Etiologi
Kelainan Lokal
Trauma
Infeksi lokal
Benda asing
Tumor (angiofibroma)
Kelainan Sistemik
Penyakit kardiovaskular (hipertensi)
Kelainan darah (trombositopenia, hemofilia)
Infeksi sistemik (Demam berdarah)
Perubahan tekanan atmosfer (cuaca sangat
herediter)
Patogenesis
Sumber perdarahan
Epistaksis
Posterior
- a. etmoidalis
posterior/a.
Epistaksis
sfenopalatina
Anterior
- lebih hebat,
- Plesus
jarang berhenti
Kiesselbach
sendiri
- Ringan
Tatalaksana
Prinsip Utama:
Perbaiki keadaan umum
Perdarahan anterior
Penekanan hidung 10-15 menit biasanya
berhasil. Bila sumber terlihat di kaustik
dengan larutan Nitras argenti (AgNO3) 25-
30% kemudian diberi krim antibiotik (gel
metronidazole). Bila belum berhasil dipasang
tampon yang telah diberi salep antibiotik
selama 2x24 jam.
Perdarahan posterior
Dipasang tampon Belloc (terbuat dari kasa
padat dibentuk kubus atau bulat dengan
diameter 3 cm, pada tampon terikat 3 utas
benang, 2 di satu sisi dan 1 di sisi yang
berlawanan.
Cari faktor penyebab
Pemeriksaan lebih lanjut perlu dilakukan
mukosa
Pembesaran ruang interseluler
Penebalan membran basal
Infiltrasi sel-sel eosinofil pada mukosa dan
submukosa hidung
Persisten: proliferasi jaringan ikat, hiperplasia
mukosa (irreversibel)
Macam-macam allergen
Inhalan
Ingestan
Injektan
Kontaktan
Klasifikasi (berdasar WHO ARIA,
2007)
Berdasar sifat berlangsungnya:
Intermitten (kadang-kadang) : bila gejala <4
minggu
Generasi 2:
Cetirizine 1x10 mg/hari
Loratadine 1x10 mg/hari
Topikal (intranasal)
Azelastine nasal spray (137 mcg per spray)
Antikolinergik topikal
Ipratropium bromida 3-4 x 0,4-2 ml/hari
(3-4 x 2 semprot)
Operatif
Konkotomi parsial (pemotongan sebagian
konka inferior)
Konkoplasti
Komplikasi
Polip hidung
Otitis media
Sinusitis paranasal
RINITIS VASOMOTOR
Definisi
Keadaan idiopatik yan didiagnosis tanpa
adanya infeksi, alergi, eosinofilia, perubahan
hormonal (kehamilan), dan pajanan obat
(kontrasepsi oral, b-bloker, obat topikal
dekongestan).
Pemeriksaan Penunjang
Lab untuk menyingkirkan rinitis alergi. Kadang
ditemukan eosinofil pada sekret hidung tapi
sedikit. IgE spesifik tidak meningkat.
Penatalaksanaan
Terapi Non-Medikamentosa:
Hindari stimulus atau faktor pencetus
Terapi Medikamentosa
Non-Operatif
Dekongestan oral Ephedrine 3-4x50 mg,
Operatif
Bedah beku
Elektrokauter
Konkotomi parsial konka inferior
sferopalatina
Sinusitis
Definisi
Inflamasi sinus paranasal.
Bila mengenai beberapa sinus disebut
kebiasaan merokok)
Patofisiologi
Klasifikasi
Secara klinis sinusitis dibagi atas :
1) Sinusitis akut, < 4 minggu.
2) Sinusitis subakut, 4 minggu – 3 bulan.
3) Sinusitis Kronis, > 3 bulan.
Diagnosis
Diagnosis memerlukan dua kriteria mayor
atau satu kriteria mayor dengan dua kriteria
minor pada pasien dengan gejala lebih dari 7
hari.
Pemeriksaan Fisik
Rinoskopi anterior: pus dari meatus
Kultur
Karena pengobatan harus dilakukan dengan mengarah
kepada mikroorganisme penyebab
maka kultur dianjurkan.
Bahan kultur dapat diambil dari meatus medius, meatus
superior, atau aspirasi sinus.
Berikan golongan penisilin selama 10-
14 hari meskipun gejala klinik sinusitis akut telah
hilang. Amoksisilin 3x500 mg/hari
Indikasinya adalah apabila terapi diatas gagal
dan ostium sinus
sedemikian edematosa sehingga terbentuk ab
ses sejati.
Irigasi antrum maksilaris dilakukan dengan
mengalirkan larutan salin hangat melalui
fossa incisivus ke dalam antrum maksilaris.
Cairan ini kemudian akan mendorong pus
untuk keluar melalui ostium normal.
Indikasi:
Sinusitis kronik yang tidak membaik dengan
pengobatan
Disertai kista atau polip ekstensif
Komplikasi sinusitis
Sinusitis Jamur