Anda di halaman 1dari 18

Peraturan Per-UU-an

Ketenaga-kerjaan
(UU 13, 2003 Ketenaga-kerjaan)

- Keselamatan & Kesehatan Kerja


(UU 1, 1970 – Keselamatan Kerja)

- Serikat Kerja
(UU 21, 2000 Serikat Pekerja)

- Jaminan Sosial Tenaga Kerja


(UU 3, 1992 tentang Jamsostek)
(PP 28, 2002 tentang Penyelenggaraan Jamsostek)

1
-

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial


(BPJS)
(UU 24, 2011 BPJS);
1 Jan. 2014 PT, Jamsostek (Persero) berubah menjadi
Badan Hukum Publik yaitu BPJS;

- menyelenggarakan program jaminan sosial tenaga


kerja, yang meliputi JKK, JKM, JHT dengan penambahan
Jaminan Pensiun mulai 1 Juli 2015.

2
Aspek Hukum pada
Ketenagakerjaan
• Struktur Tenaga Kerja Nasional
– Pegawai tetap (minor) dan tenaga lepas (major)
– Tenaga ahli & Tenaga Terampil (UU 2, 2017 Jasa Konstruksi))
– Insinyur (UU 11, 2014 Keinsinyuran)
– Tenaga terampil : TK terlatih (skilled) dan TK biasa/tidak terlatih (unskilled)
– Sumber tenaga kerja

• Aspek Legal Perlindungan Tenaga Kerja (UU 1, 1970 Keselamatan


Kerja)
– Praktek pelaksanaan pekerjaan di lapangan
– Sistem dan program K3
– Sistem pengupahan
– Hak untuk menjadi pekerja (tanpa diskriminasi)
– Hubungan Pekerja
• Antar pekerja
• Pekerja – penyelia
• Pekerja – pengusaha
• Pekerja – pemilik proyek
• Pekerja – badan luar

3
Dasar Hukum
1. Norma Dasar :
UUD 1945 Psl 27 ayat (2) dan Psl 28D ayat (2)
2. UU No. 3 Thn 1951 ttg Pengawasan Perburuhan
3. UU No. 1 Thn 1970 ttg Keselamatan Kerja
4. UU No. 13 Thn 2003 ttg Ketenagakerjaan
5. UU No. 20 Thn 1999 ttg Pengesahan Konvensi ILO No. 138 Thn 1947
mengenai Usia Minimum
6. UU No. 1 Thn 2000 ttg Pengesahan Konvensi ILO No. 182 Thn 1947 mengenai
Penghapusan Pekerjaan Terburuk untuk Anak.
7. UU No. 21 Thn 2003 ttg Pengesahan Konvensi ILO No. 81 Thn 1947 mengenai
Pengawasan Ketenagakerjaan dlm Industri dan Perdagangan
8. UU 24, 2011 tentang BPJS menggantikan UU 3, 1992 tentang Jamsostek dan
PP 28, 2002 tentang Penyelenggaraan Jamsostek.
9. UU 21, 2000 tentang Serikat Pekerja.
Undang-undang No 13
Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan

25 Maret 2003

5
Pertimbangan
• Peran dan kedudukan tenaga kerja
yang penting sebagai pelaku dan
tujuan pembangunan
• Peningkatan kualitas tenaga kerja
melalui perlindungan tenaga kerja
berikut keluarganya
• Jaminan hak-hak dasar buruh

6
Ketentuan Umum
• Ketenagakerjaan adalah segala sesuatu yang berhubungan
dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama dan sesudah
masa kerja
• Pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima
upah atau imbalan dalam bentuk lain
• Pengusaha & Perusahaan
• Pelatihan adalah seluruh kegiatan untuk memberi, memperoleh,
meningkatkan serta mengembangkan potensi kerja, produktivitas,
disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat keahlian dan
keterampilan tertentu.
• Kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang
memcakup aspek pengetahuan dan keterampilan dan etika
• Pemagangan: bagian dari sistem pelatihan di bawah bimbungan
dan pengawasan instruktur

7
Ketentuan Umum
• Perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja dengan
pengusaha atau pemberi kerja yang memenuhi syarat-
syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak
• Hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha
dengan pekerja berdasarkan perjanjian kerja yang
mempunyai unsur pekerjaan, upah dan perintah
• Hubungan industrial adalah sistem hubungan yang
terbentuk antara para pelaku dalam produksi barang/jasa
yang terdiri dari unsur pengusaha, pekerja dan pemerintah
yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan UUD 45
• Serikat Pekerja
• Lembaga Kerjasama Bipartit
• Lembaga Kerjasama Tripartit
• Mogok Kerja (oleh pekerja)
• Penutupan Perusahaan (lock out)

8
Struktur UU 13 - 2003 193 Pasal
• Bab I Ketentuan Umum
• Bab II Landasan, Azas dan Tujuan
• Bab III Kesempatan dan Perlakuan yang Sama
• Bab IV Perencanaan Tenaga Kerja dan Informasi Ketenagakerjaan

• Bab V Pelatihan Kerja


• Bab VI Penempatan Tenaga Kerja
• Bab VII Perluasan Kesempatan Kerja
• Bab VIII Penggunaan Tenaga Kerja Asing
• Bab IX Hubungan Kerja
• Bab X Perlindungan, Pengupahan dan Kesejahteraan
• Bab XI Hubungan Industrial
• Bab XII Pemutusan Hubungan Kerja
• Bab XIII Pembinaan
• Bab XIV Pengawasan
• Bab XV Penyidikan
• Bab XVI Ketentuan Pidana dan Sanksi Administratif
• Bab XVII Ketentuan Peralihan
• Bab XVIII Ketentuan Penutup

9
Peraturan Perundangan Lain
• UU no 21 tahun 2000 tentang SERIKAT PEKERJA
• UU no 20 tahun 1999 tentang PENGESAHAN
KONVENSI ILO no 138 – Usia Minimum
• UU no 1 tahun 2000 tentang PENGESAHAN
KONVENSI ILO no 182 – Pekerjaan anak.
• PP no 28 tahun 2002 tentang Perubahan ketiga
atas PP 14 /1993 tentang Penyelenggaraan
Program JAMSOKTEK
• Lainnya, seperti UMP

10
JAMSOSTEK
• Program Jaminan Sosial Tenaga
Kerja merupakan program
perlindungan dasar bagi pekerja
dan keluarganya
• Bukan merupakan asuransi tetapi
semacam Social Security Program

11
Peraturan Perundangan Tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Tujuan:
• Menciptakan kondisi kerja yang menjamin
keselamatan dan kesehatan kerja
• Memberikan jaminan kompensasi terhadap
kecelakaan kerja
– Asuransi kesehatan dan kecelakaan kerja
– Jaminan hari tua / tidak bekerja
– Jaminan sosial tenaga kerja (JAMSOSTEK)

12
Peraturan Perundangan Tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

• UU no 1 1970 tentang keselamatan kerja


• Permen NakerTrans no 01/MEN/1980 tentang K3 pada
Konstruksi Bangunan
• UU no 3 1992 tentang JAMSOSTEK
• PP no 14 1993 tentang Penyelenggaraan JAMSOSTEK
• Permen Naker no Per-05/MEN/1993 tentang JUKNIS
Pendaftaran, Pembayaran Iuran dan Santunan
JAMSOSTEK
• Keppres no 21 1993 tentang Penyakit yang Timbul
Karena Hubungan Kerja
• SKB Mendagri-MTK S.K. 585-20 no. KEP-05/MEN/1984
30/KPTS/1984
• SKB MTK-PU no KEP-07/MEN/1984 30/KPTS/1984
13
UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1970
TENTANG KESELAMATAN KERJA
SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA
 Pasal 3
(1)Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat
keselamatan kerja untuk:
a. mencegah dan mengurangi kecelakaan;
b. mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
c. mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
d. memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya;
e. memberi pertolongan pada kecelakaan;
f. memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
g. mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya
suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan
angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan getaran;
h. mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja
baik physik maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1970
TENTANG KESELAMATAN KERJA
i. memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai
j. menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
k. menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
l. memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
m. memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja,
lingkungan, cara dan proses kerjanya;
n. mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang,
binatang, tanaman atau barang;
o. mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
p. mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar
muat, perlakuan dan penyimpanan barang;
q. mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
r. menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan
pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi
bertambah tinggi.
S U R A T E D A R A N MENTERI PU
Nomor : 03/SE/M/2005
Perihal: Penyelenggaraan Jasa Konstruksi untuk Instansi
Pemerintah TA 2005

6. Penyelenggaraan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


a. Pengguna jasa dan penyedia jasa dalam kegiatan pekerjaan
konstruksi wajib memenuhi ketentuan peraturan perundang-
undangan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang
berlaku termasuk SKB Menaker dan Menteri PU No.
KEP.174/MEN/86 dan 104/KPTS/1986 tentang tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Pada Tempat Kegiatan Konstruksi.
b. Pengguna jasa mempunyai kewajiban:
i. Melaksanakan pengawasan terhadap penyelenggaraan K3 yang dilakukan
oleh penyedia jasa.
ii. Menghentikan pekerjaan apabila pekerjaan tersebut dilaksanakan
menyimpang dari ketentuan tersebut pada huruf a.
iii. Melaporkan segera apabila terjadi kecelakaan kerja kepada atasan
langsungnya.
c. Penyedia jasa bertanggung jawab apabila terjadi kecelakaan dan
gangguan kesehatan para pekerja di tempat kerja selama kegiatan
pekerjaan konstruksi berlangsung.
d. Pengguna jasa bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan
kerja, apabila ketentuan huruf a. tidak dilaksanakan oleh penyedia
jasa.
Sistem Manajemen Keselamatan Kerja (SMKK)
(UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2003 TENTANG
KETENAGAKERJAAN)
Paragraf 5
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pasal 86
(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk
memperoleh perlindungan atas:
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat
manusia serta nilai-nilai agama.
(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh
guna mewujudkan produktivitas kerja yang
optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan
kesehatan kerja.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sistem Manajemen Keselamatan Kerja (SMKK)
(UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2003 TENTANG
KETENAGAKERJAAN)

Pasal 87
(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan
sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja yang terintegrasi
dengan sistem manajemen perusahaan.
(2) Ketentuan mengenai penerapan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai