Anda di halaman 1dari 15

MENTAL HEALTH

Disusun Oleh :
 Sherlya Ayu Kharisma J410170005
 Mustika Juni T J410170012
 Arief Fahrurozi J410170022
 Deva Indah S J410170037
 Vinda Prisma FR J410170048
 Atika Hikmawati J410170002
LATAR BELAKANG

 Kesehatan mental yang baik adalah kondisi ketika batin kita berada
dalam keadaan tenteram dan tenang, sehingga memungkinkan kita
untuk menikmati kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain
di sekitar.
 Kesehatan mental atau kesehatan jiwa merupakan aspek penting
dalam mewujudkan kesehatan secara menyeluruh. Kesehatan
mental juga penting diperhatikan selayaknya kesehatan fisik.
 Sistem kesehatan di dunia dianggap belum cukup menanggapi
beban gangguan mental, Demikian juga di Indonesia, dengan
berbagai faktor biologis, psikologis dan sosial dengan
keanekaragaman penduduk, maka jumlah kasus gangguan jiwa
kemungkinan akan terus bertambah.
 Gangguan jiwa berat dapat menyebabkan turunnya produktivitas
pasien dan akhirnya menimbulkan beban biaya besar yang dapat
membebani keluarga, masyarakat, serta pemerintah.
DATA MENTAL HEALTH

1. CDC
Di Washington AS, Tingkat bunuh diri meningkat di hampir setiap
negara bagian Amerika Serikat dari 1999 hingga 2016, menurut
laporan terbaru oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan
Penyakit (CDC) . Meskipun kesehatan mental, sering menjadi
penyebab bunuh diri, lebih dari separuh orang yang bunuh diri di
27 negara pada 2015, belum didiagnosis menderita penyakit
mental, kata CDC. Sementara angka bunuh diri meningkat di
seluruh kelompok usia, CDC mengatakan orang-orang yang
berusia 45-64 tahun mengalami peningkatan terbesar. Kelompok
usia itu juga memiliki angka tertinggi. Orang-orang usia 10-24
tahun memiliki tingkat terendah.
2. RISKESDAS
Data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) di Indonesia tahun 2013
menunjukkan bahwa prevalensi gangguan jiwa emosional yang
ditunjukkan oleh gejala depresi dan kecemasan pada usia 15 tahun
ke atas mencapai sekitar 14 juta orang atau 6% dari total penduduk
Indonesia. Sedangkan untuk prevalensi gangguan jiwa berat, seperti
Skizofrenia mencapai sekitar 400.000 orang atau sebanyak 1,7 per
1.000 penduduk.
Para ahli kesehatan jiwa terkemuka dari wilayah Asia Tenggara akan
berkumpul bersama dalam Southeast Asia (SEA) Mental Health
Forum 2018 di Jakarta, pada tanggal 30 - 31 Agustus 2018, untuk
saling berbagi pembelajaran dan mengembangkan strategi untuk
mengatasi kesenjangan dalam manajemen kesehatan mental di
negara-negara Asia Tenggara.
3. WHO
Menurut data WHO (2016), terdapat sekitar 35 juta orang terkena
depresi, 60 juta orang terkena bipolar, 21 juta terkena skizofrenia,
serta 47,5 juta terkena dimensia. Di Indonesia, dengan berbagai
faktor biologis, psikologis dan sosial dengan keanekaragaman
penduduk; maka jumlah kasus gangguan jiwa terus bertambah
yang berdampak pada penambahan beban negara dan penurunan
produktivitas manusia untuk jangka panjang. Pada umumnya
gangguan mental yang terjadi adalah gangguan kecemasan dan
gangguan depresi. Diperkirakan 4,4% dari populasi global
menderita gangguan depresi, dan 3,6% dari gangguan kecemasan.
Jumlah penderita depresi meningkat lebih dari 18% antara tahun
2005 dan 2015. Depresi merupakan penyebab terbesar kecacatan
di seluruh dunia. Lebih dari 80% penyakit ini dialami orang-orang
yang tinggal di negara yang berpenghasilan rendah dan menengah
FAKTOR RISIKO DAN DAMPAK
1.Faktor Risiko
 Perempuan berada pada risiko tinggi terkena penyakit mental seperti
depresi dan kecemasan, sementara laki-laki lebih memiliki
ketergantungan zat dan antisosial daripada wanita.
 Orang-orang yang dilahirkan dengan kelainan pada otak.
 Orang yang memiliki anggota keluarga atau keluarga dengan penyakit
mental.
 Orang dengan kondisi kronis.
 Orang-orang yang memiliki pekerjaan yang memicu stress, seperti dokter
dan pengusaha.
 Orang yang memiliki masalah di masa kanak-kanak atau masalah gaya
hidup.
 Orang-orang yang mengalami kegagalan dalam hidup, seperti sekolah
atau kehidupan kerja.
 Orang yang menyalahgunakan alkohol.
2.Dampak
 Perasaan tidak bahagia dalam hidup.
 Konflik dengan anggota keluarga.
 Kesulitan menjalin hubungan dengan orang lain.
 Terasing dari kehidupan social
 Penggunaan obat-obatan yang tidak semestinya
 Bunuh diri
 Penyakit, Gangguan kesehatan mental menjadi salah
satu pintu yang berpotensi meningkatkan resiko terkena
penyakit lain seperti HIV, penyakit kardiovasular,
diabetes, dan sebaliknya.
 Ketidakpahaman dan stigma
PENCEGAHAN

1. Melakukan aktivitas fisik dan tetap aktif secara fisik.


2. Membantu orang lain dengan tulus.
3. Memelihara pikiran yang positif.
4. Memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah.
5. Mencari bantuan profesional jika diperlukan.
6. Menjaga hubungan baik dengan orang lain.
7. Menjaga kecukupan tidur dan istirahat.
8. Berbagilah dengan teman dan keluarga saat menghadapi masalah.
9. Jangan merokok dan menggunakan NAPZA.
Manajemen Mental Health

1. Heal.
Penderita gangguan mental harus diberi tahu tentang cara untuk menjaga
kesehatan mental dan membuat pilihan yang sehat untuk mendukung
kesejahteraan fisik dan emosional.
2. Home.
Penderita gangguan mental perlu bekerja sama dengan keluarga, teman
dan tim medis untuk menciptakan tempat yang stabil dan aman untuk
tinggal.
3. Purpose.
Penderita gangguan mental harus mengambil bagian dalam kegiatan
sehari-hari, menjadi relawan, atau merawat keluarga Anda sendiri.
Lanjutkan pekerjaan Anda agar dapat mendukung diri Anda secara
finansial.
Penanganan pada penderita
gangguan mental

1. Behaviour Therapy
Jenis terapi pertama yang bisa diterapkan khususnya hampir
sama dengan Terapi Perilaku Kognitif yaitu terapi yang bisa
dilakukan pada banyak pasien.
2. Psikoanalitik Therapy
Ketika seseorang mengalami gangguan mental, dan ia
mencoba untuk mengatakan apa pun yang ada dalam pikiran
tentu akan sulit. Untuk itulah ada psikiater atau psikolog yang
membantu menenangkan dan mengganggap bahwa diri
mereka bukanlah siapapun dan tidak akan membocorkannya
3. EDMR
Dirancang untuk menghilangkan distress dan rasa tertekan terutama
yang berkaitan dengan adanya pengalaman atau ingatan traumatik
yang sulit hilang.
4. Terapi Holistic
Terapi holistik sendiri adalah terapi yang dilakukan secara
menyeluruh baik menggunakan obat ataupun tidak menggunakan
obat.
5. Terapi Keagaamaan
Terapi yang diberikan dengan kembali mempelajari dan
mengamalkan ajaran agama akan berguna dan bermanfaat.
6. Farmakoterapi
Farmakoterapi atau terapi obat adalah terapi mental atau
mengembalikan kesehatan mental dengan menggunakan obat.
7. Terapi Neurosis
Gangguan jiwa tidak sepenuhnya mengalami kendala seperti lupa
diri, beberapa orang tetap memiliki kesadaran diri dimana dengan
melalui ketidakberesan tingkah laku maka susunan syaraf biasanya
juga akan terpengaruhi, Selain itu seseorang terhadap orang lain
juga akan terkendala atau bermasalah.
8. Terapi Psikodinamik
Psikodinamik mengutamakan kenyamanan pada pasiennya saja
sehingga totalitas dan bisa memfokuskan diri untuk bisa terbuka dan
menceritakan masalahnya.
9. Terapi Dialektik
Dianjurkan pada penderita yang seringkali mengalami depresi namun
tidak stabil, fobia, panik dan bermasalah.
10. Terapi Gelombang Otak
Metode terapi ini menggunakan audio gelombang otak. Selain karena
memang kebutuhan yang di mana di dalamnya ada musik anti-
depresan sehingga aktivitas gelombang otak dan audio dapat lebih
seimbang dan menyembuhkan pasiennya.
11. Terapi Cahaya
Terapi selanjutnya yang bisa mengobati depresi atau permasalahan
yaitu dengan cara terapi cahaya, untuk prosedur ataupun tahapan
pasien hanya tinggal duduk di kotak yang bercahaya tinggi maupun
kotak terang sekali.
12. Terapi Interpersonal
Biasanya permasalahan mental tak hanya datang dari luar
namun hubungan terdekat seperti keluarga maupun teman atau
orang lain biasanya memerlukan jenis terapi ini.
13. PST
Membantu meningkatkan kemampuan dari penderita dalam
menghadapi masalah yang membuatnya tertekan dan juga
merasa ingin bunuh diri untuk bisa keluar dan terbebas.
Khususnya bagi penderita dengan usia yang tua atau mereka
yang mengalami ketakutan tertentu.
14. Meditasi
Meditasi adalah praktik relaksasi yang melibatkan pelepasan
pikiran dari semua hal yang menarik, membebani, maupun
mencemaskan dalam hidup kita sehari-hari.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai