Anda di halaman 1dari 11

PBL: MEKANISME PERLINDUNGAN

SALURAN PERNAFASAN.
CBL: INDIKASI, KONTRAINDIKASI,
TUJUAN PEMASANGAN NGT.

Monica Dewi Siregar, 1806203603,


Created by:
KMB
Mekanisme Perlindungan Saluran Pernapasan

Tujuan:
mencegah
terjadinya
kontaminasi.

(Martini & Nath, 2012)


Mekanisme Perlindungan Saluran Pernapasan

 Saat individu bernapas, terdapat patogen di udara yang


ikut terhirup dan dapat merusak permukaan pertukaran
halus pada sistem pernapasan.
 Kerusakan tersebut dicegah dengan serangkaian
mekanisme penyaringan yang akan membentuk sistem
perlindungan pada pernapasan.
 Sel – sel lendir yang terdapat di epitel dan kelenjar lendir
di lamina propria di sepanjang saluran pernapasan akan
menghasilkan lendir lengket dan membasahi permukaan
yang terbuka.
 Silia dalam rongga hidung akan menyapu lendir dan
mikroorganisme yang terperangkap menuju faring.

(Martini & Nath, 2012)


Mekanisme Perlindungan Saluran Pernapasan

 Proses pada faring akan menelen mikroorganisme serta


memapar asam dan enzim yang terdapat di dalam
lambung.
 Terdapat proses lendir eskalator pada bagian saluran
napas bawah.
 Filtrasi yang terjadi pada rongga hidung menghilangkan
hampir semua partikel yang lebih besar dari 10 m dari
udara yang dihirup.
 Setelah terpapar dengan stimulus yang tidak nyaman, laju
produksi lendir pada sinus paranasal dan rongga hidung
akan mengalami peningkatan.

(Martini & Nath, 2012)


Mekanisme Perlindungan Saluran Pernapasan

 Patogen yang berdiameter 1 – 5 m akan lebih banyak


terperangkap dalam lendir yang melapisi bronkiolus
pernapasan atau di dalam cairan yang menutupi
permukaan alveolar.
 Partikel yang ukuran diameternya lebih kecil dari 0,5 m
akan lebih banyak tetap berada di udara.
 Perlindungan saluran pernapasan akan tetap dapat
mengalami kerusakan apabila individu menghirup terlalu
banyak partikel yang dapat ditularkan melalui udara.
 Contoh kerusakan sistem pertahanan pernafasan: iritasi
pada lapisan jalur konduksi yang dapat mengurangi
fungsi paru – paru dan patogen yang bersifat agresif,
penyakit TBC.
(Martini & Nath, 2012)
Mekanisme Perlindungan Saluran Pernapasan
Sel lendir yang terdapat Silia menyapu lendir
di rongga hidung akan
menghasilkan lendir
pada rongga hidung
lengket dan menuju faring

Mikroorganisme
akan tertelan di
faring

Enzim dan asam Lendir larut


yang terdapat di bersama dengan
lambung mulai asam lambung
terpapar (lendir eskalator)

Laju(Martini
produksi& Nath, 2012)
lendir akan
NGT (PIPA NASOGATRIK)
DAN TUJUAN PEMASANGANNYA

Pemasangan NGT merupakan prosedur memasukkan pipa


panjang melalui hidung, esofagus, sampai ke dalam lambung
dengan indikasi tertentu. Pipa panjang tersebut terbuat dari
polyurethane atau sillicone.
Tujuan pemasangan NGT:
- Memberikan nutrisi pada pasien yang tidak sadar dan
pasien yang mengalami kesulitan menelan.
 - Mencegah terjadinya atropi esophagus lambung pada pasien
tidak sadar.
- Untuk melakukan kumbang lambung pada pasien keracunan.
- Untuk mengeluarkan darah pada pasien yang mengalami
muntah darah atau pendarahan pada lambung

(Thomsen, Shaffer & Setnik, 2006)


INDIKASI PEMASANGAN NGT
 Dekompresi isi lambung: mengeluarkan cairan lambung
kepada pasien ileus obstruktif atau ileus paralitik peritonitis
dan parankreatitis akut dan pendarahan saluran cerna pada
bagian atas untuk mengeluarkan cairan pada lambung.
 Memasukkan makanan atau cairan: pasien tidak dapat
menelan makanan atau cairan yang disebabkan oleh
penyebab tertentu, lavage lambung pada kasus keracunan.
 Diagnostik: membantu diagnosis dengan menganalisis
cairan isi pada lambung.
(Salford Royal NHS Foundation, 2012)
KONTRAINDIKASI PEMASANGAN NGT

 Pasien yang mempunyai tumor esofagus


 Pasien yang memiliki riwayat struktur esofagus dan varises
esofagus
 Pasien dengan fraktur basis cranii fossa anterior atau
maxillofacial injury. Pemasangan NGT dilakukan melalui
hidung berpotensi untuk misplacement NGT melalui fossa
cribiformis akan menyebabkan penetrasi ke intrakranial.

(Salford Royal NHS Foundation, 2012)


INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI
PEMASANGAN NGT
Indikasi: Kontraindikasi:
Dekompresi  Adanya trauma wajah yang
gastrointernal parah, karena kemungkinan
 Administrasi agen oral memasukkan tabung
Pendarahan intracranially.
gastrointestinal Pasien dengan intubasi
 Pasien yang tidak sadar nasogatrik.
Pasien yang muntah
darah
(Thomsen, Shaffer & Setnik, 2006)
Daftar Pustaka

 Martini, Nath. (2012). Fundamentals of Anatomy &


Physiology 9th ed. Columbus; Benjamin Cummings.
 Salford Royal NHS Foundation. (2011). Nasogatric Feeding
Tube Placement and Management Resource Manual.
Retrieved from:
https://www.srft.nhs.uk/EasysiteWeb/getresource.axd?AssetI
D=32661&type=full&servicetype=Inline
 Thomsen DW., Shaffer RW., Setnik GS. (2006). The new
England journal of
Medicine: Nasogastric Intubation.  Retrieved from: http://
www.uphs.upenn.edu/surgery/education/medical_students/ski
lls/ngt_handout.pdf
4

Anda mungkin juga menyukai