Anda di halaman 1dari 17

EUTHANASIA

KELOMPOK 1
Abdul Aziz Farid
Desi Mayang Sari
Farah Salsabilah
Lahfa Aziza Isna Fitria
Ranti Nurhayati
Sendi Rahmawati
Yolanda Oktapiani
Pengertian Euthanasia

Di dunia etik kedokteran kata euthanasia diartikan secara


harfiah akan memiliki arti “mati baik”. Di dalam bukunya
seorang penulis Yunani bernama Suetonius menjelaskan
arti euthanasia sebagai “mati cepat tanpa derita”.
Euthanasia Studi Grup dari KNMG Holland (Ikatan Dokter
Belanda) menyatakan: “Euthanasia adalah perbuatan
dengan sengaja untuk tidak melakukan sesuatu untuk
memperpanjang hidup seorang pasien atau sengaja
melakukan sesuatu untuk memperpendek atau mengakhiri
hidup seorang pasien, dan semua ini dilakukan khusus untuk
kepentingan pasien itu sendiri”.
Klasifikasi euthanasia

Dilihat dari orang yang membuat keputusan


euthanasia. Dr. Veronica Komalawati, S.H., M.H.,
mengatakan bahwa euthanasia dapat dibedakan
menjadi:
 Euthanasia aktif
 Euthanasia pasif
 Autoeuthanasia
Euthanasia Aktif
Tindakan secara sengaja yang
dilakukan dokter atau tenaga kesehatan
lain untuk memperpendek atau
mengakhiri hidup si pasien. Misalnya,
memberi tablet sianida atau
menyuntikkan zat-zat berbahaya ke tubuh
pasien.
Euthanasia Pasif

Dokter atau tenaga kesehatan lain secara sengaja tidak


(lagi) memberikan bantuan medis yang dapat
memperpanjang hidup pasien. Misalnya tidak
memberikan bantuan oksigen bagi pasien yang
mengalami kesulitan dalam pernapasan atau tidak
memberikan antibiotika kepada penderita pneumonia
berat, dan melakukan kasus malpraktik. Disebabkan
ketidaktahuan pasien dan keluarga pasien, secara tidak
langsung medis melakukan euthanasia dengan mencabut
peralatan yang membantunya untuk bertahan hidup.
Autoeuthanasia
Seorang pasien menolak secara tegas
dengan sadar untuk menerima perawatan
medis dan ia mengetahui bahwa itu akan
memperpendek atau mengakhiri
hidupnya. Dengan penolakan tersebut, ia
membuat sebuah codicil (pernyataan
tertulis tangan). Autoeuthanasia pada
dasarnya adalah euthanasia atas
permintaas sendiri (APS).
Bila ditinjau dari cara pelaksanaannya

Euthanasia Agresif Euthanasia Non Agresif


Disebut juga eutanasia aktif, Kadang juga disebut eutanasia
otomatis (autoeuthanasia)
adalah suatu tindakan digolongkan sebagai eutanasia
secara sengaja yang negatif, yaitu kondisi dimana
dilakukan oleh dokter atau seorang pasien menolak secara
tenaga kesehatan lainnya tegas dan dengan sadar untuk
menerima perawatan medis
untuk mempersingkat atau meskipun mengetahui bahwa
mengakhiri hidup seorang penolakannya akan memperpendek
pasien. atau mengakhiri hidupnya.
Eutanasia ditinjau dari sudut
tujuan :

• Berdasarkan belas kasihan (mercy


killing)
• Pembunuhan eutanasia hewan
• Eutanasia berdasarkan bantuan
dokter, ini adalah bentuk lain
daripada eutanasia agresif secara
sukarela.
Hak pasien dan pembatasannya

Penghormatan hak pasien untuk penentuan


nasib sendiri masih memerlukan pertimbangan
dari seorang dokter terhadap pengobatannya. Hal
ini berarti para dokter harus mendahulukan proses
pembuatan keputusan yang normal dan berusaha
bertindak sesuai dengan kemauan pasien sehingga
keputusan dapat diambil berdasarkan
pertimbangan yang matang.
Kewajiban perawat dalam
kasus euthanasia

 Memfasilitasi klien dalam


memenuhi kebutuhan dasarnya.
 Membantu proses adaptasi klien
terhadap penyakit / masalah yang
sedang dihadapinya.
 Mengoptimalkan system dukungan.
 Membantu klien untuk lebih
mendekatkan diri kepada tuhan
yang maha esa sesuai dengan
keyakinannya.
Aspek euthanasia

• Aspek Hukum
• Aspek Hak Asasi
• Aspek Ilmu Pengetahuan
• Aspek Agama
Aspek Hukum

Undang undang yang tertulis dalam KUHP


pidana hanya melihat dari dokter sebagai
pelaku utama euthanasia, khususnya
euthanasia aktif dan dianggap sebagai suatu
pembunuhan berencana, atau dengan sengaja
menghilangkan nyawa seseorang .
Aspek Hak Asasi

Hak asasi manusia selalu dikaitkan dengan hak


hidup, damai dan sebagainya. Tapi tidak tercantum
dengan jelas adanya hak seseorang untuk mati.
Mati sepertinya justru dihubungkan dengan
pelanggaran hak asasi manusia.
Aspek Ilmu Pengetahuan

Pengetahuan kedokteran dapat


memperkirakan kemungkinan
keberhasilan upaya tindakan medis
untuk mencapai kesembuhan atau
pengurangan penderitaan pasien.
Apabila secara ilmu kedokteran hampir
tidak ada kemungkinan untuk
mendapatkan kesembuhan ataupun
pengurangan penderitaan.
Aspek Agama
Kelahiran dan kematian merupakan hak dari
Tuhan sehingga tidak ada seorangpun di dunia
ini yang mempunyai hak untuk
memperpanjang atau memperpendek umurnya
sendiri. Pernyataan ini menurut ahli ahli agama
secara tegas melarang tindakan euthanasia,
apapun alasannya. Dokter bisa dikategorikan
melakukan dosa besar dan melawan kehendak
Tuhan yaitu memperpendek umur. Orang yang
menghendaki euthanasia, walaupun dengan
penuh penderitaan bahkan kadang kadang
dalam keadaan sekarat dapat dikategorikan
putus asa, dan putus asa tidak berkenan
dihadapan Tuhan.
Euthanasia dipandang dari aspek hukum di
Indonesia

Pasal 344 KUHP Pasal 338 KUHP


barang siapa menghilangkan barang siapa dngan sengaja
jiwa orang lain atas menhilangkan jiwa orang lain,
permintaan orang itu sendiri, dihukum karena makar mati,
yang disebutnya dengan nyata dengan penjara selama-
dan sungguh-sungguh, lamanya lima belas tahun.
dihukum penjara selama-
lamanya dua belas tahun.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai