Anda di halaman 1dari 39

Kebijakan Pangan dan Gizi serta sistem

keamanan Pangan

Oleh :

Agatha Widiyawati, SST.,M.Gizi


MDGs

TUJUAN PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN (TPB)/
SUSTAINABLE DEVELOPMENT
GOALS
(SDGs) BIDANG KETAHANAN
PANGAN DAN GIZI
(2016 – 2030)
Manusia. Mengakhiri kemiskinan dan
kelaparan dalam semua bentuk dan
meyakinkan martabat dan persamaan;

Planet. Melindungi sumberdaya alam


dan iklim untuk generasi mendatang ;

Kemakmuran. Memastikan kemakmuran


dan pemenuhan hidup dalam kedamaian,
dan harmoni dengan alam;

Perdamaian. Mendorong masyarakat


yang damai, adil dan beradab;

Kemitraan. Mengimplementasikan
kerjasama global yang baik;
17 SASARAN SDGs
AGENDA 2030/ #GlobalGoals

Tujuan 1. Mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuk


Tujuan 2. Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan nutrisi
yang
Tujuan 3. lebih baik dan
Memastikan mendukung
kehidupan yangpertanian
sehat danberkelanjutan
mendukung kesejahteraan
bagi semua untuk semua usia
Tujuan 4. Memastikan pendidikan yang inklusif dan berkualitas setara,
juga
Tujuan 5. mendukung kesempatan
Mencapai kesetaraan belajar
gender danseumur hidup bagisemua
memberdayakan semua
perempuan
Tujuan 6. dan anak perempuan
Memastikan ketersediaan dan manajemen air bersih yang
berkelanjutan dan sanitasi bagi semua
Tujuan 7. Memastikan akses terhadap energi yang terjangkau, dapat
diandalkan,
Tujuan 8. berkelanjutan
Mendukung dan modern ekonomi
pertumbuhan bagi semua
yang inklusif dan
berkelanjutan,
tenaga kerja penuh dan produktif dan pekerjaan yang layak bagi
Tujuan 9. semua
Membangun infrastruktur yang tangguh, mendukung industrialisasi
yang inklusif dan berkelanjutan dan membantu perkembangan
Tujuan 10. Mengurangi ketimpangan didalam dan antar Negara
Tujuan 11. Membangun kota dan pemukiman yang inklusif, aman, tangguh
dan
Tujuan 12. berkelanjutan
Memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan
Tujuan 13. Mengambil aksi segera untuk memerangi perubahan iklim dan
dampaknya
Tujuan 14. Mengkonservasi dan memanfaatkan secara berkelanjutan
sumber
daya laut, samudra dan maritim untuk pembangunan yang
Tujuan 15. berkelanjutan
Melindungi, memulihkan dan mendukung penggunaan yang
berkelanjutan terhadap ekosistem daratan, mengelola hutan
secara
berkelanjutan, memerangi desertifikasi (penggurunan), dan
menghambat dan membalikkan degradasi tanah dan menghambat
hilangnya keanekaragaman
Tujuan 16. Mendukung hayati
masyarakat yang damai dan inklusif untuk
pembangunan
berkelanjutan, menyediakan akses terhadap keadilan bagi semua dan
membangun institusi-institusi yang efektif, akuntabel dan inklusif di
Tujuan 17. semua level ukuran implementasi dan merevitalisasi kemitraan
Menguatkan
global
GIZI: Magnitute dalam Membanguan
Manusia dan Masyarakat
• Permasalahan gizi merupakan
permasalahan sangat mendasar bagi
manusia;
• Bagi Indonesia, permasalahan ini sangat
penting untuk dibicarakan sekarang karena
besarnya magnitude permasalahan gizi
di tengah upaya untuk membangun
manusia dan masyarakat dalam periode
kepemimpinan nasional yang baru.
PERMASALAHAN
• Global Nutrition Report: tidak satu
negara pun di dunia yang bebas dari
permasalahan gizi, dengan derajat
permasalahan yang berbeda;
• Indonesia menjadi salah satu negara
dengan permasalahan gizi yang
paling berat untuk segala usia.
PERMASALAHAN GIZI DI INDONESIA

Kategori A
(Kurus/Pendek)

Kategori B INDONESIA:
• Kurang Vit A & Zat Besi
• TIMOR • LOAS  Kurang Energi
MALAYSIA
• KAMBOJA
• FILIPINA
• THAILAND Protein (Kurus dan
Pendek)
• MYANMAR
 Kurang Vitamin A
• INDONESIA  Anemia Gizi Besi
 Gizi Lebih
(Overweight)
• CINA  Kurang
Kategori C Yodium
Overweight 3%

Sumber: World Bank 2006: Reposition Nutrition as Central to


9 juta
Jenis dan besaran masalah gizi
di Indonesia 5 juta anemi
gizi besi

4 Juta
10 juta
- 2 juta bumil anemia
gizi 118 juta
- 1 juta Kurang Energi
Kronis

4 Juta
31 Juta - 3,5 juta remaja putri
(15-19 tahun) dan
WUS anemia gizi
- 5 juta balita Gizi
Kurang besi
- 30 juta kelompok
- 8,1 juta anak anemia
usia produktif
350 ribu BBLR gizi besi
- 10 juta anak KVA (Laki- laki dan
setiap tahun perempuan)
sub klinis - 11 juta anak pendek
- 10 juta anemia gizi besi Kurang Energi
- 3,4 juta risiko Gangguan Kronis
18 juta - 3,4 juta risiko GAKY
5
Trend Penyakit infeksi – Non infeksi
(double burden disease)
Kualitas dan Kuantitas Makanan
Ketahanan pangan Keamanan pangan

Kemiskinan perkotaan
Gizi dan Kualitas Hidup
Gizi kecerdasan Gizi kecantikan Gizi Lansia

Gizi imunitas Gizi Olah raga Gizi produktivitas


Bukan saja issue kesejahteraan
Bukan saja issue human right
Bukan saja masalah pangan dan
konsumsi
Gizi merupakan issue Investment, dan
meningkatkan gizi penduduk akan
berdampak pada pertumbuhan ekonomi
BONUS DEMOGRAFI
• Indonesia tengah memasuki periode
demographic dividend hingga tahun 2030.
• Dalam masa ini proporsi penduduk usia
produktif mencapai puncaknya, sehingga
memberikan peluang untuk memberikan
bonus demografi berupa petumbuhan
ekonomi.
• Penduduk usia produktif kedepan
menjadi
kunci bagi pembangunan bangsa.
Seribu Hari Pertama Kehidupan
• Masa yang sangat krusial dalam
menentukan kualitas hidup dan
perkembangan manusia.
• Jika dalam masa ini anak kekurangan
gizi, maka dampaknya akan terbawa
seumur hidupnya.
TANTANGAN PEMBANGUNAN GIZI
(UMUM)
1. GIZI MERUPAKAN MASALAH HULU, BILA DITANGANI SECARA BAIK,
AKAN MEMILIK PELUANG YG SANGAT BAIK UNTUK KESEHATAN
DAN MENINGKATKAN STATUS KESEHATAN MASYARAKAT;
2. KESADARAN BERBAGAI PIHAK TENTANG PENTINGNYA GIZI DALAM
PEMBANGUNAN, BELUM MEMADAI ;
3. PEMBANGUAN GIZI MASIH DIJADIKAN PELENGKAP DALAM
PEMBANGUNAN KESEHATAN;
4. MASALAH GIZI ADALAH MASALAH MULTI SEKTORAL, SEHINGGA
HARUS DIATASI OLEH BERBAGAI SEKTOR YANG TERKAIT;
5. JUMLAH, JENIS DAN KUALITAS TENAGA GIZI BELUM MEMADAI;
6. GIZI HARUS MASUK DALAM PROGRAM JAMINAN KESEHATAN
NASIONAL, DALAM KEGIATAN PREVENTIF DAN PROMOTIF.
Tantangan dan peluang pembangunan gizi
(1)
1.Tingkat daya beli masyarakat akan terus
meningkat, kesenjangan antara miskin dan
non-mskin masih akan tetap ada;
2.Perubahan struktur demografi, baik yang
berkaitan dengan urbanisasi dan semakin
meningkatnya proporsi penduduk lansia
(AKB TURUN,UHH NAIK).
Tantangan dan peluang pembangunan gizi
(2)
3.Perubahan gaya hidup meliputi;
- kebiasaan makan diluar rumah dan konsumsi pangan
olahan meningkat
- makan tidak seimbang, tinggi minyak/lemak, gula,
karbohidrat, rendah sayur, buah, pangan hewani
- ancaman keamanan pangan karena banyak industri
makanan rumah tangga
4. Masalah gizi kurang akan dapat ditanggulangi,
sementara itu prevalensi stunting masih akan tinggi,
dan prevalensi gizi lebih akan terus meningkat.
Intervensi cost effective
Intervensi Spesifik
• Perubahan perilaku (ASI, MPASI, cuci tangan),
• intervensi gizi mikro,
• pencegahan kecacingan dan malaria,
• tata laksana gizi buruk, Stunting
Intervensi sensitif
• Ketahanan pangan,
• peningkatan daya beli,
• pendidikan perempuan,
• jaminan sosial,
• fortifikasi
• Keluarga Berencana,
• air bersih
Arah Kebijakan Gizi (1)
Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 secara tegas
memuat bahwa tujuan pembinaan gizi adanya
tercapainya mutu gizi perorangan dan masyarakat;
melalui;
• perbaikan pola konsumsi makanan yang sesuai
dengan gizi seimbang;
• perbaikan perilaku sadar gizi, aktivitas fisik,
dan
PHBS; dan
• peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi
yang
20
Arah Kebijakan Pembangunan Gizi (2)
1. Tujuan perbaikan gizi harus menjadi agenda
pembangunan nasional dalam rangka
meningkatkan daya saing bangsa;
2. Program Perbaikan Gizi secara
eksplisit perlu memasukkan
tujuan dan program pencegahan
3. obesitas atau kelebihan gizi;
Perlunya upaya perlindungan
keluarga miskin khusus
agar kebutuhan untuk
gizinya
terpenuhi.
Arah Kebijakan Pembangunan Gizi (3)
4. Perlu Gerakan Nasional, untuk melindungi ibu
hamil dan anak terutama usia 2 tahun, agar
terpenuhi kebutuhan gizi dan kebutuhan dasar
lainnya;
5. Perlu penguatan integrasi intervensi gizi ke
dalam intervensi program lain seperti
penanggulangan kemiskinan, pendidikan
nasional, Keluarga Berencana, dll;
6. Penguatan riset dan pengembangan termasuk
monitoring dan evaluasi.
22
PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

• Perbaikan Pola Konsumsi Pangan


1 Perseorangan dan Masyarakat yang B2SA;

• Perbaikan dan Pengayaan Gizi Pangan


2 tertentu;

• Penegakan Regulasi Persyaratan Khusus


3 Komposisi Pangan;
PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

• Pemenuhan Kebutuhan Gizi bagi


4 Remaja, Ibu Hamil, dan Balita;

• Penguatan Sistem Surveilans Pangan


5 dan Gizi; dan

• Penguatan Program Gizi Lintas


6 Sektoral (Program Sensitif Gizi);
IMPLEMENTASI
PROGRAM PERBAIKAN GIZI
MASYARAKAT
• Peningkatan Konsumsi Pangan kelompok
Perbaikan Pola rentan gizi, terutama keluarga miskin;
• Promosi perbaikan konsumsi pangan
Konsumsi yang mengacu PGS;
• Peningkatan pengetahuan dan perilaku
Pangan gizi seimbang bagi generasi muda;
• Peningkatan pengetahuan dan perilaku
gizi seimbang bagi Perempuan dan
Pekerja

• Penetapan standar produk pangan sesuai


Perbaikan Gizi permasalahan pangan dan iptek;
• Pengembangan produk pangan yang

Pangan difortifikasi (insentif);


• Pengendalian dan evaluasi pengayaan gizi
pangan;
Tertentu • Penegakan regulasi yang harmonis melalui
advokasi berkelanjutan.
IMPLEMENTASI
PROGRAM PERBAIKAN GIZI
MASYARAKAT
• Pemberian informasi kepada
masyarakat tentang kandungan gizi
Penegakan Regulasi produk pangan dengan
mencantumkan label komposisi
Persyaratan Khusus pangan dan gizi pada kemasan;
• Penjaminan komposisi pangan dan
Komposisi Pangan
gizi yang memenuhi standar
kesehatan dan gizi dengan
mencantumkan kadar gula, garam, dll
pada kemasan.

• Peningkatan pengetahuan dan


Pemenuhan perilaku gizi;
• Perbaikan status gizi melalui
Kebutuhan Gizi bagi
fortifikasi, pemberian PMT, dll.;
Remaja, Ibu Hamil • Pemberian “obat gizi”, Kapsul vit A
dosis tinggi, Fe, oralit, dll;
dan Balita. •
bagi balita yang kurang gizi.
Pemberian “taburia” (zat gizi mikro)
IMPLEMENTASI
PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
• Pengembangan sistem surveilans
Penguatan pangan dan gizi;
• Penguatan kelembagaan surveilans
Sistem (manajemen, SDM, keuangan, dll.);
• Deteksi dini permasalahan pangan
Surveilans dan gizi (PSG, Pemetaan,
Pemantauan harga bahan pangan
Pangan dan Gizi pokok, dll.);
• Peningkatan kualitas dan kuantitas
pelaporan pangan dan gizi.

• Pengembangan regulasi dan advokasi


bidang pangan dan gizi;
• Peningkatan akses pangan masyarakat
Penguatan secara ekonomi (operasi pasar,
bantuan pangan bersubsidi, dll.);
Program Lintas • Pemanfaatan pekarangan;
• Pemberdayaan perempuan (ASI
Sektor eksklusif, pencegahan infeksi, dll);
• Peningkatan akses masyarakat
terhadap lingkungan sehat,
pendidikan, KB, dll.
IMPLEMENTASI
PROGRAM PENGEMBANGAN KEAMANAN PANGAN

• Jejaring Intelejen
Sistem Keamanan Pangan;
Pangan Terpadu • Jejaring Pengawasan
Pangan;
(SKPT)
• Jejaring Promosi
Keamanan Pangan.

• KIE kepada masyarakat;


Pemantapan
• Pemberdayaan kepada
Jejaring Kerja Sama masyarakat agar mampu
mencegah dan melindungi
Lintas Sektor diri sendiri dari
Terkait (Dalam penggunaan obat dan
makanan yang berisiko
Luardan
Negeri)
terhadap kesehatan.
IMPLEMENTASI
PROGRAM PENGEMBANGAN KEAMANAN PANGAN

Komitmen dari • Dukungan infra


seluruh angggota struktur;
Dewan Ketahanan • Penguatan multisector
Pangan approach

• Melibatkan industri
dalam konsep
Edukasi Masyarakat pemberdayaan
terhadap Keamanan masyarakat;
Pangan • Pemberian
penghargaan dan
sanksi.
Pengertian Pangan
(UU No. 18 Tahun 2012 Tentang Pangan)

Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari


sumber hayati produk pertanian,
perkebunan,kehutanan, perikanan, peternakan,
perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak
diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau
minuman bagi konsumsi manusia, termasuk
bahan tambahan Pangan, bahan baku Pangan,
dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses
penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan
makanan atau minuman
Pangan Lokal
(UU No. 18 Tahun 2012 Tentang Pangan)

Pangan Lokal adalah makanan


yang dikonsumsi oleh
masyarakat setempat sesuai
dengan potensi dan kearifan
lokal.
MAKANAN JAJANAN
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
236/MENKES/PER/IV/1997
TENTANG PERSYARATAN KESEHATAN MAKANAN
JAJANAN
Makanan jajanan adalah makanan dan
atau minuman yang diolah oleh pengrajin
makanan di tempat penjualan dan atau
disajikan sebagai makanan siap santap
untuk dijual bagi umum selain yang
disajikan jasa boga, rumah makan/
restoran, dan hotel.
KEAMANAN PANGAN
(UU No. 18 Tahun 2012 Tentang Pangan)

Kondisi dan upaya yang diperlukan untuk


mencegah pangan dari kemungkinan cemaran
biologis, kimia, dan benda lain yang dapat
mengganggu, merugikan dan membahayakan
kesehatan manusia serta tidak bertentangan
dengan agama, keyakinan dan budaya
masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi.
BAHAYA KEAMANAN PANGAN

BAHAYA BAHAYA
BIOLOGI FISIK

BAHAYA
KIMIA
PENTINGNYA SARAPAN
• 30 % Anak Sekolah Tidak Sarapan;
• 50 % Anak Sekolah hanya Sarapan
dengan Sumber Karbohidrat dan Minum
(berkualitas rendah);

Sarapan Berkualitas Meningkatkan


Kesehatan dan Kemampuan Belajar
Anak Sekolah
MENU SARAPAN
• Beranekaragam, Bergizi, Seimbang
dan Aman (B2SA).  Ada Nasi,
Lauk, Sayur atau Buah.
• Perbanyak Air Putih.
• Bekal dari rumah, bagus !
• Hati-hati jika JAJAN !
Hati-Hati Jajan !
PERSYARATAN MINUMAN YANG ADA DI RUMAH SAKIT
KEBAHAGIAAN BERASAL DARI
KESEHATAN
(George William Curtis, Penulis)

Anda mungkin juga menyukai