Anda di halaman 1dari 21

ARSITEKTUR &

PERILAKU
MENTAL MAPPING AND
DEFENSIBLE SPACE

By
Cintia F.D Ludji Pau (1706090010)
Nadia C. Leo (1706090016)
Velisytha E. Baru ( 1706090085)
KOMPONEN UTAMA PEMBENTUK
LINGKUNGAN-PERILAKU
Setting/Latar Kelompok Pengguna

• Rumah
• Rumah
- Orangtua (40-60 tahun)
• Tempat Ibadah
- Orang muda (20-25
(Gereja)
tahun)
• Kampus
- Anak-anak (5-15 tahun)
• Tempat Ibadah (Gereja)
- Orangtua (30-70 tahun)
- Orang muda (20-29
tahun)
- Remaja (12-19 tahun)
- Anak-anak (<12 tahun)
• Kampus
SETTING
BEHAVIOUR

01 Pengertian Setting Perilaku

Seting perilaku merupakan suatu kondisi yang


menampilkan interaksi antara aktivitas dengan
tempat yang spesifik.

Setting perilaku dibentuk oleh dua unsur, yaitu


setting (sistem setting) dan system of activity
(sistem aktivitas/ kegiatan). Dengan demikian
sistem perilaku menampilkan kedua unsur
tersebut
CONTOH SETTING BEHAVIOUR
SETTING BEHAVIOUR (LINGKUNGAN RUMAH)

ASONGAN
T.TUNGG
U BEMO

T.OJEK

R. R.SAU
TETANG R. KIO
TETANG -DARA JALAN
-GA S
-GA UMUM
JEMUR
TEMPAT
-AN
SANTAI

KIOS RUMA TERAS


R.TETANG
-GA H
HOME
JALAN BASE
SETAPAK HALAMAN
KOPERASI
HOME
RANGE
T.FOT GEREJA
MINIMARKE ATM OCOP
T T.MAKAN Y
BATAS JALAN
LINGKUNGAN

BATAS RT
SETTING BEHAVIOUR (LINGKUNGAN GEREJA)

KOLAM
TOFA

PAUD R.PENG
GEREJA -URUS
RUMAH
TERAS PASTOR PENJUAL
I SAYUR
T. CUCI
MOTOR
KIOS GEREJ
GUDANG
A
TERAS
SEKOLA
HOME
H
BASE
PANG TEMPAT SANTA
-GUNG PARKIR ANGELA
HOME
JALAN RANGE
LINGKUNGA SEKOLAH
N (SD,SMP,SMA)
SALON BATAS
PAGAR
T. CETAK
BATAKO
BATAS RT
JALAN
RAYA
SETTING BEHAVIOUR (JURUSAN)

T.MESIN
TAMAN FAPERTA
P.MESIN
KANTIN
MESIN LAKER

TAMAN
L.FUTSA T.PARKIR
L KANTIN
LAKER
HALAMA
N ILKOM

T.ELEKT T.P
RO TENUN JURUS TAMBAN
PERPUS
IKAT -AN G

T. SIPIL
HOME
TEMPAT BASE
LAB. HALAM PERPUS
PARKIR
TEKNI AN
K HOME
KANTIN RANGE
HUKUM SIPIL FST

KIMIA,FISIKA
BATAS
, MTK BAK
JURUSAN
PERIKANAN
FISIP BATAS FST
ATM
G. PUSKOM FKIP
MENTAL
MAPPING

02 Pengertian Peta
Mental/Kognitif

Peta mental adalah sebuah proses yang


memungkinkan manusia untuk
mengumpulkan, mengorganisasi, menyimpan,
memanggil, serta mengutarakan kembali
informasi mengenai lokasi relatif dan tanda-
tanda tentang lingkungannya

Dengan peta mental, memungkinkan manusia


untuk lebih mudah beradaptasi dan mengenal
Unsur-Unsur dalam Peta Mental/Kognitif
MENTAL
MAPPING
Menurut Lynch (1960), unsur-unsur peta mental (dalam
lingkup kota/kawasan), terdiri dari: landmark, paths, node,
edges, dan district.

1. Landmark (tengara), merupakan bangunan atau


benda-benda
yang menyolok atau mudah terlihat dari pelbagai arah.
Contoh: monumen, gedung unik/khas
2. Paths (jalur), merupakan jalur-jalur atau jalan-jalan
yang menghubungkan pelbagai tempat. Contoh: jalan
raya, jalur pedestrian, gang

3. Node (titik temu), merupakan titik temu antar jalur


atau jalan. Contoh: simpang empat, pertigaan.
MENTAL
Unsur-Unsur dalam Peta Mental/Kognitif
MAPPING

4. Edges (batas), merupakan batas wilayah yang


membedakan antara satu wilayah dengan wilayah lainnya.
Contoh: permukiman yang dibatasi sungai, pagar

5. District (wilayah), merupakan wilayah-wilayah


homogen.
Contoh: pusat perdagangan, perkantoran, pendidikan.
PETA MENTAL/KOGNITIF (LYNCH, 1960): CONTOH PETA MENTAL/KOGNITIF:
PETA MENTAL/KOGNITIF (RUMAH NADIA):
B. Tirosa SPBU Liliba
H. Romyta

H. Amaris

H. Romyta

G.
Maranatha
SPBU Liliba
Undana

G.
P. Burung Distrik
Perdagangan
Hyperstore
Distrik
Campuran
Distrik
Perumahan
Distrik
Rumah RS. Leona Pendidikan
DEFENSIBLE
SPACE
03 Pengertian Defensible Space

Defensible space, merupakan suatu ruang atau


lingkungan yang mudah dikenali dan aktivitas di
dalamnya dapat dikendalikan secara optimal oleh
penghuninya
Defensible space, berguna untuk meningkatkan
kehidupan penghuninya, terutama dalam hal
menjamin keamanan para penghuni.

Defensible space, umumnya dibatasi oleh


penghalang-penghalang fisik dan simbolik
Karakteristik Lingkungan yang dapat
DEFENSIBLE
membentuk Defensible Space SPACE
(1) Adanya suatu hirarki yang jelas dari teritorialitas, yaitu dari publik
ke semi publik, dan dari semi privat ke privat. Penghalang teritori dapat
menggunakan penghalang fisik atau simbolis (tekstur dan cahaya buatan).

(2) Perletakan pintu dan jendela atau bukaan lain yang


memungkinkan pengawasan langsung dan alami.

(3) Penggunaan bentuk dan material bangunan yang tidak


mengundang adanya kriminalitas. Bentuk dan material bangunan
yang digunakan harus berhubungan positif dengan masyarakat

(4) Perletakan rumah tinggal dalam suatu area fungsional yang


memungkinkan para penghuni merasa aman atau tidak terancam.
Harus sesuai dengan zonasi atau peruntukan.
CONTOH DEFENSIBLE SPACE
DEFENSIBLE SPACE (RUMAH ):
DEFENSIBLE SPACE (TEMPAT IBADAH ):
DEFENSIBLE SPACE (KAMPUS):
DEFENSIBLE
KESIMPULAN
SPACE
Menurut konsep fenomena perilaku (teritorialitas) menurut Lang (1987), hubungan teritorialitas
dan ruang personal memunculkan 3 zona spasial yaitu :
- Ruang personal : pengguna (orangtua, orangmuda, remaja, dan anak-anak)
- Home base : Rumah, gereja dan kampus
- Home range : Batas jalan lingkungan, batas RT, batas pagar, batas jurusan, dan batas FST.

Sedangkan dalam desain lingkungan, terdapat 4 tipe teritori, yaitu :


- Attached Territory (“gelembung ruang” atau ruang personal) : orangtua, orangmuda, remaja, dan
anak-anak
- Central Territory (ruang privat seperti ruang tidur, ruang kerja) : rumah
- Supporting Territory (ruang semi privat/semi publik) : halaman rumah, halaman gereja, halaman
jurusan
- Peripheral Territory (ruang publik) : jalan lingkungan, jalan umum, FST

Anda mungkin juga menyukai