Anda di halaman 1dari 23

Auzia Rahmatillah, S.Pd.

I
Tutor PAUD An-Nurma Cikondang
Cilograng, Maret 2020
 berkarakter adalah berkepribadian,
berperilaku, bersifat, bertabiat, dan
berwatak. Karakter mengacu kepada
serangkaian sikap (attitudes), perilaku
(behaviors), motivasi (motivations), dan
keterampilan (skills). Selain itu, karakter,
khususnya karakter yang baik, tidak berdiri
sendiri melainkan merupakan suatu
rangkaian dari perbuatan yang tidak hanya
ditujukan kepada diri sendiri melainkan juga
perbuatan yang berhubungan dengan orang
lain
 Karakter bukanlah sesuatu yang
sepenuhnya bersifat genetik atau
turunan sehingga untuk membentuk
karakter harus melalui proses
pembelajaran dan pembiasaan atau
pelatihan secara terus menenerus.
Terkait dengan karakter maka yang
dilatih dan dibentuk adalah
kebiasaan dalam berpikir, merasa,
dan senantiasa berbuat baik dalam
kehidupan sehari-hari.
 Karakter menunjukkan siapa kita
sebenarnya dan menentukan bagaimana
seseorang membuat keputusan. Karakter
juga menentukan sikap, perkataan, dan
tindakan seseorang dimana hal-hal
tersebut dapat membantu untuk
mencapai kesuksesan. Pembentukan
karakter individu pada umumnya melalui
berbagai proses dimana banyak faktor
yang berperan selama proses
pembentukan karakter berlangsung.
 Interaksi seseorang dengan orang lain
menumbuhkan karakter masyarakat dan karakter
bangsa. V. Campbell dan R. Obligasi (1982)
menyatakan ada beberapa faktor yang
berpengaruh dalam pembentukan karakter
seseorang, yaitu:
 1) Faktor keturunan
 2) Pengalaman masa kanak-kanak
 3) Pemodelan oleh orang dewasa atau orang yang
lebih tua
 4) Pengaruh lingkungan sebaya
 5) Lingkungan fisik dan sosial
 6) Subtansi materi di sekolah atau lembaga
pendidikan lain
 7) Media massa
 Banyak perilaku guru yang dapat
membunuh karakter anak, yaitu
dengan membuat anak merasa
rendah diri. Seorang guru yang
tidak pernah memberi pujian atau
kata-kata positif, kecuali cemoohan
dan kata-kata negatif akan memuat
muridnya menjadi tidak percaya
diri. Rasa tidak percaya diri yang
telah terbentuk sejak anak usia dini
akan terbawa sampai dewasa
 Knowing the good, anak tidak hanya
mengetahui tentang hal-hal yang
baik, tetapi mereka juga memahami
perlunya melakukan hal-hal yang
baik.
 Feeling the good, membangkitkan
rasa cinta anak untuk melakukan hal-
hal yang baik dan berlatih merasakan
efek dari perbuatan baiknya.
 Acting the good, anak dilatih dan
dibiasakan untuk berbuat mulia.
(Ratna Megawangi)
1. Kecintaan 8. Hormat dan sopan
terhadap Tuhan santun
Yang Maha Esa
9. Tanggung Jawab
2. Kejujuran
10. Kerja keras
3. Disiplin
11. Kepemimpinan
4. Toleransi dan
cinta damai 12. Kreatif
5. Percaya diri 13. Rendah hati
6. Mandiri 14. Peduli lingkungan
7. Tolong 15. Cinta bangsa dan
menolong, tanah air
kerjasama, dan
gotong royong.
• Dibangun berdasarkan prinsip-
prinsip pengembangan anak secara
bertahap sesuai DAP
(Developmentally Appropriate
Practice), menyeluruh, berulang dan
terintegrasi.
• Dilaksanakan melalui kegiatan
bermain dengan menggunakan alat-
alat bermain yang sesuai dengan
perkembangan anak.
• Menekankan pada proses perkembangan
anak daripada hasil.
• Pendekatan individual diutamakan dengan
memperhatikan tingkat perkembangan
setiap anak.
• Melalui contoh dan keteladanan dari orang
dewasa yang ada disekitar anak (tenaga
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua
dan masyarakat)
• Menekankan pada proses interaksi anak
dengan orang dewasa, teman sebaya dan
lingkungan sekitarnya.
 Pendidik menjadikan dirinya sebagai
figur teladan yang berakhlak mulia,
antara lain berbuat baik, santun,
berprasangka baik, dan memiliki
semangat.
 Pendidik mengutamakan tujuan
pengembangan karakter anak didiknya
dalam penerapan proses pendidikan
 Pendidik senantiasa mengadakan dialog
terbuka secara bijak tentang isu moral
dengan anak didiknya, tentang
bagaimana seharusnya menjalankan
hidup, serta menjelaskan apa yang baik
dan apa yang buruk.
 Pendidik menumbuhkan rasa empati
anak, yaitu dengan mengajak anak
merasakan apa yang dirasakan orang
lain.
 Pendidik mengintegrasikan nilai-nilai
pendidikan karakter dalam semua
aktivitas pembelajaran.
 Pendidik menciptakan suasana
lingkungan yang mendukung tumbuhnya
nilai-nilai karakter dalam diri anak.
 Pendidik membangun serangkaian
aktivitas penerapan nilai-nilai karakter di
rumah, di sekolah, dan di masyarakat
sekitarnya
Penanaman nilai-nilai karakter diberikan
melalui keteladanan, pembiasaan, dan
pengulangan dalam kehidupan sehari-
hari dalam suasana dan lingkungan
yang aman dan nyaman.

Tahap Penerapan Pendidikan


Karakter AUD ( Anak Usia Dini )
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Penilaian
1. Mengenal dan memahami anak seutuhnya
sesuai dengan tahapan perkembangan dan
karakteristik anak.
2. Penerapan nilai-nilai karakter diterapkan
menyatu dengan proses kegiatan belajar
mengajar, yang dilakukan dengan cara:
a. Menentukan nilai karakter yang sesuai
dengan tema atau kegiatan pembelajaran.
b. Menentukan indikator perkembangan nilai-
nilai karakter.
c. Menentukan jenis dan tahapan kegiatan
yang akan dilaksanakan.
Pelaksanaan Pendidikan Karakter
dilakukan Melalui Kegiatan yang
Terprogram dan Pembiasaan
1. Menggali pemahaman anak untuk
tiap-tiap nilai karakter yang baik.
Kegiatan ini dapat dilakukan melalui
bercerita dan dialog yang dipandu
oleh guru.
2. Membangun penghayatan anak
dengan melibatkan emosinya untuk
menyadari pentingnya memiliki nilai-
nilai karakter yang baik.
3. Mengajak anak untuk bersama-sama
melakukan perbuatan yang
mencerminkan nilai karakter yang
baik.
4. Ketercapaian tahapan
perkembangan anak didik.
1. Kegiatan Rutin
2. Kegiatan
Spontan
3. Keteladanan

4. Pengkondisian

5. Budaya
Adalah untuk mengetahui
sejauh mana perubahan
sikap dan perilaku anak-anak
setelah mengikuti kegiatan
di lembaga PAUD yang sarat
dengan nilai-nilai Karakter.
1. Menyeluruh

2. Berkesinambungan

3. Obyektif

4. Mendidik

5. Kebermaknaan
1. Pengamatan
2. Penugasan
3. Unjuk Kerja
4. Pencatatan Anekdot (anecdotal
record)
5. Percakapan atau dialog (wawancara)
6. Dokumentasi hasil karya anak
(portofolio)
7. Laporan Orang tua
8. Deskripsi profil anak

Anda mungkin juga menyukai