Anda di halaman 1dari 7

Soal soal Kegawatan Urologi

Oleh : dr. Pebrian Jauhari Sp.U

Kasus 1

Laki-laki 20 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan BAK keluar darah sejak 3 hari yang lalu.
Tidak ada riwayat jatuh/trauma, BAK keluar batu (+) 1 minggu yang lalu. Nyeri pinggang kanan
(+) menjalar sampai ke buah pelir kanan, dari pemeriksaaan didapatkan massa di flank dextra,
nyeri tekan (+).

1. Kedaruratan Urologi yang ditemukan pada kasus diatas adalah


a. Retensio urin
b. Torsio testes dextra
c. Tumor Ren dextra
d. Hematuria
e. Urosepsis
( D)

2. Bila dibiarkan berlanjut, keluhan di atas bisa berakibat berikut:


a. Anemia
b. Torsio testes dextra
c. Hipertensi
d. Oedem anasarka
e. Syok cardiogenik
(A)

3. Dari Rontgen perut (BOF) dan CT scan abdomen ternyata didapatkan batu di ureter
proksimal dextra sebesar 1,5 cm, tindakan dokter yang tepat adalah :
a. Diberikan injeksi antinyeri+antiperdarahan dan di KIE untuk tindakan operasi segera
b. Pasang kateter urin
c. Pemeriksaan BOF dan scan ulang untuk konfirmasi
d. Konservatif, diharapkan batu bisa keluar spontan.
e. Perbaikan gizi dahulu untuk persiapan operasi
(A)

4. Dalam perkembangannya, pasien ternyata terdapat urosepsis karena batu ureter, yang harus
diperhatikan dan dilakukan adalah
a. Ukur secara cermat tekanan darah
b. Cek Hb rutin
c. Cek tanda SIRS dan pastikan kuman infeksinya dengan kultur darah dan urin.
d. Teknik operasinya
e. Pastikan cairan yang masuk harus sesuai dengan yang keluar.
(C)

5. Pada kasus hematuri non obstruksi/selain batu saluran kemih, kemungkinan juga bisa
disebabkan
a. Kuman Neisseria Gonorrhoe
b. Parasit akibat cacing
c. Kelainan hematologi atau mengkonsumsi obat dan makanan/minuman tertentu
d. Torsio testes
e. Batu infeksi
(C)

Kasus 2

Laki –Laki 60 tahun rujukan dari klinik swasta, karena kecelakaan lalu lintas, naik motor
terlindas ban mobil. Pasien mendapatkan tindakan cepat di UGD RS. Pasien sadar dan
mengeluh perutnya sakit dan BAK tidak keluar. Keluar darah menetes dari kemaluan.

6. Tindakan yang tepat dilakukan dokter UGD di awal (Primary survey) adalah :
a. Pastikan A-B-C (airway, breathing, Circulasi) aman
b. Anamnesa yang teliti termasuk mengetahui MOI (Mechanism of injurynya)
c. Pemeriksaan laboratorium dan penunjang yang lebih canggih seperti Rontgen dan scan
abdomen.
d. Segera pasang kateter urin
e. Pemeriksaan fisik lengkap head to toe
(A)

7. Dari anamnesis, pasien mengaku sedang menahan kencing lama sebelum trauma,
kemungkinan diagnosisnya adalah
a. Trauma penis
b. Trauma ginjal
c. Trauma buli
d. Trauma testes
e. Trauma ureter
(C)

8. Urethrosistografi adalah pemeriksaan penunjang terpenting untuk


a. Trauma penis
b. Trauma ginjal
c. Trauma buli
d. Trauma testes
e. Trauma ureter
(C)

9. Bila dalam evaluasi pasien terdapat tanda-tanda peritonitis post trauma, maka tindakan
yang tepat adalah
a. Eksplorasi dan repair buli
b. Konservatif
c. Observasi ketat
d. Punksi suprapubik
e. Transfusi darah
(A)

10. Bila terlambat penanganan kasus ini, bisa mengakibatkan :


a. Gagal ginjal
b. Hematom scrotum
c. Abses renal
d. Fraktur pelvis
e. Peritonitis generalisata
(E)

11. Kedaruratan urologi non trauma akibat gangguan vaskulerisasi tersebut di bawah ini :
a. Urosepsis
b. Retensio urin karena BPH
c. Disfungsi ereksi
d. Hematuria post fraktur pelvis
e. Priapismus
(E)

11. Hal berikut ini tidak berkaitan dengan urosepsis :


a. SIRS dengan kelainan organ urologi
b. SIRS dengan sumber infeksi yang jelas
c. Terdapat peningkatan suhu tubuh, pernafasan dan lekositosis
d. Peningkatan tekanan darah
e. Bila parah mengakibatkan kelainan organ menyeluruh (Multi organ failure)
(D)
12. Hematuria bisa disebabkan karena :
a. Kelainan hematologi
b. Hipospadia
c. Phimosis
d. Torsio testis
e. Undescensus testes
(A)

13. ISK (Infeksi saluran kemih) bisa disebabkan karena :


a. Trauma tumpul abdomen
b. Obstruksi akibat batu
c. Hipospadia
d. Undescensus testes
e. Tumor ginjal
(B)

14. Gejala Retensio urin bisa dinilai dengan :


a. Anamnesis dan inspeksi+palpasi suprapubik
b. CT scan abdomen
c. Rectal touché
d. Urinalisis
e. Renal function test
(A)

15. Tindakan yang tepat apabila terjadi retensio urin adalah :


a. Dianamnesis dahulu secara lengkap dan detail
b. Pemeriksaan rectal touche
c. Cek laboratorium dan radiologis
d. Pemasangan kateter urin secara gentle apabila tidak ada kontraindikasi
e. Resusitasi cairan
(D)

16. Kontraindikasi pemasangan kateter urin salah satunya adalah :


a. ISK
b. Hematuria
c. Batu buli-buli
d. Bloody discharge akibat trauma pelvis
e. Pasien masih sadar penuh
(D)
17. Berikut bukan merupakan komplikasi dari obstruksi saluran kemih :
a. Sistitis
b. Batu saluran kemih
c. Hidronefrosis
d. Gagal ginjal
e. Inkontinensia urin
(E)

18. Prehn’s test adalah sign dari :


a. Hipospadia
b. Tumor testes
c. Torsio testes
d. Hematuria
e. Ruptur urethra
(C)

19. Berikut merupakan diagnosis banding dari torsio testes :


A. Cryptorchismus
B. Epididimo Orchitis
C. Hernia inguinalis lateralis
D. Hematom perineum
E. Hemoroid externa
(B)

20. Berikut ini adalah definisi dari Priapismus


a. Ereksi penis berkepanjangan tanpa hasrat seksual
b. Ereksi berkurang secara permanen
c. Disfungsi ereksi tanpa disertai nyeri
d. Disfungsi ereksi dengan nyeri ringan
e. Ereksi penis optimal akibat rangsangan.
(A)

21. Leukemia bisa menyebabkan :


a. Retensio urin
b. Urosepsis
c. Priapismus
d. Batu saluran kemih
e. Undescensus testes
(C)
22. Berikut ini tidak berkaitan dengan trauma ginjal :
a. Luka tusuk di daerah flank
b. Trauma tumpul abdomen
c. Bisa menyebabkan hematuria
d. Bisa mengganggu hemodinamik
e. Segera timbul batu saluran kemih
(E)

23. Trauma ginjal bisa diterapi dengan :


a. Konservatif bila hemodinamik stabil
b. Harus selalu dengan pembedahan
c. Eksplorasi ginjal saat tidak ada komplikasi
d. Antivirus
e. Eksplorasi saat hemodinamik stabil
(A)

24. Cedera ureter bisa diakibatkan karena tindakan :


a. Pemasangan kateter
b. Drainase abses skrotum
c. Operasi pengangkatan tumor rahim
d. Trauma urethra
e. Fraktur penis
(C)

25. Apabila dipasang kateter ternyata tidak keluar urin bisa jadi akibat :
a. Kateter terlalu panjang masuk ke vesika urinaria
b. Ada batu di buli-buli
c. Pasien belum relaks
d. Anuria akibat renal failure
e. Urosepsis
(D)

26. Cystografi adalah cara diagnostik yang tepat untuk kasus


a. Trauma Ginjal
b. Trauma ureter
c. Trauma Buli-buli
d. Trauma urethra
e. Trauma penis
(C)
27. Trauma buli-buli sering saat kondisi buli
a. Kosong
b. Ada batu saluran kemih
c. Paralise otot buli
d. Terisi penuh urin
e. Terisi sedikit urin
(D)

28. Tindakan eksplorasi buli dan repair buli, terutama untuk kasus
a. Trauma buli yang retro/ekstraperitoneal
b. Trauma buli minimal (< 2 cm)
c. Trauma buli intraperitoneal
d. Trauma buli dengan urin masih lancer dan jernih
e. Trauma buli dengan hematom
(C)

29. Hal ini berkaitan dengan trauma urethra :


a. Fraktur femur
b. Pemasangan kateter yang tidak benar
c. Operasi section cesaria (SC)
d. Paska operasi open nefrolithotomi (Buka ginjal)
e. Hidronefrosis
(B)

Anda mungkin juga menyukai