Anda di halaman 1dari 34

KEBIJAKAN DAN RENCANA AKSI

PENGENDALIAN KANKER DI INDONESIA

DIREKTORAT PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR


DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
KEMENTERIAN KESEHATAN
KANKER DI INDONESIA
SITUASI
Estimasi Angka Insidens dan
Prevalensi di Indonesia
(Age-Standardize Rate per 100.000,
All Ages)
Estimasi angka insidens dan mortalitas Kanker di
Indonesia (Globocan 2012)
PERMASALAHAN
Kanker merupakan penyebab
7,6 juta kematian di dunia
pada tahun 2008 dan
diperkirakan akan menjadi
penyebab 13, 1 juta
kematian di Indonesia
tahun 2030 jika tidak
dilakukan upaya
pengendalian yang sesuai.
Kanker merupakan penyebab
kematian nomor 7 di
Indonesia dengan
presentasi 5,7% dari
seluruh penyebab kematian
(Riskesdas 2007)
Menurut Jamkesmas 2012,
biaya terbesar pengobatan
kanker menempati urutan
ke 2 (Rp 144 Milyar)
Riskesdas 2007 Tumor
dan Kanker : 4,3/1000
KANKER SERVIKS DI DUNIA
Di Dunia, Setiap 2 menit seorang
perempuan meninggal akibat kanker
serviks

75,000
36,000
266,000
143,000

72,000 79,000
33,000 62,000

Ferlay J et al. Globocan 2002, IARC 2004.

Incidence
Incidence // year
year ≈
≈ Deaths
Deaths // year
year ≈

500,000
500,000 270,000
270,000
Beban Kanker Serviks
DI DUNIA, SETIAP 2 MENIT
SEORANG WANITA
MENINGGAL KARENA KANKER
SERVIKS
Di Asia-Pasifik, setiap 4
menit seorang wanita
meninggal karena
kanker serviks

• Almost 70% of advanced stage


( > stage IIB) 2, low survival rate
• 15.000 new cases, 8.000 death 3;
40 – 45 new cases,
20 – 25 dies/day,1 woman dies/hour
Ferlay J et al. GLOBOCAN 2002. IARC 2004.
Beban penyakit Kanker

REALISASI BIAYA KASUS KANKER


Bulan Pelayanan Januari sd Nopember 2014
Rawat Inap Rawat Jalan Total
Kasus Biaya Kasus Biaya Kasus Biaya

93.313 872.188.620.389 115.900 33.414.220.535 209.213 905.602.840.924


TUJUAN PENGENDALIAN KANKER
DI INDONESIA

• Meningkatkan deteksi, penemuan dan


tindak lanjut dini kanker
• Meningkatkan kualitas hidup penderita
kanker
• Menurunkan angka kematian akibat kanker
aktor Risiko
anker Leher Rahim :

merokok
Sistem imun menurun

Berganti-ganti
Pasangan seksual

Ibu & saudara perempua


terkena kanker leher
rahim
Usia hub sex <20 tahun

Penyakit Riwayat papsmear sblmnya abN


menular seksual
INDIKATOR

RENC 20 20 201 20
N INDIKATOR ANA 16 17 8 19
o 2015
1 Jumlah perempuan usia 30- 50 tahun
yang dideteksi dini kanker serviks dan
payudara (IVA dan atau Papsmear untuk 10% 20% 30% 40% 50%
Ca Serviks dan CBE untuk Ca Payudara)
2 Jumlah fasyankes primer yang
melaksanakan deteksi dini kanker leher 100
20% 40% 60% 80%
rahim dan payudara melalui metoda IVA %
/ Pap Smear dan CBE
Deteksi Dini Kanker
KANKER PAYUDARA KANKER LEHER RAHIM

Pemeriksaan
SADARI
&
SADANIS
(Pemeriksaan Metode IVA (Inspeksi Visual
payudara klinis) Asam Asetat)
Menemukan IVA (+) & suspect
kanker
DOWN STAGING
KANKER PAYUDARA
PENCEGAHAN
KANKER LEHER RAHIM

13
Integrasi dengan IMS, KB dan PKK
PREVENTIF

• Deteksi dini kanker leher rahim dan payudara pada


wanita usia 30 – 50 tahun melalui metoda IVA / Pap
Smear dan CBE
• IVA positif dilakukan krioterapi dan pengobatan
segera yang dilakukan secara berjenjang
• Penemuan dini kanker
• Integrasi dengan program lain ( IMS dan KB)
Strategi Pencapaian target Propinsi
• Jumlah perempuan usia 30-50 tahun di masing-masing propinsi
yang menjadi target pemeriksaan IVA-SADANIS.....prp
• Prevalensi IVA (+) & pengobatan IVA (+) + 3-5% dari yg
melakukan deteksi dini
• Untuk itu diperlukan strategi
1. Menghitung jumlah target masing2 propinsidi bagi dalam
beberapa kab/kota.
2. Mengidentifikasi kab/kota yang akan dikembangkan secara
bertahap (prioritas kab/kota MDGs atau jumlah wanita ter
banyak)
3. Merencanakan pengembangan puskesmas yang akan
melakukan deteksi dini kanker serviks dan kanker payudara
4. Penyiapan SDM yang kompeten
5. Menyiapkan sarana dan prasarana penunjang (kemampuan
APBD, mengajukan dengan TP)
Upaya pencapaian target Kab/Kota

• Identifikasi jumlah Puskesmas mampu IVA


• Identifikasi kebutuhan tenaga kompeten tiap
puskesmas 1 dokter 2 bidan
• Identifikasi target pemeriksaan IVA dan CBE
• Tetapkan pencapaian target
• Identifikasi Kebutuhan peralatan penunjang
(krioterapi).
Penyiapan SDM Kompeten

• Dokter kompeten IVA dan Kompeten Krioterapi


• Bidan kompeten IVA
PELATIHAN & KOMPETENSI

• Pelatihan terstandar untuk menghasilkan tenaga dokter


dan bidan yang kompeten
• Lama pelatihan 5 hari efektif (standar Kemenkes):
1. Teori : Kebijakan PPTM dan P Kanker, Anatomi dan
patofisiologi, kanker payudara dan kanker leher rahim
dan kanker lain pada perempuan, deteksi dini kanker
payudara dengan SADARI dan Pemeriksaan Payudara
Klinis (SADANIS) , deteksi dini kanker serviks dengan
Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA)
2. Praktek di kelas : periksaan dg phantom
3. Praktek lapangan : pemeriksaan pd pasien dan
diharapkan peserta sdh melihat IVA positif
PENCATATAN PELAPORAN

Melalui aplikasi web PPTM

Pembiayaan melalui BPJS


• Pemeriksaan IVA
• Tatalaksana IVA (+) dengan Krioterapi
• Pemeriksaan Papsmear
• Rujukan Kasus suspect Kanker
PEMBIAYAAN
• PMK NO. 59 TAHUN 2014 tentang Standar Tarif
Pelayanan Kesehatan pada Penyelenggaraan Program
Jaminan Kesehatan
-Pemeriksaan IVA @Rp. 25.000,-.
- Krioterapi @ Rp.150.000,-.
- Pemeriksaan Papsmear @ Rp. 125.000,-.

• Pelatihan dan peningkatan SDM (uji kompetensi) dapat dilakukan


melalui : APBN, APBD ataupun pembiayaan lain yg tidak mengikat.

• Pelaksanaan pelatihan mengikuti standarisasi Kementerian Kesehatan,


serta berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan dan Dinas
Kesehatan setempat
UPAYA DETEKSI DINI
KANKER LEHER RAHIM

------------------- 3-17 tahun -----------------------


Lesi Pra Kanker Kanker

Karsinoma Kanker
Displasia Displasia
Ditemukan lesi Displasia
prakanker dengan Insitu Serviks
Ringan Sedang Keras
metoda IVA
di Puskesmas diobati/tatalaksana
dengan Krioterapi

FASE SEBELUM KANKER JIKA


DITEMUKAN & DITATALAKSANA DENGAN IVA = Serviks dioles
BAIK 99% SEMBUH dengan Asam Cuka 5%
ALAT / BAHAN IVA

Meja pemeriksaan

Cahaya yang cukup


Asam asetat 3 - 5
%
Lidi kapas
Sarung tangan
bersih ( lebih
baik steril)
Spekulum vagina
LANGKAH SINGLE VISIT APPROACH

Langkah 1 – Konseling SADARI & IVA


Langkah 2 – Pemeriksan payudara klinis, bila (+)
rujuk
Langkah 3 – Pemeriksaan ginekologis & IVA
Langkah 4 – Bila (+) motivasi untuk pengobatan dg
cryoterapi
Langkah 5 – Lakukan cryoterapi selama 3 menit
Langkah 6 – Pasca pengobatan dan petunjuk tindak lanjut
ALAT KRIOTERAPI DAN GAS N2O
LAPORAN BERBASIS IT
Menggunakan aplikasi surveilans
Faktor Risiko PTM
Akses di www.pptm.depkes.go.id
1. masuk menu surveilans FR PTM
berbasis Posbindu (untuk Posbindu
utama)
2. Masuk menu surveilans PTM berbasis
FKTP (untuk Puskesmas)
LOKASI PUSKESMAS IVA-CBE MENURUT PROVINSI
DUKUNGAN REGULASI

1. Standar Pelayanan Minimal Kabupaten/ Kota :


Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim masuk ke
dalam skrining kesehatan dan pelayanan kesehatan
reproduksi sesuai standar di puskesmas
2. PELAYANAN SKRINING KESEHATAN PADA JKN
(PERMENKES NO 71 TAHUN 2013 PASAL 28:
Diabetes Mellitus tipe 2
Hipertensi,
Kanker Leher Rahim (IVA atau Pap’ Smear)
Kanker Payudara
Penyakit lain yang ditetapkan oleh Menteri
3.PMK NO.59 TAHUN 2014 tentang Standar Tarif
Pelayanan Kesehatan dalam Penyelenggaraan
Program Jaminan Kesehatan

1. Tarif IVA maksimal Rp 25.000


2. Tarif Pap’smear maksimal Rp 125.000,-
3. Tarif Krioterapi Rp 150.000,-
PENCANANGAN PROGRAM NASIONAL
GERAKAN PENCEGAHAN DAN DETEKSI
DINI KANKER PEREMPUAN INDONESIA

Dicanangkan oleh Ibu Negara pada


tanggal 21 April 2015
Pada saat pencanangan akan dilakukan
teleconference berpusat di Puskesmas
Nanggulan, Kab Kulonprogo, DI
Yogyakarta dengan 10 provinsi lainnya
yaitu : Sumut, Sumsel, Lampung,
Banten, DKI Jakarta, Jabar, Jateng,
Jatim, Sulsel dan NTT
PETA TELECONFERENCE PUSKESMAS PENYELENGGARA
DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DAN KANKER
PAYUDARA
PKM Tanjung
Morawa,
Kab Deli Serdang

PKM
Jatinegara,
Jakarta TImur PKM Batua
PKM Klari Kab
Karawang

PKM Sako,
Kota
Palembang

PKM
PKM Panjang, Wiradesa,
Kota Bandar Kab PKM Pulolor,
Lampung PKM Bakunase,
PKM SerangPekalongan Kab.
Kupang
Kota, Kota Jombang
PENUTUP
• Kanker Leher Rahim dapat dideteksi secara
dini
• Peningkatan efektifitas program melalui
integrasi
• Deteksi dini kanker leher rahim sangat
murah, mudah dan dapat diintegrasikan
dengan program lain
• Integrasi program dapat meningkatkan
kenyamanan dan kesehatan reproduksi bagi
perempuan di Indonesia
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai