0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
14 tayangan49 halaman
Kromatografi kolom adalah metode pemurnian bahan kimia tunggal dari campurannya dengan menggunakan kolom berisi fasa diam. Metode ini sering digunakan untuk aplikasi preparasi skala mikrogram hingga kilogram dengan keuntungan biaya rendah dan mudah membuang fasa diam.
Kromatografi kolom adalah metode pemurnian bahan kimia tunggal dari campurannya dengan menggunakan kolom berisi fasa diam. Metode ini sering digunakan untuk aplikasi preparasi skala mikrogram hingga kilogram dengan keuntungan biaya rendah dan mudah membuang fasa diam.
Kromatografi kolom adalah metode pemurnian bahan kimia tunggal dari campurannya dengan menggunakan kolom berisi fasa diam. Metode ini sering digunakan untuk aplikasi preparasi skala mikrogram hingga kilogram dengan keuntungan biaya rendah dan mudah membuang fasa diam.
Kromatografi kolom adalah metode yang digunakan untuk memurnikan bahan kimia tunggal dari campurannya Metode ini sering digunakan untuk
aplikasi preparasi pada skala
mikrogram hingga kilogram. Keuntungan utama kromatografi kolom adalah biaya yang rendah dan kemudahan membuang fasa diam yang telah digunakan. Kemudahan pembuangan fasa diam ini mencegah kontaminasi silang dan degradasi fasa diam akibat pemakaian ulang atau daur ulang. Kromatografikolom preparatif klasik berupa tabung kaca dengan diameter antara 5 mm hingga 50 mm dengan panjang 5 cm hingga 1 m dengan keran dan pengisi (dengan sumbat kaca atau serat kaca – untuk mencegah hilangnya fasa diam) pada bagian bawah Dua metode yang umum digunakan untuk preparasi kolom adalah: metode kering dan Metode kering Pada metode kering, kolom pertama kali diisi dengan serbuk kering fasa diam, kemudian kolom dialiri fasa gerak hingga seluruh kolom terbasahi. Mulai titik ini, fasa diam tidak diperkenankan mengering. Metode basah Pada metode basah, fasa diam dibasahi dengan fasa gerak hingga menjadi bubur di luar kolom, dan kemudian dituangkan perlahan-lahan ke dalam kolom. Pencampuran dan penuangan harus ekstra hati-hati untuk mencegah munculnya gelembung udara. Larutan bahan organik diletakkan di bagian atas fasa diam menggunakan pipet. Lapisan ini biasanya ditutup dengan lapisan kecil pasir atau katun atau wol kaca untuk melindungi bentuk lapisan organik dari tuangan eluen Eluenkemudian dialirkan perlahan melalui kolom sambil membawa sampel bahan organik. Sering kali, wadah eluen sferis atau corong pisah bersumbat yang sudah diisi eluen diletakkan di bagian atas kolom. Komponen-komponen tunggal tertahan oleh fasa diam secara berbeda satu sama lain pada saat mereka bergerak bersama eluen dengan laju yang berbeda melalui kolom. Di akhir kolom, mereka terelusi satu per
satu. Selama keseluruhan proses
kromatografi, eluen dikumpulkan sesuai fraksi-fraksinya. Fraksi-fraksi dapat dikumpulkan secara otomatis oleh pengumpul fraksi. Produktivitas kromatografi dapat
ditingkatkan dengan menjalankan
beberapa kolom sekaligus. Di sini, diperlukan pengumpul multi aliran. Komposisi aliran eluen dapat dimonitor dan masing-masing fraksi dianalisa senyawa terlarutnya, misalnya dengan kromatografi, absorpsi sinar UV atau fluoresensi. Senyawa berwarna (atau senyawa berfluoresensi di bawah lampu UV) dapat terlihat di dalam kolom sebagai pita-pita bergerak. Fase Diam Fasadiam atau adsorben (penjerap) dalam kromatografi kolom adalah zat padat. Fasa diam yang paling umum untuk kromatografi kolom adalah silika gel, diikuti dengan alumina. Serbuk selulosa pernah banyak digunakan. Fase Gerak Fasa gerak atau eluen dapat berupa pelarut murni atau campuran pelarut. Pemilihan dilakukan sedemikian rupa sehingga nilai faktor retensisenyawa yang diinginkan berada pada kisaran 0,2 - 0,3 untuk meminimalkan waktu dan jumlah eluen yang diperlukan selama kromatografi. Eluen dapat pula dipilih berdasarkan daya pisahnya sehingga senyawa yang berbeda dapat dipisahkan secara efektif. Optimasi eluen dilakukan melalui uji
pendahuluan berskala kecil, biasanya
menggunakan kromatografi lapisan tipis (KLT) dengan fasa gerak yang sama. Ada laju aliran optimum untuk masing-masing pemisahan. Semakin cepat laju aliran eluen akan meminimalkan waktu yang dibutuhkan untuk melalui kolom sehingga meminimalkan difusi, menghasilkan pemisahan yang lebih baik. Namun, laju aliran maksimum perlu dibatasi karena analit memerlukan waktu tertentu untuk berada pada kesetimbangan antara fasa diam- fasa gerak, lihat persamaan Van Deemter. Persamaan van Deemter Van Deemter membuat hubungan antara
kecepatan fase gerak terhadap HETP dan
hubungan tersebut secara umum dinamakan persamaan Van Deemter. Dari kedua gambar di atas kurva paling atas (yg ada tulisan HETP) merupakan resultan dari ketiga gaya tsb. Semakin tinggi resultan –> HETP
semakin tinggi berarti efisiensi
kolom lebih jelek. Sedangkan makin rendah resultan
–> HETP makin rendah efisiensi
Kenapa? Karena ada rumus lagi yaitu:
Jumlah lempeng teoritis = Panjang kolom /
HETP (lebar lempeng teoritis) N = L / HETP Efisiensi kolom meningkat jika N / jumlah lempeng teoritis meningkat. Kenapa? Karena semakin banyak lempeng teoritis
maka pemisahan semakin baik
(diumpamakan semakin banyak pula corong pisahnya ekstraksinya lebih baik). Semakin panjang L (panjang kolom) maka semakin banyak jumlah lempeng teoritis dan efisiensi semakin bagus. Namun bila HETP lebih besar efisiensi kolom jelek. kenapa? Karena berarti lebar untuk 1 kolom teoritis lebih besar sehingga dalam kolom yg panjangnya sama, jumlah lempeng teoritisnya lebih sedikit. Misalnya ada dua kolom, dimana panjang kolom (L) nya sama2 100 cm. Kolom 1 HETPnya 5 cm sedangkan kolom 2 HETPnya 10 cm. Berarti dalam kolom 1 ada 20 lempeng teoritis kan (dari 100/5) ? lebih besar daripada di kolom 2 yg lempeng teoritisnya cuma 10 (100/10) Kolom laboratorium sederhana bekerja dengan prinsip aliran gravitasi. Laju aliran kolom semacam ini dapat dinaikkan dengan menambah eluen baru di bagian atas fasa diam, atau diturunkan dengan mengatur keran di bagian bawah. Laju aliran yang lebih cepat dapat diperoleh dengan menggunakan pompa atau gas bertekanan (misalnya: udara, nitrogen, atau argon) untuk menekan pelarut melalui kolom (kromatografi kolom kilat) Ukuran partikel fasa diam pada kromatografi kolom kilat biasanya lebih halus daripada kromatografi kolom gravitasi. Misalnya, silika gel untuk kromatografi kilat
berukuran antara 230 – 400 mesh (40 –
63 µm), sementara untuk kromatografi gravitasi antara 70 – 230 mesh (63 – 200 µm) Telah dikembangkan lembar lajur (spreadsheet) yang mendukung suksesnya pengembangan kolom kilat. Lembar lajur memperkirakan volume retensi dan pita volume analit, jumlah fraksi yang diperkirakan untuk masing-masing kandungan analit, dan resolusi antara dua puncak yang berdekatan. Informasi ini memungkinkan pengguna memilih parameter optimal untuk pemisahan berskala preparatif sebelum dicobakan pada kolom kilat. Sistem otomasi Kromatografi kolom adalah tahapan yang sangat memakan waktu dalam laboratorium apapun, dan dapat berubah menjadi suatu proses leher botol dalam sekejap. Oleh karenanya, beberapa pabrikan seperti Buchi, Interchim dan Teledyne Isco telah mengembangkan sistem otomasi kromatografi kilat (biasanya dirujuk sebagai KCTR, kromatografi cair tekanan rendah ( bahasa Inggris: low pressure liquid chromatography, LPLC) dengan tekanan antara 350–525 kPa atau 50,8– 76,1 psi, yang meminimalisir keterlibatan manusia dalam proses pemurnian. Resolusi (kemampuan memisahkan campuran) pada sistem LPLC pasti lebih rendah daripada KCKT, karena bahan kemasan dalam kolom KCKT dapat lebih kecil, biasnya hanya 5 mikrometer sehingga meningkatkan luas permukaan fasa diam, meningkatkan luas permukaan interaksi dan pemisahan menjadi lebih baik. Namun, penggunaan media berkemasan kecil ini menyebabkan tekanan balik yang tinggi dan itulah mengapa disebut kromatografi cair kinerja tinggi Kolom LPLC biasanya dikemas dengan silika sekitar 50 mikrometer, sehingga mengurangi tekanan balik dan resolusi, tetapi juga menghilangkan kebutuhan pompa bertekanan tinggi yang mahal. Pabrikan juga sekrang mulai berpindah kepada
sistem kromatografi kilat bertekanan tinggi dan
memberinya nama sistem kromatografi cair tekanan menengah (bahasa Inggris: medium pressure liquid chromatography, MPLC) yang beroperasi pada tekanan di atas 1 Mpa (150 psi). Perhitungan Rosulusi Kromatogram Ada juga kromatografi kolom yang dilengkapi dengan pompa peristaltik, mengalirkan dapar dan larutan sampel melalui bagian atas kolom. Larutan dan dapar mengalir melalui kolom hingga mencapai pengumpul fraksi di bagian akhir kolom untuk mengumpulkan sampel yang terelusi. Sebelum mencapai pengumpul sampel, sampel yang dielusi dari kolom melewati suatu detektor seperti spektrofotometer atau spektrometer massa sehingga konsentrasi sampel yang sudah dipisahkan dalam campuran dapat ditentukan. Sebagai contoh, jika kita ingin memisahkan dua protein yang berbeda dengan kapasitas ikatan terhadap kolom yang berbeda dari suatu larutan, jenis detektor yang baik adalah spektrofotometer dengan panjang gelombang 280 nm. Semakin tinggi konsentrasi protein yang
melalui kolom, semakin besar absorbansinya
pada panjang gelombang tersebut. Oleh karena kromatografi kolom mempunyai aliran tetap untuk semua eluat yang melalui detektor dengan berbagai macam konsentrasi, harus dibuat plot dari detektor antara konsentrasi sampel terelusi melawan waktu. Plot konsentrasi sampel versus waktu ini disebut dengan kromatogram. Tujuan utama kromatografi adalah untuk memisahkan komponen yang berbeda dari suatu campuran larutan. Resolusi menyatakan daya pemisahan antar komponen dalam campuran. Semakin tinggi resolusi kromatogram, semakin baik pemisahan sampel yang dihasilkan oleh kolom. Data ini adalah cara terbaik menentukan sifat pemisahan kolom untuk sampel tertentu. Resolusi dapat dihitung dari kromatogram. Kurva terpisah dalam diagram mewakili profil konsentrasi elusi sampel yang berbeda selama proses, berdasarkan afinitasnya terhadap resin kolom. Untuk menghitung resolusi, diperlukan waktu retensi dan lebar kurva. Waktu retensi: waktu dari awal sinyal terdeteksi oleh detektor hingga titik puncak profil konsentrasi elusi masing-masing sampel yang berbeda. Lebar kurva: lebar kurva profil konsentrasi sampel yang berbeda dalam kromatogram dalam satuan waktu. Metode yang sudah disederhanakan dalam menghitung resolusi kromatogram adalah menggunakan model pelat. Model pelat berasumsi bahwa kolom dapat
dibagi menjadi sejumlah seksi tertentu,
atau pelat, dan kesetimbangan massa dapat dihitung untuk masing-masing pelat tunggal. Pendekatan ini memperkirakan kurva kromatogram sebagai kurva distribusi Gaussian. Dengan melakukan ini, lebar Dari variabel dalam gambar di atas, resolusi, jumlah pelat, dan tinggi pelat model pelat kolom dapat dihitung menggunakan persamaan: Resolusi (Rs): Rs = 2(tRB – tRA)(wB + wA) dengan: tRB = waktu retensi solut B tRA = waktu retensi solut A wB = lebar alas kurva Gaussian solut B wA = lebar alas kurva Gaussian solut A Jumlah pelat (N): N = (tR)2(w/4)2 Tinggi pelat (H): H = LN dengan L adalah panjang kolom. Kesetimbangan Absorbsi kolom Untuk sebuah kolom adsorpsi, resin kolom (fasa diam) tersusun atas butiran mikro (microbead). Bahkan partikel-partikel yang lebih kecil seperti protein, karbohidrat, ion logam, atau senyawa kimia lainnya berkonjugasi pada microbead ini. Masing- masing partikel yang terikat pada microbead diasumsikan dapat mengikat solut sampel yang akan dimurnikan atau dipisahkan dengan rasio 1:1, dialirkan melalui kolom Ikatan antara molekul target yang akan dipisahkan dengan molekul yang terikat pada microbead dapat dituliskan sebagai reaksi kesetimbangan sederhana Keq = [CS]([C][S]) dengan Keqadalah tetapan kesetimbangan, [C] dan [S] adalah konsentrasi molekul target dan molekul yang terikat pada resin kolom. [CS] adalah konsentrasi senyawa kompleks molekul target yang terikat pada resin kolom Berdasarkan ini, tiga kondisi isotermal yang berbeda dapat digunakan untuk menjelaskan dinamika ikatan kromatografi kolom: linear, Langmuir, dan Freundlich. Isotermal linear terjadi ketika konsentrasi solut yang akan dimurnikan relatif sangat kecil dibandingkan molekul terikat. Oleh karena itu, kesetimbangannya dapat didefinisikan sebagai: [CS] = K [C]. eq Untuk penggunaan skala industri, total molekul terikat pada butiran resin harus diperhitungkan karena ruang-ruang kosong harus diperhitungkan. Isotermal Langmuir dan isotermal Freundlich
berguna untuk menjelaskan kondisi
kesetimbangan ini. Isotermal Langmuir: [CS] = (K S [C])(1 + eq tot Keq[C]), dengan Stot total molekul terikat pada butiran penyangga fasa diam. Isotermal Freundlich: [CS] = K [C]1/n eq Isotermal Freundlich digunakan ketika kolom
dapat mengikat banyak sampel yang berbeda
dalam larutan yang akan dimurnikan. Oleh karena banyak sampel berbedah memiliki
tetapan ikatan terhadap butiran yang berbeda,
akan muncul banyak Keq. Oleh karenanya, isotermal Langmuir bukan
merupakan model yang bagus untuk kasus ikatan
ini Column loaded with silica/column medium Eluting solvent added to compact silica layer and to remove air bubbles Purple mixture as a thin layer is added to top of silica layer Eluting solvent added and eluted (purple layer separates into a red and blue layer) Eluting solvent added and eluted (red and blue layers separate further) Red layer collected (the faster moving layer) Blue layer collected (the slower moving layer) No more compounds are eluted, process ended Kelebihan Kromatografi Kolom Dapat digunakan untuk analisis dan aplikasi preparative. Digunakan untuk menentukan jumlah komponen campuran. Digunakan untuk memisahkan dan purifikasi
substansi Kekurangan Kromatografi Kolom Untuk mempersiapkan kolom dibutuhkan kemampuan teknik danmanual. Metode ini sangat membutuhkan
waktu yang lama (time
consuming) Aplikasi Kromatografi Kolom Dalam bidang bioteknologi, kromatografi mempunyai peranan yang sangat besar. misalnya dalam penentuan, baik kualitatif maupun kuantitatif,senyawa dalam protein. Protein sering dipilih karena ia sering
menjadi obyek molekul yang harus di
purified (dimurnikan) terutama untuk keperluan dalam bio farmasi Kromatografi juga bisa diaplikasikan dalam pemisahan molekul-molekul penting seperti asam nukleat, karbohidrat, lemak, vitamin dan molekul penting lainnya. Dengan data-data yang didapatkan dengan menggunakankromatografi ini, selanjutnya sebuah produk obat-obatan dapat ditingkatkanmutunya, dapat dipakai sebagai data awal untuk menghasilkan jenis obat baru, atau dapat pula dipakai untuk mengontrol kondisi obat tersebut sehingga bisa bertahan lama Dalam bidang clinical (klinik), teknik ini sangat bermanfaat terutama dalam menginvestigasi fluida badan seperti air liur. Dari air liur seorang pasien, dokter dapat mengetahui jenis penyakit yang sedang diderita pasien tersebut. Seorang perokok dapat diketahui apakah dia termasuk perokok beratatau ringan hanya dengan mengetahui konsentrasi CN (sianida) dari sampelair liurnya. Demikian halnya air kencing, darah dan fluida
badan lainnya bisamemberikan data yang
akurat dan cepat sehingga keberadaan suatu penyakitdalam tubuh manusia dapat dideteksi secara dini dan cepat.