REPUBLIK INDONESIA
Fasilitasi Konvergensi
Pencegahan Stunting di Desa
3
SUBSTANSI PENGATURAN
UNDANG-UNDANG TENTANG DESA
( 16 BAB, 122 PASAL )
1. KETENTUAN UMUM
2. KEDUDUKAN DESA DAN JENIS DESA
3. PENATAAN DESA
4. KEWENANGAN DESA
5. PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA
6. HAK DAN KEWAJIBAN DESA DAN MASYARAKAT DESA
7. PERATURAN DESA
8. KEUANGAN DESA DAN ASET DESA
9. PEMBANGUNAN DESA DAN KAWASAN PERDESAAN
10. BADAN USAHA MILIK DESA
11. KERJASAMA DESA
12. LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN LEMBAGA ADAT DESA
13. KETENTUAN KHUSUS DESA ADAT
14. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
15. KETENTUAN PERALIHAN
16. KETENTUAN PENUTUP 4
UU DESA DAN ATURAN TURUNANNYA (Ruang Lingkup PPMD)
PEMENDAGRI 114/2014
PP 43/2014
PERMENDAGRI 113/2014
PERPRES 11/2015
PERPRES 12/2015 PERMENDESA 1/2015 PERMENDAGRI 111/2014
PERMENDESA 2/2015 PERMENDAGRI 114/2014
PP 43/2014 PERMENDESA 3/2015 PERMENDAGRI 113/2014 jo
PERMENDESA 4/2015 PERMENDAgri 20/2018
PERMENDESA 2/2016 PERMENDAGRI 81/2015
PERMENDESA 5/2016 PERMENDAGRI 1/2016
UU DESA PERMENDAGRI 44/2016
PERMENDAGRI 110/2016
PERMENDAGRI 1/2017
PP 60/2014
5
JIMAT MOBILISASI PARTISIPASI
(MODEL RASIONALITAS TEKNOKRASI)
UNDANG-UNDANG DESA
KEKUASAAN TEKNOKRASI
FASILITATOR
REALITAS SOSIAL
Fakta : Ketidakberdayaan Desa / Masyarakat Desa
Miskin Terpinggirkan
perempuan, anak, kelompok difabel,
kelompok marginal, kaum miskin
Tidak Minim
Berkuasa Sumber Daya
KEMBALI KE MANDAT UNDANG-UNDANG DESA
Desa sebagai Ruang Kehidupan dan Penghidupan
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Mandiri
•Masyarakat Terbuka
•Pemerintah Demokratis
•Community Manajemen
Program
Transisi
•Masyarakat Berkembang
•Pemerintah Fasilitator
•Community Development Program
Tidak berdaya
•Masyarakat lemah
•Pemerintah Dominan
•Community Mobilization Program
IDE YANG MEREALISASIKAN DIRI
R
E KEKUASAAN
G NILAI
TINDAKAN
U
FAKTA SOSIAL L
A TEORI
S KEKUASAAN
SUBJEK
hermeneutika ganda
PELEMBAGAAN DESA – STRUKTUR DAN AGENSI
MANDAT UNDANG-UNDANG DESA
KONTEKS
RUANG PUBLIK
TOPIK
S referen teks referen S
ASUMSI
KEMBALI KE MANDAT UNDANG-UNDANG DESA
Pendalaman Pemberdayaan Masyarakat Desa :
Memberkuasakan Masyarakat Desa sebagai Subjek Pembangunan Desa
Pengembangan Kapasitas Pengorganisasian Kelompok Penyelengaraan Desa yang Demokratis dan Berkeadilan
Individu Kepentingan Sosial
SEKOLAH LAPANG, KETERBUKAAN INFORMASI PEMBANGUNAN DESA, COMMUNITY CENTER, DESA ADAT
Sumber:https://field-
indonesia.or.id/kerangka-kerja-perikehidupan-
berkelanjutan/
sumber: http://www.fao.org/3/ad684e04.htm
GERAK KEBERDAYAAN RUMAH TANGGA Perjuangan rumah tangga untuk mengakses beragam
sumberdaya adalah bagian dari upaya menolong diri
sendiri. Namun demikian, perjuangan penduduk
miskin ini mensyaratkan adanya perjuangan kolektif
melalui organisasi sosial maupun jaringan kerja sosial
dalam kerangka tatanan masyarakat demokratis.
Rumah tangga/keluarga miskin berpartisipasi
dalam proses pengambilan keputusan sekaligus
mengembangkan kontrol publik atas
implementasi dari keputusan-keputusan publik.
DOUM
Mandat UU Desa –
Demokratisasi Desa
REALITAS HIDUP RAKYAT DESA
Desain Kelembagaan Dasar Tata Kelola Desa
Prinsip Tata Kelola Desa
• Check and balances antara Kepala Musyawarah Desa
Desa dengan Badan Permusyawaratan
desa. (psl. 54)
• Demokrasi perwakilan +
permusyawaran. • RPJM-Desa
• Proses demokrasi partisipatoris melalui • Asset Desa
Musdes • Hal-hal Strategis
1. Menghadirkan demokrasi dalam penyelenggaraan pembangunan partisipatif untuk mewujudkan keadilan sosial.
2. Memperkuat masyarakat Desa sebagai subjek pembangunan Desa melalui pembelajaran/pelatihan bagi anggota
masyarakat Desa .
3. Mengorganisasikan kelompok-kelompok kepentingan.
4. Memperkuat musyawarah Desa (pendalaman demokrasi deliberatif)
5. Memastikan hak dan kewenangan Desa atas sumberdaya Desa
6. Meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan dan anggaran Desa secara partisipatif.
7. Menggerakan masyarakat Desa untuk Menggagas Masa Depan Desa
8. Memilih Kepala Desa dan/atau menyeleksi anggota BPD untuk mencari calon pemimpin visioner yang sejalan dengan
kesepakatan kolektif rakyat tentang Menggagas Masa Depan Desa
9. Menggerakan swadaya politik rakyat untuk penyelenggaraan Pemilihan Kepala Desa dan/atau Seleksi anggota BPD yang
bebas dari politik uang.
10. Memberdayakan kepala Desa dan anggota BPD sebagai motor penggerak demokratisasi Desa untuk mewujudkan
keadilan sosial di Desa.
11. Meningkatkan kualitas penyusunan peraturan Desa secara partisipatif.
PENGUATAN MUSYAWARAH DESA
1. Membelajarkan/melatih masyarakat Desa untuk secara sukarela terlibat dalam urusan
Desa;
2. Mendampingi masyarakat Desa aktif berpartisipasi sebagai anggota kelompok
kepentingan tertentu dan sebagai anggota masyarakat Desa.
3. Membelajarkan/melatih masyarakat Desa untuk mampu mengetahui secara benar dan
tepat tentang masalah utama yang ada di Desa, kepentingan dan kebutuhan
masyarakat Desa, serta beragam sumberdaya yang berpotensi untuk didayagunakan
dalam pembangunan Desa.
4. Memperkuat penyebaran informasi pembangunan Desa agar masyarakat Desa memiliki
kecukupan informasi sebagai modal awal keikutsertaan dalam musyawrah Desa untuk
membahas dan menyepakati hal-hal strategis di Desa.
5. Memfasilitasi penyelenggaraan musyawarah Desa secara demokratis agar masyarakat
Desa berdaya menyampaikan aspirasinya sekaligus merumuskan kemufakatan tentang
kegiatan pembangunan Desa
PENGUATAN MUSYAWARAH DESA
6. Memperkuat perbincangan publik di Desa
Masyarakat Desa difasilitasi untuk memperbincangkan kepentingan dirinya dan/atau kelompoknya
yang akan diperjuangkan menjadi kegiatan pembangunan Desa. Beragam informasi pembangunan
Desa yang dimiliki oleh masyarakat Desa menjadi bahan utama yang diperbincangkan di antara
anggota masyarakat Desa.
Agar proses perbincangan antar warga Desa bersifat transparan dan berlangsung secara damai,
pendamping masyarakat Desa memfasilitasi tumbuhnya ruang-ruang publik di Desa.
Yang dimaksud dengan ruang publik di Desa adalah arena-arena komunikasi politis antar warga Desa.
Prosedur komunikasi tidak dalam bentuk lembaga-lembaga formal, bukan pula organisasi
kemasyarakatan melainkan kondisi kebebasan komunikatif. Ruang publik terdapat di mana saja para
warganegara bertemu untuk mendiskusikan tema-tema yang relevan berkaitan dengan beragam
urusan penyelenggaraan Desa. Karenanya, sifat ruang publik di Desa adalah majemuk dan pluralistis.
Masyarakat Desa bebas menyelenggarakan perbincangan-perbincangan praktis yang pokok
bahasannya tentang hal-hal yang bersifat publik, misalnya: pembangunan Desa, aset Desa, kerjasama
Desa. Perbincangan antar warga Desa di ruang-ruang publik ini merupakan pra kondisi musyawarah
Desa.
Arena perbincangan publik ini merupakan sistem saraf Desa sebagai kesatuan masyarakat hukum, dan
secara lebih luas menjadi sistem saraf Indonesia sebagai negara hukum.
PELUANG PENGGUNAAN DANA DESA
UNTUK PENCEGAHAN STUNTING
PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA
a. Peningkatan Pelayanan
Dasar;
b. Pembangunan dan
Pemeliharaan Infrastruktur Meningkatkan KUALITAS
dan Lingkungan HIDUP Manusia
c. Pengembangan Ekonomi
Pertanian Berskala
DANA DESA Produktif; Meningkatkan
KESEJAHTERAAN
d. Pengembangan dan Masyarakat Desa
Pemanfaatan Teknologi
Tepat Guna
e. Peningkatan Kualitas PENANGGULANGAN
Ketertiban dan KEMISKINAN
Ketenteraman Masyarakat
Desa
KEBIJAKAN PENGGUNAAN DANA DESA UNTUK PENCEGAHAN STUNTING
PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
NOMOR 16 TAHUN 2018 TENTANG PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2019
Pasal 6
1) Peningkatan pelayanan publik ditingkat Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
ayat (3), yang diwujudkan dalam upaya peningkatan gizi masyarakat serta pencegahan
anak kerdil (stunting).
2) kegiatan pelayanan gizi dan pencegahan anak kerdil (stunting) sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi:
a. penyediaan air bersih dan sanitasi;
b. pemberian makanan tambahan dan bergizi untuk balita;
c. pelatihan pemantauan perkembangan kesehatan ibu hamil atau ibu menyusui;
d. bantuan posyandu untuk mendukung kegiatan pemeriksaan berkala kesehatan ibu
hamil atau ibu menyusui;
e. pengembangan apotik hidup desa dan produk hotikultura untuk memenuhi
kebutuhan gizi ibu hamil atau ibu menyusui;
f. pengembangan ketahanan pangan di Desa; dan
g. kegiatan penanganan kualitas hidup lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa
dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
NOMOR 16 TAHUN 2018 TENTANG PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2019
Bagian Kedua
Bidang Pemberdayaan Manusia
Pasal 10
f. dukungan pengelolaan kegiatan pelayanan sosial dasar di bidang pendidikan,
1) Dana Desa digunakan untuk membiayai program dan kegiatan bidang
kesehatan, pemberdayaan warga miskin, pemberdayaan perempuan dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa yang ditujukan untuk meningkatkan
anak, serta pemberdayaan masyarakat marginal dan anggota masyarakat
kapasitas dan kapabilitas masyarakat Desa dalam penerapan hasil
Desa penyandang disabilitas;
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, teknologi tepat guna,
g. dukungan pengelolaan kegiatan pelestarian lingkungan hidup;
dan temuan baru untuk kemajuan ekonomi dan pertanian masyarakat
h. dukungan kesiapsiagaan menghadapi bencana alam dan konflik sosial serta
Desa dengan mendayagunakan potensi dan sumberdayanya sendiri.
penanganannya;
2) Kegiatan pemberdayaan masyarakat Desa yang diprioritaskan antara
i. dukungan permodalan dan pengelolaan usaha ekonomi produktif yang
lain:
dikelola oleh BUMDesa dan/atau BUMDesa Bersama;
a. peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan,
j. dukungan pengelolaan usaha ekonomi oleh kelompok masyarakat, koperasi
pelaksanaan dan pengawasan pembangunan Desa;
dan/atau lembaga ekonomi masyarakat Desa lainnya;
b. pengembangan kapasitas masyarakat Desa yang dilaksanakan di Desa
k. pendayagunaan sumberdaya alam untuk kemandirian Desa dan peningkatan
setempat;
kesejahteran masyarakat;
c. pengembangan ketahanan masyarakat Desa;
l. penerapan teknologi tepat guna untuk pendayagunaan sumberdaya alam
d. pengembangan ketahanan keluarga;
dan peningkatan usaha ekonomi pertanian berskala produktif;
e. pengelolaan dan pengembangan sistem informasi Desa melalui
m. pengembangan kerja sama antar Desa dan kerja sama Desa dengan pihak
pengembangan kapasitas dan pengadaan aplikasi perangkat lunak
ketiga; dan
(software) dan perangkat keras (hardware) komputer untuk
n. kegiatan pemberdayaan masyarakat Desa lainnya yang sesuai dengan
pendataan dan penyebaran informasi pembangunan dan
kewenangan Desa dan diputuskan melalui musyawarah Desa.
pemberdayaan masyarakat Desa yang dikelola secara terpadu;
LAMPIRAN I
PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
NOMOR 16 TAHUN 2018 TENTANG PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2019
a. Daftar Kegiatan Prioritas Bidang Pembangunan Desa
Beberapa faktor yang menjadi penyebab stunting dapat digambarkan sebagai berikut:
1. praktek pengasuhan anak yang kurang baik;
2. masih terbatasnya layanan kesehatan untuk ibu selama masa kehamilan, layanan kesehatan untuk Balita/Baduta dan pembelajaran dini yang berkualitas;
3. masih kurangnya akses rumah tangga/keluarga ke makanan bergizi;
4. kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi
Pengunaan Dana Desa diprioritaskan untuk menangani anak kerdil (stunting) melalui kegiatan sebagai berikut:
1. Pelayanan Peningkatan Gizi Keluarga di Posyandu berupa kegiatan:
a. penyediaan makanan bergizi untuk ibu hamil;
b. penyediaan makanan bergizi untuk ibu menyusui dan anak usia 0-6 bulan; dan
c. penyediaan makanan bergizi untuk ibu menyusui dan anak usia 7-23 bulan.
2. menyediakan dan memastikan akses terhadap air bersih;
3. menyediakan dan memastikan akses terhadap sanitasi.
4. menjaga konsumsi masyarakat terhadap pangan sehat dan bergizi,
5. menyediakan akses kepada layanan kesehatan dan Keluarga Berencana (KB).
6. memberikan pendidikan pengasuhan anak kepada pada orang tua;
7. menyediakan fasilitas dan memberikan pendidikan anak usia dini (PAUD);
8. memberikan pendidikan gizi masyarakat;
9. memberikan pembelajaran tentang kesehatan seksual dan reproduksi, serta gizi kepada remaja;
10. meningkatkan ketahanan pangan dan gizi di Desa.
DESAIN KONVERGENSI PENCEGAHAN STUNTING di DESA
PRASYARAT PENGGUNAAN DANA DESA UNTUK PENCEGAHAN STUNTING
Keterpaduan Indikator
Konvergensi Pemantauan Layanan
Pencegahan
Terintegrasi Dalam Sistem Perencanaan
Stunting Pembangunan Desa
RENSTRA SKPD
INTEGRASI
VISI MISI KADES TERPILIH Arah Kebijakan
Perencanaan
Pembangunan Desa
Mufakat secara
Damai
RPJMDESA CITA-CITA
DESA
RKP DESA & APBDESA PER
ASPIRASI MASYARAKAT
DESA TAHUN
RENSTRA OPD
KAB/KOTA
ARAH KEBIJAKAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN DESA
KONDISI OBYEKTIF DESA 1. PENINGKATAN KUALITAS HIDUP
MANUSIA
ASET/POTENSI ASET
2. PENINGKATAN KESEJAHTERAAN
MASALAH
VISI-MISI KADES MASYARAKAT
3. PENANGGULANGAN
SATU DATA – SATU PETA KEMISKINAN
KEBUTUHAN
KEPENTINGAN
BAGAN KONVERGENSI PENCEGAHAN STUNTING DI DESA 2019-2020
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOPEMBER DESEMBER
Musrenbangcam
Daftar Usulan \\ \\
KECAMATAN
DU RKPDesa
Penetapan Tim
Rancangan RKP
Penetapan
KPM