OBAT TRADISIONAL
OLEH:
1. NIHAYATUL MUNA
2. LISA KURNIA
3. SITI CHAMIDAH
PERSYARATAN MUTU
OBAT TRADISIONAL
BAB V
BAB II SANKSI
RUANG LINGKUP
BAB VI
BAB III KETENTUAN
PERSYARATAN MUTU PERALIHAN
BAHAN BAKU
BAB VII
BAB IV
KETENTUANPENUTUP
PERSYARATAN MUTU
PRODUK JADI
BAB I
KETENTUAN
UMUM
Pasal 1
Pasal 2
(1) Ruang lingkup Peraturan ini meliputi
ketentuan persyaratan mutu untuk :
a. Bahan Baku
b. produk jadi
Pasal 3
(1) Bahan Baku sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (1) huruf a wajib memenuhi
persyaratan mutu sebagaimana tercantum dalam:
a. Materia Medika Indonesia
b. Farmakope Herbal Indonesia
Pasal 6
(1) Persyaratan mutu produk jadi meliputi parameter uji
organoleptik, kadar air, cemaran mikroba, aflatoksin
total, cemaran logam berat, keseragaman bobot, waktu
hancur, volume terpindahkan, pH, dan Bahan
Tambahan, sesuai dengan bentuk sediaan dan
penggunaannya
PERSYARATAN
MUTU
OBAT
LUAR
A. OBAT
DALAM
1. Rajangan yang diseduh dengan air panas
sebelum digunakan
Organ Kada Cemaran Aflatoksin Cemaran Bahan
o- r air mikroba total Logam Tambahan
leptik (aflatoksin Berat
B1, B2, G1
dan G2)
Penga ≤ Angka Kadar Pb : ≤ 10 Tidak boleh
matan 10% Lempeng Total : aflatoksin mg/kg atau mengandung
dilakuk ≤ 106 koloni/g total mg/L atau pengawet,
Angka Kapang
an (aflatoksin ppm pengharum,
Khamir : ≤ 104
terhada koloni/g B1, B2, G1 Cd : ≤ 0,3 dan pewarna.
p Escherichia dan G2) ≤ 20 mg/kg atau Penggunaan
bentuk, coli : negatif/g μg/kg mg/L atau pemanis yang
rasa, Salmonella dengan ppm diizinkan
bau spp : negatif/g syarat As : ≤ 5 tercantum
dan Pseudomonas aflatoksin B1 mg/kg atau dalam Anak
warna aeruginosa : ≤ 5 μg/kg. mg/L atau Lampiran
negatif/g
Staphylococcu
ppm yang
s aureus : Hg : ≤ 0,5 merupakan
negatif/g mg/kg atau bagian tidak
2. Rajangan yang direbus sebelum
digunakan
Organo Kada Cemaran Aflatoksin Cemaran Bahan
leptik r air mikroba total Logam Tambahan
(aflatoksin Berat
B1, B2, G1
dan G2)
Pengam ≤ Angka Kadar Pb : ≤ 10 Tidak boleh
atan 10% Lempeng Total : aflatoksin mg/kg atau mengandung
dilakuka ≤ 107 koloni/g total mg/L atau pengawet,
n Angka Kapang (aflatoksin ppm pengharum,
terhada Khamir : ≤ 104 B1, B2, G1 Cd : ≤ 0,3 dan pewarna.
p koloni/g dan G2) ≤ mg/kg atau Penggunaan
bentuk, Escherichia 20 μg/kg mg/L atau pemanis yang
rasa, coli : negatif/g dengan ppm diizinkan
bau dan Salmonella syarat As : ≤ 5 tercantum
warna. spp : negatif /g aflatoksin B1 mg/kg atau dalam Anak
Pseudomonas ≤ 5 μg/kg. mg/L atau Lampiran
aeruginosa : ppm yang
negatif/g Hg : ≤ 0,5 merupakan
Staphylococcu mg/kg atau bagian tidak
s aureus : mg/L atau terpisahkan
negatif/g ppm dari Peraturan
3. Serbuk Simplisia yang diseduh dengan air panas
sebelum digunakan
Organo Kada Cemaran Aflatoksin Cemaran Bahan
leptik r air mikroba total Logam Tambahan
(aflatoksin Berat
B1, B2, G1
dan G2)
Pengam ≤ Angka Kadar Pb : ≤ 10 Tidak boleh
atan 10% Lempeng aflatoksin mg/kg mengandung
dilakuka Total : ≤ 106 total atau mg/L pengawet,
n koloni/g (aflatoksin atau ppm pengharum,
terhada Angka B1, B2, G1 Cd : ≤ dan pewarna.
p Kapang Khamir dan G2) ≤ 20 0,3 mg/kg Penggunaan
bentuk, : ≤ 104 μg/kg atau mg/L pemanis yang
rasa, koloni/g dengan atau ppm diizinkan
bau dan Escherichia syarat As : ≤ 5 tercantum
warna. coli : negatif/g aflatoksin B1 mg/kg dalam Anak
Salmonella spp ≤ 5 μg/kg. atau mg/L Lampiran
: negatif/g atau ppm yang
Pseudomonas Hg : ≤ merupakan
aeruginosa : 0,5 mg/kg bagian tidak
negatif/g atau mg/L terpisahkan
Staphylococc atau ppm dari Peraturan
Keseragaman bobot
Keseragaman bobot untuk Serbuk Simplisia. Dari 10
kemasan primer tidak lebih dari 2 kemasan yang
masing_x0002_masing bobot isinya menyimpang
dari tabel dan tidak satu kemasanpun yang bobot
isinya menyimpang dua kali lipat dari tabel berikut:
4. Sediaan
Serbuk Instan, granul, lainnya
serbuk Efervesen, Pil, Kapsul, Kapsul
Lunak, Tablet/kaplet, Tablet Efervesen, tablet hisap,
Pastiles, Dodol/Jenang, Film Strip dan Cairan Obat Dalam.
Untuk Cairan
Keseragaman bobot
a) Serbuk Instan dan serbuk
Efervesen
Dari 20 kemasan primer tidak lebih dari 2 kemasan yang
masing-masing bobot isinya menyimpang dari bobot isi rata-
rata lebih besar dari harga yang ditetapkan dalam kolom A
dan tidak satu kemasanpun yang bobot isinya menyimpang
dari bobot isi rata-rata lebih besar dari harga yang ditetapkan
dalam kolom B, yang tertera pada daftar berikut:
b) Pil
Dari 10 Pil,
tidak lebih 2
Pil yang
menyimpan
g dari tabel,
dan tidak
satupun
yang
menyimpan
g dua kali
lipat dari
tabel
berikut.
c) Kapsul dan Kapsul Lunak
Dari 20
Tablet/kaplet/tablet
hisap/Pastiles/Tablet
Efervesen, tidak lebih
dari 2 Tablet yang
masing-masing bobotnya
menyimpang dari bobot
rata-ratanya lebih besar
dari pada harga yang
ditetapkan
dalam kolom A dan tidak
satu tabletpun yang
bobotnya
menyimpang dari bobot
e) Dodol/Jenang
Tidak dipersyaratkan
f) Film Strip
Dari 3 lembar Film Strip yang ditimbang, persentase
maksimal
variasi bobot tidak lebih dari 5%.
B.
leptik Tambahan
Pengam Angka Lempeng Staphyloc Penggunan
OBAT atan
dilakuka
Total
- Cairan Obat
occus
aureus
pewarna yang
diizinkan
n Luar dan Parem - Cairan tercantum
LUAR terhada
p
cair : ≤ 105
koloni/mL
Obat Luar
untuk luka
dalam Anak
Lampiran
bentuk, - Cairan Obat : yang
bau dan Luar untuk luka : negatif/mL merupakan
warna. negatif/mL bagian tidak
1. terpisahkan
Sediaan Angka Kapang
Khamir
Pseudomo
nas
dari Peraturan
ini
Cair - Cairan Obat
Luar berupa
aeruginos
a
Contoh : minyak : tidak - Cairan
Cairan dipersyaratkan Obat Luar
- Cairan Obat untuk luka
Obat Luar Luar non minyak :
dan parem cair: negatif/mL
≤ 102 koloni/mL
- Cairan Obat
Luar untuk luka:
Organol Cemaran mikroba Bahan
eptik Tambahan
Pengama Angka Lempeng Total Penggunaan
tan - Salep, Krim : ≤ 103 pewarna yang
2. dilakukan koloni/g diizinkan
Sediaan terhadap -Salep, Krim untuk tercantum
bentuk, luka : negatif/g dalam Anak
Semi bau dan Lampiran
warna Angka Kapang yang
Padat Khamir merupakan
- Salep, Krim : ≤ 102 bagian tidak
Contoh: koloni/g terpisahkan dari
Salep, -Salep, Krim untuk Peraturan ini.
luka : negatif/g
Krim
Staphylococcus
aureus
-Salep, Krim untuk
luka : negatif/g
Pseudomonas
Organ Kada Waktu Cemaran Bahan
3. olepti
k
r Air hancur mikroba Tambahan
Dapat
menggunakan
pemanis alami
dan/atau
pemanis lainnya
sebagaimana
tercantum pada
Tabel.
Pemanis alami
(natural
sweetener)
adalah pemanis
yang dapat
ditemukan
dalam bahan
*) Angka di atas bukan batas maksimal penggunaan
pemanis buatan,
namun sebagai acuan dari total asupan dalam sehari
yang dapat
c. Pewarna
Dapat
menggunaka
n pewarna
alami
dan/atau
pewarna
lainnya
sebagaimana
tercantum
pada Tabel
Pengawet, pemanis, pewarna dan Bahan Tambahan lainnya
yang tidak tercantum pada Anak Lampiran ini mengacu ke
Peraturan Menteri Kesehatan No. 033 tahun 2012 tentang
Bahan Tambahan Pangan .
TERIMAKASI
H