Anda di halaman 1dari 21

LBM 2 : MATA KUNING

OLEH : KELOMPOK 1 (MT


DIGESTIVE 2)
Skenario
Bapak Tono, laki-laki berusia 19 tahun, datang ke poliklinik umum
dengan keluhan mata kuning sejak 5 hari yang lalu disertai dengan
demam naik turun terutama dirasakan pada sore hari, tidak ada
menggigil maupun berkeringat. Badan lemas dan mudah lelah, nafsu
makan menurun sejak demam, disertai mual dan muntah sudah 4x
hari ini. Pak Tono mengtakan kepala terasa berat dan ulu hati juga
terasa penuh tetapi tidak perih, BAK berwarna cokelat tua sepertti
teh.
Sebelum kerumah sakit pasien sudah minum paracetamol, demam
turun kemudian naik lagi, nyeri kepalanya juga tidak berkurang.
Tidak ada batuk pilek dan nyeri tenggorokan pak Tono tidak
mempunyai riwayat minum alcohol dan merokok. Pak Tono gemar
makan nasi puyung.
Pada pemeriksaan fisik tanda vital didapatkan tekanan darah 110/80
mmhg,nadi 90x/menit,suhu 38 C. Pada pemeriksan fisik didapatkan
mata ikterik,kulit berwarna kuning. Hepar teraba dan terdapat nyeri
tekan.
Permasalahan
1. Anatomi dan Fisiologi hepar dan kantong
empedu?
2. Mekanisme bilirubin
3. Interpretasi gejala pasien di sken ?
4. Apa hubungan menanyakan riwayat minum
alkohol dan merokok
5. Hubungan konsumsi paracetamol dengan
keluhan pasien diskenario (BAK gelap) ?
6. Apa diagnosa Banding Pada Skenario?
Anatomi dan Fisiologi hepar dan
kantong empedu?
Mekanisme bilirubin
• Terdiri atas 3 fase ..
Interpretasi gejala pasien di sken ?
• Ikterik (mata kuning) : akibat dari peningkatan kada
bilirubin di sklera mata.
• BAK gelap (teh) : akibat meningkatnya kadar
bilirubin  terbawa oleh urin
• Mual dan muntah  di akibatkan oleh penurunan
nafsu makan pasien di sken
• Lemas : akibat kurangnya ATP  akibat gangguan
hepar
• Hepar teraba besar : adanya peradangan atau
infeksi  timbul pembesaran
Apa hubungan menanyakan riwayat
minum alkohol dan merokok
• Berhubungan dengan anamnesis dan diagnosis  akan
mengarah pada etiologi / fakrisk yang menyebabkan gejala
pasien.
• Menyangkal keduanya : bukan penyebab dari keluhan pasien.

Alkohol : minuman dengan kosentrasi yang tinggi dan keras  akan di


metabolisme atau dicerna di hati  akan merusak hati dan fungsinya.

Rokok : Asap rokok mengandung banyak karsinogen. Tar dalam asap rokok
mengandungpolynuclear aromatic hydrocarbon (PAH), yaitu materi yang
mengikat dengan DNA sel menyebabkan kerusakan dan memicu kelainan sel.
Hubungan konsumsi paracetamol dengan
keluhan pasien diskenario (BAK gelap) ?

Golongan Analgeti & antipiretik


Langsung bekerja pada saraf  menghambat enzim
cyclooxsygenase.
Metabolisme Di metabolisme di hati.

Indikasi Pasien dengan demam (fungsi antipiretik)


Pasien dengan nyeri intensitas ringan (analgetik), seperti
sakit kepala, sakit sendi, sakit gigi, dll.

Hubungan dengan keluhan pasien

-Akan memperberat kerja hati


-Proses bilirubin terganggu
-Sekresi bilirubin meningkat  BAK gelap (seperti teh)
Rangkuman permasalahan

Demam

Mata
Mual
Kuning

Nyeri Uluh Hati

Metabolisme

Bilirubin
Learning issue / LI

1. Diagnosis banding
2. Diagnosis kerja pada skenario
Diagnosis banding (DD)
Hepatitis
• Suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat
di sebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik
terhadap obat – obatan serta bahan – bahan kimia.

• Klasifikasi :
- Fekal – oral : A & E
- Darah, sex, jarum suntik : B, C & D

• A, C, D, E  RNA
• B  DNA
A  Replikasi : di sitoplasma hepatosit
 Transmisi : bersamaan dengan hepatitis E  fekal – oral
 Masa inkubasi : 15-50 hari (rata-rata 30 hari)

B  Transmisi : darah, sex, suntikan


 > 6 bulan  kronik
 ada 3 tipe virus B : aktif, tidak aktif, carier inaktif

C  Transmisi : darah, sex, suntikan (sama dengan B)


 inkubasi : 15 -160 hari
 Jika berlanjut  ca hati dan sirosis

D  inkubasi : belum di ketahui secara pasti


 Jika terus berlanjut  kelainan hati yang serius

E  Transmisi : fekal – oral


 Replikasi : di sitoplasma hepatosit
• Manifestasi klinis
 Secara keseluruhan gejala, hampir sama  anamnesis
(untuk membedakan klasifikasi penyebab  penunjang
(lab)  tipe di ketaui
 Gejala prodromal

Sakit kepala, mudah lelah, mula, muntah, demam, nyeri otot.

 Gejala ikterik

Memburuk gejala prodromal + dengan kekuningan (kulit / mata).

 Gejala pemulihan

Gejala lain tidak memburuk, K.U  baik


Sirosis hati

penyakit kronik yang ditandai oleh distorsi sususnan hati normal oleh
pita-pita jaringan penyambung dan oleh nodul-nodul sel hati yang
mengalami regenerasi yang tidak berhubungan dengan susunan
normal.

• Fakrisk : hepatitis B, usia, jenis kelamin


• Sirosis : entuk lebih parah dari keadaan gg.
Hepar.

3 klasifikasi .

1.Sirosis portal Laennec
2.Sirosis poscanekrotik
3.Sirosis billier
• Manifestasi klinis

 kelelahan .
 hilang nafsu makan.
 mual-mual.
 badan lemah.
 kehilangan berat badan.
 nyeri lambung .
 air kencing berwarna gelap.
 kadang-kadang hati teraba keras.
 gangguan pencernaan.
Diagnosis kerja / DK
• Hepatitis

• Yang mendekati  tipe A & E


• Cara menyingkirkan tipe B, C, D :
1. Melalui transmisi
2. Melalui onset
3. Melalui kata kunci yang memungkinkan A & E 
Kebiasaan konsumsi nasi puyung  hygine dari
makanan
Patofisiologi
Diagnosis
 Anamnesis : 75% dx di dapat melalui anamnesis 
bedakan penyebab.
 PF : pemeriksaan bimanual  pembesaran hepar ? /
tidak ?, nyeri tekan ?
 PP : tes fungsi hati, serologi, rapid test

Tatalaksana :

-A : jaga personal hygine, K.U di tangani.


-B : Kelompok Imunomodulasi & Kelompok terapi anti viral
-C : Kombinasi pegylated interferon alfa dan ribavirin
Kesimpulan
Menurut hasil diskusi dari kelompok kami ( kelompok 1),
pasien di scenario mengalami keadaan Hepatitis. Hal ini di
dasari dari gejala pasien yang berupa mata kuning, BAK
berwarna gelap (seperti teh), dan pembesaran hepar.
Hepatitis di kelompokan dalam 2 bagian yaitu ; kelompok
dengan penyebaran fekal-ral dan kelompok penyebaran
melalui sexualitas dan jarum suntik. Kami menyimpulkan
bahwa pasien termasuk ke dalam kelompok hepatitis dengan
penyebaran fekal-oral. Hal ini dapat di lihat dari onset dan
juga kebiasaan pasien yang mengkonsumi makanan
kesukaannya yaitu nasi puyung. Penanganan hepatitis yang
adekuat tentunya akan menentukan prognosis pada pasien
yang baik, begitu juga dengan sebaliknya,.
SEKIAN & TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai