Anda di halaman 1dari 12

TINJAUAN BAHAN AKTIF

Paracetamol (C8H9NO2)
• Sinonim
o N-Acethyl-paminophenol
o 4-Hydroxyacetanilida
o N-(4-Hydroxyphenyl)acetamide
[Martindale 36th hlm.108]
• Kemurnian
o Mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0% C8H9NO2,
dihitung terhadap zat anhidrat.
[FI V hlm. 985]
Karakteristik Fisika
Pemerian: Berat Molekul: Stabilitas:
151,16 [FI V hlm.  Parasetamol murni stabil pada suhu
Serbuk hablur,
984] sampai 45°C pada keadaan kering.
putih; tidak
 Parasetamol relatif stabil terhadap
berbau ; rasa
oksidasi
sedikit pahit. Jarak lebur:  Parasetamol menyerap lembap udara
[FI V hlm. 985] 168 – 172 °C [FI V dengan jumlah yang tidak signifikan
hlm. pada suhu 25°C pada kelembapan
984] relatif 90 °C. [The Pharmaceutical
Codex 12Ed., Hlm. 989]
Karakteristik Kimia
 Sangat stabil dalam larutan pH efektivitas = 5,3 – 6,5
air. [The Pharmaceutical Codex 12 th Ed., Hlm. 988]
 pH stabilitas = 2 – 9 t1/2 dalam larutan buffer
 Hidrolisis minimal pada pH • pH 2 = 0,73
5-7 pada suhu 25° C. • pH 5 = 19,8
[The Pharmaceutical Codex 12 • pH 6 = 21,8
th Ed., Hlm. 989] • pH 9 = 2,28
[The Pharmaceutical Codex 12 th Ed., Hlm. 989]
Hasil hidrolisis Parasetamol adalah p-
aminofenol dan asam asetat.
[The Pharmaceutical Codex 12 th Ed., Hlm. 989]
Khasiat
Parasetamol
• Sebagai analgesik dan
antipiretik serta memiliki
efek antiinflamasi yang
lemah.
[Martindale 36 th hlm.110]
Farmakokinetik

Parasetamol mudah
Parasetamol akan Parasetamol
diserap oleh saluran
didistribusikan ke dimetabolisme terutama di
cerna dan mencapai
sebagian besar hati dan diekskresikan
konsentrasi puncak dalam
jaringantubuh. dalam urin.
darah sekitar 10-60 menit

Waktu paruh Parasetamol


dalam darah antara 1-3
jam. Dalam plasma, 25%
Parasetamol terikat
Martindale 36 th hlm. 110 protein plasma
Farmakologi & Terapi UI Edisi 5 Hlm. 214
Efek Farmakologi
Suhu badan diatur oleh Pada keadaan
keseimbangan antara demam keseimbangan ini
produksi dan hilangnya terganggu, tetapi dapat
panas. Alat pengatur suhu dikembalikan ke keadaan
tubuh berada di normal dengan
hipotalamus Parasetamol
Parasetamol
merupakan inhibitor
COX 1 dan COX 2
yang lemah dan efek Peningkatan awal suhu Parasetamol merupakan
anti inflamasinya tubuh diakibatkan metabolit fenasetin yang
lemah pelepasan suatu zat memiliki efek antipiretik
pyrogen endogen atau yang dapat menurunkan
seperti interleukin 1 yang suhu tubuh dengan
memicu pelepasan PG menekan efek zat pirogen
yang berlebihan di endogen dengan
hipotalamus menghambat sintesis PG.
Farmakologi & Terapi UI
Edisi 5 Hlm. 209
Efek Samping
• Efek samping ringan biasanya jarang terjadi sesekali muncul ruam
kulit dan reaksi hipersensitif lainnya. Overdosis akibat Parasetamol
mengakibatkan kerusakan hati yang parah dan adakalanya nekrosis
tubular ginjal akut.

Martindale 36 th hlm.108
Toksisitas
• Penyalahgunaan asetaminofen dapat menimbulkan keracunan hingga
kematian.
• Toksisitas kronis biasanya dihubungkan dengan terjadinya anemia,
kerusakan ginjal dan gangguan pencernaan.
• Toksisitas terjadi akibat pengonsumsian dosis toksik yaitu
pengulangan konsumsi asetaminofen dalam dosis besar (7,5 -10 g
/hari untuk 1-2 hari).
• Nekrosis hati dapat timbul terutama pada individu yang waktu paruh
asetaminofen dalam darah melewati 4 jam

AHFS Drug Information 202 hlm. 2101 & 2103


Bahan Aktif dan
Bentuk Sediaan
Terpilih
Alasan Pemilihan Parasetamol
• Parasetamol mempunyai sedikit efek samping dibandingkan analgesic lainnya.
• Parasetamol adalah salah satu obat yang mempunyai terapi nyeri ringan
sampai sedang. Obat ini merupakan penghambat COX-1 dan COX-2 yang
lemah pada jaringan perifer dan tidak memiliki efek antiinflamasi (Farmakologi
Dasar & Klinik, Katzung, hlm. 608).
• Dosis terapeutik asetaminofen / parasetamol tungal atau berulang tidak
mempunyai efek pada sistem kardiovaskular dan respiratori, pada platelet,
atau koagulasi.
• Tidak terjadi perubahan asam-basa dan efek urikosurik, juga tidak
menyebabkan iritasi lambung, erosi, atau pendarahanyang dapat terjadi
setelah pemberian salisilat (Manual Farmakologi dan Terapi hlm. 414).
Alasan Pemilihan
Sediaan Drop
• Sediaan ditujukan untuk bayi dan bayi usia 1-12 bulan.
Sehingga akan lebih efektif dan mudah jika diberikan dalam
bentuk drop daripada sirup dan tablet, serta dosis yang
diperlukan juga sangat kecil maka akan lebih mudah apabila
dibuat dalam sediaan drop
• Memberikan kemudahan dalam menyesuaikan dosis
dengan menggunakan pipet tetes.
• Drop dapat diberikan dengan cara dicampurkan pada
makanan dan minuman, dengan syarat makanan dan
minuman harus habis dalam sekali konsumsi agar dosis
yang diberikan sesuai dan akurat.

Anda mungkin juga menyukai