Anda di halaman 1dari 39

Kelainan pada Payudara

Pembimbing : dr. Pherena Amalia Rohani, Sp. Rad

Oleh: Rooy Rafles Batkormbawa


1765050192
ANATOMI PAYUDARA
ANATOMI PAYUDARA
ANATOMI PAYUDARA
KARSINOMA MAMMAE

Proliferasi malignan dari sel epitel yang melapisi duktus atau lobulus
payudara, yang dapat disebabkan akibat interaksi dari faktor genetik
dan lingkungan yang menyebabkan akumulasi progresif dari perubahan
genetik dan epigenetik dari sel kanker payudara

Kanker payudara merupakan kanker tersering yang terjadi pada wanita dan merupakan
penyebab utama kematian pada wanita
Faktor risiko

• Menarche dini, nuliparitas, menopause lama yang meningkatkan


lama pajanan terhadap estrogen pada wanita premenopause
• Obesitas dan hormon replacement therapy yang meningkatkan
pajanan estrogen pada wanita postmenopause
• Estrogen juga memiliki peranan langsung dalam karsinogenesis
• Riwayat keluarga
• Mutasi gen BRCA1 pada kromosom 17 dan BRCA2 pada
kromosom 13
Tanda dan gejala

Perubahan bentuk dan ukuran


Benjolan pada payudara payudara

Pembesaran kelenjar getah


bening pada ketiak
Perubahan dan retraksi kulit
(penebalan, pembengkakan, Perubahan dan abnormalitas
kemerahan) puting (ulkus, retraksi, discharge)
Klasifikasi

karsinoma invasif telah


menembus membran
basalis hingga ke stroma
Karsinoma in situ: proliferasi
neoplastik yang terbatas pada
membran basalis duktus dan
lobulus

Pada karsinoma invasif, sel-sel ganas berpotensi


untuk menginvasi struktur vaskular hingga
mencapai nodus limfe regional dan menyebar ke
tempat lain
Klasifikasi

• Karsinoma Duktus Invasif: 70-80% karsinoma • Karsinoma Intraduktus In Situ: 15-30%


invasif karsinoma payudara yg terskrining baik. Gbrn
• Karsinoma Lobular Invasif: massa yang dapat kalsifikasi pada mamografi, kadang terlihat
diraba dan perubahan densitas pada mamografi fibrosis.
dengan batas ireguler.
• Karsinoma Lobular In Situ : terjadi pada 1-
• Karsinoma Medularis: dapat menyerupai jinak scra
6% karsinoma payudara dan tidak
klinis dan radiologi, dan dpt bermanifestasi sbgai
menyebabkan kalsifikasi maupun reaksi
massa yg tumbuh cepat
stroma sehingga tidak terlihat gambaran
• Karsinoma Mucinous (Colloid): pada wanita perubahan densitas pada mamografi, jadi
dengan usia rata-rata 71 tahun dan biasanya tumbuh
biasanya membutuhkan pem Biopsi.
dengan lambat

• Karsinoma Tubular: gambaran densitas mamografi


yang kecil dan ireguler pada wanita berusia 40an

• Karsinoma Invasif Papiler: 1 – 2 % dari seluruh


karsinoma invasif

• Karsinoma Metaplastik: (<1% kasus)


Gambaran Kelainan Payudara
• Kelainan Jinak Payudara
(Kalsifikasi pada lesi jinak)

Kalsifikasi Eggshell Kalsifikasi Popcorn Kalsifikasi Kurvilinier


Gambaran Kelainan Payudara

Kista  massa berbatas tegas


tersering yang teridentifikasi pada
mamografi
• Pada mamografi kista terlihat sebagai
gambaran lesi dengan batas yang tegas
(terkadang disertai halo) berdensitas
rendah, berdiameter 1-3 cm dan
terkadang multiple dan bilateral
Gambaran Kelainan Payudara
Fibroadenoma  massa padat payudara Fibroadenoma Dengan
yang paling sering di evaluasi pada Kalsifikasi Ireguler dan Kasar
pemeriksaan pencitraan payudara

• terjadi pada wanita muda dengan insidens


puncak pada usia 30-an
• mamografi, fibroadenoma terlihat sebagai massa
berbatas tegas dengan ukuran yang beragam
• Dengan pertambahan usia, fibroadenoma dapat
mengalami kalsifikasi sehingga terlihat area
kalsifikasi tebal dan kasar pada mamografi
• fibroadenoma juga dapat menunjukkan kalsifikasi
halus dengan gambaran pleomorfism yang dapat
meningkatkkan kecurigaan pada keganasan
Gambaran Kelainan Payudara
• Tumor jinak  Tumor jinak terdiri Gambaran tumor phyllodes, massa berbatas tegas
dan mulilobular A) Proyeksi MLO B) Proyeksi CC
dari papilloma intraduktus dan tumor
dan C) Papilloma Multiple
phyllodes
• Papilloma soliter biasanya terjadi pada
bagian retroareolar pada payudara dan dapat
membentuk kalsifikasi seperti mulberi. Tidak
memiliki potensi keganasan
• papilloma multiple memiliki potensi untuk
menjadi keganasan
• Tumor phyllodes bervariasi dari jinak hingga
ganas dan biasanya ditemukan pada dekade
ke 5 dan 6

A B C
Gambaran Kelainan Payudara

• Lipoma dan Hamartoma  lesi A) Gambaran massa lusen


pada lipoma B) Hamartoma
yang mengandung lemak yang pada
mammografi terlihat sebagai gambaran
massa lusen (lipoma) dan massa dengan
campuran radiolusen-radiodens dan tepi
lusen (hamartoma). Hamartoma dapat
mencapai diamester hingga 10 cm.

A B
Kelainan Ganas Payudara

Tanda keganasan pada mamogram dibagi menjadi 2 yaitu:

• Tanda primer meliputi adanya massa dan kalsifikasi


• Tanda sekunder berupa penebalan dan retraksi kulit, areola, dan puting,
perubahan arsitektur payudara, gambaran duktus yang abnormal,
perningkatan vaskularisasi dan limfadenopati.
Kelainan Ganas Payudara
Tanda Primer
a. Massa
Gambaran massa pada karsinoma payudara sangat bervariasi, cenderung berdensitas tinggi
dan biasanya di klasifikasikan dalam 3 kategori yaitu:
1. Stellata 2. Nodular 3. Berbatas tegas
b. Kalsifikasi

• Sekitar 1/3 dari kanker payudara hanya bermanifestasi dengan gambaran kalsifikasi saja
tanpa disertai dengan massa

• Bentuk kalsifikasi cendrung berkelompok, dengan jumlah dalam satu kelompok sangat
bervariasi, dapat tunggal maupun multiple

• Ukuran kalsifikasi ganas biasanya lebih kecil dari kalsifikasi jinak dengan ukuran sekitar
0,08 – 5 mm dan rata-rata ukuran < 0,2 mm

• Bentuk kalsifikasi pada keganasan dapat linier, bercabang-cabang, bulat, bersudut, atau
granuler dengan batas kontur yang ireguler dan densitasnya lebih rendah dari kalsifikasi
jinak
Bentuk-Bentuk Mikrokalsifikasi Kalsifikasi linear
Mikrokalsifikasi Bercabang, Tidak Teratur,
Mikrokalsifikasi Malignan Pleomorfik
Linier Pada Karsinoma Duktus In Situ
Kelainan Ganas Payudara

Tanda Sekunder
a. Penebalan dan retraksi kulit

• Retraksi kulit disebabkan oleh fibrosis dan pemendekkan ligamentum Cooper

• Ketebalan kulit payudara normal bervariasi antara 1,5-3 mm dan simetris bilateral
dengan bagian inframamaria biasanya lebih tebal

• Penebalan kulit yang terlokalisasi biasanya terletak dekat tumor dan menunjukkan
fase lanjut dari keganasan
b. Penebalan dan retraksi c. Perubahan arsitektur
areola dan puting payudara / distorsi struktur
• Retraksi puting unilateral yang terjadi • Distorsi struktur parenkim disebabkan
secara akut harus dicurigai sebagai
karena peningkatan jaringan kolagen,
keganasan
periduktal dan sarkoma

Distorsi
struktur
parenkim
d. Gambaran duktus abnormal
Keganasan menyebabkan pemendekkan,
distorsi dan dilatasi duktus mamaria

e. Peningkatan vaskularisasi

Terjadi peningkatan vaskularisasi baik dari segi


ukuran maupun jumlah vena (1,5 kali vena
normal) Limfadenopat
i Aksilaris

f. Limfadenopati
• Peningkatan jumlah, densitas, dan ukuran
kelenjar limfe aksilar menunjukkan adanya
karsinoma metastasis
PEMERIKSAAN RADIOLOGI MAMMAE

MAMMOGRAFI Indikasi Pemeriksaan Mamografi

• Mencari tanda keganasan yang tersembunyi pada


pasien wanita asimptomatis berusia 50 tahun atau lebih
pemeriksaan
• Mencari tanda keganasan pada pasien wanita
radiologis khusus
asimtomatis berusia 35 tahun atau lebih yang memiliki
pada payudara
resiko tinggi terkena kanker payudara yaitu:
menggunakan sinar • Pasien dengan keluarga derajat pertama terdiagnosa kanker
X dosis rendah payudara premenopause
• Pasien dengan faktor resiko histologis yang ditemukan saat
prosedur pembedahan seperti hyperplasia ductus atipikal.
PEMERIKSAAN RADIOLOGI MAMMAE
indikasi pemeriksaan diagnostik mamografi

Tanda dan gejala keganasan

Hasil pemeriksaan skrining mamografi yang abnormal

Pasien dengan riwayat resiko tinggi untuk keganasan


payudara

Pembesaran kelenjar aksiler yang meragukan

Adanya metastasis tanpa diketahui asal tumor primer


Tehnik Pembuatan Mamografi

• Proyeksi Kraniokaudal • Proyeksi Mediolateral

sinar X-ray diarahkan dari atas ke inferior, dengan posisi sinar X-ray diarahkan dari superomedial ke inferolateral, pada
yang baik menunjukkan bagian subareolar, medial dan sudut 30-60o, merupakan satu-satunya proyeksi yang dapat
lateral dari payudara. Otot pektoralis mayor terletak di menunjukkan gambaran seluruh jaringan payudara.
tengah film CC pada sekitar 30% dari individu.
Gambaran Normal Mamogram
1. Parenkim

Dominasi jar. Lemak Dominasi jar. Fibroglandular

• Jar. Fibroglandular payudara terlihat gbrn opak tidak jelas dengan densitas medium dan uk bervariasi (> 1mm)
• Pd wanita muda, jar fibroglandular sgt padat
• Sedangkan dengan bertambahnya umur maka parenkim didominasi jar lemak
Gambaran Normal Mamogram

2. Jaringan Ikat

Struktur trabekular yang merupakan kondensasi dari jaringan ikat, terlihat sebagai linea
opasitas tipis (< 1 mm) dengan densitas medium hingga tinggi. Ligamentum Cooper
merupakan jaringan penyokong payudara yang memberikan karakteristik bentuk pada
payudara, terlihat sebagai garis berlekuk di sekitar lobulus lemak sepanjang permukaan
kulit – parenkim di setiap payudara
Gambaran Normal Mamogram
3. Lemak

Payudara disusun oleh lemak dalam jumlah yang besar, yang terlihat sebagai gambaran lusen pada
mamogram. Lemak terdistribusi pada lapisan subkutan, diantara jaringan parenkim, dan di lapisan
retromammary disebelah anterior otot pektoralis
4. Nodus Limfe
Nodus limfe ditemukan di aksila dan terkadang di payudara.
5. Vena
Vena terlihat melintasi payudara sebagai opasitas linear uniform, dengan diameter sekitar 1-5 mm
6. Arteri
Arteri terlihat sebagai densitas linear uniform yang tipis dan terlihat paling baik jika terjadi kalsifikasi
seperti pada pasien dengan atherosklerosis, diabetes atau penyakit ginjal.
Gambaran Normal Mamogram

Gambaran Normal Proyeksi Mediolateral dan Sketsa Proyeksi Mediolateral


ULTRASONOGRAFI (USG)

Tanda tumor jinak :


Tanda tumor ganas secara USG :
1. Lesi dengan batas tegas, licin dan teratur
1. Lesi dengan batas tak tegas dan tak teratur
2. Struktur echo internal biasa :
2. Struktur, echo internal lemah dan heterogen • Tak ada (sonolusen), misal kista.
3. Batas echo anterior lesi kuat, posterior lesi • Lemah sampai menengah tetapi homogen, misal
lemah sampai tak ada (posterior acoustic fibroadenoma

shadow) 3. Batas echo anterior lesi dan posterior lesi bervariasi dari kuat
atau menengah
4. Adanya perbedaan besar tumor secara klinis
4. Lateral acoustic shadow dari lesi dapat bilateral atau unilateral
dan secara USG
(tedpole sign)
ULTRASONOGRAFI (USG)

• Gambaran fibroadenoma pada ultrasonografi


Diagnosa pasti

• Diagnosa pasti hanya dapat ditegakan dengan pemeriksaan histopatologis

-          Biopsi aspirasi (fine needle biopsy)

-          Needle core bipsi dengan jarum Silverman

-          Excisional biopsy dan pemeriksaan frozen section (potong beku) waktu
operasi, Ketepatan cukup tinggi 97,65 % dengan tidak ada false positif dan hanya 0,6 %
false negatif
COMPUTERIZED TOMOGRAPHY (CT)

• Pada tumor ganas payudara, CT dapat


membantu perencanaan radioterapi dalam
menentukan tebal dinding dada dan mengenai
adanya metastasis pada kelenjar mamaria
interna

• CT juga dapat mengenal pembesaran atau


metastasis kelenjar aksiler atau adanya
perluasan tumor ganas berupa destruksi
dinding dada
MRI

• Studi menunjukkan MRI menjadi pemeriksaan yang sensitif untuk mendetekasi kanker
payudara

• Teknik:

Persyaratan scan resolusi tinggi dengan sinyal yang adekuat dengan suara
dan kontras dengan rasio suara mengharuskan penggunaan permukaan koil
khusus berkualitas tinggi, mampu melakukan pencitraan pada kedua
payudara. Pasien dalam posisi prone dengan payudara tergantung didalam
“cups” dengan bantalan untuk meminimalkan gerakan pasien dan getaran
yang ditransmisikan.
Gambaran Normal Gambaran Abnormal
• Kelenjar parenkim normal memiliki intensitas sedang • Meskipun MRI jarang diindikasikan sebagai penilaian tumor
dalam T1 – T2 namun lemak memiliki sinyal yang tinggi jinak, kista lebih baik diidentifikasi sebagai massa dengan
sinyal rendah pada T1 dan sinyal yang tinggi pada T2
• Kelenjar getah bening pada axilla dan intramammary
terlihat dalam dengan bentuk seperti kacang dengan • Wanita pada masa premenopause, akan terlihat foci kecil yang
terdapat lemak hilus ditengahnya intens dan peningkatan yang cepat
• Kulit memiliki gambaran intensitas sedang dan sama tipis • Pada fibroadenoma akan ditemukan bentuk ovoid atau
kecuali bagian areolar akan memberikan gambaran lebih berlobus dengan intensitas rendah pada T1
tebal beberapa millimeter
• Myxoid fibroadenoma memiliki intensitas sinyal yang tinggi
• Gambaran Gadoinium intravena, puting susu, pembuluh pada T2
darah, dan kelenjar getah bening secara normal
• Jumlah dan kecepatan dari peningkatan intensitas bergantung
meningkat
pada komposisi dari fibroadenoma
• Gambaran implan tergantung dengan isi dan lumen single
atau double
• Saline dan silicon memiliki sinyal yang tinggi pada T2
namun silicon lebih memiliki sinyal yang lebih tinggi
daripada saline pada T1
MRI Payudara
PET SCAN

PET (Positron Emission


Tomography) Selama dekade
terakhir PET telah digunakan
dalam pengelolaan pasien
kanker dan menunjukkan
peningkatan nilai dalam
perbedaan antara lesi ganas
dan jinak, dalam staging
penyakit, restaging dan dalam
perencanaan terapi
DAFTAR PUSTAKA
• Cohen S.M, Aft R.L, and Eberlein T.J. 2002. Breast Surgery. In: Doherty G.M et all, ed. The Washington Manual of Surgery. Third edition. Philadelphia:
Lippincott Williams and Wilkins. p 40.
• Towsend, M. Jr, dkk. The Breast at Sabiston textbook of Surgery. Elsivier. United State of America. 2008.
• Bonita R, de Courten, Dwyer T, and Leowski, J. Surveillance of Risk Factors for Non Communicable Disease, WHO, 2001.
• Weisburger JH. Lifestyle, Health and disease prevention: The underlying mechanisms. Eur J Cancer Prev 2002;11:Sl-7.
• Kritchevsky, D. Diet and cancer: What's next? J Nutr 2003; 133:3827S-9S.
• Dashner, R. A. Clinical Anatomy of the Breast. OHIO University.
• Gabriel, A., & Maxwell, G. P. (2013, April 9). Breast Anatomy. Diunduh pada tanggal 23 Maret 2015, dari Medscape:
http://reference.medscape.com/article/1273133-overview#showall
• Graaff, V. D. (2001). Human Anatomy (6 ed.). McGraw-Hill.
• Stead, Latha. G, dkk. The Breast at First Aid for The Surgery Clerkship. Mc Graw Hill. United State of America. 2003.
• Jatoi, Ismail, dkk. Atlas of The Breast Surgery. Springer. New York. 2006.
• Lippman, M. E. (2008). Breast Cancer. Dalam A. S. Fauci, D. L. Kasper, D. L. Longo, E. Braunwald, S. L. Hauser, J. L. Jameson, et al., Harrison's Principles
of Internal Medicine (hal. 563-564). McGraw-Hill Company.
• Pervez S, Khan H. Infiltrating ductal carcinoma breast with central necrosis closely mimicking ductal carcinoma in situ (comedo type): a case series. J Med
Case Reports. 2007 Sep 8;1:83.
• Makes, D. (2009). Mamografi Payudara. Dalam S. Rasad, & I. Ekayuda (Penyunt.), Radiologi Diagnostik (2 ed., hal. 511-516). Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
• Michell, M. J., Lawinski, C., Teh, W., & Vinnicombe, S. (2003). The Breast. Dalam D. Sutton, Textbook of Radiology and Imaging (7 ed., Vol. 2). Churchill
Livingstone.
• Evans A, Ellis I. 2002. Breast Benign Calcification. In: Evans A, Pinder S, Wilson R, Ellis I, ed. 2002. Breast Calcification a Diagnostic Manual. London:
Greenwich Medical Media. p 4, 5-6, 12, 20
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai