Anda di halaman 1dari 13

TUBERCULOS

IS
(TBC)
Tuberculosis (TBC) adalah
Bentuk : Bacil
Sifat : Tahan asam
Jenis : bakteri
penyakit menular yang disebabkan aeerob
oleh bakteri “Mycobacterium
tuberculosis”
Penularan dapat melewati
beberapa jalur, yaitu melalui :
1. Saluran pernafasan
menular melauli droplet-droplet cairan tubuh yang
keluar dari pasien TB aktif (ex: bersin, batuk,
meludah)
2. Saluran pencernaan
Bakteri penyebab TB (M.tuberculosis strain bovie)
yang banyak terdapat pada produk susu. Namun, saat
ini sudah banyak berkurang karena adanya proses
pasteurisasi pada pengolahan produk susu.

3. Luka terbuka dikulit


PRIMER

PATOFISOLOGI DAN
PATOGENESIS

Bakteri dari Masuk ke


pasien TB saluran
aktif pernafasan
Sebagian bakteri
terperangkap pada lapisan Bakteri
mukosa yang berada pada dikeluarka
saluran pernafasan n

Sebagian bakteri yang lolos


masuk ke bronkus dan
alveolus
PRIMER
Bakteri yang telah
masuk kedalam PATOFISOLOGI DAN PATOGENESIScont..
alveolus
Bertemu lini Namun, M.tuberculosis dapat
pertama menghasilkan protein yang dapat
pertahanan tubuh menginhibisi fusi lisosom ke
Bakteri terfagositosis fagosom
Bakteri bertahan
oleh MAKROFAG hidup
Bakteri mengalami proliferasi
Bakteri akan sehingga menyebabkan infeksi
terlingkupi dengan lokal
Fagosom Makrofag dan sel T yang teraktivasi

inflamasi
Respon
akan bekerjasama dalam
Fagosom akan berfusi (bergabung)
menghasilkan pembentukan
dengan lisosom yang terdapat pada Granuloma yang membungkus
makrofag makrofag dan basil tuberkulosis
Lisosom akan mengeluarkan enzim
hidrolitik (lisozim) yang dapat Granuloma berfungsi sebagai
melisiskan bakteri penghalang fisik dan imunologis untuk
Bakteri mati mengendalikan infeksi dan membatasi
PRIMER

PATOFISOLOGI DAN
Bakteri cenderung Basil tuberkel tetap PATOGENESIS cont..
Jaringan yang terlingkupi
terlokalisasi di tengah dapat bertahan hidup granuloma akan mengalami
granuloma didalam granuloma Nekrosis Kaseous
(jaringan yang mati berwarna
putih, lunak seperti keju)
PRIMER

PATOFISOLOGI DAN
Jaringan yang terbungkus PATOGENESIS
Respon
cont..
oleh granuloma akan
inflamasi
mengalami fibrosis Hipersekresi mukus

Dapat dilihat di X-ray Hambatan jalan nafas


Timbuljaringan disebut dengan
parut Ranke Kompleks
Yang menyebabkan alveolus BATUK
tidak kembali saat ekspirasi

oksigen tidak dapat


berdifusi dengan baik

GANGGUAN PERTUKARAN
GAS

SESAK
Bakteri ini dapat bertahan
didalam tubuh dalam
bentuk tidak aktif (tidur)

Akitf ketika imunitas turun


(ex: pada pasien AIDS atau penuaan, obat
imunosupresan)
Saat kembali aktif,
ghon focus akan aktif
juga
Hal ini karena lobus bagian Infeksi menyebar ke lobus
atas merupakan bagian
dengan kadar oksigen yang
atas paru-paru atau ke
tinggi, yang cenderung lebih kedua lobus
disukai oleh M.tuberculosis Sel T Memori terinduksi
karena bersifat aerob mengeluarkan sitokin (mediator
pro inflamasi)
Terbentuk area Nekrosis Rongga
PATOFISOLOGI Kaseous yang lebih banyak
SEKUNDER Lubang
DAN
Infeksi menyebar lebih luas

Saluran nafas / Saluran Sistem


Sistem vaskular
vaskular
limfatik
Ke paru-paru bagian lainnya Menginfeksi
Menginfeksi hampir
hampir setiap
setiap
atau bahkan seluruh paru-paru jaringan
jaringan didalam
didalam tubuh
tubuh

Bronkopneumonia Sistemik Miliary


TB
Menyebabkan
komplikasi

SEKUNDER

PATOFISOLOGI
DAN
PENATALAKSANAAN
Jenis obat utama (lini 1) yang digunakan untuk terapi TERAPI
tuberculosis :
PENATALAKSANAAN
TERAPI
Untuk pasien baru

“Pasien Baru” adalah pasien yang belum pernah menerima


terapi tuberculosis atau menggunakan obat anti TBC (OAT)
kurang dari 1 bulan
Rekomendasi 1.1 Pasien baru dengan TB-paru
harus menerima 6 bulan Rifampisin: 2HRZE/4HR
Rekomendasi 1.1 juga dapat digunakan untuk TB luar paru Ket:
kecuali TB sistem saraf pusat, tulang, atau sendi yang beberapa
kelompok ahli menyarankan terapi lebih lama E : Ethambutol
H : Isoniazid
Rekomendasi 1.2 Rejimen terapi 2HRZE/6HE harus
R : Rifampisin
bertahap
Pasien yang menerima dosis 3x seminggu selama terapi S :
memiliki tingkat resistensi obat yang lebih tinggi dibandingkan Streptomisin
pasien yang menerima obat setiap hari selama pengobatan. Pada Z :
pasien dengan resistensi isoniazid pre-treatment, dosis 3x Pyrazinamide
seminggu selama fase intensif memiliki risiko kegagalan yang
secara signifikan lebih tinggi dan menimbulkan resistensi obat
Rekomendasi 2.1 Bilamana memungkinkan,
frekuensi dosis optimal untuk pasien baru dengan TB-paru
dilakukan setiap hari selama terapi
Ada 2 alternatif untuk Rekomendasi 2.1 :
Rekomendasi 2.1A
Menerima fase intensif (1x1 setiap hari) 2HRZE dan 3x
seminggu 4HR dengan pemantauan dosis
Rekomendasi 2.1B
Dosis diberikan 3x seminggu 2HRZE dan 4HR dengan
pemantauan dosis. TIDAK BOLEH digunakan untuk pasien
yang juga terkena infeksi HIV

Tingkat resistensi pada pemberian 3x seminggu lebih tinggi


dibandingkan pasien yang menerima obat setiap hari selama
pengobatan. Pada pasien dengan resistensi isoniazid pre-treatment,
dosis 3x seminggu selama fase intensif memiliki risiko kegagalan yang
secara signifikan lebih tinggi dan menimbulkan resistensi obat daripada
dosis harian selama fase intensif.
Rekomendasi 2.2
Pasien baru dengan TB TIDAK BOLEH diberikan terapi 2x
seminggu KECUALI untuk penelitian
Dosis 2x seminggu tidak direkommendasikan dengan alasan
operasional, karena melewatkan satu dosis berarti pasien hanya
menerima setengah dari rejimen
Rekomendasi 3
Pasien yang resisten terhadap Isoniazid tingkat tinggi
menerima HRE sebagai terapi pada fase lanjutan sebagai
alternatif yang dapat diterima untuk HR
Manfaat yang poten dan toksisitas yang rendah dari Ethambutol, dapat digunakan
untuk mencegah terjadinya MDR (Multi Drug Resistant), namun rekomendasi ini
bersifat kondisional. Bukti toksisitas okular dari Ethambutol tidak ditinjau secara
sistematis untuk revisi ini, tetapi ada resiko kebutaan permanen. Dosis intensif harian
juga membantu untuk mencegah resistensi obat. Pasien dengan resistensi isoniazid
yang diobati dengan fase intensif 3x seminggu memiliki risiko kegagalan yang secara
signifikan lebih tinggi dan memperoleh resistansi obat dibandingkan mereka yang
diobati dengan dosis harian selama fase intensif.
DAFTAR PUSTAKA
Alldredge, et. al (2013) Koda-Kimble & Young’s Applied
Therapeutics The Clinical Use of Drugs. 10th.ed.
Philadelphia: Wolters Kluwer. p.1537

DiPiro, et. al (2015) Pharmacotherapy Handbook.


9th.ed. New York: McGraw-Hill Education. p.476

Treatment of Tuberculosis Guideline 4th ed. 2009. p.33-


5

Anda mungkin juga menyukai