Pembimbing : dr. Pasid Harlisa. Sp. KK Disusun oleh : Desi Karina Wardhani JOURNAL IDENTITY
• Hand, foot and mouth disease in children: A
TITLE clinico epidemiological study
• K Bhumesh Kumar, A Geeta Kiran, B Udaya Kumar
WRITTER
• April 21, 2016
PUBLISHED ABSTRAK Latar Belakang: Hand, Foot and Mouth Disease (HFMD) adalah infeksi virus yang sangat menular ditandai dengan khas makulopapular atau pecahnya vesikel pada tangan dan kaki dan di rongga mulut. Pada kasus HFMD yang berat memiliki komplikasi yang mematikan seperti encephalitis, meningitis, edema paru, dan miokarditis. Patogen umum penyebab HFMD adalah coxsackievirus A16, enterovirus 71, dan coxsackieviruses A6 dan A10. Perbedaan dalam perjalanan HFMD telah diamati tergantung pada jenis virus, usia, dan status kekebalan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk meninjau data klinik epidemiologi HFMD untuk diagnosis awal dan pengobatan, mencegah komplikasi dan untuk melaksanakan tindakan pencegahan. ABSTRAK Bahan dan Metode: Sebuah studi observasional prospektif dilakukan dari bulan Agustus 2013 sampai Januari 2014. Hasil: Kami melaporkan studi klinik epidemiologi 50 kasus HFMD, lesi jinak dan adanya pemulihan pada anak imunokompeten. Kesimpulan: diagnosis awal yang akurat dan pengobatan HFMD bersama dengan monitoring sangat penting untuk mencegah komplikasi yang berat. Kata kunci: Coxsackievirus, tangan, kaki dan mulut, anak-anak imunokompeten Pendahuluan Hand, Foot and Mouth Disease (HFMD) adalah infeksi virus yang dominan terjadi pada anak-anak yang ditandai dengan gejala prodormal dan adanya papulavesikel eritematosa yang sebagian besar berlokasi di telapak tangan dan telapak kaki dengan atau tanpa ulserasi oral. Keterlibatan bokong, lutut, siku, dan kulit perioral jarang ditemukan. HFMD biasanya dikaitkan dengan coxsackie A16, tidak jarang oleh coxsackie A5, A10, dan oleh enterovirus 71. Kebanyakan kasus terjadi selama musim panas dan awal musim gugur. Dalam kebanyakan kasus, ini adalah penyakit self-limiting ringan. Lesi kulit sembuh spontan tanpa bekas luka. Analisis epidemi terbaru telah menunjukkan spektrum komplikasi sistem saraf pusat. Penyebab kematian karena kegagalan cardio-respiratory yang berpengaruh pada anak-anak. SUBJEK & METODE Desain • studi observasional prospektif penelitian
Populasi • Penderita HFMD
• Agustus 2013 sampai
Waktu Januari 2014
Sampel 50 Peserta yang memenuhi
kriteria Kriteria Inklusi Kriteria Ekslusi
Semua kasus klinis Semua pasien HMFD di atas 18
didiagnosis HFMD pada anak tahun dikeluarkan dari penelitian. HASIL PENELITIAN Karakteristik subjek penelitian • Sebanyak 50 kasus yang diamati selama wabah HFMD. Anak paling muda di antara kasus penelitian berumur 7 bulan dan anak paling tua berumur 16 tahun [Chart 1]. Infeksi terutama mempengaruhi anak-anak kurang dari 5 tahun (80%). Ratio laki-laki dan perempuan adalah 1: 1. • Riwayat kontak dengan kasus serupa ditemukan pada 84% (42) dari kasus [Chart 2]. • Sebanyak 50 kasus menunjukkan adanya enanthemas dan exanthemas baik bersambungan atau secara bersamaan, dari 44% (22) kasus yang dikaitkan dengan gejala prodromal seperti demam, iritabilitas, dll [Charts 3 dan 4]. Tidak ada gejala dan tanda-tanda dari gangguan immunodeficiency primer seperti infeksi mikroba berulang atau atipikal, dan mereka tidak memerlukan obat imunosupresif. • Enathemas Keterlibatan mulut [Gambar 1 dan 2] telah ditemukan di antara 48% (24) dari 50 kasus sebagai keluhan, dari 70% (17) kasus memberikan riwayat baik pengeluaran air liur atau menolak makan yang disebabkan nyeri karena adanya erosi. Dalam tujuh kasus (30%), adanya nyeri karena erosi terlihat di langit-langit lunak, mukosa bukal, sisi lateral lidah, atau pada dorsum lidah pada anak-anak [Chart 5]. erosi pada mulut berjumlah satu maupun multipel. • Exanthemas 52% (26) kasus menunjukkan adanya manifestasi kulit [Angka 3-5] dengan keluhan gatal dan nyeri. • Sisa 70% (18) kasus tanpa gejala [Chart 6]. Exanthemas biasanya menunjukan 3-10 maculopapules di kulit eritematosa yang melibatkan ekstremitas baik di tangan atau telapak tangan kemudian menyebar ke bagian tubuh lain seperti pantat, kaki, lengan, dan punggung. DISKUSI • HFMD dikenal sebagai stomatitis vesikuler dengan eksantema yang disebabkan oleh coxsackievirus yang sangat menular. • Masa inkubasi virus 3-6 hari. Awalnya, implantasi virus di mukosa bukal diikuti penyebaran ke kelenjar getah bening dalam waktu 24 jam. Lesi oral dimulai makula eritematosa yang berkembang menjadi 2-3 mm vesikel dengan dasar eritematosa. Vesikel kemungkinan terdapat pada langit- langit, mukosa bukal, gingiva, bibir dan lidah. Vesikel jarang diamati karena mereka cepat menjadi erosi. Dalam 44% kasus, keterlibatan lidah telah dilaporkan. Viremia cepat terjadi dengan menyebar ke mukosa mulut dan kulit. Semua lesi akan hilang selama 1-2 minggu karena setelah 7-10 hari, tingkat antibodi penetral meningkat dan virus dieliminasi. • Hal yang sama juga dicatat dalam penelitian kami dalam bentuk klinis lesi akan hilang dalam 1 sampai 2 minggu. DISKUSI • Dalam individu, terdapat satu jenis enterovirus multipel pada usus dalam suatu waktu. Vaksinasi polio telah menghilangkan poliovirus dari usus, sehingga meningkatkan kemungkinan enterovirus lainnya seperti coxsackievirus dan infeksi echo viral. Terdapat kemungkinan HFMD di India terkait dengan vaksinasi polio massal. Wabah terbesar HFMD terjadi di bagian timur dari India pada tahun 2007, terdapat sekitar 38 kasus HFMD di sekitar Kolkata dilaporkan. • Komplikasi seperti dehidrasi, meningoenchephalitis, miokarditis, edema paru dan kematian kadang-kadang terjadi pada anak-anak HFMD. Komplikasi tergantung pada strain dari organisme, usia dan status kekebalan anak. Dehidrasi adalah komplikasi yang paling biasa terjadi. Hal ini kemungkinan karena hiperpireksia dan menolak untuk makan karena erosi yang menyebabkan nyeri saat makan, pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan banyak cairan, spons dingin, dan antipiretik. DISKUSI • Dalam penelitian kami HFMD, kita tidak bisa menemukan komplikasi mayor karena wabah yang disebabkan oleh coxsackievirus A16. Lesi jinak dan strain paling umum pada Enterovirus 71 adalah strain yang jarang berhubungan dengan komplikasi berat. • Lesi oral HFMD dapat dengan mudah didiagnosa sebagai aphthous ulcer, varicella atau herpangina. 1. aphthous ulcer multipel, lebih menyakitkan dan berulang serta tidak berhubungan dengan gejala prodromal. 2. Varicella jarang menunjukkan lesi oral dan lesi kulit lebih terkonsentrasi pada punggung, jarang mempengaruhi telapak tangan dan kaki. 3. Herpangina adalah infeksi virus dari anak-anak disebabkan oleh coxsackievirus tipe A yang menunjukkan jenis yang sama dengan oral ulcers yang secara luas melibatkan amandel, mukosa faring, langit- langit lunak dan bagian posterior dari mukosa bukal. KESIMPULAN Diagnosis awal yang akurat dan pengobatan HFMD dengan monitoring sangat penting untuk mencegah komplikasi yang parah. Oleh karena itu, indeks tinggi kecurigaan diperlukan untuk mendiagnosis HFMD. Critical Apraisal Judul
Sudah sesuai dengan isi penelitian
Penulisan judul kurang dari 12 kata
Abstrak Abstrak ditulis kurang dari 250 kata (241)
ada komponen: Objective, material &
methode, Result, conclusion Bukti valid Pertanyaan Jawaban Apakah alokasi pada penelitian ini dilakukan secara ya acak? Apakah pengamatan dilakukan dengan rentang waktu ya lama?
Apakah semua pasien dalam kelompok, dianalisis? Y
a Aplikasi Pertanyaan Jawaban Apakah pasien penelitian tersebut terdapat Ya kemiripan dengan pasien kita?
Apakah pemberian perlakuan tersebut Ya
mungkin dapat diterapkan pada pasien kita? Kesimpulan