Anda di halaman 1dari 16

SKENARIO 4

“Enti Berdarah”
• HILYATUL AULIA N10118080
• MUH KHOHEN LANDUNG N1011891
• YUSUF LUTHER TANGKO N10118093

KELOMPOK • ALFRYHENI DWINUGRAH REGAL


N10118094
• MELINNIA YULANDA N10118095

10
ASTRIA ELFIN PARUMPA N10118097
• INDIRA PUTRI N10118113
• ASNANI N10118122
• ANDI MUH NUR ALI AKBAR N10118123
• I KETUT DWI ADI N10118131
• ANDI RAHMA ANUGRAH N10118138
• RICKY ADEN SAPUTRA N10118140
• ANGELA MUTIARA RIWU N10118145
AGEN
INFEKSI
INFEKSI
SALURAN
CERNA

TANDA DAN
GEJALA

PEMERIKSAAN
PENATALAKSANAA PENUNJANG KOMPLIKASI
N

PATOGENESIS
DISENTRI ETIOLOGI

EPIDEMIOLOG
PROGNOSIS PENCEGAHAN I
TRAVELLERS DIARRHEA
Diare Traveler adalah penyakit yang paling umum dialami
turis yang mengunjungi negara berkembang, termasuk
Indonesia. Traveler’s diarrhea (TD) adalah diare yang
dialami oleh wisatawan akibat terpapar patogen di daerah
tujuannya. Traveler’s diarrhea cenderung terjadi pada
wisatawan dengan usia muda, berpenghasilan tinggi, berasal
dari negara maju, lama tinggal lebih dari seminggu, makan
di penginapan, makanan tipe barat , dan mencuci tangan
secara teratur.
TRAVELLERS DIARRHEA
• Diare biasanya didefinisikan sebagai bagian dari setidaknya tiga kali buang
air besar berbentuk dalam jangka waktu 24 jam, dalam hubungan dengan
setidaknya satu gejala dari penyakit pencernaan seperti mual, muntah,
demam, perut atau kram, tenesmus, urgensi tinja , atau bagian dari tinja
berdarah atau berlendir. Biasanya, gejala berkembang dalam minggu
pertama perjalanan dan lebih dari 90% kasus terjadi dalam 2 minggu
pertama. Sekitar 80% dari wisatawan dengan diare mengeluh kram perut,
10% sampai 25% mengalami demam, 20% mengalami muntah, dan antara
5% dan 10% melaporkan memiliki darah atau lendir dalam tinja mereka.
Pada kebanyakan kasus, diare biasanya hanya berlangsung selama 3
sampai 4 hari sebelum sembuh secara spontan tanpa pengobatan.
AGEN-AGEN INFEKSI
• Virus merupakan penyebab diare akut terbanyak pada anak (70-80%). Beberapa jenis
virus penyebab diare akut antara lain Rotavirus serotype 1, 2, 8, dan 9 pada manusia,
Norwalk virus, Astrovirus, Adenovirus (tipe 40, 41), Small bowel structured virus,
Cytomegalovirus.
• Bakteri seperti Enterotoxigenic E. coli (ETEC), Enteropathogenic E. coli (EPEC),
Enteroaggregative E. coli (EAggEC), Enteroinvasive E. coli (EIEC), Enterohemorrhagic
E. coli (EHEC), Shigella spp., Campylobacter jejuni (Helicobacter jejuni), Vibrio cholerae
01, dan V. choleare 0139, Salmonella (non-thypoid).
• Protozoa seperti Giardia lamblia, Entamoeba histolytica, Cryptosporidium,
Microsporidium spp., Isospora belli, Cyclospora cayatanensis.
• Helminths seperti Strongyloides stercoralis, Schistosoma spp., Capilaria philippinensis,
Trichuris trichuria.
AGEN-AGEN INFEKSI
CARA PENULARAN AGEN INFEKSI

Saluran usus manusia merupakan reservoar utama Shigella,


meskipun ditemukan pula pada primata yang lebih tinggi. Karena
penyebaran Shigella ini paling besar terjadi pada fase akut, maka
bakteri ini secara efektif ditransmisikan melalui fecal-oral,
disamping itu dapat pula ditransmisikan melalui kontak orang ke
orang, melalui makanan dan minuman yang tercemar. Selain itu
Shigella dapat pula ditransmisikan oleh lalat dan secara seksual.
Jumlah kuman yang dibutuhkan untuk dapat menimbulkan penyakit
(dosis infeksi) sangat sedikit yaitu kurang dari 200 organisme.
EPIDEMIOLOGI
• Menurut WHO diperkirakan 700.000 orang meninggal karena kanker kolorektal setiap
tahun, ini berarti sekitar 2000 orang meninggal setiap hari. Di seluruh dunia, 9,5% pria
penderita kanker terkena kanker kolorektal sedangkan pada wanita angkanya
mencapai 9,3% dari jumlah total penderita kanker. Diperkirakan lebih dari 50%
penderita kanker kolorektal meninggal karena penyakit ini. Di Indonesia, Data di
Departemen Kesehatan didapati angka penduduk. kanker kolorectal merupakan jenis
kanker ke 3 terbanyak dengan kasus 1,8 per100.000 penduduk dan jumlah ini semakin
meningkat seiring dengan perubahan pola hidup penduduk Indonesia. Karakteristik
kanker kolorektal di Indonesia yang dilaporkan , Insiden per 100.000 orang adalah 19,1
pada pria dan 15,6 pada wanita, dengan rentang usia rata-rata 45-50 tahun.Di
Indonesia pasien kanker kolorektal kebanyakkan berusia dibawah 50 tahun yaitu
sekitar 51% dari seluruh pasien, dan pasien dibawah 40 thn mencapai 28,17%
ETIOLOGI DIARE

Penyebab dari penyakit diare itu sendiri antara lain virus


yaitu Rotavirus (40-60%), bakteri Escherichia coli (20- 30%),
Shigella sp. (1-2%) dan parasit Entamoeba hystolitica
(<1%). Diare dapat terjadi karena higiene dan sanitasi yang
buruk, malnutrisi, lingkungan padat dan sumber daya medis
yang buruk
PATOGENESIS
PATOGENESIS

• Invasi bakteri ke sel m  sel fagosit dan makrofag


apoptosis  transit bakteri ke sitoplasma sel epitel 
kontrol polimerisasi monomer  bakteri multiplikasi 
invasi meluas  sel epitel mukosa terbentuk lesi 
aktivasi sel imun leukosit dan hipersekresi mucus
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Kultur feses dan mikroskopik: untuk kista dan tropozoit
• Serologi untuk toksin:
• C. difficile
• E.coli
• Shigella
• Campylobacter
• Sigmoidoskopi dan biopsy hanya diindikasikan jika gejala menetap
>2 minggu.
TATALAKSANA
Pengobatan suportif umum:
• Resusitasi: cairan rehidrasi oral lebih baik digunakan dibandingkan rehidrasi intravena,jika pasien
tidak muntah.
• Menjaga higienis tangan
• Antidiare harus dihindari pada banyak kasus, khususnya pada anak-anak (karena ileus paralitik fatal
dapat terjadi)
Antibiotik
Pilihan utama antibiotik yaitu ciproflaksasin. Sejumlah obat diuji dan efektif untuk S. dysenteriae
seperti ceftriakson, azitromisin, pivmecilinam, dan generasi kelima quinolon.
Nutrisi diberikan sesegera mungkin setelah rehidrasi awal selesai. pemberian makan adalah aman,
dapat ditoleransi dan secara klinis menguntungkan.
KOMPLIKASI
• sepsis
• rectal prolapse
• arthralgia
• intestinal perforation
• toxic megacolon
• electrolyte imbalance.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai