Anda di halaman 1dari 15

Perkembangan Islam di

Indonesia

Ajeng Sri M.
Aliza Nur Azizah
Dhiya Nabilah R.
Ekawati Pratiwi

XII MIPA-6
Sejarah Masuknya Islam di Nusantara

Menurut suatu pendapat Agama Islam masuk di Nusantara


sekitar abad VII dan VIII masehi. Hal ini didasarkan kepada berita
cina yang menceritakan renacanaserangan orang-orang
Arab. Dinasti Tang di Cina juga memberitakan bahwa di Sriwijaya
sudah ada perkampungan muslim yang mengadakan hubungan
dagang dengan cina. Pendapat lainnya mengatakan bahwa
Islam masuk di Nusantara padaabad ke 13, hal ini di dasarkan
pada dugaan keruntuhan Dinasti Abasiyah (1258 M), berita
Marcopolo (1292 m), batu nisan Sultan Malik As Saleh (1297),
dan penyebaran ajaran tasawuf. Agama Islam masuk di
nusantara dibawa oleh parapedagang muslim melalui dua jalur,
yaitu jalur utara dan jalur seletan. Melalui jalurutara dengan
rute : Arab (Mekah dan Madinah) – Damaskus – Bagdad – Gujarat
(pantai barat India) – Nusantara. Melalui jalur selatan dengan rute
: Arab (Mekah dan Madinah) – Yaman - Gujarat (pantai barat
India) – Srilangka – Nusantara. Cara penyebaran Islam di
Nusantara dilakukan melewati berbagai jalan
diantaranyaadalah melalui perdagangan, sosial, dan pengajaran.
Strategi dakwah islam di
indonesia
1. Perdagangan
Pada abad ke-7 M, bangsa Indonesia
kedatangan para pedagang Islam dari
Gujarat/India, Persia, dan Bangsa Arab. Mereka
telah ambil bagian dalam kegiatan perdagangan
di Indonesia. Hal ini konsekuensi logisnya
menimbulkan jalinan hubungan dagang antara
masyarakat Indonesia dan para pedagang
Islam. Di samping berdagang, sebagai seorang
muslim juga mempunyai kewajiban berdakwah
maka para pedagang Islam juga menyampaikan
dan mengajarkan agama dankebudayaan Islam
kepada orang lain.
2. Perkawinan
Di antara para pedagang Islam ada yang
menetap di Indonesia. Hingga sekarang di
beberapa kota di Indonesia terdapat kampung
Pekojan . Kampung tersebut dahulu merupakan
tempat tinggal para pedagang Gujarat. Koja
artinya pedagang Gujarat. Sebagian dari para
pedagang ini menikah dengan wanita
Indonesia. Terutama putri raja atau bangsawan.
Karena pernikahan itulah, makabanyak
keluarga raja atau bangsawan masuk Islam.
Kemudian diikuti oleh rakyatnya.
Dengandemikian Islam cepat berkembang.
3. Pendidikan
Perkembangan Islam yang cepat
menyebabkan muncul tokoh ulama atau mubalig
yangmenyebarkan Islam melalui pendidikan
dengan mendirikan pondok-pondok pesantren.
Dan didalam pesantren itulah tempat pemuda
pemudi menuntut ilmu yang berhubungan
dengan agamaIslam. Yang jika para pelajar
tersebut selesai dalam menuntut ilmu mengenai
agama Islam,  merekamempunyai kewajiban
untuk mengajarkan kembali ilmu yang
diperolehnya kepada masyarakatsekitar. Yang
akhirnya masyarakat sekitar menjadi pemeluk
agama Islam.
4. Politik
Seorang raja mempunyai kekuasaan dan
pengaruh yang besar dan memegang peranan
penting dalam proses Islamisasi. Jika raja
sebuah kerajaan memeluk agama Islam,
otomatis rakyatnya akan berbondong -
bondong memeluk agama Islam. Karena,
masyarakat Indonesia memiliki
kepatuhan yang tinggi dan raja selalu menjadi
panutan rakyatnya. Jika raja dan rakyat
memeluk agama Islam, pastinya demi
kepentingan politik maka akan diadakannya
perluasan wilayah kerajaan, yang diikuti
dengan penyebaran agama Islam.
5. Melalui Dakwah di Kalangan Masyarakat
Di kalangan masyarakat Indonesia sendiri
terdapat juru-juru dakwah yang menyebarkan
Islam di lingkungannya, antara lain .
1.Sunan Gresik
2. Sunan Ampel
3. Sunan Bonang
4. Sunan Giri
5. Sunan Derajat
6. Sunan Kalijaga
7. Sunan Kudus
8. Sunan Muria
9. Sunan Gunung Jati
6. Seni Budaya
Perkembangan Islam dapat melalui seni budaya, seperti
bangunan (masjid), seni pahat, seni tari,seni musik, dan
seni sastra. Cara seperti ini banyak dijumpai di
Jogjakarta, Solo, Cirebon, dls. Seni budaya Islam dibuat
dengan cara mengakrabkan budaya daerah setempat
dengan ajaran Islam yang disusupkan ajaran tauhid
yang dibuat sederhana, sehalus dan sedapat mungkin
memanfaatkan tradisi lokal, misalnya :
Membumikan ajaran Islam melalui syair – syair.
Contohnya : Gending Dharma, Suluk Sunan
Bonang, Hikayat Sunan Kudus, dan lain – lain.
Mengkultulrasikan wayang yang sarat dokrin.
Contohnya : Tokoh-tokoh simbolis dalam
wayang diadopsi atau mencipta nama lainnyayang
biasa mendekatkan dengan ajaran Islam.
 Perkembangan Islam di Indonesia
A. Proses awal perkembangan islam di indonesia
Awal mula kedatangan agama islam tidak berasal dari arab langsung, tetapi di bawah
oleh para pedagang dari Gujarat India sekitar abad ke 7 M dan baru pada abad 13 M
berdiri kerajaan-kerajaan islam di indonesia.

B. Bukti-bukti masuk dan perkembangannya islam di indonesia


 a. Makam islam maulana malik ibrahim berangka tahun 1297 di gresik, jawa timur
 b. makam fatimah binti maimun berangka tahun 1082 di lereng gresik terdapat batu tul
yang huruf dan berbahasa arab.
 c. berita dari marcopolo seorang pedagang dari venetia yang sempat singgah di perlak
(1292 M) utara aceh menerangkan sebagai besar penduduknya memeluk agama islam.

Cara penyebaran melelui jalur pendidikan, politik, perkawinan, dan dakwah.


proses islamisasi sendiri cepat berkembang dan diterimah oleh masyarakat
karena:
 a. penyebaran agama islam sangat mudah
 b. jatuhnya kerajaan besar Hinduh dan budha (majapahit dan sriwijaya)
 c. Upacara dalam islam sangat sederhana
 d. syarat masuk islam sangat mudah
 e. agama islam tidak mengenal kasta
 f. penyebaran agama islam dengan cara damai
2. Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia

Berkembangnya agama Islam secara cepat dan


meluas di Indonesia terutama di daerah pesisir
karena adanya kontak dagang antara pedagang Islam
dengan pedagang Indonesia. Para pedagang Islam
dari Gujarat dalam menyiarkan agama Islam dengan
cara bijaksana dan tanpa paksaan atau kekerasan.
Sehingga banyak pedagang maupun penduduk
Indonesia pada masal lampau yang tertarik kepada
Islam. Selain itu ajaran Islam tidak mengenal kasta.

Makin kuatnya pengaruh Islam di kalangan penduduk


mendorong tumbuhnya kerajaan-kerajaan Islam di
kepulauan Nusantara. Kerajaan-kerajaan Islam
terkenal di Indonesia pada masa lampau dapat
dijelaskan di bawah ini. 
A. Kerajaan Islam Demak

Pada Abad ke-15 di Pulau Jawa berdiri kerajaan


Islam Demak. Demak merupakan kerajaan Islam
pertama di Pulau Jawa. Pendiri kerajaan ini bernama
Raden Patah. Ia sebenarnya adalah salah seorang
bupati di kerajaan Majapahit yang berkedudukan di
Demak dan telah menganut Islam. Kekuasaan
Majapahit ketika itu sudah lemah. Keadaan ini
mendorong Raden Patah untuk mendirikan kerajaan
Islam Demak. Dengan berdirinya kerajaan Islam
Demak berarti Raden Patah telah melepaskan diri
dari pengaruh kekuasaan Majapahit. Berdirinya
kesultanan Demak mendapat dukungan pula dari
daerah-daerah lain di Jawa Timur yang sudah Islam
seperti Jepara. Tuban dan Gresik.
B. Kerajaan Islam Pajang

Pada tahun 1568 berdiri kerajaan Islam Pajang. Pendiri


kerajaan ini adalah Sultan Adiwijoyo atau Joko Tingkir. Ia
berhasil mengalahkan Arya penangsang raja Demak. Ia
kemudian menindahkan pusat kerajaan dari Demak ke
Pajang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa berdirinya
kerajaan Islam Pajang erat kaitannya dengan kerajaan
Demak.

Sultan Adiwijoyo atau Joko Tingkir adalah seorang yang suka


menghargai pendukung atau pengikut yang turut bertempur
bersamanya sewaktu menghadapi Arya Penangsang. Mereka
yang telah berjasa oleh Sultan Adiwijoyo diberi hadiah
penghargaan. Kedua orang yang dinilai sangat berjasa yaitu
Kiai Ageng Pemanahan dihadiahi tanah di Mataram (sekitar
Kotagede, dekat Yogyakarta). Sedangkan Kiai Panjawi
dihadiahi tanah di Daerah Pati. Mereka sekaligus diangkat
menjadi bupati di daerahnya masing-masing.
C. Kerajaan Islam Mataram

Pada tahun 1586 berdiri kerajaan Islam Mataram. Pendiri


kerajaan ini bernama Sutowijoyo yang bergelar Panembahan
Senopalti Ing
Alaga Sayidin Pantagama. Letak kerajaan ini berada di
Kotagede, Sebelah tenggara kota Yogyakarta. Ketika
memerintah dikerajaan Mataram, banyak bupati yang ingin
melepaskan diri dari kekuasaannya. Diantara para bupati yang
ingin melepaskan diri dari kekuasaannya adalah bupati
Ponogorogo, Madiun, Kediri, Pasuruan, Surabaya, Cirebon dan
Galuh. Namun upaya mereka untuk melepaskan diri tidak
behasil karena Sutowijoyo dikenal memiliki keahlian di bidang
kemiliteran berhasil mengatasi semua pemberontakan tersebut.

Kemudian pada tahun 1601 Sutowijoyo wafat. Ia dimakamkan di


kOtagede. Meskipun demikian ia dinilai telah berhasil meletakan
dasar-dasar yang kokoh bagi kerajaan Mataram. Selanjutnya
setelah Sutowijoyo wafat, kerajaan Mataram diperintah oleh
Mas Jolang atau Penembahan Seda ing Krapyak.
D. Kerajaan Islam Cirebon

Pada tahun 1522 berdiri kerajaan Islam Cirebon.


Pendiri kerajaan yang sekaligus menjadi rajanya
bernama Fatahillah. Ia sangat berjasa dalam
mengislamkan Jawa Barat. Di bawah
pemerintahannya kerajaan Islam Cirebon mencapai
kejayaan. Daerah kekuasaanya bertambah luas.
Kerajaan Islam Cirebon menjalin hubungan yang
baik dengan kerajaan Islam Mataram. Pada thaun
1570 Fatahillah wafat. Selanjutnya ia digantikan
oleh putranya bernama pangeran Pasarean. Dalam
perkembangannya kemudian pada tahun 1679
kerajaan Islam Cirebon dibagi menjadi dua
kerajaan yaitu Kasepuhan dan Kanoma
E. Kerajaan Islam Banten

Pada tahun 1552 berdiri kerajaan Islam Banten. Pendiri kerajaan


ini bernama Hasanuddin. Ia naik tahta menjadi raja di Banten
setelah memperoleh mandat dari ayahnya Fatahillah. Seperti telah
kita ketahui bahwa Fatahillah pada mulanya menguasai daerah
Sunda Kelapa, Cirebon dan Banten.

Hasanuddin seperti juga ayahnya, giat menyiarkan agama Islam.


Pada waktu itu kerajaan Pakuan Pajajran masih menganut agama
Hindu. Kerajaan Islam Banten di bawah pemerintahan Hasanuddin
makin hari makin kuat kedudukannya. Sementara itu kerajaan
Pakuan makin terjepit dan lemah. Meskipun demikian ia tidak
memanfaatkan untuk menyerang kerajaan Pakuan Pajajaran.
Tetapi Hasanuddin meluaskan pengaruhnya ke Lampung. Bahkan
kemudian ia menikah dengan putri Sultan Indrapura. Oleh
mertuanya Hasanuddin dihadiahi tanah di daerah Selebar.

Setelah Hasanuddin wafat digantikan oleh putranya bernama


Pangeran Yusuf. Ia meluaskan daerah kekuasaannya dan
menaklukan Pakuan Pajaran (tahun 1579). Kemudian pada thaun
1580 Pangeran Yusuf wafat.

Anda mungkin juga menyukai