Anda di halaman 1dari 39

HEMATEMESIS MELENA

FAKULTAS KEDOKTERAN
CASE BASED DISCUSSION
UNIVERSITAS ISLAM AL-

I kadek agus arjana putra AZHAR MATARAM


014-06-0052
2019
Identitas Pasien
 Nama : GBD
 TTL : 31/02/1933
 Usia : 86 tahun
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Alamat : BR. Fawan
LAPORAN  Pendidikan : SMP
KASUS  Pekerjaan :-
 Agama : Hindu
 Status Perkawinan : Sudah menikah
 Tanggal MRS : 25/06/19
 No RM : 264850
 Ruangan : Anggrek
Keluhan utama : Muntah Darah
 Riwaya penyakit sekarang
 Pasien laki – laki usia 86 tahun, datang ke IGD RSUD Banggli diantar oleh
keluarganya dengan keluhan
 muntah darah sejak tadi pagi  sebanyak dua kali (1/2 gelas tiap muntah
 merah kehitaman, berbentuk gumpalan – gumpalan kecil dan berisikan
makanan yang dimakan.
Anamnesa
 Awalnya pasien sering merasakan nyeri pada uluhatinya yang hilang timbul
(Autoanamnesis) sejak satu bulan yang lalu,  memberat tadi pagi.
 Nyeri perut dirasakan seperti terbakar dan adanya rasa perih dan tidak enak
di uluhati.
 Pasien juga mengeluhkan BAB berwarna hitam seperti aspal dengan
konsistensi lembek namun tidak berlendir  5 hari
 Selain itu pasien juga mengeluh nafsu makan berkurang.
 Riwayat CAD (+).
Riwayat penyakit dahulu Riwayat penyakit keluarga
 Riwayat keluhan yang sama: (-)  Riwayat hipertensi : (-)
 Riwayat hipertensi: (+)  Riwayat diabetes mellitus : (-)
 Riwayat diabetes mellitus: (-)  Riwayat alergi : (-)
 Riwayat maag: (+)
 Penyakit jantung: (+)
 Riwayat alergi obat-obatan: (-)
Riwayat pengobatan
 Sebelum MRS pasien mengkonsumsi obat CPG, Piroxicam,
meloxicam dan Bisoprolol
Riwayat sosial
 Merokok (-)
 Alkohol (-)
 Konsumsi obat-obatan terlarang (-)
Riwayat gizi
 Pola makan tidak teratur
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Sakit Sedang
Kesadaran/GCS : E4V5M6 (Compos Mentis)
Tanda Vital
 Tekanan Darah : 110/90 mmHg
 Respiration Rate : 20x/menit
 Denyut Nadi : 90x/menit
 Suhu Aksila : 36,6 C
 SpO2 : 97%
Status Generalis
 Kepala: normochepali, rambut tidak mudah dicabut, rambut tidak
terdapat kebotakan dan tidak ditemukan cidera kepala.
 Mata: konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), reflex pupil
(+/+), dengan pupil bulat isokor diameter 3 mm x 3 mm.
 Telinga: serumen (-/-), discharge (-/-), nyeri tekan aurikula (-/-).
Nyeri ketok mastoid (-/-).
 Hidung: discharge (-/-), deformitas (-/-), deviasi septum nasi (-),
nafas cuping hidung (-), mukosa hiperemi (-)
 Mulut: bibir tampak pucat, sianosis (-), lidah kotor (-), tidak
ditemukan pembesaran tonsil.
 Leher: Pembesaran kelenjar getah bening (-). Pembesaran
kelenjar tiroid (-), deviasi trakea (-), nyeri tekan (-), JVP = 5+2=7
H2O (dalam batas normal).
HEMATEMESIS MELENA

 DEFINISI
 Perdarahan saluran cerna bagian atas didefinisikan sebagai
perdarahan yang terjadi di sebelah proksimal ligamentum Treitz
pada duodenum distal.
Tinjauan Pustaka  Sebagian besar perdarahan saluran cerna bagian atas terjadi
sebagai akibat dari ulkus peptikum yang disebabkan oleh H. pylori
atau penggunaan obat – obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID)
dan alkohol.
ATEMESIS MELENA

