebagai tempat sampah bagi negara asing, Indonesia juga terpapar risiko melalui limbah plastik ilegal hingga dampak yang ditimbulkan dari timbunan sampah terhadap masyarakat Selain China, Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI) merilis Pencabutan perizinan impor sampah bahwa sejumlah negara ASEAN telah merespon perubahan perdagangan sampah plastik global dengan pembatasan impor. Bulan Juli 2018, pemerintah Malaysia mencabut izin impor 114 perusahaan dan menargetkan pelarangan impor tahun 2021. Thailand juga menargetkan pelarangan impor sampah plastik akibat kenaikan drastis impor sampah plastik mereka dari Amerika sebesar 2.000 persen atau 91.505 ton tahun 2018. Vietnam juga sudah tidak lagi mengeluarkan izin baru untuk impor sampah dan reja plastik, kertas, serta logam. Negara tetangga terdekat Indonesia juga telah melakukan langkah serupa untuk menangkis masuhnya sampah ke negara mereka. Menteri Energi, Teknologi, Ilmiah, Lingkungan dan Perubahan Iklim Malaysia Yeo Bee Yin menyatakan bahwa 60 kontainer berisi sampah yang diimpor secara ilegal, akan dikirimkan kembali kepada 14 negara pengirim, termasuk Amerika Serikat, Jepang, Prancis, Kanada, Australia, dan Inggris. Sebelumnya, Presiden Filipina Rodrigo Duterte memerintahkan pengiriman 69 kontainer berisi sampah kembali ke Kanada. Jika Kanada menolak, Duterte memerintahkan agar kontainer-kontainer itu ditinggalkan di perairan Kanada Indonesia Impor sampah Indonesia telah terjadi peningkatan impor sampah dari 10,000 ton per bulan pada akhir 2017 menjadi 35,000 ton per bulan tahun 2018. Sementara itu, peningkatan impor sampah plastik dari 124.433 ton tahun 2013 menjadi 283.152 ton tahun 2018. Diperkirakan ada lebih dari 300 kontainer yang sebagian besar mengangkut sampah plastik ke Jawa Timur setiap harinya. Indonesia bersama negara-negara Asia Tenggara lainnya telah menampung 3 persen limbah plastik global yang kebanyakan berasal dari Amerika Serikat.Menurut data Greenpeaceyang dikutip Mongabay, eksportir sampah terbanyak ke Indonesia adalah Inggris dengan sekitar 67,807 ton pada Januari-November 2018, diikuti 59,668 ton dari Jerman, 42,130 ton dari Australia, kemudian berturut-turut Amerika Serikat, Belanda, Jepang, Belgia, Prancis, Spanyol, dan Hongkong di peringkat berikutnya. Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah Ecoton Prigi Arisandi mengatakan bahwa masuknya sampah dengan merk dan lokasi jual dari luar Indonesia diduga disebabkan oleh kebijakan China tahun 2018 untuk menghentikan impor sampah plastik dari sejumlah negara di Eropa dan Amerika. Akibatnya, sampah plastik pun beralih tujuan ke negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia. di Indonesia telah terjadi peningkatan impor sampah dari 10,000 ton per bulan pada akhir 2017 menjadi 35,000 ton per bulan tahun 2018. Sementara itu, peningkatan impor sampah plastik dari 124.433 ton tahun 2013 menjadi 283.152 ton tahun 2018. Diperkirakan ada lebih dari 300 kontainer yang sebagian besar mengangkut sampah plastik ke Jawa Timur setiap harinya Menurut Prigi Arisandi, dikutip dari VOA Indonesia, sejak November 2018 telah ditemukan gejala-gejala peningkatan impor sampah plastik di Indonesia. Dalam impor bahan baku kertas salah satu perusahaan kertas ditemukan di dalamnya bercampur dengan 60 persen sampah plastik. Berdasarkan kajian atas merk sampah plastik yang masuk, diketahui bahwa lebih dari 50 merk berasal dari lebih 20 negara di Eropa, Amerika, Australia, dan Asia. Larangan masuknya sampah ke wilayah Indonesia sebenarnya telah diatur di Bab X Larangan dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, yang melarang pencampuran sampah dengan limbah berbahaya dan beracun maupun mengelola sampah yang menyebabkan pencemaran serta perusakan lingkungan. Larangan serupa tentang masuknya limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun) ke Indonesia juga disebutkan pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Hasil uji laboratorium yang dilakukan peneliti Ecoton Andreas Agus Kristanto Nugroho atas sampel dari 11 saluran pembuangan pabrik kertas dan plastik di sepanjang sungai di Surabaya menemukan adanya partikel mikroplastik di dalam air. Terdapat banyak serpihan mikroplastik yang dominan per mililiter sampel air sungai, rata-rata di bawah jumlah yang disepakati di berbagai jurnal ilmiah. Kepada VOA Indonesia, Andreas menyebutkan bahwa partikel mikroplastik sangat berbahaya bagi makhluk hidup yang secara langsung maupun tidak langsung hidup di air yang terkontaminasi mikroplastik. Mikroplastik dapat menjadi transporter bagi limbah beracun dan zat berbahaya lainnya. Upaya Penanggulangan Prigi dari Ecoton menegaskan bahwa pihaknya akan mengirimkan surat kepada kementerian terkait agar memperhatikan ancaman bahaya sampah plastik bagi kelestarian lingkungan hidup. Dinukil dari VOA Indonesia, Prigi menyebutkan surat Menteri Perindustrian kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tertanggal 1 November 2018 yang meminta rekomendasi dibukanya impor plastik, serta persiapan sejumlah GLOBAL TRADE pabrik kertas meningkatkan kapasitas mesin industrinya, yang jelas merupakan indikasi masuknya sampah plastik impor ke PRESENTATION Indonesia.Ecoton telah menyerukan Menteri Perindustrian agar memberikan LOREM IPSUM DOLOR SIT AMET sanksi kepada industri, khususnya daftar 11 industri di Jawa Timur yang diduga melakukan impor ilegal, tidak hanya kertas tapi juga plastik. Prigi juga menyurati Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk berhenti mengimpor sampah plastik, kemudian Menteri Keuangan terkait dengan Bea Cukai. Prigi telah mencurigai adanya kebocoran pengawasan sehingga ratusan kontainer sampah plastik impor dari Amerika dan Inggris dapat lolos ke Indonesia. Terlepas dari gawatnya masalah impor sampah asing ke Indonesia, bangsa ini sebenarnya telah menghadapi ancaman pelik sampah dalam negeri. Bulan November 2017, Bali mendeklarasikan “darurat sampah,” yang bermula dari protes sejumlah wisatawan dunia tentang kotornya Pantai Kuta. Deklarasi tersebut dilakukan oleh para pejabat Bali di sepanjang 6 kilometer yang mencakup Pantai Jimbaran, Kuta, dan Seminyak.Pemerintah setempat juga telah mengerahkan 700 petugas kebersihan dan 35 truk untuk membuang 100 ton sampah setiap hari ke tempat pembuangan sampah terdekat. Gubernur Bali Wayan Koster telah meluncurkan Program Semesta Berencana Bali Resik Sampah Plastik di Lapangan Umum Kintamani, Bangli tanggal 7 April 2019, sebagai implementasi dari Peraturan Gubernur 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai. Pertanyaan 2. Apakah mentri Indonesia mengetahui impor sampah ini, dan apakah Indonesia memang mengizinkan impor sampah tersebut ? 1. Apa faktor-faktor yang menyebabkan indonesia menerima impor sampah plastik dan adanya impor sampah ilegal yang dikirim ke Indonesia? 3. Apakah pihak-pihak yang terlibat dalam impor sampah ini akan terkenak pidana menurut pasal-pasal yang berlaku, atau terbebas dari hukuman pidana ? Thank You