Anda di halaman 1dari 17

Stela Holderman

(1701080)
Frischy Julia .S (1701039)
Ahmad Zakaria
(1701132)
Laupa (1701234)
Fikri Adi (1701236)

KELOMPOK 1

CEKUNGAN JAWA BARAT,


UTAR - TIMUR
Cekungan ini terbentuk pada Oligosen Akhir yang berarah Timur
Barat hampir sejajar dengan Pulau Jawa (Van Bemmelen, 1949).

Secara geologi Cekungan Jawa Timur terbentuk karena proses


pengangkatan dan ketidakselarasan seperti penurunan muka air
laut dan pergerakan lempeng tektonik. Tahap awal pembentukan
cekungan tersebut ditandai dengan adanya half graben yang
dipengaruhi oleh struktur yang terbentuk sebelumnya. Tatanan
tektonik yang paling muda dipengaruhi oleh pergerakan
Lempeng Australia dan Sunda.
Gambar 3.1 Tumbukan lempeng samudera Jawa Timur dan Lempeng Sunda pada
Kapur Akhir sebagai awal tektonik pada daerah telitian (Koesoemadinata et al.,
1994)

Sejarah tektonik diawali dengan fase tektonik tarikan (exstensional tectonic) yang
terjadi antara interval Kapur Atas-Eosen Tengah, menghasilkan sesar- sesar tarik
yang membentuk sistem tinggian (horst) dan rendahan (graben) dengan orientasi
arah timur laut-barat daya.

 Gambar 3.2 Fase pertama berupa fase ekstensional pada Eosen-
Oligosen.
(Koesoemadinata et al., 1994)

Fase tektonik berikutnya berupa fase tekanan terjadi pada Miosen Tengah yang ditandai
oleh peristiwa penting di dalam distribusi sedimen dan penyebaran flora dan fauna, juga
oleh hiatus di daerah Cepu (Baumann, 1975 dalam Djuhaeni, 1997) dan dicirikan oleh
perubahan fasies, dari fasies transgresi menjadi fasies regresi di seluruh Zona Rembang
(Muin, 1985 dalam Djuhaeni, 1997) yang menyebabkan ketidakselarasan secara
regional.
 Gambar 3.3 Fase kedua berupa fase tekanan Miosen Tengah yang diikuti
oleh fase ketiga (fase tekanan Mio-Pliosen) menyebabkan inversi dari
graben
(Koesoemadinata et al., 1994)

 Fase tektonik ketiga merupakan aktifitas tektonik terbesar yang bersifat


tekanan dan berulang beberapa kali mulai Mio-Pliosen sampai dengan
Pleistosen, dimana mengaktifkan kembali sistem struktur sebelumnya
dengan mengakibatkan inversi dari graben berupa sesar-sesar turun dan
naik, disertai pengangkatan yang mengakibatkan kenampakan seperti
sekarang ini .
Cekungan jawa barat utara terbetuk pada zaman
oligocene sampai miocene

Adapun cara terbentuknya


cekungan yaitu :
1. Fase Tektonik Pertama
Pada awal tersier, mengalami
peristiwa tumbukan antara
lempeng Hindia dengan lempeng
Eurasia yang mengakibatkan
aktifnya sesar mendatar
menganan utama Kraton Sunda.
Sesar - sesar ini mengawali
pembentukan cekungan-cekungan
Tersier di Indonesia.
2. Fase Tektonik kedua
Terjadi pada permulaan
Neogen (Oligosen-Miosen)
dan dikenal sebagai Neogen
Compressional Wrenching.
Ditandai dengan
pembentukan sesar-sesar
geser akibat gaya kompresif
dari tumbukan Lempeng
Hindia-Australia.
3. Fase Tektonik Akhir
Fase tektonik akhir yang
terjadi adalah pada Pliosen-
Pleistosen, dimana terjadi
proses kompresi kembali
dan terbentuk perangkap-
perangkap struktur berupa
sesar-sesar naik di jalur
Selatan Cekungan Jawa
Barat Utara.
Kolom Stratigrafi Cekungan Jawa Barat Utara (Arpandi dan
Padmosukismo, 1975)
Petroleum system Cekungan Jawa Barat Utara (Budiyani dkk.1991).
Struktur utama Cekungan Jawa Barat Utara
(Reminton dan Pranyoto, 1985)
Formasi – formasi yang bertindak sebagai reservoar dalam cekungan Jawa Timur – Utara
adalah formasi Ngimbang, formasi Kujung, formasi Ngrayong, formasi Wonocolo, formasi
Tuban, formasi Mundu, formasi Paciran dan formasi Lidah

Terdapat 34 wilayah kerja yang aktif di Jawa Timur atau mencakup 15 % dari jumlah
seluruh wilayah kerja perminyakan di Indonesia.

13 dari wilayah kerja tersebut berstatus ekspolitasi atau sedang memproduksi Migas.
Sekian dan
Terimakasi

Anda mungkin juga menyukai