 Hematemesis adalah dimuntahkannya darah dari mulut, darah


bisa dalam bentuk segar (bekuan/ gumpalan/ cairan warna merah
cerah) atau berubah karena enzim dan asam lambung menjadi
kecoklatan dan berbentuk seperti butiran kopi.
Tinjauan Pustaka  Melena yaitu keluarnya tinja yang lengket dan hitam seperti aspal
(ter) dengan bau khas, yang menunjukkan perdarahan saluran
cerna atas serta dicernanya darah pada usus halus.
ETIOLOGI
penyebab perdarahan saluran cerna bagian atas yang paling sering
ditemukan adalah :
 Ulkus peptikum
 Sindrome Mallory-weiss

Tinjauan Pustaka  Varises esophagus


 Erosi gastritis
 Penggunaan obat trombolitik, NSAID dan antikoagulan
 Keganasan.
 Idiopatik.
 Pendarahan saluran cerna bagian atas sendiri dibagi menjadi dua
bagian yakni perdarahan oleh karena Varises esophagus atau Non
Esofagus.
 Pada perdarahan yang disebabkan karena varises esophagus
sangat sering terjadi dan erat kaitanya pada kasus Sirosis hepatis
Tinjauan Pustaka yang dapat disebabkan oleh karena Hepatitis B, C, atau penyakit
hati alkoholik, dimana terjadi peningkatan tekanan dalam vena
porta >10mmHg oleh karena adanya obstruksi aliran darah vena
porta.
ULKUS PEPTIKUM

Definisis
 Ulkus peptikum merupakan kerusakan jaringan mulai dari
mukosa, submukosa, sampai dengan muskularis mukosa dari
Tinjauan Pustaka saluran makan bagian atas dengan diameter >5mm yang dapat
diamati secara endoskopis atau radiologis
ULKUS PEPTIKUM

Etiologi
 Kebanyakan ulkus terjadi jika sel-sel mukosa usus tidak
menghasilkan produksi mukus yang adekuat sebagai
perlindungan terhadap asam lambung
Tinjauan Pustaka  Infeksi H.Pylori
 Penggunaan obat-obatan seperti : Anti inflamasi non steroid
(NSAID), glukokortikosteroid
 konsumsi kafein, alkohol, dan nikotin
ULKUS PEPTIKUM

Patofisiologi

Tinjauan Pustaka
ULKUS PEPTIKUM

Manifestasi Klinis
 Hematemesis-melena
 Pada sebagian besar kasus, gejalanya amat ringan bahkan
asimptomatis. Keluhan-keluhan itu misalnya nyeri timbul pada ulu
hati. Biasanya ringan dan tidak dapat ditunjuk dengan tepat
Tinjauan Pustaka lokasinya.
 Kadang-kadang disertai dengan mual-mual dan muntah.
 Pada kasus yang amat ringan perdarahan bermanifestasi sebagai
darah samar pada tinja dan secara fisis akan dijumpai tanda-tanda
anemia defisiensi dengan etiologi yang tidak jelas
ULKUS PEPTIKUM

Cont’d…
 Pada pemeriksaan fisik biasanya tidak ditemukan kelainan kecuali
mereka yang mengalami perdarahan yang hebat sehingga
menimbulkan tanda dan gejala gangguan hemodinamik yang
nyata seperti hipotensi, pucat, keringat dingin, takikardia sampai
gangguan kesadaran

Tinjauan Pustaka  Nyeri perut, epigastrium klasik dengan keparahan yang berkaitan
dengan makan, setelah sekitar 3 jam untuk mengambil makan
(ulkus duodenum klasik lega oleh makanan, sedangkan ulkus
lambung diperburuk oleh itu);
 Perut kembung dan kepenuhan;
 kehilangan nafsu makan dan penurunan berat badan
ULKUS PEPTIKUM

Pemeriksaan Penunjang
 Diagnosis ulkus peptikum ditegakkan berdasarkan pengamatan
Tinjauan Pustaka klinis, hasil pemeriksaan radiologi dan endoskopi, disertai biopsi
untuk pemeriksaan histopatologi, tes CLO (Campylobacter Like
Organism), dan biakan kuman Helicobacter pylori.
ULKUS PEPTIKUM
1. ENDOSKOPI
visualisasi dan dokumentasi fotografik sifat ulkus, ukuran, bentuk
dan lokasinya dan dapat memberikan suatu dasar/ basis referensi
untuk penilaian penyembuhan ulkus.
1. RADIOGRAFI
Pemeriksaan radiografi pada saluran gastrointestinal bagian atas
juga bisa menunjukkan ulkus peptikum.
Tinjauan Pustaka  Diagnosis ulkus peptikum biasanya dipastikan dengan
pemeriksaan barium radiogram.
 Bila radiografi barium tidak berhasil membuktikan adanya ulkus
dalam lambung atau duodenum tetapi gejala-gejala tetap ada,
maka ada indikasi untuk melakukan pemeriksaan endoskopi.
 Pemeriksaan kadar serum gastrin  diduga ada karsinoma
lambung (sindrom Zolliger-Ellison)
ULKUS PEPTIKUM

Penatalaksanaan
 Tujuan pengobatan tukak peptik adalah menghilangkan keluhan/
gejala penderita, menyembuhkan tukak, mencegah relaps/
kekambuhan dan mencegah komplikasi.
Tinjauan Pustaka  Non-farmakologi
 Istirahat , menghindari stress, kecemasan dan penggunaan
analgesic  karena hal tersebut memegang peranan dalam
peningkatan asam lambung
 Diet  cair, lunak
ULKUS PEPTIKUM

Farmakologi
 Antagonis Reseptor H2 -->
 PPI (Proton Pump Inhibitor)
 Sulkrafat
Tinjauan Pustaka  Koloid Bismuth
 Analog Prostaglandin : Misoprostol
 Antasida
ULKUS PEPTIKUM

Komplikasi
 Komplikasi yang dapat timbul pada umumnya
 Perdarahan
Tinjauan Pustaka  Anemia
 Perforasi
 Gastric Outlet Obstruction
Pasien dalam kasus ini di diagnosis mengalami hematemesis
melena ec ulkus peptikum berdasarkan:
 Dari hasil anamnesis pada kasus diatas, didapatkan pasien pasien
datang dengan keluhan muntah darah dan BAB berwarna hitam
PEMBAHASAN seperti aspal, pasien juga mengaku sering konsumsi obat
KASUS penghilang nyeri. Hal tersebut merupakan salah satu factor
pencetus untuk terjadinya peptic ulser pada memakaian obat
NSAID jangka panjang. selain itu pada pemeriksaan fisik
didapatkan nyeri tekan di uluhati pasien
PERJALANAN KONDISI KLINIS PASIEN

PEMBAHASAN
KASUS
PERJALANAN KONDISI KLINIS PASIEN

PEMBAHASAN
KASUS
Dari gambar di atas dapat dijelaskan bagaimana proses perjalanan
penyakit yang diderita pasien dari awal hingga membentuk
berbagai manifestasi klinis yang ditemukan sampai saat ini.
Terapi harus segera diberikan guna memperbaiki kondisi klinis dan
mencegah perburukan lebih lanjut. Untuk terapi yang diberikan
PEMBAHASAN pada pasien antara lain:
KASUS  Infus NaCl 0.9% 8 tpm
Bertujuan untuk maintenance cairan tubuh pasien, diberikan 8 tetes
permenit bertujuan untuk mengurangi beban kerja dari oragan
jantung.
 Esomeprazole 8 mg/jam
Merupakan salah satu obat golongan PPI, pemberian esomeprazole pada
kasus ini bertujuan untuk menghambat pengeluaran asam lambung yang
dapat memperparah kondisi pasien, mengingat kerja dari obat ini adalah
penghambat pompa proton yang menekan sekresi HCL.
 Asam tranexamat 3 x 500 mg

PEMBAHASAN Pemberian asam tranexamat pada kasus ini bertujuan untuk menghentikan
perdarahan yang terjadi pada saluran cerana pasien.
KASUS
 Antasida 3 x 10 mg
Bertujuan untuk menetralisir asam lambung.
 sukralfat 3 x 10 mg
Bertujuan sebagai sitoprotektif mukosa lambung terhadap pengaruh asam
dan pepsin
KESIMPULAN
Pasien laki – laki usia 86 tahun, dari dasil anamnesa pasien
mengeluhkan Muntah darah. Darah yang dimuntahkan saat itu
berwarna merah kehitaman, berbentuk gumpalan – gumpalan kecil
dan berisikan makanan yang dimakan. Pasien juga mengeluh nyeri
ulu hati dan BAB berwarna hitam seperti aspal. Sebelumnya pasien
mengaku sering konsumsi obat pereda nyeri. Hal tersebut
merupakan salah satu factor pencetus untuk terjadinya peptic ulser
pada memakaian obat NSAID jangka panjang. selain itu pada
pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan di ulu hati pasien.
Sekian dan Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai