Ketenaga-kerjaan
(UU 13, 2003 Ketenaga-kerjaan)
- Serikat Kerja
(UU 21, 2000 Serikat Pekerja)
1
-
2
Aspek Hukum pada
Ketenagakerjaan
• Struktur Tenaga Kerja Nasional
– Pegawai tetap (minor) dan tenaga lepas (major)
– Tenaga ahli & Tenaga Terampil (UU 2, 2017 Jasa Konstruksi))
– Insinyur (UU 11, 2014 Keinsinyuran)
– Tenaga terampil : TK terlatih (skilled) dan TK biasa/tidak terlatih (unskilled)
– Sumber tenaga kerja
3
Dasar Hukum
1. Norma Dasar :
UUD 1945 Psl 27 ayat (2) dan Psl 28D ayat (2)
2. UU No. 3 Thn 1951 ttg Pengawasan Perburuhan
3. UU No. 1 Thn 1970 ttg Keselamatan Kerja
4. UU No. 13 Thn 2003 ttg Ketenagakerjaan
5. UU No. 20 Thn 1999 ttg Pengesahan Konvensi ILO No. 138 Thn 1947
mengenai Usia Minimum
6. UU No. 1 Thn 2000 ttg Pengesahan Konvensi ILO No. 182 Thn 1947 mengenai
Penghapusan Pekerjaan Terburuk untuk Anak.
7. UU No. 21 Thn 2003 ttg Pengesahan Konvensi ILO No. 81 Thn 1947 mengenai
Pengawasan Ketenagakerjaan dlm Industri dan Perdagangan
8. UU 24, 2011 tentang BPJS menggantikan UU 3, 1992 tentang Jamsostek dan
PP 28, 2002 tentang Penyelenggaraan Jamsostek.
9. UU 21, 2000 tentang Serikat Pekerja.
Undang-undang No 13
Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan
25 Maret 2003
5
Pertimbangan
• Peran dan kedudukan tenaga kerja
yang penting sebagai pelaku dan
tujuan pembangunan
• Peningkatan kualitas tenaga kerja
melalui perlindungan tenaga kerja
berikut keluarganya
• Jaminan hak-hak dasar buruh
6
Ketentuan Umum
• Ketenagakerjaan adalah segala sesuatu yang berhubungan
dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama dan sesudah
masa kerja
• Pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima
upah atau imbalan dalam bentuk lain
• Pengusaha & Perusahaan
• Pelatihan adalah seluruh kegiatan untuk memberi, memperoleh,
meningkatkan serta mengembangkan potensi kerja, produktivitas,
disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat keahlian dan
keterampilan tertentu.
• Kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang
memcakup aspek pengetahuan dan keterampilan dan etika
• Pemagangan: bagian dari sistem pelatihan di bawah bimbungan
dan pengawasan instruktur
7
Ketentuan Umum
• Perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja dengan
pengusaha atau pemberi kerja yang memenuhi syarat-
syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak
• Hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha
dengan pekerja berdasarkan perjanjian kerja yang
mempunyai unsur pekerjaan, upah dan perintah
• Hubungan industrial adalah sistem hubungan yang
terbentuk antara para pelaku dalam produksi barang/jasa
yang terdiri dari unsur pengusaha, pekerja dan pemerintah
yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan UUD 45
• Serikat Pekerja
• Lembaga Kerjasama Bipartit
• Lembaga Kerjasama Tripartit
• Mogok Kerja (oleh pekerja)
• Penutupan Perusahaan (lock out)
8
Struktur UU 13 - 2003 193 Pasal
• Bab I Ketentuan Umum
• Bab II Landasan, Azas dan Tujuan
• Bab III Kesempatan dan Perlakuan yang Sama
• Bab IV Perencanaan Tenaga Kerja dan Informasi Ketenagakerjaan
9
Peraturan Perundangan Lain
• UU no 21 tahun 2000 tentang SERIKAT PEKERJA
• UU no 20 tahun 1999 tentang PENGESAHAN
KONVENSI ILO no 138 – Usia Minimum
• UU no 1 tahun 2000 tentang PENGESAHAN
KONVENSI ILO no 182 – Pekerjaan anak.
• PP no 28 tahun 2002 tentang Perubahan ketiga
atas PP 14 /1993 tentang Penyelenggaraan
Program JAMSOKTEK
• Lainnya, seperti UMP
10
JAMSOSTEK
• Program Jaminan Sosial Tenaga
Kerja merupakan program
perlindungan dasar bagi pekerja
dan keluarganya
• Bukan merupakan asuransi tetapi
semacam Social Security Program
11
Peraturan Perundangan Tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Tujuan:
• Menciptakan kondisi kerja yang menjamin
keselamatan dan kesehatan kerja
• Memberikan jaminan kompensasi terhadap
kecelakaan kerja
– Asuransi kesehatan dan kecelakaan kerja
– Jaminan hari tua / tidak bekerja
– Jaminan sosial tenaga kerja (JAMSOSTEK)
12
Peraturan Perundangan Tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Pasal 87
(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan
sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja yang terintegrasi
dengan sistem manajemen perusahaan.
(2) Ketentuan mengenai penerapan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.