Anda di halaman 1dari 34

PRESENTASI KASUS FARMASI

DISENTRI BASILER DENGAN


DEHIDRAIS BERAT

NURUL HIDAYAH
G99172130
PENDAHULUAN

 Disentri basiler/shigellosis : suatu infeksi akut yang mengakibatkan radang


pada kolon,
 Etiologi : kuman genus Shigella
 Gejala : diare, adanya lendir dan darah dalam tinja, serta nyeri perut dan
tenesmus
 Shigellosis terjadi di seluruh dunia dan merupakan penyebab tersering
ketiga diare bakterial
 Gejala yang muncul pada disentri basiller bersifat berat dan kalau tidak
tertangani dengan baik maka dapat menyebabkan dehidrasi berat hingga
kematian.
DEFINISI
 Disentri basiler, shigellosis merupakan suatu infeksi akut yang
mengakibatkan radang pada kolon, yang disebabkan kuman genus
Shigella, yang ditandai gejala diare, adanya lendir dan darah dalam
tinja, serta nyeri perut dan tenesmus
EPIDEMIOLOGI

 200 juta kasus dan 650.000 kematian terjadi akibat disentri


basiler pada anak-anak di bawah umur 5 tahun.
 penyebab tersering ketiga diare bakterial di negara maju
ETIOLOGI

 kuman genus Shigella. Shigella adalah basil nonmotil, gram negatif, famili
enterobacteriaceae.
 ada 4 spesies shigella yaitu S. dysenteriae, S. flexneri, S. boydii, dan S. sonnei.
PATOGENESIS
 Shigella masuk ke dalam tubuh per oral. Karena mampu bertahan terhadap pH rendah,
Shigella dengan mudah melewati asam lambung. Terjadi invasi sel epitel kolon, yang diawali
dengan melekatnya bakteri, masuk sel dengan cara endositosis dan berada di sitoplasma.
Multiplikasi intraseluler menyebabkan kerusakan dan kematian sel yang akan berakibat
ulserasi mukosa. Kkemampuan membuat enterotoksin. Toksin berperan atas pathogenesis
komplikasi mikroangiopati, hemolytic uremic syndrome, thrombotic thrombocytopenic
purpura.
 Enterotoksin lain menyebabkan gangguan transportasi elektrolit dan menyebabkan sekresi
cairan ke lumen usus. Pada shigellosis permukaan epitel mengalami ulserasi yang ekstensif.
Dengan eksudat terdiri dari sel kolon yang terkelupas, leukosit PMN, eritrosit. Lamina
propria mengalami edema dan hemoragik, serta mengalami infiltrasi neutrofil dan sel
plasma. Ulserasi pada tempat tertentu menyerupai pseudomembran. Perubahan histologi
diduga akibat endotoksin kuman. Imunitas dapat timbul dan bersifat serotipe spesifik.
GEJALA KLINIS

 Defekasi sedikit-sedikit, terus menerus,


 sakit perut kolik
 Tenesmus
 Suhu badan tinggi, sakit kepala, nadi cepat.
 Sakit perut di sebelah kiri.
 Tinja biasanya encer, berlendir, warna kemerah-merahan atau
lendir bening, dan berdarah. Pada pemeriksaan mikroskopis
tinja dijumpai sel darah putih, sel darah merah, sel makrofag.
DEHIDRASI BERAT
DIAGNOSIS
 Anamnesis
 Pemeriksaan fisik :
 Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan tinja :
Makroskopis: Disentri amoeba dapat di tegakkan bila di temukan bentuk tropozoit dan kista dalam
tinja
Benzidin test
Mikroskopis: Leukosit fecal (petanda adanya kolitis ),darah fecal
Biakan tinja :
Media agar mc-conkey, xylose-lysinedioxycholate (XLD), agar SS.
Pemeriksaan darah rutin:
Leukositosis (5000-15000 sel/mm3), kadang ditemukan leukopenia.
PENATALAKSANAAN

1. Rehidrasi
2. Antibiotik
3. antidiare
DEHIDRASI BERAT

 Kekurangan cairan >9% dari kebutuhan normal/berat badan


 Terapi :
 Kebutuhan cairan : 112/100 x 30 sampai 40cc/kgBB/hari
 Dalam satu jam pertama 50% defisit cairan harus diberikan, setelah itu 3
jam berikutnya diberikan sisa defisit, selanjutnya diberikan sesuai dengan
kehilangan cairan melalui feses
ANTIBIOTIK

 WHO sekarang merekomendasikan bahwa kasus-kasus disentri


Shigella yang didiagnosis secara klinis diobati dengan
siprofloksasin sebagai pengobatan lini pertama, dan
pivmecillinam (tidak tersedia di Amerika Serikat), ceftriaxone,
atau azithromycin sebagai pengobatan lini kedua
Anti diare

 WHO telah memperkenalkan penggunaan Zinc selama 10-14


hari sebagai bagian dari program pengendalian penyakit diare
selain terapi rehidrasi oral
PENCEGAHAN

 Pencegahan terhadap penyakit ini dapat di lakukan dengan jalan:


 Memperhatikan pola hidup sehat dan bersih
 Menjaga kebersihan makanan dan minuman dari kontaminasi kotoran dan
serangga pembawa kuman
 Menjaga kebersihan lingkungan
 Membersihkan tangan dengan baik sesudah buang air besar atau sebelum makan
dan
 Mencegah terjadinya dehidrasi
PROGNOSIS

 Pada bentuk yang berat, angka kematian tinggi kecuali  bila mendapatkan
pengobatan dini. Namun, pada bentuk sedang, biasanya angka kematian rendah.
Bentuk dysentriae  biasanya berat dan masa penyembuhan lama, meskipun dalam
bentuk yg ringan.
KOMPLIKASI

 Dapat timbul komplikasi shigellosis:


 Ekstraintestinal terutama oleh S. dysenteriae tipe 1, S. flexneri
 Bakteremia pada AIDS
 Artritis: masa penyembuhan, sendi besar (lutut)
 Neuritis perifer, iritis, iridosiklitis, peritonitis jarang.
 Hemolytic Uremic Syndrome (HUS) dapat timbul akibat infeksi oleh S.
 dysenteriae tipe 1, dengan gejala:
 Oligouria, anuria yang progresif, gagal ginjal
 Penurunan hematokrit, anemia progresif
 Reaksi leukomoid, trombositopenia
 Hiponatremia, hipoglikemia
 Gejala susunan saraf pusat, ensefalopatia, perubahan kesadaran.
 (Tjokroprawiro, 2007).
STATUS PASIEN

 ANAMNESIS
 Identitas Pasien
 Nama : Ny. W  Status perkawinan : Menikah
 Umur : 25 tahun  Pendidikan : SMA
 Jenis kelamin : Perempuan  Pekerjaan : Buruh
 Alamat : Jebres  Tanggal Pemeriksaan : 8 Februari
2019
 Agama : Islam
 Suku : Jawa  No. RM : 011467XX
 Keluhan Utama
 BAB berdarah dan berlendir
 Riwayat Penyakit Sekarang
 Pasien datang dengan keluhan saat buang air besar tinja disertai darah dan lendir.
Keluhan sudah dirasakan sejak 1 hari ini, pasien mengaku diare dan bolak-balik
BAB mencret sebanyak + 7 kali hingga sebelum ke rumah sakit. Tinja berupa
ampas berwarna kuning, terdapat lendir dan darah. Selain itu pasien mengaku
demam. Pasien mengaku saat buang air besar terasa nyeri dan tinjanya berbau
busuk. Pasien juga merasa perut sebelah kirinya melilit. Pasien merasa lemas,
nafsu makan dan minum menurun, tenggorokan dan mulut terasa kering. Pasien
mengaku 1 hari yang lalu makan jajan di warung makan dekat rumah.
 Riwayat Penyakit pada Anggota Keluarga
 Riwayat kelainan serupa : (-)
 Riwayat alergi obat dan makanan : (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum Compos mentis, tampak sakit sedang, gizi kesan
cukup
Status gizi BB : 50 kg
TB : 155 cm
BMI : 20,81 kg/m2
Kesan : Status Gizi Normoweight
Tanda Vital Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 110x/menit, lemah
Frekuensi Respirasi : 24 x/menit
Suhu : 38,50C
Kulit Warna sawo matang, petechie (-), ikterik (-), turgor lambat,
hiperpigmentasi (-)
Kepala Bentuk mesocephal, rambut warna hitam,uban (+), mudah
rontok (-), luka (-), atrofi m.temporalis(-).
Mata Konjunctiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), perdarahan
subkonjugtiva (-/-), pupil isokor dengan diameter 3 mm/3
mm, reflek cahaya (+/+), edema palpebra (-/-), strabismus
(-/-), cekung (+/+)

Mulut Trismus (-), sianosis (-), gusi berdarah (-), kering (+), pucat
(-), lidah tifoid (-), papil lidah atrofi (-) stomatitis (-), luka
pada sudut bibir (-)
Leher JVP (R+2), trakea di tengah, simetris, pembesaran tiroid (-), pembesaran
limfonodi cervical (-), leher kaku (-)
Thorax Bentuk normochest, simetris, retraksi intercostal (-), atrofi m. Pectoralis (-),
ginecomasti (-), spider nevi (-) regio infra clavicula, pernafasan torakoabdominal,
sela iga melebar (-), pembesaran KGB axilla (-/-)
Jantung :  
Inspeksi Iktus kordis tidak tampak
Palpasi Iktus kordis tidak kuat angkat
Perkusi Batas jantung kanan atas : SIC II linea parasternalis dextra
Batas jantung kanan bawah : SIC IV linea parasternalis dekstra
Batas jantung kiri atas : SIC II linea parasternalis sinistra
Batas jantung kiri bawah : SIC V 1 cm medial linea medioklavicularis sinistra
Pinggang jantung : SIC II-III lateral parasternalis sinistra
Konfigurasi jantung kesan tidak melebar

Auskultasi : Bunyi jantung I-II murni, intensitas normal, reguler, bising (-), gallop (-).
 Pulmo :  
Depan    
Inspeksi Statis Normochest, simetris, sela iga tidak melebar
  Dinamis Pengembangan dada kanan = kiri, sela iga tidak
melebar, retraksi intercostal (-)
Palpasi Statis Simetris
  Dinamis Pergerakan dada ka = ki, penanjakan dada ka = ki,
fremitus raba kanan = kiri
Perkusi Kiri Sonor
  Kanan Sonor
Auskultasi Kanan Suara dasar vesikuler intensitas normal, suara tambahan
wheezing (-), ronchi basah kasar (-) basal paru, ronchi
basah halus (-), krepitasi (-)
  Kiri Suara dasar vesikuler intensitas meningkat, suara
tambahan wheezing (-), ronchi basah kasar (-), ronchi
basah halus (-), krepitasi (-)
Belakang    
Inspeksi Statis Normochest, simetris, sela iga tidak melebar, iga mendatar

  Dinamis Pengembangan dada simetris kanan = kiri, sela iga tidak melebar,
retraksi interkostal (-)
Palpasi Statis Dada kanan dan kiri simetris, sela iga tidak melebar, retraksi (-),

  Dinamis Pergerakan kanan = kiri, simetris, fremitus raba kanan = kiri,


penanjakan dada kanan = kiri
Perkusi   Sonor /Sonor
Auskultasi Kanan Suara dasar vesikuler meningkat, wheezing(-), ronchi basah kasar
(-), ronchi basah halus (-), krepitasi (-)

  Kiri Suara dasar vesikuler intensitas normal, wheezing(-), ronchi basah


kasar (-), ronchi basah halus (-), krepitasi (-)
Punggung kifosis (-), lordosis (-), skoliosis (-), nyeri ketok
kostovertebra (-),
Abdomen  
Inspeksi Dinding perut sejajardinding thorak, bekas luka operasi (-),
venektasi (-), sikatrik (-), stria (-), caput medusae (-)

Auscultasi Peristaltik (+) meningkat, bruit hepar (-), bising


epigastrium (-)
Perkusi Perut keras seperti papan (-), timpani, pekak sisi (-), pekak
alih (-),undulasi (-), area trobe tymphani, NKCV (-/-)

Palpasi Perut keras seperti papan (-), nyeri tekan (+) perut sebelah
kiri, hepar/ lien sulit dievaluasi.
K. Genitourinaria Ulkus (-), sekret (-), tanda-tanda radang (-), nyeri (-)

L. Ekstremitas  
  Edema (-), kaku (-), sianosis (-), pucat (-), akral dingin (-),
luka (-), deformitas (-), ikterik (-) petechie (-), Spoon nail
(-)kuku pucat (-),clubing finger (-), hiperpigmentasi (-),
palmar eritema (-), CRT .>4 detik
 Diagnosis Banding
Disentri Basiler
Disentri Amoeba

 Diagnosis
Disentri Basiler
TUJUAN TERAPI

 Memperbaiki keadaan umum


 Menangani kegawatan
TERAPI

 IVFD Ringer lactat


 Ciprofloxacin 2 x 500 mg p.o selama 5 hari
 Parasetamol 3 x 500 mg p.o
PENULISAN RESEP
CAIRAN INFUS RINGER LACTAT

 Komposisi (mmol/100ml) : Na = 130-140, K = 4-5, Ca = 2-3, Cl = 109-110, Basa = 28-30 mEq/l.


 Kemasan : 500, 1000 ml.
 Cara Kerja Obat : keunggulan terpenting dari larutan Ringer Laktat adalah komposisi elektrolit dan konsentrasinya yang
sangat serupa dengan yang dikandung cairan ekstraseluler. Natrium merupakan kation utama dari plasma darah dan
menentukan tekanan osmotik. Klorida merupakan anion utama di plasma darah. Kalium merupakan kation terpenting di
intraseluler dan berfungsi untuk konduksi saraf dan otot. Elektrolit-elektrolit ini dibutuhkan untuk menggantikan
kehilangan cairan pada dehidrasi dan syok hipovolemik termasuk syok perdarahan.
 Indikasi : mengembalikan keseimbangan elektrolit pada keadaan dehidrasi dan syok hipovolemik. Ringer laktat menjadi
kurang disukai karena menyebabkan hiperkloremia dan asidosis metabolik, karena akan menyebabkan penumpukan asam
laktat yang tinggi akibat metabolisme anaerob.
 Kontraindikasi : hipernatremia, kelainan ginjal, kerusakan sel hati, asidosis laktat.
 Adverse Reaction : edema jaringan pada penggunaan volume yang besar, biasanya paru-paru.
 Peringatan dan Perhatian : ”Not for use in the treatment of lactic acidosis”. Hati-hati pemberian pada penderita edema
perifer pulmoner, heart failure/impaired renal function & pre-eklamsia.
CIPROFLOXACIN TAB
 Ciprofloxacin merupakan bakterisid dengan mekanisme kerja menghambat relaksasi DNA, menghambat girase DNA pada organisme
yang rentan, dan mempromosikan kerusakan DNA beruntai ganda. Digunakan pada kasus infeksi tulang, saluran kemih, diare, infeksi
saluran napas bawah, dan kulit. Pada infeksi shigella dosis yang dianjurkan 2 x 500 mg perhari selama 5-7 hari p.o, atau 2g single dose.
 Farmakokinetik/farmakodinamik :
Absorpsi :
Bioavaibilitas : 50-85%
Peak plasma time : immediate release : 0,5-2 hari; extended release : 1-2,5 hari
Distribusi :
Didistribusikan secara luas ke seluruh tubuh; terutama pada ginjal, kantong empedu, hati, paru-paru, jaringan ginekologi, dan jaringan
prostat; konsentrasi cairan serebrospinal (CSF) adalah 10% pada meninges noninflamed dan 14-37% pada meninge yang meradang;
melintasi plasenta; memasuki ASI
Terikat Protein: 20-40%
Vd: 2.1-2.7 L / kg
Metabolisme :
Dimetabolisme di hepar, enzime inhibitor : CYP1A2
Eliminasi :
PARASETAMOL TAB

 Parasetamol merupakan obat analgetik dan antipiretik simptomatik. Sifat


antipiretik disebabkan oleh gugus aminobenzen dan mekanismenya diduga
berdasarkan efek sentral. Efek analgetik parasetamol dapat menghilangkan rasa
nyeri ringan sampai sedang. Sedangkan efek antiinflamasinya sangat lemah.
Relatif aman penggunaannya dalam dosis terapi. Dosis dewasa 3-4 x 500 mg/ hari.
Dosis anak 10 mg/kgBB/per kali pemberian.

Anda mungkin juga menyukai